• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan penyelesaian ekonomi wilayag

N/A
N/A
Ika Silvi Andini

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis dan penyelesaian ekonomi wilayag"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia, kemudahan, kelembutan dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tugas yang berjudul “Analisis Perekonomian dan Solusi Bidang Studi Kasus: Analisis Peran Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian” Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah (Tabel Analisis Input dan Output Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013)” tanpa kendala. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung selama proses penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat dapat terselesaikan secara maksimal.Penulis berharap semoga makalah ini dapat membantu dalam kegiatan pengajaran pada mata kuliah Ekonomi Daerah serta menjadi acuan bagi para perencana dalam melaksanakan kegiatan perencanaan serta dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

IDENTIFIKASI PERSOALAN EKONOMI WILAYAH

GAMBARAN UMUM PERSOALAN EKONOMI WILAYAH

EKONOMI L AYA H 3 Selain itu, tabel di bawah ini menunjukkan bahwa kontribusi PDB sektor industri pengolahan di Indonesia pada tahun 2009 hingga 2013 menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat dan merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya di Indonesia. Pertumbuhan sektor industri pengolahan di Provinsi Jawa Tengah mempunyai peranan yang cukup dominan dalam meningkatkan kinerja perekonomian provinsi-provinsi di Wilayah Jawa-Bali dengan laju pertumbuhan sebesar 12,32% yang dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Berdasarkan data total PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 menunjukkan bahwa kontribusi sektor industri pengolahan merupakan yang terbesar dibandingkan sektor lainnya.

Jika dilihat lebih jauh dari sektor basis, pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, penyediaan akomodasi serta makanan dan minuman merupakan sektor yang dapat diperdagangkan antar daerah dengan nilai LQ > 1 dengan nilai LQ > 1. Nilai LQ terbesar bagi industri pengolahan secara konsisten dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 2. Beberapa indikator diatas menunjukkan pentingnya mengembangkan sektor industri pengolahan di Jawa Tengah, hal ini dikarenakan sektor ini mempunyai potensi untuk meningkatkan pendapatan, mendorong sektor lainnya. dan menciptakan lapangan kerja. Namun berdasarkan isu strategis daerah, permasalahan pembangunan di Provinsi Jawa Tengah adalah tingginya ketergantungan terhadap industri pengolahan, sedangkan keterkaitan antar subsektor industri pengolahan tersebut belum diketahui.

Berdasarkan perbedaan klasifikasi sektor pada tabel input output regional Jawa Tengah tahun 2004, Nasional tahun 2005 dan Regional Jawa Tengah tahun 2013, berikut subsektor industri pengolahannya dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan fakta yang telah dijelaskan di atas, penulis bermaksud untuk mengetahui hubungan antar subsektor industri pengolahan dengan menggunakan analisis input-output.

Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB), Distribusi dan Pertumbuhan PDB Indonesia  Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013 (Milyar
Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB), Distribusi dan Pertumbuhan PDB Indonesia Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013 (Milyar

REVIEW LITERATUR

Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

  • Definisi Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
  • Manfaat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Model Analisis Input-Output

  • Definisi Model Input-Output
  • Manfaat Model Input-Output
  • Asumsi Dasar dalam Analisa Input-Output
  • Analisa dalam Model Input-Output
  • Tabel Dasar Input - Output
  • Analisa Keterkaitan Sektoral

Asumsi proporsionalitas yang mensyaratkan bahwa hubungan antara output dan input dalam proses produksi adalah fungsi linier, yaitu setiap jenis input yang diserap oleh suatu sektor tertentu bertambah atau berkurang secara proporsional (berbanding lurus) dengan kenaikan atau penurunan sektor tersebut. keluaran keluaran. Dengan asumsi tersebut, model analisis I-O mempunyai keterbatasan, antara lain: karena rasio input-output konstan sepanjang periode analisis, produsen tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan input atau mengubah proses pengurangan. Merupakan tabel transaksi yang menggambarkan transaksi barang dan jasa berdasarkan harga pembeli, karena seluruh nilai transaksi antar sektor dinyatakan berdasarkan harga pembeli, yang meliputi margin perdagangan dan biaya transportasi.

Tabel ini berbanding terbalik dengan tabel transaksi harga pembeli karena tidak dipengaruhi oleh margin perdagangan dan biaya transportasi. Kegunaan tabel ini adalah untuk melihat hubungan langsung antara sektor-sektor penghasil output di suatu daerah dengan sektor-sektor yang mengkonsumsinya, tanpa terpengaruh oleh output impor/ekstra daerah. Jika angka dari sel pada tarikan antara, misalnya x12, terlihat pada baris, maka gambar tersebut menunjukkan jumlah produksi di sektor 1 yang dialokasikan untuk memenuhi permintaan antara di sektor 2.

Jika dilihat pada kolomnya, x12 menunjukkan banyaknya input yang digunakan oleh sektor 2 yang berasal dari sektor 1. Setelah itu langkah selanjutnya mencari matriks koefisien yang merupakan perbandingan antara jumlah output sektor yang saya gunakan sektor j (Xij) dengan total input sektor j (Xj). Koefisien ini dapat diterjemahkan sebagai banyaknya input dari sektor i yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output dari sektor j.

Dari persamaan di atas terlihat bahwa output mempunyai hubungan fungsional terhadap permintaan akhir, dengan � − −1 sebagai koefisien arah dan menjadi kerangka dasar dalam berbagai pengembangan analisis model input-output. Analisis input-output dapat digunakan untuk mengukur keterkaitan atau tingkat saling ketergantungan antar sektor dalam perekonomian. Keterkaitan ke depan merupakan alat analisis untuk mengetahui derajat keterkaitan suatu sektor yang menghasilkan output, yang dijadikan input oleh sektor lain.

Sebagai ilustrasi, jika output sektor i meningkat, maka jumlah output sektor tersebut yang diberikan kepada sektor lain (sebagai input) juga akan meningkat. Jika terjadi peningkatan output pada sektor i, maka sebaran output tersebut ditunjukkan langsung oleh baris i pada matriks teknologi A. Dalam hal ini, jika terjadi peningkatan output pada sektor i, maka akan terjadi peningkatan output pada sektor i. peningkatan penggunaan input produksi pada sektor yang ditunjukkan oleh matriks teknologi pada kolom A.

Tabel 5. Tabel Input-output untuk Sistem Perekonomian dengan Tiga Sektor Produksi
Tabel 5. Tabel Input-output untuk Sistem Perekonomian dengan Tiga Sektor Produksi

Konsep Aglomerasi Industri

ANALISIS PERSOALAN EKONOMI WILAYAH

Analisis Keterkaitan Antar Sektor (Bacward Forward Linkage)

  • Backward Linkage
  • Forward Linkage

Analisis keterkaitan ke belakang disebut juga gaya tarik menarik, hal ini dikarenakan perubahan yang terjadi pada suatu sektor mengakibatkan sektor yang memberikan masukan pada sektor tersebut ikut berubah sehingga dampak yang terjadi disebut gaya tarik menarik. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan distribusi sektor-sektor tersebut lebih besar dibandingkan rata-rata kekuatan distribusi seluruh sektor industri di Jawa Tengah. Sedangkan sektor-sektor industri lainnya di atas mempunyai daya sebar < 1 yang berarti daya sebar sektor-sektor industri tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata daya sebar seluruh sektor ekonomi di Jawa Tengah.

Artinya sektor industri yang mempunyai spread power index > 1 mempunyai pengaruh yang cukup kuat untuk menarik sektor-sektor dibelakangnya (sektor hulu). Analisis keterkaitan masa depan menunjukkan adanya keterkaitan antara pertumbuhan sektor hilir akibat meningkatnya input yang diberikan oleh sektor hulu. Jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada seluruh sektor hulu, maka sektor hilir akan merespon yang disebut dengan derajat sensitivitas, karena mendorong sektor hilir untuk berkembang akibat berkembangnya sektor hulu.

Hal ini menunjukkan bahwa ketigabelas sektor industri di atas mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata sensitivitas seluruh sektor ekonomi di Jawa Tengah, yang berarti ketigabelas sektor industri di atas cukup kuat untuk mendorong sektor hulunya berkembang.

KONSEP PENANGANAN EKONOMI WILAYAH

EKONOMI W I L AYA H 22 Setelah mengetahui subsektor mana yang merupakan sektor unggulan, sektor potensial, sektor berkembang, dan sektor tertinggal, maka proses selanjutnya yang dilakukan adalah dengan membagi masing-masing subsektor ke dalam satu wilayah aglomerasi, dengan ketentuan masing-masing subsektor tersebut berkaitan. Dalam satu kawasan aglomerasi industri dilibatkannya satu subsektor unggulan, sehingga subsektor lain yang bukan sektor unggulan dapat berkembang dan menjadi sektor unggulan. Penggambaran keterkaitan antar subsektor industri pengolahan dilakukan dengan bantuan pohon industri seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

LESSON LEARNED

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Sektor  Pertanian dan Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013
Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB), Distribusi dan Pertumbuhan PDB Indonesia  Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013 (Milyar
Tabel 3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usahan Tahun 2014
Tabel 5. Tabel Input-output untuk Sistem Perekonomian dengan Tiga Sektor Produksi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kota Tangerang yang paling maju dalam kegiatan sektor Industri Pengolahan Non Migas dibandingkan dengan daerah lainnya.. Kegiatan sektor Industri Pengolahan ini

Sektor industri pengolahan; sektor pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor-sektor unggulan

Sektor-sektor ekonomi lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banjarnegara, yaitu sektor industri pengolahan;

Dari hasil analisis DLQ di Kabupaten Jember menunjukkan sektor pertanian, sektor industri pengolahan sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta sektor

Berdasarkan hasil analisis DLQ, sektor yang merupakan sektor basis adalah Sektor Industri Pengolahan, Sektor Bangunan, serta Sektor Jasa-Jasa.. Sektor Pertanian

Penelitian ini menitikberatkan pada peran sektor industri pengolahan dalam perekonomian provinsi Jawa Timur berdasarkan keterkaitan sektor industri pengolahan

Sektor yang merupakan non basis antara lain sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor industri pengolahan; sektor pengadaan listrik dan gas; sektor pengadaan

sub sektor hilir dan diharapkan produksi dari luar Provinsi Banten dapat berkontribusi untuk pergerakan awal sub sektor industri hilir, karena dengan adanya aktifitas