• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PADA PERIODE 2016-2020 DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PADA PERIODE 2016-2020 DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah

Disusun Oleh : Muhammad Arasy Mi’raj

NIM : E20151102

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

JUNI 2022

(2)

ii

DI INDONESIA PADA PERIODE 2016-2020 D

ENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah

Oleh :

Muhammad Arasy Mi’raj Nim : E20151102

Disetujui Pembimbing

Dr. Hj. Nurul Setianingrum, S.E., M.M.

NIP. 196905231998032001

(3)

iii

DI INDONESIA PADA PERIODE 2016-2020

DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam

Program Studi Perbankan Syariah Hari : Kamis

Tanggal : 30 Juni 2022 Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dr. Nikmatul Masruroh, S.H.I., M.E.I Nadia Azalia Putri, S.E., M.M NIP : 198209222009012005 NIP : 199403042019032019 Anggota :

1. Dr. H. Roni Subhan, S. Pd., M.pd (………..) 2. Dr. Hj. Nurul Setianingrum, S.E., M.M (………..)

Menyetujui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si.

NIP. 196808072000031001

(4)

iv

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam melakukan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sebenarnya Allah sangat berat siksaan-Nya”. (QS. Al-Maidah :2)1

ُهَّمُأ ُلُجَّرلا َحركْنَ ي ْنَأ اَهُرَسْيَأ اًبوُح َنوُعْ بَس اَبِّرلا

‘’Riba itu ada tujuh puluh dosa. Yang paling ringan adalah seperti seseorang menzina ibu kandungnya sendiri.” (HR. Ibnu Majah, No. 2274)2

1 Ummi Foundation, “Al-Qur’an dan Terjemahan” . (Surakarta : 2009), 106.

2 Sunan Ibnu Majah, Kitab : Darul Ma’rifah, Cetakan Ketiga 1420 H (Beirut : 2000), 72.

(5)

v bangga saya persembahkan Skripsi ini untuk :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Tetta (Muhaimin) dan Ibu (Sukmawati) yang telah menyayangi saya sepenuh hati, mendoakan saya tanpa henti sejak saya lahir sampai seperti sekarang ini sehingga saya bisa menempuh pendidikan di kampus Institut Agama Islam Negeri Jember yang Alhamdulillah sekarang sudah berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq dan tentunya bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga tetta dan ibu berdua senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah SWT supaya saya bisa terus membanggakan dan membahagiakan tetta dan ibu nanti *Aamiin Allahumma Aamiin.

2. Kakek saya tercinta H. Muh. Saleh Thalib yang senantiasa mendoakan saya dan memberikan dukungan morilnya.

3. Saya juga persembahkan ini kepada Om (Mappalawa) dan tante (Sussy Damayanti), yang telah memberikan kesempatan saya untuk tinggal bersama di rumahnya sejak saya menginjakkan kaki di Kota Jember dan juga sudah menjadi orang tua kedua saya selama saya di sini.

4. Adik saya Nurul Qadri Mufti yang senantiasa mendukung dan memberi saya semangat.

5. Seluruh keluarga besar saya di Bulukumba dan Bantaeng;

(6)

vi

8. Dan juga sahabat-sahabat saya kelas Perbankan Syariah 3 angkatan 2015.

Terima kasih banyak semuanya…

(7)

vii

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, Skripsi yang berjudul “Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Pada Periode 2016-2020 Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) Pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dan juga selaku Dosen Penasihat Akademik saya;

2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam;

3. Dr. Hj. Nurul Setianingrum, S.E., M.M. selaku Koordinator Program Studi Perbankan Syariah dan juga dosen pembimbing skripsi saya;

4. Hj. Mariyah Ulfa, M.E.I. selaku Dosen Penasihat Akademik saya;

5. Segenap Dosen dan Karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan bekal ilmu dan jasanya;

(8)

viii

pihak yang terlah membantu dengan ikhlas sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat keterbatasan dan kekurangan, oleh karena itu semua kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan wawasan bagi pembacanya.

Jember, Juni 2022 Penulis

Muhammad Arasy Mi’raj E20151102

(9)

ix

Perbankan di Indonesia mengalami perkembangan begitu cepat. Terhitung sejak awal keberadaanya di Indonesia pada tahun 1828, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat sampai Desember 2019 terdapat 110 bank umum yang beroperasi di Indonesia (financialbisnis.com). Sejarah bank di Indonesia memperlihatkan bahwa bank konvensional jauh lebih awal ada dibandingkan dengan bank syariah yang baru ada ditahun 1992.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode 2016-2020? dan bagaimana target perbaikan perusahaan yang tidak efisien untuk menjadi efisien?.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada periode 2016-2020 dan juga untuk mengetahui bagaimana target perbaikan perusahaan yang tidak efisien untuk menjadi efisien.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan software Data Envelopment Analysis Programme (DEAP) 2.1 Version. Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah teknik aplikasi program linier yang mengukur efisiensi relative dari setiap unit produksi dibandingkan dengan unit produksi lainnya yang memiliki tujuan yang sama. Populasinya yaitu perusahaan Bank Umum Syariah di Indonesia dan sampelnya Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Mandiri Syariah.

Adapun definisi operasional, outputnya pembiayaan dan pendapatan operasional.

Serta inputnya yaitu aset, biaya tenaga kerja dan biaya operasional.

Berdasarkan hasil pengukuran efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode 2016-2020, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2016-2020 sudah efisien. Dan juga target perbaikan perusahaan yang tidak efisien untuk menjadi efisien yaitu dengan cara sumber daya input perusahaan harus dikurangi dengan menyesuaikan target. Dan untuk outputnya sendiri juga harus ditambah agar sesuai target.

Kata Kunci : Bank Umum Syariah, Data Envelopment Analysis dan Efisien

(10)

x

Banking in Indonesia has developed so fast. Since the beginning of its existence in Indonesia in 1828, the Deposit Insurance Corporation (LPS) noted that until December 2019 there were 110 commercial banks operating in Indonesia (financialbisnis.com). The history of banks in Indonesia shows that conventional banks existed much earlier than Islamic banks which only existed in 1992.

The formulation of the problem in this study is how is the efficiency level of Islamic Commercial Banks in Indonesia in the 2016-2020 period? and what is the target for improving inefficient companies to become efficient?

This study aims to find out how the level of efficiency of Islamic Commercial Banks (BUS) in Indonesia in the 2016-2020 period and also to find out how to target inefficient companies to become efficient.

This study uses quantitative methods with data analysis techniques used is the Data Envelopment Analysis Program (DEAP) 2.1 Version software. Data Envelopment Analysis (DEA) is a linear programming application technique that measures the relative efficiency of each production unit compared to other production units that have the same goal. The population is Islamic commercial bank companies in Indonesia and the samples are BRI Syariah Bank, BNI Syariah Bank and Mandiri Syariah Bank. As for the operational definition, the output is financing and operating income. And the inputs are assets, labor costs and operational costs.

Based on the results of efficiency measurements at Islamic Commercial Banks in Indonesia in the 2016-2020 period, it can be concluded that in general the efficiency level of Islamic Commercial Banks in Indonesia during the 2016- 2020 period is efficient. And also the target of improving inefficient companies to become efficient, namely by reducing the company's input resources by adjusting the target. And for the output itself must also be added to fit the target.

Keywords: Islamic Commercial Banks, Data Envelopment Analysis and Efficient

(11)

xi

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional... 7

1. Variabel Input... 7

2. Variabel Output ... 7

(12)

xii

A. Kajian Teori ... 15

1. Efisiensi……… 15

2. Pengukuran Efisiensi……… 16

3. Data Envelopment Analysis (DEA) ... 17

4. Model Data Envelopment Analysis (DEA)……….. 18

5. Pengertian Bank Umum Syariah……….. 20

6. Hipotesis ……….. 22

7. Metode Penelitian………. 23

BAB III. PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 26

A. Gambaran Objek Penelitian ... 26

1. Bank BRI Syariah ... 26

2. Bank BNI Syariah ... 29

3. Bank Syariah Mandiri ... 31

B. Deskriptif Statistik ... 33

C. Hasil Analisis Data ... 35

1. Hasil Perhitungan Efisiensi ... 35

2. Penetapan Target ... 40

D. Pembahasan ... 41

1. Hasil Perhitungan Efisiensi………. 41

2. Hasil Penetapan Target ………... 56

(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 58 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

xiv

1.2 Mapping Penelitian Terhdahulu ... 12

2.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 34

2.2 Hasil perhitungan efisiensi tahun 2016... 37

2.3 Hasil perhitungan efisiensi tahun 2017... 37

2.4 Hasil perhitungan efisiensi tahun 2018... 38

2.5 Hasil perhitungan efisiensi tahun 2019 ... 39

2.6 Hasil perhitungan efisiensi tahun 2020... 39

2.7 Penetapan Target Perbaikan DMU tahun 2018 ... 40

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan di Indonesia mengalami perkembangan begitu cepat.

Terhitung sejak awal keberadaanya di Indonesia pada tahun 1828, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat sampai Desember 2019 terdapat 110 bank umum yang beroperasi di Indonesia (financialbisnis.com). Sejarah bank di Indonesia memperlihatkan bahwa bank konvensional jauh lebih awal ada dibandingkan dengan bank syariah yang baru ada ditahun 1992. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terdapat 14 bank umum syariah yang beroperasi di Indonesia.

Kehadiran perbankan syariah di Indonesia yang telah beroperasi selama 24 tahun sejak tahun 1992, terbukti memberikan warna dan variasi bagi perkembangan industry perbankan. Perkembangan dan pertumbuhan industri perbankan dalam sektor keuangan lebih dipacu oleh pertumbuhan bank-bank sejak deregulasi pada sektor keuangan Oktober 19883

Banyak bank yang beroperasi di Indonesia menawarkan berbagai produk dan layanan membuat masing-masing bank memberikan kinerjanya yang terbaik. Pengukuran kinerja bank digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk investor, klien, investor asing, dan Bank Indonesia

3 Sri Norfitiriani. “Analisis Efisiensi dan Produktivitas Bank Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Spin Off”, (FEB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2016). Hal :135.

1

(16)

untuk menilai kinerja bank dalam pengelolaan bisnis. Salah satu aspek terpenting dalam mengukur kinerja bank adalah efisiensi. Anda dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya proses produksi dan meningkatkan keuntungan. Efisiensi yang dicapai dari mencerminkan kinerja yang baik.4

Kondisi keuangan bank merupakan kepentingan banyak pihak, seperti pihak bank, pengguna dan otoritas komunitas layanan perbankan selaku pengawas bank. Salah satu aspek penting untuk melihat kemampuan bank dalam menghadapi persaingan industri adalah efisiensi. Tingkat efisiensi yang lebih tinggi berarti bank berkinerja lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan.

Efisiensi adalah untuk menghindari pemborosan. Salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja perusahaan adalah efisiensi. Analisis efisiensi dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Secara sederhana, tujuan efisiensi adalah menghindari pemborosan. Untuk menilai kinerja industri perbankan, dengan cara pengukuran efisiensi bisa menentukan daya saing industri perbankan.

Salah satu aspek terpenting dalam mengukur kinerja perusahaan yaitu efisiensi. Analisis efisiensi dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Secara sederhana, tujuan efisiensi adalah menghindari pemborosan. Untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan menentukan daya saing, maka kita perlu mengukur efisiensi.

4 Monica Sari, “Studi Komparatif Analisis Efisiensi Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Antara metode DEA dan SFA” (Lampung : FEBI UIN Raden Intan Lampung, 2020), 49.

(17)

Terdapat dua metode untuk mengukur tingkat efisiensi yaitu melalui pendekatan parametrik dan non parametrik. Pendekatan parametrik meliputi Distribution Free Approach (DFA), Stochastic Frontier Approach (SFA), dan Thick Frontier Approach (TFA), sedangkan pendekatan non parametrik meliputi pendekatan Free Disposal Hull (FDH) dan Data Envelopment Analysis (DEA). Dari beberapa metode di atas, metode DEA merupakan yang paling baik untuk digunakan karena DEA dapat mengukur efisiensi dengan beberapa input dan output, kita tidak perlu mengetahui hubungan antara input dan output, tetapi dapat menggunakannya dengan unit data input dan output yang berbeda, serta hal yang diperbandingkan dapat terlihat secara langsung dari output olahan.5

Data rasio keuangan menunjukkan bahwa rasio BOPO bank umum syariah mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir sejak 2015-2019 sebagai berikut:

Tabel 1.1

2015 2016 2017 2018 2019 BUS 83,41 82,85 74,15 75,38 78,01

Sumber : www.ojk.go.id

Rasio beban operasional terhadap laba operasional (BOPO) yang fluktuatif menunjukkan bahwa efisiensi operasional bank umum syariah belum konsisten. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan bank meningkatkan efisiensinya untuk mencapai

5 Dania Maharani S, M. W. A. P. Effendi, “Analisis Efisiensi Produk dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada UD Sabar Jaya Malang)”. (Malang: Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya Malang, 2014).

(18)

operasinya sendiri, sehingga selanjutnya manajemen dapat mengambil keputusan yang benar terkait dengan efisiensi pada bank.

Penelitian lain menunjukkan hasil yang berbeda, Sari melakukan penelitian terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada periode 2014-2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 2 bank syariah berada dalam kondisi efisien. Artinya masih banyak bank syariah yang belum efisien6. Hartomo dalam penelitiannya mengatakan bahwa Bank Umum Syariah di Indonesia dalam kondisi efisien7

Dari beberapa hasil penelitian terdahulu, terlihat bahwa masih terdapat hasil yang tidak sejalan berkaitan dengan pengukuran efisiensi bank syariah di Indonesia, sehingga masih terdapat gap yang menarik untuk ditelaah ulang menggunakan data yang lebih terkini.

Berdasarkan pada permasalahan fenomena di atas, peneliti ingin menganalisis kembali mengenai tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia. Inefisiensi dapat menjadi kendala dalam dunia literasi perbankan.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan gambaran kekuatan dan kelemahan bank syariah Indonesia, perlu dilakukan perbandingan tingkat efisiensinya.

6 Lili Puspita Sari., Hendri Tanjung, “Efisiensi di Bank Syariah : Studi Empiris Pada Unit

Usaha Syariah Bank Pembangunan Daerah di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam.

Vol 8, No. 1, (2020).

7 Deny Dwi Hartomo., Dewi Wijayanti. “Efisienkah Bank Umum Syariah di Indonesia?”.

Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol.18, No.1, (2018) 53-67.

(19)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang mengenai kajian efisiensi perbankan syariah di Indonesia, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode 2016-2020?

2. Bagaimana target perbaikan perusahaan yang tidak efisien untuk menjadi efisien?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia.

2. Untuk mengetahui target perbaikan perusahaan yang tidak efisien untuk menjadi efisien.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang efisiensi bank syariah dan bank konvensional. Selain itu, dapat digunakan sebagai sumber referensi dan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

(20)

1. Manfaat praktis a. Bagi Pihak Bank

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak perbankan dalam mengelola kegiatan oprasionalnya, guna meningkatkan efisiensinya jadi lebih baik.

b. Bagi penulis

Menambahwawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca, serta masukan kepada penulis untuk menambah pengetahuannya.

c. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi yang berkepentingan, khususnya teori-teori terkait efisiensi pada bank syariah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel input dan variabel output.

1. Variabel input, adapun variabel input yang digunakan yaitu aset, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional.

2. Variabel output, variabel output dalam penelitian ini yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional.

(21)

F. Definisi Operasional 1. Variabel Input

a. Aset, yaitu sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengembangkan, menciptakan produk, dan aktivitas lainnya.

b. Biaya tenaga kerja, yaitu semua biaya yang dikeluarkan bank untuk membiayai pegawainya, seperti gaji dan upah, uang lembur, perawatan kesehatan, hononarium komisaris, bantuan untuk pegawai dalam bentuk natura, dan pengeluaran pegawai lainnya.

c. Biaya operasional, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk maupun melaksanakan kegiatan bisnis atau sistem kerja. Biaya ini berkaitan dengan pengeluaran modal untuk kegiatan produksi atau pelaksanaan kegiatan tertentu.

2. Variabel Output a. Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan si penerima dana untuk mengembalikan uang atau tagihan setelah jangka waktu yang ditentukan dengan imbalan atau pembagian keuntungan.8

8Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), 64.

(22)

b. Pendapatan operasional

Pendapatan operasional, yaitu hasil yang di dapat langsung dari kegiatan operasional perusahaan. Pendapatan operasional tersebut bisa berupa bagi hasil atau pendapatan lainnya.

G. Kajian Kepustakaan 1. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan beberapa hasil kajian empiris penelitian terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan permasalahan penelitian ini adalah :

a. Suyyinah & Sahabudin Sidiq tahun 2021. Metode peneitian yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan variabel input (aset tetap, biaya operasional, dana pihak ketiga) dan variabel output (pembiayaan dan pendapatan operasional).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa BUS di Malaysia, dan Brunei Darussalam lebih efisien daripada BUS di Negara Indonesia Filipina dan Thailand.9

b. Maulida Lizzadi Hadini & Danny Wibowo tahun 2021. Metode yang digunakan yaitu Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan variabel input (aset tetap, beban tenaga kerja, simpanan).

Sedangkan variabel output yang digunakan (pendapatan operasional, kas, pembiayaan/kredit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi Bank Umum

9 Suyyinah, Sahabudin Sidiq. “Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Negara- Negara ASEAN”, Jurnal Ekonomika dan Bisnis. Vol.8, No. 1 (2021), 119-132.

(23)

Konvensional dan Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional menunjukkan nilai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan Bank Umum Syariah.10

d. Nida Aulia Rahma & Ine Mayasari tahun 2021. Objek penelitian yaitu Bank Umum Syariah (BUS). Metode yang digunakan yaitu Stochastic Frontier Analysis (SFA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil efsiensi biaya bank syariah dengan metode SFA selama tahun 2015- 2019 rata-rata sebesar 0,7059 atau 70,59% atau masih terdapat inefisiensi biaya 29,41%. Hasil regresi menunjukkan bahwa secara pasrial bahwa Total Aset dan Profitabilitas pengaruh positif terhadap efisiensi.11

e. Donny Hardian Putra tahun 2021. Objek penelitiannya yaitu Bank Umum Syariah (BUS). Software yang digunakan (SPSS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa FDR, FAR, IPR, NPF, APB, REO, dan IGA secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel ROA pada Bank Umum Syariah (BUS).12

f. Jajang Badruzaman tahun 2020. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan variabel input (biaya tenaga kerja, dana pihak ketiga) dan variabel output

10 Lizzaida Hadini Maulida., Danny Wibowo. “Komparasi Efisiensi Bank Konvensional

dan Bank Syariah Di Indonesia Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA)”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansii. Vol.10, No. 1, (2021)..

11 Nida Aulia Rahma., Ine Mayasari,”Pengaruh Total Aset, Profitabilitas, dan Likuiditas Terhadap Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia dengan Pendekatan Stochastic Frontier Analysis”, Jurnal Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung, (2021).

12 Dony Hardian Putra, “Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aset, dan Efisiensi Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah”, (STIE Perbanas : Jakarta, 2021).

(24)

(pembiayaan, pendapatan operasional). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Syariah yang memiliki tingkat efisiensi palng baik adalah Bank Muamalat dan MayBank Syariah13.

g. Murtiadi, dkk pada tahun 2019. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini membandingkan mana yang lebih efisien dalam penyaluran pembiayaan antara Bank CIMB Niaga Syariah dengan Bank Mega Syariah. Variabel yang digunakan antara lain variabel input (total simpanan, total aset, biaya tenaga kerja) dan variabel output (total pembiayaan, laba operasional). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank CIMB Niaga Syariah lebih efisien dibandingkan Bank Mega Syariah pada periode penelitian.14

h. Aam Slamet Rusdiana tahun 2018. Metode ini menggunakan variabel input (DPK, biaya personalia). Sedangkan variabel output (pembiayaan dan pendapatan operasional). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata efisiensi CRS secara keseluruhan dari BUS di Indonesia relatif lebih kecil yaitu 66%, adapun rata-rata standar deviasinya yaitu 0.14. Hal ini mengndikasikan kurang baiknya kinerja industri bank umum syariah secara umum di Indonesia. Meskipun begitu, pada

13 Jajan Badruzaman, “Analisis Efisiensi dan Kinerja Bank Syariah di Indonesia”. Jurnal Akuntansi. Vol.15, No.1, (2020) 20-27.

14 Murtiadi Awaluddin., Aenun Mutmainna., Rulyanti Wardani, “Komparasi Efisiensi Penyaluran Kredit pada Bank Umum Syariah (BUS) Antara Bank Mega Syariah dan Bank Cimb Niaga Syariah dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis”. Al-Mashrafiyah. Vol.3, No.2, (2019) 95-107.

(25)

pendekatan VRS bank syariah memiliki nilai efisiensi yang tinggi, yaitu 81%.15

i. Deny Dwi Hartomo & Dewo Endang (2018). Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan variabel input (simpanan, aset tetap, beban tenaga kerja) dan variabel output (pembiayaan, pendapatan operasional).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua Bank Umum Syariah di Indoensia dalam kondisi efisien selama periode penelitian 2011-2015.16

j. Anita Puspitasari, dkk (2017). Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan variabel input (simpanan, biaya tenaga kerja, biaya operasional lain) dan variabel output (pembiayaan, pendapatan operasional lain). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah yang memiliki tingkat efisiensi optimal adalah Bank Panin Dubai Syariah, sedangkan bank lainnya memiliki efisiensi yang fluktuatif.17

k. Ar Royyan Ramly & Abdul Hakim pada tahun 2017. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan variabel input (dana pihak ketiga, biaya tenaga kerja,total aset) dan variabel output (total pembiayaan, total

15 Aam Slamet Rusydiana, “Efisiensi Dan Stabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia”.

Jurnal Ilmu Akuntansi, Vol. 11, No. 2, (2018) 203-222.

16 Hartomo, Deny Dwi., Wijayanti, Dewi. 2018. Efisienkah Bank Umum Syariah di Indonesia?.

Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol.18, No.1 : 53-67.

17 Anita Puspitasari., Didit Purnomo., Triyono. “Penggunaan Data Envelopment Analysis dalam pengukuran efisiensi bank umum syariah di Indonesia”. BISNIS. Vol.5, No.2, (2017)

(26)

pendapatan operasional). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah di Indoensia dalam kondisi efisien selama periode penelitian 2012-2014.18

Tabel 1.2

Maping Penelitian Terdahulu

No Nama /Tahun Persamaan Perbedaan

1 Suyyinah, Sahabudin Sidiq (2021)

Metode penelitian (DEA) Objek penelitian (BUS)

Variabel input (Aset tetap, biaya operasional, dan dana pihak ketiga) Variabel output

(Pembiayaan dan Pendapatan operasional) 2 Maulidia Lizzaida Hadini,

Danny Wibowo (2021)

Metode penelitian (DEA) Penelitian kuantitatif

Objek penelitian yang digunakan dari 9 Bank Konvensional dan 9 Bank Syariah

Variabel input (beban tenaga kerja, simpanan dan aset tetap).

Variabel outputnya (pembiayaan atau kredit, kas, dan pendapatan operasional) 3 Nida Aulia Rahma, Ine

Mayasari (2021)

Objek Penelitian (BUS)

Tahun penelitian (2015- 2019)

Metode penelitian (pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA))

4 Dony Hardian Putra (2021)

.Objek Penelitian (BUS)

Tahun penelitian (2015 2020)

Software yang digunakan (SPSS) 5 Jajang Badruzaman (2020) Metode Variabel penelitian

18Ar Royyan Ramli., Abdul Hakim, “Pemodelan Efisiensi Bank di Indonesia: Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional”, Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol.7, No.2, (2017) 131-148.

(27)

penelitian (DEA) Objek Penelitian (BUS)

Periode penelitian

6 Murtiadi, dkk (2019) Metode penelitian (DEA) Objek Penelitian (BUS)

Variabel penelitian, Input (biaya tenaga kerja, aset dan simpanan) /Output (pendapatan operasional dan pembiayaan)

Periode penelitian (2010- 2016)

7 Aam Slamet Rusdiana (2018)

Objek Penelitian (BUS)

Tahun penelitian (2007- 2014)

Variabel input (DPK, Biaya Personalia) Variabel output

(pendapatan operasional dan pembiayaan)

8 Deny Dwi Hartomo &

Dewi Endang W (2018)

Metode penelitian (DEA) Objek Penelitian (BUS)

Variabel penelitian

Input (biaya tenaga kerja, aset dan simpanan)

Output (pendapatan

operasional dan

pembiayaan)

Periode penelitian (2011- 2015)

9 Anita Puspitasari, dkk (2017)

Metode penelitian (DEA) Objek penelitian (BUS)

Variabel penelitian

Input (biaya tenaga kerja , simpanan, dan biaya Operasional)

Output (pendapatan

operasional dan

pembiayaan)

Periode penelitian (2014- 2015)

10 Ar Royyan Ramly &

Abdul Hakim (2017)

Metode penelitian (DEA)

Variabel penelitian Input (DPK, biaya tenaga kerja, jumlah aset) / Output (Total pendapatan operasional dan pembiayaan).

Objek penelitian (bank konvensional dan bank syariah)

Periode penelitian

(28)

(2012-2014) Sumber : data penelitian terdahulu.

Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, terlihat bahwa masih terdapat hasil yang tidak sejalan berkaitan dengan pengukuran efisiensi bank syariah di Indonesia, sehingga masih terdapat gap yang menarik untuk ditelaah ulang menggunakan data yang lebih terkini. Terdapat perbedaan mendasar pada penelitian ini dibanding penelitian sebelumnya, yaitu objek penelitian, variabel penelitian, serta periode penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total aset, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional sebagai variabel input, serta pembiayaan dan pendapatan operasional sebagai variabel output. Selain itu, penelitian ini menggunakan objek penelitian bank umum syariah di Indonesia (BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri) Adapun periode penelitian ini yaitu 5 tahun terhitung dari tahun 2016 hingga 2020.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Efisiensi

Konsep efisiensi berasal dari konsep mikro ekonomi, yakni teori konsumen dan produsen. Perspektif teori konsumen bertujuan untuk memaksimalkan utilitas serta kepuasan individu, dan perspektif teori produsen bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya.19

Efisiensi industri perbankan dapat dilihat dari aspek mikro dan makro. Dari perspektif mikro menjelaskan bahwa bank harus bisa bertahan dalam lingkungan yang semakin kompetitif. Bank yang inefisien tidak akan mampu berkompetensi di dalam pengelolaan keuangan, pemasaran dan inovasi produk. Sementara dari perspektif makro, efisiensi sector perbankan dapat mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan stabilitas sistem keuangan.

Terdapat dua pendekatan dalam pengukuran tingkat efisiensi, yaitu melalui pendekatan parametrik dan non parametrik. Adapun pendekatan parametrik meliputi Stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution Free Approach (DFA), dan Thick Frontier Approach (TFA), sedangkan pendekatan non parametrik meliputi pendekatan Free

19 Diana Ascarya Y., Guruh S R, “Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan

Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA)”, Paper dalam Buku Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009. TIM IAEI. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)

15

(30)

Disposal Hull (FDH) dan Data Envelopment Analysis (DEA).20 Pendekatan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan nonparametic frontier yaitu dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Pendekatan Frontier ini banyak digunakan untuk menganalisis dan mengukur efisiensi kinerja Lembaga Keuangan.

2. Pengukuran Efisiensi

Penilaian efisiensi dapat dilihat dari tiga macam efisiensi, yaitu:21

a. Technical Efficiency. Efisiensi teknis dapat dilihat dan dinilai dari seberapa efisien teknologi yang digunakan untuk mencapai tingkatan outputtertentu atas inputyang digunakan. Efisiensi teknis dapat dibagi menjadi efisiensi teknis murni dan efisiensi skala.

b. Allocative Efficiency. Pengukuran efisiensi alokasi ini menunjukkan dari seberapa efisien manajemen ketika memilih suatu inputyang digunakan dengan biaya atau harga yang perlu dikeluarkan. Dengan kata lain, jika input yang dialokasikan untuk memproduksi output yang tidak diinginkan atau ingin digunakan konsumen, hal ini berarti input tersebut tidak digunakan secara efisien.

20 Harjum Muharram., Rizki Pusvitasari, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank

Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis”. (Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2007) Vol. II (3), 80-112.

21 Khalid Al Amri, “Takaful Insurance Efficiency in The GCC Countries”, Humanomics. Vol.31 No.3, (2015) 344-353.

(31)

c. Cost Efficiency. Efisiensi biaya merupakan kombinasi dari efisiensi teknis dan efisiensi alokasi. Produksi suatu perusahaan dikatakan hemat dalam biaya jika perusahaan tersebut menghasilkan output dengan biaya yang paling minimal dan juga menggunakan inputnya.

3. Data Envelopment Analysis (DEA)

Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah teknik aplikasi program linier yang mengukur efisiensi relatif dari setiap unit produksi dibandingkan dengan unit produksi lainnya yang memiliki tujuan yang sama. Unit produksi dalam DEA disebut sebagai Decision-Making Unit (DMU). Skor efisien yang dihasilkan DEA berkisar antara 0-100 persen. DMU yang memiliki skor kurang dari 100 persen dianggap sebagai unit yang relatif inefisien.22

Semenjak diperkenalkan pertama kali oleh Charnes, Chooper, dan Rhodes pada tahun 1978 dan 1979, metode ini banyak digunakan dalam penelitian operasional dan ilmu manajemen. Adapun konsep dasar DEA yaitu:23

a. Harus ada data numerikal bagi setiap input dan output. Data diasumsikan bernilai positif untuk semua DMU.

22 Yulia Ningsih,. Noven Suprayogi, “Analisis Efisiensi Asuransi Umum Syariah di

Indonesia Tahun 2013-2015: Aplikasi Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol. 4, No. 9, (2017) 757-772. 767.

23 Ibid.

(32)

b. Pilihan input, output dan DMU untuk dimasukkan dalam perhitungan efisiensi harus merefleksikan minat dari analis atau manajer.

c. Pada prinsipnya semakin banyak jumlah input dan output yang dipakai akan lebih baik pada perhitungan skor efisiensi.

Ukuran/besaran pada masing-masing input dan output tidak harus sama.

Terdapat kelebihan dan kekurangan penggunaan metode Data Envelopment Analysis (DEA), yaitu :24

1. Kelebihan

a. Bisa menggunakan banyak input dan output

b. Tidak perlu asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.

c. Decision Making Unit (DMU) dibandingkan secara langsung dengan sesamanya.

d. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.

2. Kekurangan

a. Bersifat sample specific

b. Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa berakibat fatal.

24 Yuli Indrawati, “Analisis Efisiensi Bank Umum di Indonesia Periode 2004-2007: Aplikasi Metode DEA”. (Fakultas Ekonomi: Universitas Indonesia, 2009).

(33)

c. Hanya mengukur efisiensi relatif dari DMU bukan efisiensi absolut

d. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

4. Model Data Envelopment Analysis (DEA)

Metode DEA pertama kali ditemukan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978. Dua model pengukuran efisiensi, yaitu:25

a. Model Constant Return to Scale (CRS)

Model ini berorientasi pada input berdasarkan asumsi constant return to scale sehingga dikenal dengan model CCR.

Dalam model CCR setiap DMU akan dibandingkan dengan seluruh DMU yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal DMU adalah sama. Model ini menghasilkan evaluasi terhadap overall efficiency. Model ini hanya sesuai untuk kondisi dimana seluruh DMU beroperasi pada skala optimal. Jika model CCR tetap digunakan untuk DMU yang tidak beroperasi secara optimal maka akan terjadi ketidak jelasan inefficiency.

b. Model Variable Return to Scale (VRS)

Model VRS merupakan model pengembangan CCR.

Model ini dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan Cooper (model BCC) pada tahun 1984. Model ini mengasumsikan

25T J Coelli., D S Rao., C J O‟Donnel., G E Battese, “Introduction to Efficiency and Productivity Analysis (Second Edition ed)”. (Boston: Springer, 2005) 161.

(34)

bahwa perusahaan belum atau tidak beroperasi dalam skala optimal sehingga rasio antara penambahan input dan output tidak sama, setiap penambahan 1% input bisa menambah output lebih dari 1% (inceasing return to scale) atau kurang dari 1% (deceasing return to scale). Pendekatan ini relatif lebih tepat digunakan dalam menganalisis efisiensi kinerja pada perusahaan jasa karena dalam perusahaan jasa, faktor dari sumber daya manusia lebih signifikan perannya dibandingkan dengan faktor-faktor lainya, seperti kas, modal, dan lain-lain.

Hasil pengukuran efisiensi dengan metode VRS akan membedakan nilai efisiensi menjadi dua, yaitu Pure Technical Efficiency (PTE) dan efisiensi skala (Scale Efficiency).

5. Pengertian Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah merupakan Bank Syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah). Bank Syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.26 Perbankan Syariah bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

26 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi (Yogyakarta:

Ekonisa, 2003) 27.

(35)

Bank syariah di Indonesia terus menunjukkan progress yang positif dari berbagai aspek, baik dari aspek seperti dari aspek kelembagaan, jasa keuangan syariah kepada masyarakat, aspek infrastruktur, inovasi produk, maupun pertumbuhan aset. Pada akhir Juni 2017, total aset bank syariah sudah mencapai mencapai Rp 271,3 triliun. Kemajuan bank umum syariah ini juga diikuti oleh pertambahan jumlah bank. Menurut data Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada tahun 2017 tercatat sudah ada 13 unit Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang beroperasi dengan jumlah kantor unit sebanyak 1.825 unit. Karena pertumbuhan jumlah bank umum syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan, dapat disimpulkan bahwa bank umum syariah di Indonesia terjadi perkembangan yang pesat.

Perkembangan dan pertumbuhan bank umum syariah secara langsung dipengaruhi oleh tingkat performa atau kinerja yang mampu dicapai. Untuk mengetahui dan menilai kinerja bank dapat dilihat dari laporan keuangan bank yang disajikan. Dengan begitu, ketika masyarakat dan investor membaca laporan keuangan yang sudah dianalisis, dapat diketahui seberapa baik kinerja bank.

Kinerja mampu menggambarkan berapa besar laba yang diperoleh, karena laba merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja. Karenanya, bank syariah dituntut untuk mampu memperoleh profit yang tinggi. Untuk mempertahankan eksistensi

(36)

dan kelangsungan perusahaan, bank umum syariah akan selalu berusaha meningkatkan keuntungan yang diperolehnya dengan tujuan untuk menunjukkan eksistensi bank tersebut tetap bagus dalam jangka panjang. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perbankan maka kelangsungan hidup perbankan tersebut lebih terjamin pula.

Dalam kegiatannya bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, karena penggunaan bunga termasuk dalam perbuatan riba.

Kegiatan operasional bank syariah didasarkan pada Al-Quran dan Hadits sebagai berikut :

َنِم ُن َٰطْيَّشلٱ ُهُطَّب َخَتَي ىِذَّلٱ ُموُقَي اَمَك َّلَِإ َنوُموُقَي َلَ ۟ا ٰوَبِّرلٱ َنوُلُكْأَي َنيِذَّلٱ َبِّرلٱ َمَّرَح َو َعْيَبْلٱ ُ َّللَّٱ َّل َحَأ َو ۗ ۟ا ٰوَبِّرلٱ ُلْثِم ُعْيَبْلٱ اَمَّنِإ ۟ا ٓوُلاَق ْمُهَّنَأِب َكِل َٰذ ۚ ِّسَمْلٱ ۚ ۟ا ٰو

ُهَءٓا َج نَمَف َداَع ْنَم َو ۖ ِ َّللَّٱ ىَلِإ ٓۥُهُرْمَأ َو َفَلَس اَم ۥُهَلَف ٰىَهَتنٱَف ۦِهِّبَّر نِّم ٌةَظِع ْوَم ۥ

َنوُدِل َٰخ اَهيِف ْمُه ۖ ِراَّنلٱ ُب َٰحْصَأ َكِئ َٰٓل ۟وُأَف

Artinya :

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S Al-Baqarah : 275).

(37)

6. Hipotesis

Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyat aan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi)27. Hasil penelitian empiris terdahulu menunjukkan bahwa bahwa Bank Umum Syariah dalam kondisi efisien.

Penelitian yang dilakukan Hartomo28 dan Ramly29 menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah dalam kondisi efisien. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: “Bank Umum Syariah di Indonesia dalam kondisi Efisien”.

7. Metode Penelitian

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode 2016-2020.

b. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) yang ada di Indonesia. Adapun metode

27 Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”. (Bandung : Alfabeta, 2017) 85.

28 Deny Dwi Hartomo., Dewi Wijayanti, “Efisienkah Bank Umum Syariah di Indonesia?”.

Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol.18, No.1, (2018) 53-67

29 Ar Royyan Ramly., Abdul Hakim, “Pemodelan Efisiensi Bank di Indonesia: Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional”. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol.7, No.2, (2018) 131-148.

(38)

pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan purposive dengan kriteria bank umum syariah yang melakukan merger dan akuisisi. Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel dalam penelitian ini terdiri dari, yaitu : Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah yang tergabung dalam Bank Syariah Indonesia (BSI).

c. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur nilai efisiensi bank umum syariah di Indonesia. Orientasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu orientasi output. Pemilihan orientasi output ini dikarenakan perusahaan bisa memaksimalkan output dengan tetap menggunakan tingkatan input yang sama.

Pengukuran efisiensi pada penelitian ini diolah menggunakan perangkat aplikasi Data Envelopment Analysis Programme (DEAP) 2.1 Version. DMU yang memiliki nilai efisiensi 1 (satu) menunjukkan bahwa DMU tersebut efisien, sedangkan DMU dengan nilai efisiensi kurang dari 1 (satu) merupakan DMU yang inefisien.

Adapun tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Menentukan Bank Umum Syariah di Indonesia sebagai DMU.

(39)

2. Menentukan variabel input dan output.

3. Memasukkan data input dan output ke dalam microsoft excel 2013.

4. Mengimpor data dari Micrsoft Exel 2013 ke dalam software DEAP.

5. Melakukan analisa

6. Melihat nilai efisiensi dari masing-masing DMU.

7. Melakukan interpretasi

8. Menganalisis tingkat efisiensi perusahaan asuransi umum syariah selama periode penelitian.

(40)

BAB III

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian 1. BRI Syariah

Sejarah berdirinya BRI Syariah berawal dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang mengakuisisi Bank Jasa Arta pada bulan Desember 2007. Setelah itu pada bulan Desember 2008 Bank Indonesia mengeluarkan surat izin usaha No.1- /67/KEP.GBI/DpG/2008. Pada 17 November 2008 PT Bank BRIsyariah Tbk secara resmi beroperasi di Indonesia dengan mengubah kegiatan usahanya dari konvensional menjadi kegiatan berdasarkan prinsip syariah Islam. Selanjutnya pada tanggal 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk melebur ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk (proses spin off) yang berlaku sejak 1 Januari 2009.

Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil meresmikan BRIsyariah melalui Grand Launching pada tanggal 1 Juli 2009. Selanjutnya pada tahun 2010 BRIsyariah meluncurkan 7 Nilai Budaya Kerja yaitu : PASTI OKE (Profesional, Antusias, Penghargaan SDM, Tawakal, Integritas, Orientasi Bisnis, dan Kepuasan Pelanggan). Selain itu juga meluncurkan Live Score Banking System SYIAR (Syariah Integrated &

Automated Realtime) yang dilengkapi dengan aplikasi electroning

26

(41)

Financing Originating System (eFOS) dan Management Information System (MIS).

Pada tahun 2011 Bank BRIsyariah mengimplementasikan layanan syariah di 18 Kantor Cabang BRI. dan pada tahun 2012 BRIsyariah mengukuhkan diri sebagai Bank Syariah Pertama di dunia yang memiliki layanan mobile banking di 4 (empat) market online yaitu Blackberry, App World, Google Play, Apple Store dan Nokia Store. Selain itu pada tahun ini BRIsyariah meluncurkan Tabungan Impian BRIsyariah.

Pada tahun 2013 BRIsyariah mengembangkan program Sharia Officer Development Program (SODP) untuk menciptakan banker banker syariah yang memiliki kompetensi di bidang perbankan syariah serta kesamaan pemahaman terhadap bisnis BRIsyariah. Pada tahun ini juga BRIsyariah melakukan Rebranding Tabungan BRIsyariah iB menjadi Tabungan Faedah BRIsyariah iB. BRIsyariah juga disetujui oleh Bank Indonesia sebagai Bank Devisa. BRIsyariah meluncurkan internet banking BRI-syariah pada tahun 2014, selain itu juga mengimplementasikan Aplikasi Penunjang Pembiayaan Elektronik (APPEL) untuk mendukung proses penyaluran pembiayaan secara tepat dan akurat.

Pada tahun 2015 BRIsyariah ditunjuk oleh OJK sebagai Indonesia First Movers on Sustainable Banking. BRIsyariah sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia yang meluncurkan Laku Pandai

(42)

Syariah BRISSMART. dan pada tahun ini juga BRIsyariah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai peserta lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Kemudian BRIsyariah menerbitkan Sukuk Mudharabah Subordinasi I pada tahun 2016 untuk memperkuat permodalan sekaligus menambah penerima setoran Bank Operasional II.

Pada tahun 2017 BRIsyariah memiliki beberapa capaian, yaitu sebagai Bank Syariah pertama yang menyalurkan KUR syariah sebesar Rp465 milliar dengan jumlah nasabah sebanyak 2.578 nasabah. Selain itu BRIsyariah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan RI sebagai bank penerima pajak Negara secara elektronik melalui Modul Penerimaan Negara (MPN) Generasi kedua bagi nasabah korporasi maupun perorangan.

BRIsyariah Go Public pada tanggal 9 Mei 2018 di Bursa Efek Indonesia, dan melakukan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering) sebesar 2.623.350.600 kepada investor domestic maupun asing, dengan nilai nominal Rp500 saham. dan pada tahun 2019 di usia 11 tahun BRIsyariah mengembangkan inovasi teknologi untuk internal business process guna mempercepat layanan kepada nasabah, yaitu Kemaslahatan Untuk Rakyat Madani (i-Kurma). i-Kurma merupakan aplikasi digital untuk memproses pembiayaan mikro.

(43)

2. BNI Syariah

Sejarah berdirinya BNI Syariah di mulai pada 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.

Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009.

Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS).

Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

(44)

Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 16 Payment Point.

BNI Syariah menjalankan operasional bank berdasarkan prinsip syariah, seperti jual beli dan bagi hasil serta memiliki beragam produk dan jasa perbankan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. BNI Syariah menyadari bahwa masyarakat yang menghendaki layanan syariah tidak terbatas pada masyarakat muslim namun juga dibutuhkan oleh seluruh golongan masyarakat yang menghendaki layanan dan fasilitas perbankan yang nyaman, adil, dan modern. Untuk itulah BNI Syariah senantiasa melakukan peningkatan kualitas produk, baik produk dana maupun pembiayaan serta terus menerus melakukan penyempurnaan pada fitur-fiturnya. Selain mendasarkan kegiatan usaha dan operasionalnya berdasarkan prinsip syariah hokum positif serta regulasi yang berlaku di Indonesia, seluruh insane BNI Syariah juga memiliki tata nilai yang menjadi panduan dalam setiap perilakunya, yaitu amanah dan jama’ah.

BNI Syariah mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan fokus pada 5 (lima) area atau aspek dalam rangka mencapai pertumbuhan berkualitas (quality growth); pegawai (meningkatkan

(45)

produktivitas dan kemakmuran pegawai serta engagement pegawai pada perusahaan); inovasi (mengoptimalisasi inovasi dalam menghadirkan produk dan solusi yang hasanah); pelanggan (nasabah berkualitas menghasilkan profitabilitas yang lebih baik); dan aset (aset yang berkualitas akan menghasilkan pendapatan yang lebih optimal dan risiko yang lebih rendah sehingga mendukung tercapainya kinerja yang berkelanjutan).

Dalam rangka memperkuat kepemimpinannya dan untuk mengantisipasi era perubahan yang semakin cepat, BNI Syariah mengambil inisiatif untuk melakukan transformasi. BNI Syariah melakukan pembenahan organisasi, peningkatan kualitas SDM, penyempurnaan produk & layanan dan memperkuat sinergi dengan BNI induk. Sejalan dengan program transformasi tersebut, BNI Syariah juga melakukan transformasi digital dengan memperkuat layanan digital banking.

3. Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri sudah beroperasi sejak tanggal 1 November 1999 atau tanggal 25 Rajab 1420 H. Kantor pusat dari bank ini adalah Wisma Mandiri I Jl. MH. Thamrin No.5, Jakarta 10340- Indonesia. Bank Syariah Mandiri didirikan setelah krisis moneter pada tahun 1997 sampai tahun1998 silam. Saat kondisi perbankan benar- benar buruk dan tertekan.

(46)

Sejarah mengungkapkan Bank Syariah Mandiri merupakan gabungan dari PT. Bank Susila Bakti (BSB). Bank ini dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawa (YKP) PT Bank Dagang Negara serta PT. Mahkota Prestasi. Kemudian ditahun tersebut juga, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Terwujud dari merger 4 bank. Kebijakan atas penggabungan tersebut memutuskan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Sebagai pemilik paling banyak (mayoritas) BSB. Akhirnya terbentuklah Bank Syariah Mandiri.

PT Bank Syariah Mandiri telah membuka cabang di seluruh indonesia terkhusus di Provinsi Sumatera barat. Kantor cabang Bank Syariah mandiri pertama kali beroperasi di kota Padang pada tanggal 12 Juli 2002. Berdirinya kantor cabang Padang mrupakan perluasan sayap untuk lebih mendekati nasabah dan investor.

Namanya bank syariah, landasan operasionalnya tentu berdasarkan prinsip-prinsip islam. Sebagai bank yang telah terpercaya, Bank Syariah Mandiri telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Ini membuktian bahwa bank memang aman dan amanah.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya diperbankan

(47)

Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Bank syariah mandiri terus mengembangkan dan merancang berbagia produk untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang bragam.

Mulai dari produk pembiayaan, produk investasi, produk layanan dan jasa. Per 31 Desember 2020, total aset PT Bank Syariah Mandiri atau Mandiri Syariah menembus angka Rp. 126,9 triliun atau sebesar dua kali lipat dari rata-rata aset bank syariah besar lainnya. Berdasarkan data dari statistik perbankan syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan perSeptember 2020 menunjukkan bahwa PTBank Syariah Mandiri memiliki jaringan kantor terbanyak dibandingkan bank syariah lainnya.

B. Deskriptif Statistik

Statistik deskriptif pada penelitian ini dari 3 Bank Umum Syariah selama lima tahun periode penelitian yaitu sejak tahun 2016 hingga tahun 2020. Terdapat 3 input yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aset, biaya tenaga kerja dan biaya operasional. Sedangkan output yang digunakan yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional. Adapun statistik deskriptif dalam penelitian ini sebagai berikut:

(48)

Tabel 2.1

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian (dalam jutaan rupiah)

Variabel Mean Minimum Maksimum Pembiayaan 11.754.288 4.088 28.611.916 Pendapatan Operasional 2.463.001 1.998 8.635.480 Aset 12.590.055 28.314 57.715.586 Biaya Tenaga Kerja 349.069 1.061 937.794 Biaya Operasional 2.284.194 1.282 6.156.216

Tabel 2.1 menunjukkan statistik deskriptif variabel selama periode penelitian yaitu tahun 2016-2020. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pembiayaan ketiga Bank Umum Syariah yaitu Rp. 11.754.288 juta, dengan jumlah minimum Rp. 4.088 juta, dan jumlah maksimum Rp.

28.611.916 juta. Rata-rata pendapatan operasional ketiga Bank Umum Syariah yaitu Rp. 2.463.001 juta, dengan jumlah minimum Rp. 1.998 juta dan jumlah maksimum Rp. 28.611.916 juta. Rata-rata total aset ketiga Bank Umum Syariah yaitu Rp. 12.590.055 juta, dengan jumlah minimum Rp. 28.312 juta dan jumlah maksimum yaitu Rp. 57.715.586 juta. Rata- rata biaya tenaga kerja dari tiga Bank Umum Syariah yaitu Rp. 349.069, dengan jumlah minimum Rp.1.061 juta, dan jumlah maksimum Rp.

937.794 juta. Rata-rata biaya operasional tiga Bank Umum Syariah yaitu Rp. 2.284.194 juta, dengan jumlah minimum Rp. 1.282 juta, dan jumlah maksimum Rp. 6.156.216 juta.

(49)

C. Hasil Analisis Data

Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan perhitungan non parametrik untuk mengukur sebuah efisiensi. Terhadap dua pendekatan dalam DEA yaitu Constant Return To Scale (CRS) yang menunjukkan bahwa penurunan pada faktor input tidak memberikan dampak pada penambahan outputnya, serta pendekan Variable Return To Scale (VRS) yang menunjukkan bahwa penurunan input akan memberikan perubahan hasil outputnya. Dalam perhitungan DEA terdapat dua orientasi yaitu orientasi input dan orientasi output. Orientasi input artinya perusahaan akan mengurangi faktor input untuk menghasilkan output yang sama, sedangkan orientasi output artinya perusahaan akan meningkatkan outputnya menggunakan input yang sama. Dalam hasil perhitungan DEA terdapat Peer Group dan penetapan target. Peer Group digunakan untuk melihat DMU acuan bagi DMU yang inefisien untuk meningkatkan efisiensi. Penetapan target digunakan untuk memperbaiki kinerja DMU yang inefisien. Target perbaikan bisa dengan meminimalkan input atau memaksimalkan output tergantung pendekatan orientasi yang digunakan.

Berdasarkan perhitungan efisiensi menggunakan bantuan aplikasi Data Envelopment Analysis Programme (DEAP) 2.1 Version, maka diperoleh hasil perhitungan efisiensi dijabarkan berikut ini:

1. Hasil Perhitungan Efisiensi

Decision Making Unit (DMU) adalah sebutan untuk perusahaan yang dijdikan sampel penelitian dalam analisis efisiensi.

(50)

DMU yang memiliki skala efisiensi < 1 adalah DMU yang tidak efisien. Perhitungan efisiensi pada penelitian ini menggunakan asumsi Variable Return To Scale (VRS) menggunakan orientasi input, dengan mengasumsikan bahwa perusahaan beroperasi belum atau tidak secara optimal. Artinya perusahaan yang dalam kondisi inefisien bisa memperbaiki hasil efisiensinya dengan menurunkan inputnya.

Asumsi ini akan menghasilkan efisiensi skala (Scale Efficiency).

Terdapat dua kemungkinan perusahaan dalam kondisi inefisien, yaitu karena inefisien teknis dan inefisien skala. Suatu perusahaan yang mengalami inefisien skala artinya perusahaan harus meningkatkan efisiensinya dengan menyesuaikan faktor skala. Inefisien skala bisa ditingkatkan dengan melihat hasil penetapan target dari olah data dengan asumsi VRS. Begitu juga dengan inefisien teknis, untuk meningkatkan efisiensinya maka perusahaan harus menyesuaikan dengan faktor teknis. Untuk mengetahui inefisien teknis maka dilakukan pengujian efisiensi dengan asumsi CRS dan melihat nilai penetapan target dari hasil olah data.

Terdapat dua kondisi inefisien suatu perusahaan yaitu Increasing Return To Scale (IRS) dan Decreasing Return To Scale (DRS). IRS artinya penambahan 1% input dalam perusahaan bisa menambah output lebih dari 1%. Sementara DRS artinya penambahan 1% input bisa mengurangi output kurang dari 1%. Adapun kriteria inefisien pada suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

(51)

1. Jika VRS TE / CRS TE > SE, maka disebut inefisien skala.

2. Jika VRS TE / CRS TE < SE, maka disebut inefisien teknis.

Hasil perhitungan efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2016-2020 sebagai berikut :

1. Perhitungan efisiensi tahun 2016

Tabel 2.2 Hasil perhitungan efisiensi tahun 2016

DMU Bank Umum Syariah CRS TE VRS TE SE 1 Bank BRI Syariah 1 1 1 2 Bank BNI Syariah 1 1 1 3 Bank Mandiri Syariah 1 1 1

Rata-rata 1 1 1

Keterangan :

CRS TE : Technical Efficiency dengan Constant Return To Scale (CRS) VRS TE : Technical Efficiency dengan Variable Return To Scale (VRS) SE : Scale Efficiency

Tabel 2.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2016 semua Bank Umum Syariah (Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Mandiri Syariah) dalam kondisi efisien. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis dengan menggunakan metode DEA bahwa hasil semua Bank Umum Syariah ini adalah 1, yang artinya dalam kondisi efisien.

2. Perhitungan efisiensi tahun 2017

Tabel 2.3 Hasil perhtungan efisiensi tahun 2017

DMU Bank Umum Syariah CRS TE VRS TE SE 1 Bank BRI Syariah 1 1 1 2 Bank BNI Syariah 1 1 1 3 Bank Mandiri Syariah 1 1 1 Rata-rata 1 1 1

(52)

Keterangan :

CRS TE : Technical Efficiency dengan Constant Return To Scale (CRS) VRS TE : Technical Efficiency dengan Variable Return To Scale (VRS) SE : Scale Efficiency

Tabel 2.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2017 semua Bank Umum Syariah ( Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Mandiri Syariah) dalam kondisi efisien. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis dengan menggunakan metode DEA bahwa hasil semua Bank Umum Syariah ini adalah 1, yang artinya dalam kondisi efisien.

3. Perhitungan efisiensi tahun 2018

Tabel 2.4 hasil perhitungan efisiensi tahun 2018

DMU Bank Umum Syariah CRS TE VRS TE SE 1 Bank BRI Syariah 0,770 1 0,770 2 Bank BNI Syariah 1 1 1 3 Bank Mandiri Syariah 1 1 1

Rata-rata 0,923 1 0,923

Keterangan :

CRS TE : Technical Efficiency dengan Constant Return To Scale (CRS) VRS TE : Technical Efficiency dengan Variable Return To Scale (VRS) SE : Scale Efficiency

Tabel 2.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2018 ada satu Bank Umum Syariah yang inefisien yaitu DMU 1 (Bank BRI Syariah). Ini terjadi karena perusahaan ini belum bisa menggunakan inputnya secara optimal. Dengan kata lain perusahaan perlu mengurangi penggunaan input untuk menjadi efisien.

(53

Gambar

Tabel 2.2 Hasil perhitungan efisiensi tahun 2016
Tabel 2.3 Hasil perhtungan efisiensi tahun 2017
Tabel 2.4 hasil perhitungan efisiensi tahun 2018
Tabel 2.5 Hasil perhitungan efisiensi tahun 2019
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini Pengukuran efisiensi Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), dengan memasukkan 3

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal yang berasal dari laporan keuangan publikasi tahunan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dari 6 Bank tersebut

Analisis Tingkat Bank Umum Syariah di Indonesia Sebelum dan Saat Krisis Keuangan Global Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (periode 2007-2009) oleh Dwi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bank-bank umum syariah yang tetap mengalami efisiensi 100 persen adalah Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah dan Maybank

Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah berskala nasional yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun pengamatan, yaitu pada Kuartal I Tahun 2013 sampai

Permasalahan kedua adalah adanya Research gap dalam penelitian terdahulu dalam menyimpulkan jenis bank umum yang memiliki efisiensi tertinggi disektor perbankan Indonesia,

Kesimpulan dari penelitian tingkat efisiensi Perusahaan Asuransi Syariah dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) selama periode pengamatan 2012-2014

2000. Penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa bank syariah lebih efisien dari pada bank konvensional. Bagi bank, hasil ini memberikan informasi terkait