• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISIS EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT BASED LEARNING DALAM KURIKULUM MERDEKA DI MADRASAH IBTIDAYAH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of ANALISIS EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT BASED LEARNING DALAM KURIKULUM MERDEKA DI MADRASAH IBTIDAYAH YOGYAKARTA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5842 ANALISIS EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT BASED

LEARNING DALAM KURIKULUM MERDEKA DI MADRASAH IBTIDAYAH YOGYAKARTA

Rahmah1, Hutri Rohmania Hamida2, Alfiatu Rohmaniyah3, Nabila Joti Larasati4, Andi Prastowo5

1PGMI FITK Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Alamat e-mail : 1rahmahamoy26@gmail.com

ABSTRACT

Learning based on MBKM (Merdeka Belajar Kurikulum 2013) is one of the innovations in the education sector, including at Madrasah Ibtidaiyah. One of the assessment standards in MBKM-based learning involves the utilization of case- solving and team projects. The evaluation criteria state that 50% of the final grade must be based on the quality of group work participation and/or the final presentation of team projects. However, information on how to conduct group project assessments is still challenging to find. Therefore, this research aims to describe the reflection on assessment in learning using project-based learning. This study employs a qualitative method, collecting data through classroom observations and interviews with teachers. Students are divided into groups to work on projects predetermined by the teacher. Project assessments by teachers encompass cooperation, harmony, innovation, creativity, and student responsibility. The research results indicate that the learning evaluation process with the project-based learning method, using both teacher observations and written evaluations, is clear and effective. The evaluation of learning with the project-based learning method at Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta meets the assessment standards set by MBKM as well as the standards specified by the school. Learning based on MBKM using project-based learning is one of the effective learning approaches to develop 21st- century skills. The evaluation of learning with this method has also been successful at Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta.

Keywords: Merdeka Curriculum, Project-BasedLearning, Learning Evaluation

ABSTRAK

Pembelajaran berbasis MBKM merupakan salah satu pembaharuan dalam dunia pendidikan, termasuk di Madrasah Ibtidaiyah. Salah satu standar penilaian dalam pembelajaran berbasis MBKM adalah menggunakan pemecahan kasus dan proyek tim. Kriteria evaluasinya adalah 50% dari bobot nilai akhir harus berdasarkan kualitas partisipasi kerja kelompok dan/atau presentasi akhir proyek tim. Namun, informasi tentang cara melaksanakan penilaian proyek kelompok masih sulit ditemukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan refleksi penilaian pembelajaran menggunakan project-based learning. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru. Siswa dibagi menjadi kelompok untuk mengerjakan proyek yang telah ditentukan oleh guru. Penilaian proyek oleh guru meliputi kerjasama, kerukunan, inovasi, kreativitas, dan tanggung jawab siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses evaluasi pembelajaran dengan metode project-based learning menggunakan pengamatan dari guru dan juga evaluasi

(2)

5843 secara tertulis sudah jelas dan baik. Evaluasi pembelajaran dengan metode project- based learning di Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta sudah memenuhi standar penilaian yang ditentukan di MBKM serta standar yang ditentukan oleh sekolah.

Pembelajaran berbasis MBKM dengan menggunakan project-based learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan keterampilan abad 21. Evaluasi pembelajaran dengan metode ini juga sudah berjalan dengan baik di Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta.

Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Projectbased Learning, Evaluasi Pembelajaran A. Pendahuluan

Pendidikan Nasional bangsa Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Berkaitan dengan hasil keikutsertaan Indonesia pada programme for International Students Assesment (PISA). Indonesia pada kategori kemampuan membaca, kemampuan matematika, dan sains masih pada posisi 10 terbawah dari 79 negara yang ikut berpartisipasi (Fujianita, 2020). Hal ini tentu menjadi permasalahan serius pada seluruh akademisi di Indonesia untuk mencari solusi sebagai peningkatan kualitas Pendidikan bangsa ini. Dari berbagai kajian yang dilakukan Pemerintah merumuskan beberapa factor tersebut dibagi menjadi 2 yaitu: (1) faktor internal (motivasi diri siswa untuk belajar, sifat kompetisi, ketangguhan, dan sebagainya), dan (2) faktor eksternal (lingkungan belajar, sumber belajar, media belajar, sarana belajar dan sebagainya Ismanto, Vitriani, dan Khairul Anshari (2022).

Sekolah merupakanlingkungan belajar formal di kelas maupun di luar kelas (Lubis, 2019). Belajar merupakan proses seseorang memperoleh pengetahuan dan terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa (Pane & Darwis Dasopang, 2017). Proses belajar terjadi komunikasi antara guru dan siswa menggunakan bahan ajar dan lingkungan. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru untuk memberikan pemahaman terhadap pengetahuan yang belum dikuasai siswa Agung Wibowo, Dian Armanto, dan Wildansyah Lubis (2022a).

Dalam belajar dan pembelajaran guru sebagai fasilitator memberi ruang siswa untuk memperoleh pengetahuan secara mandiri, sebagaimana pandangan kontstruktivistik dalam belajar (Mardhiyana 2017b).

Pemerintah menyusun dan melaksanakan suatu kebijakan pendidikan merdeka belajar. Merdeka belajar adalah suatu proses

(3)

5844 pendidikan memberikan keleluasaan

kepada guru dan siswa untuk belajar dan mengembangkannya sesuai dengan berbagai potensi pada siswa sehingga pengetahuan, keterampilan dan sikap dapat diraih dengan cara mengaitkan dengan lingkungan dan budaya (Jacub dkk. 2020).

Tujuan merdeka belajar yaitu menjadikan pembelajaran sebagai proses yang menyenangkan dan memberikan luaran keterampilan sesuai potensi siswa. Diharapkan kebijakan merdeka belajar menjadi kiat meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Salah satu upaya guru dalam merdeka belajar yaitu menyajikan pembelajaran dengan berbagai model belajar disesuaikan dengan potensi dan motivasi belajar siswanya. Model pembelajaran adalah suatu pedoman berisikan langkah- langkah kegiatan yang sistematis bertujuan untuk mengoptimalkan hasil belajar. Model pembelajaran yang relevan terhadap siswa sekolah dasar yaitu model pembelajaran berbasis (Perayani dan Rasna 2022).

Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu proses belajar untuk membangun pemahaman siswa secara utuh dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, mendiskusikan masalah yang ditemui secara mandiri

dan kelompok, dan siswa dapat menunjukkan suatu karya. Langkah dalam pembelajaran berbasis proyek yaitu pengembangan minat dan menentukan proyek, penyelidikan terhadap kegiatan produksi atau penyelesaian proyek, dan kesimpulan dan hasil dengan menarik kesimpulan atau produk yang ditemukan atau yang dihasilkan (Agung Wibowo, Dian Armanto, dan Wildansyah Lubis 2022b).

Pembelajaran berbasis projek dipandang tepat pada mata pelajaran IPAS. Salah satu materi pelajaran matematika SD kelas V adalah bangun ruang beserta cirinya. Pada materi pengetahuan alam sering ditemui kesulitan dalam pembelajaran di kelas. Salah satu materi yang dibahas yaitu jenis-jenis hewan.

(Trimawati, Kirana, dan Raharjo 2020a). Hal tersebut terjadi jika guru menyampaikan materi secara konvensional, sehingga siswa tidak termotVasi dan menganggap materi matematika menjadi sulit.

Kecenderungan siswa pasif dalam belajar maka perlu penerapan model pembelajaran berbasis proyek agar siswa tertantang untuk terampil dalam memecahkan suatu masalah secara kolaboratif, Nasir dan Maknun (2022).

(4)

5845 Penelitian terkait dampak atau

pengaruh pembelajaran berbasis proyek diantaranya: penelitian oleh Ma’arij, (2017) meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian serupa oleh Yulianti & Gunawan (2019) meningkatkan berpikir kreatif siswa.

Penelitian senada oleh Isrohani Hamidah (2021) meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uji empiris pembelajaran berbasis proyek secara umum efektif dan dapat mengoptimalkan pembelajaran. Untuk melihat keoptimalan pembelajaran berbasis proyek perlu dilakukan evaluasi.

Evaluasi merupakan kegiatan untuk memberi informasi tentang tercapainya suatu kegiatan dengan standar atau kreteria capaian (Susanto 2017).

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ketepatan kegiatan dengan standar tujuan berdasarkan data yang dikumpulkan. Manfaat evaluasi diantaranya: melihat ketercapaian tujuan, sebagai penyeleksi, sebagai diagnostik, sebagai nilai tempat, dan sebagai pengukuran keberhasilan. Pada penelitian ini untuk mendeskripsikan efektifitas model pembelajaran berbasis proyek kurikulum merdeka, Nasir dan Maknun (2022b).

Tujuan Penelitianpembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, Trimawati, Kirana, dan Raharjo (2020b).

Pada Madrasah Ibtidaiyah, pembelajaran berbasis proyek juga mulai diterapkan. Namun, informasi tentang evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi pembelajaran berbasis proyek dalam kurikulum merdeka di Madrasah Ibtidaiyah.

Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk:

Mengidentifikasi aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah. Mengidentifikasi metode yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah. Menganalisis

(5)

5846 efektivitas evaluasi pembelajaran

berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada evaluasi pembelajaran berbasis projectbased learning. Penelitian lapangan ini bermaksud meneliti bagaimana cara dan metode apa yang digunakan oleh guru agar dapat melakukan evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran berbasis project basedlearning. Penelitian ini juga mengkaji upaya para guru untuk mengembangkan strategi evaluasi dalam pembelajaean berbasis projectbased learning. Jenis penelitian yang dipandang tepat yakni kualitatif pendekatan deskriptif analitik , Mardhiyana (2017a).

Wawancara mendalam dilakukan dengan wali kelas dan juga guru untuk memperoleh data penelitian yang dibutuhkan. Adapun subjek penelitian yakni guru dan para murid. Untuk mendapatkan data yang diperlukan berkenaan dengan fokus

penelitian, maka dilakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data penelitian yang ada selanjutnya diuji keabsahannya sehingga disajikan dengan bentuk from artikel.

Metode penelitian merupakan prosedur dan teknik penelitian.

Antara satu penelitian dengan penelitian yang lain, prosedur dan tekniknya akan berbeda. Kalau tidak berbeda, berarti penelitian itu hanya mengulang penelitian yang sudah ada sebelumnya. Tapi bukan berarti harus berbeda semuanya. Untuk penelitian sosial misalnya, populasi penelitian mungkin saja sama, tapi teknik samplingnya berbeda, teknik pengumpulan datanya berbeda, analisis datanya berbeda, dan lain- lain.

C.Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Teknik Evaluasi Pembelajaran

Project Based Learning

Teknik evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah dilakukan secara holistik, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari siswa dalam proyek. Aspek afektif mencakup sikap dan nilai-nilai yang dikembangkan siswa dalam proyek. Aspek psikomotor mencakup

(6)

5847 keterampilan motorik yang dilatih

siswa dalam proyek, K. Perayani dan I.W. Rasna (2022).

Metode yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1) Penilaian proses dilakukan untuk menilai kemajuan siswa dalam mengerjakan proyek. Penilaian proses dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, dan catatan anekdot. 2) Penilaian produk dilakukan untuk menilai hasil akhir proyek siswa.

Penilaian produk dapat dilakukan melalui penilaian portofolio, presentasi, atau demonstrasi. 3) Penilaian diri dilakukan oleh siswa untuk menilai proses dan hasil belajarnya sendiri. Penilaian diri dapat dilakukan melalui refleksi diri atau jurnal. 4) Penilaian orang tua dilakukan oleh orang tua untuk menilai proses dan hasil belajar anaknya.

Penilaian orang tua dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, atau catatan anekdot, (Suttrisno, Yulia, dan Fithriyah 2022)

Seperti mana di ungkapkan oleh wali kelas V ibu KR :

“Guru menilai bahwa teknik evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah sudah berjalan dengan baik. Evaluasi dilakukan secara holistik, meliputi

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hal ini penting untuk memastikan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat mengembangkan berbagai keterampilan dan sikap siswa.

Metode yang di gurnakan dalam evaluasi pembelajaran berbasis proyek, yaitu: 1) Penilaian proses, dilakukan untuk menilai kemajuan siswa dalam mengerjakan proyek.

Penilaian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan catatan anekdot. 2) Penilaian produk, dilakukan untuk menilai hasil akhir proyek siswa. Penilaian ini dilakukan melalui penilaian portofolio, presentasi, atau demonstrasi. 3) Penilaian diri, dilakukan oleh siswa untuk menilai proses dan hasil belajarnya sendiri. Penilaian ini dilakukan melalui refleksi diri atau jurnal. 4) Penilaian orang tua, dilakukan oleh orang tua untuk menilai proses dan hasil belajar anaknya.

Penilaian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, atau catatan anekdot. Teknik evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah sudah berjalan dengan baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.

Dengan perbaikan-perbaikan tersebut, teknik evaluasi pembelajaran berbasis proyek dapat

(7)

5848 menjadi lebih efektif dan efisien dalam

menilai hasil belajar siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran.”

Dari hasil penelitian evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah sudah berjalan dengan baik. Evaluasi dilakukan secara holistik dan melibatkan berbagai pihak, yaitu guru, siswa, dan orang tua. Namun, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu: 1) Perlunya standar evaluasi yang jelas dan terukur, Standar evaluasi yang jelas dan terukur akan membantu memastikan bahwa evaluasi dilakukan secara adil dan konsisten. 2) Perlunya peningkatan kompetensi guru dalam melakukan evaluasi guru perlu mendapatkan pelatihan tentang bagaimana melakukan evaluasi pembelajaran berbasis proyek secara efektif. 4) Perlunya kerja sama yang lebih baik antara guru, siswa, dan orang tua dalam melakukan evaluasi kerja sama yang lebih baik akan membantu memastikan bahwa evaluasi dilakukan secara komprehensif dan akurat,(Trimawati, Kirana, dan Raharjo 2020b).

Secara umum, evaluasi pembelajaran berbasis proyek di Madrasah Ibtidaiyah merupakan langkah awal yang baik dalam

mengembangkan evaluasi pembelajaran yang efektif. Dengan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan, evaluasi pembelajaran berbasis proyek dapat menjadi lebih baik lagi dalam menilai hasil belajar siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran,(Dermawan dan Farid, t.t.).

2. Instrumen Evaluasi

Pembelajaran Project Based Learning

Instrumenevaluasi pembelajaran Project Based Learning (PJBL) merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran PJBL.

Instrumen evaluasi PJBL harus mencakup aspek-aspek yang dicapai dalam pembelajaran PJBL, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Seperti mana di ungkapkan oleh Guru kelas V bapak ZL :

“Pada tes tertulis, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berupa pilihan ganda, isian, uraian, atau campuran dari ketiganya. Kedua portofolio merupakan kumpulan dokumen yang mencerminkan karya atau hasil

(8)

5849 belajar siswa. Portofolio digunakan

untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran secara keseluruhan, termasuk proses pembelajaran yang dilakukan. Berikut adalah contoh komponen-komponen yang dimasukkan dalam portofolio untuk mengukur aspek pengetahuan dalam pembelajaran PJBL: 1)Laporan hasil proyek. 2) Presentasi hasil proyek. 3) Logbook kegiatan proyek.

Ketiga yaitu tugas Proyek merupakan tugas yang kompleks dan memiliki tantangan. Proyek dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang kompleks dan memiliki tantangan.

Berikut adalah butir soal proyek untuk mengukur aspek keterampilan dalam pembelajaran PJBL: Buatlah sebuah kursi dan meja dari daur ulang sampah, ini akan melatih kerja sama peserta didik dalam kerja tim untuk menyelesaikan proyek yang di berikan guru”.

Pada aspek pengetahuan, instrumen evaluasi PJBL dapat berupa tes tertulis, tes lisan, atau portofolio. Tes tertulis dapat digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Tes lisan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menjelaskan atau mempresentasikan materi pembelajaran. Portofolio dapat digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran secara keseluruhan, termasuk proses pembelajaran yang dilakukan, (Suttrisno, Yulia, dan Fithriyah 2022).

Pada aspek keterampilan, instrumen evaluasi PJBL dapat berupa unjuk kerja, proyek, atau produk. Unjuk kerja dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan yang telah dipelajari. Proyek dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang kompleks dan memiliki tantangan. Produk dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan karya atau benda nyata, Mardhiyana (2017b).

Pada aspek sikap, instrumen evaluasi PJBL dapat berupa observasi, jurnal, atau angket.

Observasi dapat digunakan untuk mengukur perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, (Mardhiyana 2017b).

Jurnal dapat digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Angket dapat digunakan untuk mengukur

(9)

5850 sikap siswa terhadap pembelajaran

secara keseluruhan. Dalam mengembangkan instrumen evaluasi PJBL, guru perlu memperhatikan hal- hal berikut: 1) Instrumen evaluasi harus sesuai dengan tujuan pembelajaran PJBL. 2) Instrumen evaluasi harus valid dan reliabel. 3) Instrumen evaluasi harus praktis dan mudah digunakan, (K. Perayani dan I.W. Rasna 2022).

Dengan menggunakan

instrumen evaluasi yang tepat, guru dapat mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran PJBL secara objektif dan akurat, (Agung Wibowo, Dian Armanto, dan Wildansyah Lubis 2022b).

3. Keterbatasan Evaluasi

Pembelajaran Project Based Learning

Evaluasi pembelajaran Project Based Learning (PJBL) memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut dapat berasal dari instrumen evaluasi, proses evaluasi, atau faktor- faktor lain yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran PJBL.

Seperti mana di ungkapkan oleh Guru Mata Pelajaran dan kepala sekolah :

“ Kesulitan dalam mengukur aspek keterampilan, saat di kelas guru ingin mengukur keterampilan siswa

dalam memecahkan masalah. Guru dapat memberikan proyek kepada siswa untuk memecahkan masalah tertentu. Namun, sulit untuk mengukur secara objektif apakah siswa telah berhasil memecahkan masalah tersebut. Kesulitan dalam mengukur aspek sikap, guru ingin mengukur sikap siswa dalam bekerja sama.

Guru dapat mengamati siswa selama pembelajaran berlangsung. Namun, sulit untuk mengukur secara objektif apakah siswa telah menunjukkan sikap kerja sama yang baik. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi, guru ingin mengukur proses pembelajaran dengan menggunakan observasi. Guru harus mengamati siswa secara langsung selama pembelajaran berlangsung. Hal ini membutuhkan waktu yang lama, terutama jika jumlah siswa dalam kelas cukup banyak. Ketersediaan sumber daya, guru ingin mengukur hasil pembelajaran dengan menggunakan produk. Produk yang dihasilkan oleh siswa harus berkualitas agar dapat dinilai secara objektif. Hal ini membutuhkan sumber daya yang lebih banyak, seperti bahan dan alat”.

Guru perlu memperhatikan keterbatasan-keterbatasan tersebut

(10)

5851 dalam mengembangkan instrumen

evaluasi dan melaksanakan proses evaluasi. Guru dapat menggunakan berbagai instrumen evaluasi untuk mengukur berbagai aspek pembelajaran PJBL, (Zakiyah dan Achadi, t.t.)

Kesulitan dalam mengukur aspek keterampilan dan sikap, evaluasi pembelajaran PJBL yang berfokus pada aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, seperti tes tertulis, tes lisan, atau portofolio. Namun, evaluasi pembelajaran PJBL yang berfokus pada aspek keterampilan dan sikap lebih sulit dilakukan. Hal ini karena aspek keterampilan dan sikap tidak dapat diukur secara langsung, (Raharjo 2020).

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi, evaluasi pembelajaran PJBL yang berfokus pada proses pembelajaran, seperti observasi atau jurnal, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dilakukan. Hal ini karena guru harus mengamati siswa secara langsung selama pembelajaran berlangsung, (Wardhan dan Kurniawan, t.t.).

Ketersediaan sumber daya, evaluasi pembelajaran PJBL yang berfokus pada produk atau proyek

membutuhkan sumber daya yang lebih banyak. Hal ini karena siswa harus menghasilkan karya atau produk yang dapat dinilai, (Pramesti, Kharisma, dan Irmaningrum, t.t.)

Meskipun memiliki keterbatasan, evaluasi pembelajaran PJBL tetap penting dilakukan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran PJBL. Guru perlu memperhatikan keterbatasan- keterbatasan tersebut dalam mengembangkan instrumen evaluasi dan melaksanakan proses evaluasi, (Mujiburrahman, Suhardi, dan Hadijah 2023).

4. Tujuan Evaluasi Pembelajaran Project Based Learning

Tujuan evaluasi pembelajaran Project Based Learning (PJBL) adalah untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran PJBL.

Evaluasi PJBL harus mencakup aspek-aspek yang dicapai dalam pembelajaran PJBL, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (A’yuni, Suparman, dan Nashihin, t.t.).

Pada aspek pengetahuan, evaluasi PJBL bertujuan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Evaluasi PJBL pada aspek

(11)

5852 pengetahuan dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai instrumen, seperti tes tertulis, tes lisan, atau portofolio, (Susanto 2017).

Pada aspek keterampilan, evaluasi PJBL bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan yang telah dipelajari. Evaluasi PJBL pada aspek keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, seperti unjuk kerja, proyek, atau produk, (Suttrisno, Yulia, dan Fithriyah 2022).

Pada aspek sikap, evaluasi PJBL bertujuan untuk mengukur perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Evaluasi PJBL pada aspek sikap dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, seperti observasi, jurnal, atau angket,(Suttrisno, Yulia, dan Fithriyah 2022).

Dengan melakukan evaluasi PJBL, guru dapat mengetahui apakah pembelajaran PJBL yang telah dilaksanakan telah mencapai tujuannya. Evaluasi PJBL juga dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran PJBL di masa mendatang, (Jacub, Marto, dan Darwis 2020).

Berikut adalah beberapa tujuan evaluasi pembelajaran PJBL secara

lebih spesifik: 1) Mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 2) Mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan. 3) Mengukur perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. 4) Mengukur keberhasilan pembelajaran PJBL secara keseluruhan, (K.

Perayani dan I.W. Rasna 2022).

E. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran berbasis Project Based Learning (PJBL) dalam Kurikulum Merdeka di Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap materi pembelajaran, mampu menerapkan keterampilan yang telah dipelajari, dan menunjukkan sikap yang positif selama pembelajaran berlangsung.

Namun, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam evaluasi pembelajaran PJBL, yaitu: Pengembangan instrumen evaluasi Instrumen evaluasi yang digunakan masih perlu dikembangkan agar lebih mengukur berbagai aspek

(12)

5853 pembelajaran PJBL, termasuk aspek

keterampilan dan sikap.

Proses evaluasi perlu dilakukan secara lebih sistematis dan terencana agar lebih efektif dan efisien. Ketersediaan sumber daya, seperti bahan dan alat, perlu dioptimalkan agar siswa dapat menghasilkan produk atau proyek yang berkualitas. Dengan melakukan perbaikan-perbaikan tersebut, diharapkan evaluasi pembelajaran PJBL dapat menjadi lebih efektif dan efisien dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran PJBL.

Berikut adalah beberapa saran untuk perbaikan evaluasi pembelajaran PJBL: Pengembangan instrumen evaluasi, guru dapat mengembangkan instrumen evaluasi yang lebih beragam, seperti tes tertulis, tes lisan, portofolio, observasi, jurnal, dan angket. Instrumen evaluasi tersebut dapat digunakan untuk mengukur berbagai aspek pembelajaran PJBL, termasuk aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Proses evaluasi, guru dapat melakukan evaluasi pembelajaran PJBL secara sistematis dan terencana, yaitu dengan menentukan tujuan evaluasi, menentukan instrumen evaluasi, mengumpulkan data, dan menganalisis data.

Ketersediaan sumber daya, guru dapat bekerja sama dengan pihak- pihak lain, seperti orang tua, masyarakat, atau instansi terkait, untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembelajaran PJBL.Dengan melakukan perbaikan- perbaikan tersebut, diharapkan evaluasi pembelajaran PJBL dapat menjadi lebih efektif dan efisien dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran PJBL.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Wibowo, Dian Armanto, dan Wildansyah Lubis. 2022a.

“Evaluasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Bangun Ruang Kelas V Sekolah Dasar Dengan Model CIPP.” Journal of Educational Analytics 1 (1): 27–40.

https://doi.org/10.55927/jeda.v 1i1.424.

———. 2022b. “Evaluasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Bangun Ruang Kelas V Sekolah Dasar Dengan Model CIPP.” Journal of Educational Analytics 1 (1): 27–

40.

https://doi.org/10.55927/jeda.v 1i1.424.

(13)

5854 A’yuni, Qurrotul, Muh Fatahillah

Suparman, dan Husna Nashihin. t.t. “Isu-Isu Kontemporer dan Tren dalam Pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyah dalam Perspektif Global.”

Dermawan, Heri, dan Ahmad Farid. t.t.

“PENGEMBANGAN

STRATEGI PEMBELAJARAN MI/SD YANG INOVATIF DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.”

Ismanto, Edi, Vitriani, dan Khairul

Anshari. 2022.

“Pengembangan Media Pembelajaran e-Modul untuk Pembelajaran Berbasis Project Based Learning (PjBL).” Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI

6 (2): 17–24.

https://doi.org/10.37859/jpumri.

v6i2.3628.

Jacub, Tasmin A, Hasia Marto, dan Arisa Darwis. 2020. “MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM

PENINGKATAN HASIL

BELAJAR IPS (STUDI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMP NEGERI 2 TOLITOLI).” JURNAL PENELITIAN 2 (2).

Jacub, Tasmin A, Hasia Marto, Arisa Darwis, dan SMP Negeri. 2020.

“Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS (Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 2 Tolitoli).” Tolis Ilmiah Jurnal Penelitian 2 (2): 140–48.

K. Perayani dan I.W. Rasna. 2022.

“PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PODCAST BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL).” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia 11 (1): 108–17.

https://doi.org/10.23887/jurnal_

bahasa.v11i1.741.

Mardhiyana, Dewi. 2017a. “Upaya Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Mahasiswa Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Mata Kuliah Evaluasi

Proses Dan Hasil

Pembelajaran Matematika.”

Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 5 (1): 1.

https://doi.org/10.31941/delta.v 5i1.389.

———. 2017b. “UPAYA

MENINGKATKAN RASA

(14)

5855 INGIN TAHU MAHASISWA

MELALUI PENERAPAN

PEMBELAJARAN BERBASIS

PROYEK PADA MATA

KULIAH EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA.” Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

5 (1): 1.

https://doi.org/10.31941/delta.v 5i1.389.

Mujiburrahman, Mujiburrahman, Muhamad Suhardi, dan Siti Nur

Hadijah. 2023.

“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASE LEARNIG DI ERA KURIKULUM MERDEKA.”

COMMUNITY : Jurnal

Pengabdian Kepada

Masyarakat 2 (2): 91–99.

https://doi.org/10.51878/comm unity.v2i2.1900.

Nasir, Rahma, dan Churun Lu’lu’il Maknun. 2022a. “Refleksi Penilaian Kontribusi Pada Team-Based Project Secara Daring.” Aksioma 11 (1): 48–

56.

https://doi.org/10.22487/aksio ma.v11i1.1905.

———. 2022b. “REFLEKSI PENILAIAN KONTRIBUSI

PADA TEAM-BASED

PROJECT SECARA DARING.”

Aksioma 11 (1): 48–56.

https://doi.org/10.22487/aksio ma.v11i1.1905.

Perayani, K, dan I W Rasna. 2022.

“PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PODCAST BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL).” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia 11 (1): 108–17.

Pramesti, Dhira Andari Handewi, Ahmad Ipmawan Kharisma, dan Rizka Novi Irmaningrum.

t.t. “IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR DALAM

PEMBELAJARAN IPAS

BERBASIS PROYEK.”

Raharjo, Raharjo. 2020. “Analisis Perkembangan Kurikulum PPKn: Dari Rentjana Pelajaran 1947 sampai dengan Merdeka Belajar 2020.” PKn Progresif:

Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan

15 (1): 63.

https://doi.org/10.20961/pknp.v 15i1.44901.

Susanto, Aris. 2017. “JURNAL EVALUASI EFEKTIFITAS PENGAJARAN EKONOMI

(15)

5856 BERBASIS PROBLEM BASED

LEARNING DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BANTUL.”

Suttrisno, Suttrisno, Nurul Mahruzah Yulia, dan Dewi Niswatul

Fithriyah. 2022.

“Mengembangkan Kompetensi Guru Dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran Di Era Merdeka Belajar.” ZAHRA:

Research and Tought Elementary School of Islam Journal 3 (1): 52–60.

https://doi.org/10.37812/zahra.

v3i1.409.

Trimawati, Karina, Tjandra Kirana, dan Raharjo Raharjo. 2020a.

“PENGEMBANGAN

INSTRUMEN PENILAIAN IPA

TERPADU DALAM

PEMBELAJARAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

(PjBL) UNTUK

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SMP.” Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains 11 (1): 36.

https://doi.org/10.20527/quant um.v11i1.7606.

———. 2020b. “PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN IPA

TERPADU DALAM

PEMBELAJARAN MODEL

PROJECT BASED LEARNING

(PjBL) UNTUK

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SMP.” Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains 11 (1): 36.

https://doi.org/10.20527/quant um.v11i1.7606.

Wardhan, A I, dan Sandra B Kurniawan. t.t. “dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Kurikulum Merdeka Materi Membangun Masyarakat yang Beradab.”

Zakiyah, Nur, dan Muh Wasith Achadi.

t.t. “ANALISIS

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI MADRASAH PILOTING MIN 2 BANTUL YOGYAKARTA.”

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan konsep, tes keterampilan berpikir kreatif, peer assessment, rubrik penilaian kreativitas produk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa macam kesulitan guru adalah perencanaan penyusunan instrumen penilaian yang sesuai untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat

Berdasarkan temuan positif hasil penerapan pembelajaran berbasis Project Based Learning dan kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran Al-Qur’an

Hasil penelitian menunjukan bahwa evaluasi pembelajaran yang meliputi penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap tetap dijalankan, akan tetapi hasil yang ditunjukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, Project-Based Learning (PjBL) berbasis kurikulum prototipe, adalah metode pembelajaran yang berpusat

Guru kelas satu menggunakan penilaian autentik yang menilai aspek sikap dengan observasi, aspek pengetahuan dengan tes tertulis serta penugasan, dan aspek keterampilan dengan unjuk

Pada proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning PjBL, guru adalah fasilitator bagi para peserta didik dengan tujuan agar peserta didik

Keterampilan kolaborasi tersebut dapat dikatakan baik, kemudian setelah diberikannya saat diberi pembelajaran melalui model project based learning PjBL pada siklus I hasil yang