• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Ergonomi terhadap Stres Kerja dan Dampaknya pada Kinerja Karyawan

N/A
N/A
Suswoyo Putra Suryoningrat

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Faktor Ergonomi terhadap Stres Kerja dan Dampaknya pada Kinerja Karyawan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

oid:25213:58087862 Similarity Report ID:

PAPER NAME

Jurnal Kelompok 2.docx

AUTHOR

Perpus PEM Akamigas

WORD COUNT

4126 Words

CHARACTER COUNT

25848 Characters

PAGE COUNT

6 Pages

FILE SIZE

186.5KB

SUBMISSION DATE

Apr 22, 2024 9:30 PM PDT

REPORT DATE

Apr 22, 2024 9:30 PM PDT

20% Overall Similarity

The combined total of all matches, including overlapping sources, for each database.

20% Internet database 9% Publications database

Crossref database Crossref Posted Content database

0% Submitted Works database

Summary

(2)

ANALISIS FAKTOR ERGONOMI TERHADAP STRESS KERJA DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN

PRODI LOGISTIK MIGAS PEM AKAMIGAS

Nurbaiti

a)

, Suswoyo Putro

b)

, Savira Putri

c)

,Laelatu Sa’Adah

d)

Politeknik Energi & Mineral (PEM) Akamigas, Jln. Gadjah Mada No.38, Cepu 58315 [email protected]

Abstract. Ergonomi mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya, fokus pada desain lingkungan kerja agar sesuai dengan karakteristik pekerja. Prinsip ergonomi meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan efisiensi lingkungan kerja. Stres kerja harus diatasi untuk menjaga kesejahteraan karyawan, yang merupakan aset berharga bagi perusahaan. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menyelaraskan mesin, tempat kerja, kemampuan, dan sifat individu karyawan. Kinerja yang baik menghasilkan produktivitas yang diinginkan, pada penelitian ini kami menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara dan studi literatur. Pertanyaan wawancara berkaitan dengan variabel X (Stress Kerja) dan variabel Y (Kinerja Karyawan), disajikan dalam skala 1-5.Dua grafik menunjukkan tidak ada indikasi stress kerja pada karyawan logistik migas (skala 1-3). Hal ini penting karena tingkat stress dapat mempengaruhi interaksi positif dengan lingkungan kerja. Variabel X (Stress Kerja) berkorelasi dengan variabel Y (Kinerja), dimana mayoritas karyawan memiliki kinerja baik (skala 4-5), menunjukkan rendahnya tingkat stress kerja berkontribusi pada kinerja optimal. Penelitian kami adalah kualitatif deskriptif, menyesuaikan pendapat peneliti dengan informan. Sumber data meliputi wawancara, observasi, dan foto, terbagi menjadi primer dan sekunder. Stres kerja karyawan bisa disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap pekerjaan, tuntutan tugas, peran, dan interaksi antarpribadi. Tingkat stress kerja mempengaruhi kinerja, namun pada karyawan logistik migas, tingkat stress rendah sehingga kinerja memuaskan.

Keywords: Ergonomi, Kinerja, Stres Kerja,

I. LATAR BELAKANG

Ergonomi merupakan sebuah ilmu yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara sesama manusia dengan lingkungannya, dan berfokus pada perancangan dan penyesuaian lingkungan kerja agar sesuai dengan karakteristik, kemampuan, dan keterbatasan fisik dan mental pekerja. Dengan menerapkan prinsip ergonomi, diharapkan lingkungan kerja menjadi lebih aman, nyaman, dan efisien.

Setiap orang pasti memiliki pekerjaan yang bisa membebani dirinya sendiri. Pekerjaan yang padat dan penuh tekanan dapat menyebabkan kelelahan, yang pada gilirannya menyebabkan stres kerja. Karena itu, stres kerja harus segera diatasi karena karyawan adalah aset paling berharga perusahaan. Karena karyawan membantu kemajuan perusahaan, perusahaan harus memprioritaskan kenyamanan karyawan agar mereka betah bekerja di sana dan menjadi loyal. Jika standar atau tuntutan kinerja perusahaan tinggi, karyawan akan berusaha untuk mencapainya. Apabila banyak orang yang tidak dapat menyesuaikan adanya perubahan di sekitarnya, itu dapat menimbulkan konflik dan stres bagi karyawan.

Menjalankan fungsi yang tidak dapat berdiri sendiri adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas.

Mesin, tempat kerja, kemampuan, dan sifat pribadi setiap orang berkontribusi pada peningkatan produktivitas. Kinerja yang baik adalah hasil yang kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan pada karyawan sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja yang baik dari karyawan memungkinkan terjadi peningkatan produktivitas perusahaan karena karyawan memiliki kinerja yang baik.

Ini merupakan peningkatan produktivitas yang diharapkan oleh semua bisnis untuk mencapai tujuan mereka.

II. METODE PENELITIAN

Pada tudi ini menetapkan jenis penelitian kualitatif deskripstif. Metode kualitatif deskriptif menyesuaikan pendapat antara peneliti dengan informan. Pemilihan metode ini dilakukan karena analisisnya tidak bisa dalam bentuk angka dan peneliti lebih mendeskripsikan segala kejadian yang ada di lokasi pekerjaan secara jelas & langsung. Data yang telah didapat dari proses wawancara dan observasi adakan disajikan dengan bentuk deskripsi dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti.

Penelitiab ini menggunakan metode pengumpukan data untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah pada penelitian. Dalam Penelitian ini teknik yang digunakan yaitu wawancara (interview) dan studi literatur. Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada terwawancara yaitu terdapat Variabel X dan Variabel.

A. Variabel X ( Stress Kerja)

1. Dari Skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila banyaknya tugas yang diberikan oleh kampus

1 2 6

9

9

10 23 27

30

33

36

37 41

(3)

dapat membuat bapak/ibu merasa stress atau tertekan?

2. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila peraturan di kampus dapat membuat bapak/ibu merasa stress atau tertekan ?

3. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila tambahan pekerjaan dapat menyebabkan karyawan ataupun dosen merasa stress atau tertekan ?

4. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila adanya target pekerjaan yang harus diselesaikan karyawan menyebabkan batas jam kerja terlampaui membuat stress atau tertekan ?

5. Dari skala 1-5,apakah bapak/ibu setuju jika terdapat konflik yang terjadi di lingkungan kerja dapat menyebabkan karyawan merasa stress atau tertekan ?

6. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila dengan tidak adanya dukungan dari sesama karyawan atau atau atasan di lingkungan kerja, dapat menyebabkan karyawan stress atau tertekan

?

7. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila atasan bapak/ibu dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan perintah yang membuat karyawan merasa stress atau tertekan ?

8. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila atasan bapak/ibu dapat menciptakan kondisi kerja yang baik ketika karyawan sedang bekerja ? B. Variabel Y (Kinerja Karyawan)

1. Dari skala 1-5. Apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan teliti ?

2. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan pimpinan atau atasan ?

3. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu dapat meminimalisir Tingkat kesalahan saat bekerja ?

4. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu mampu mencapai target yang ditetapkan oleh pimpinan atau atasan ?

5. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bahwa bapak/ibu dapat melebihi volume pekerjaan yang telah ditentapkan pimpinan atau atasan ?

6. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu diberi kebebasan tertentu saat mengerjakan pekerjaan ?

7. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu melakukan pekerjaan sebelum diperintah atasan ?

8. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu mampu memberi ide untuk kemajuan kampus ?

9. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu dapat memahami dengan baik pekerjaan bapal/ibu ?

10. Dari skala 1-5, apakah bapak/ibu setuju bila bapak/ibu dapat melakukan pekerjaan dengan lebih teliti dan efisien tanpa melanggar S.O.P ? Dari pertanyaan tersebut responden atau terwawancara akan menjawab dengan skala. Skala tersebut terdapat 5 yaitu:

1 = “Sangat Tidak Setuju”

2 = “Tidak Setuju”

3 = “Cukup”

4 = “Setuju”

5 = “ Sangat Setuju”

KERANGKA KONSEPTUAL

Stress kerja tidak akan terjadi begitu saja, stress kerja merupakan perasaan yang dapat dialami para pekerja apabila mereka merasa terlalu banyak bekerja sehingga dapat menyebabkan stress kerja, karena itu stress terdapat factor- faktor yang dapat menyebabkan adanya stress kerja dapat berupa eksternal maupun internal yang mana keduanya mempengaruhi psikologis, sosial, dan fisiologis individu yang terpengaruh. Sedangkan, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan .

Pada kerangka konseptual ini, akan memberikan gambaran tentang pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai prodi logistik migas PEM Akamigas. Hal ini sangat penting sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi masaing-masing ciri dari variable yang akan di teliti. Model kerangka spiritual penelitian adalah sebagai berikut :

Dapat dilihat pada sketsa gambaran diatas bagaimana stres di tempat kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Stres kerja diwakili oleh variabel X dan Kinerja Karyawan diwakili oleh Variabel Y. Variabel X dan Y akan saling mempengaruhi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut merupakan data yang didapatkan melalui teknik pengumpulan data wawancara bersama 10 narasumber karyawan program studi logistik migas yang selanjutnya diolah menggunakan software Microsoft Excel.

1

1

1

1

1

1

16

18

18

22 24

39 42

(4)

Grafik Variabel Stres Kerja (X)

Berdasarkan dari grafik diatas yaitu grafik variabel stress kerja terdapat 10 responden dan 8 pertanyaan, untuk pertanyaan pertama terkait tugas yang diberikan oleh kampus apakah membuat stress atau tertekan. Dari skala 1-5 Responden A,B,E, dan G menyatakan skala 2 yaitu “Tidak setuju”. Untuk responden C,H,I dan J menyatakan skala 4 yaitu “ Setuju”. untuk responden D menyatakan skala 3 yaitu

“Cukup”. dan untuk responden F menyatakan 5 yaitu

“Sangat Setuju”. Hal ini berarti tugas yang diberikan oleh kampus terdapat sebagian dari pekerja membuat stress dan terdapat sebagian lagi pekerja merasa tugas yang diberikan oleh kampus tidak membuat mereka stress maupun tertekan.

Pertanyaan ke 2 yaitu terkait peraturan yang berada di kampus dapat membuat stress atau tertekan. Dari skala 1-5 responden A,B, dan E menyatakan 2 yaitu “Tidak setuju”

dan responden lainnya yaitu C,D,F,G,H,I, dan J menyatakan

“sangat tidak setuju”. Hal ini berarti peraturan di kampus tidak membuat pekerja stress maupun tertekan karena dilihat pernyataan responden semua menjawab tidak setuju.

Pertanyaan ke 3 yaitu terkait lembur atau bila tambahan pekerjaan dapat membuat stress atau tertekan. Dari skala 1 -5 responden A,C,H,I dan J menyatakan 4 yaitu “Setuju”.

responden B,E dan G menyatakan 2 “Tidak setuju”. dan responden lainnya yaitu D dan F menyatakan 1 yaitu “ Tidak setuju”. Hal ini berarti sebagian pekerja stress maupun tertekan bila mereka lembur atau mendapatkan tambahan pekerjaan. tetapi sebagian lagi pekerja merasa tidak stress maupun tertekan bila mereka lembut atau mendapatkan pekerjaan tambahan,

Pertanyaan ke 4 yaitu terkait target pekerjaan yang harus diselesaikan menyebabkan batas jam kerja terlampaui membuat stress atau tertekan. Dari skala 1-5 responden B,C,D,H,I dan J menyatakan 3 yaitu “Cukup”. responden E dan G menyatakan 2 yaitu “ tidak setuju”. dan responden lainnya responden a menyatakan 4 yaitu “ sangat setuju” dan responden F menyatakan 5 yaitu “ sangat setuju”. Hal ini berarti pekerja merasa cukup stress atau tertekan bila target pekerjaan yang harus diselesaikan menyebabkan batas jam kerja terlampaui.

Pertanyaan ke 5 yaitu terkait konflik yang terjadi di lingkungan kampus dapat membuat merasa stress atau tertekan. Dari skala 1-5 responden A,C,E,G,H,I dan J menyatakan 2 yaitu “Tidak Setuju”. responden B menyatakan 1 yaitu “Sangat tidak setuju”. dan responden lainnya responden D menyatakan 4 yaitu “ sangat setuju”

dan responden F menyatakan 5 yaitu “ sangat setuju”. Hal ini

berarti pekerja merasa tidak stress ataupun tertekan bila terjadi Konflik yang terjadi di lingkungan kampus

Pertanyaan ke 6 yaitu terkait support atau tidak adanya dukungan dari sesama pekerja lainnya di lingkungan kampus membuat stress atau tertekan. Dari skala 1-5 responden C,D,H,I dan J menyatakan 4 yaitu “Setuju”. responden B dan G menyatakan 2 yaitu “ tidak setuju”. dan responden lainnya responden A dan F menyatakan 1 yaitu “ sangat tidak setuju”. Hal ini berarti sebagian pekerja stress maupun tertekan bila mereka tidak adanya dukungan dari sesama pekerja lainnya di lingkungan kampus. tetapi sebagian lagi pekerja merasa tidak stress maupun tertekan bila tidak adanya dukungan dari sesama pekerja lainnya di lingkungan kampus.

Pertanyaan ke 7 yaitu terkait perintah dari atasan baik langsung maupun tidak langsung membuat stress atau tertekan. Dari skala 1-5 responden A,C,D,F,H,I dan J menyatakan 1 yaitu “Sangat tidak setuju”. responden B dan E menyatakan 3 yaitu “ Cukup”. dan responden lainnya responden G menyatakan 2 yaitu “ tidak setuju” . Hal ini berarti pekerja merasa tidak stress atau tertekan bila atasan memberi perintah baik langsung maupun tidak langsung.

Pertanyaan ke 8 yaitu terkait apakah responden dapat menciptakan kondisi kerja yang baik ketika pekerja lainnya sedang bekerja. Dari skala 1-5 responden B,C,H,I dan J menyatakan 4 yaitu “Setuju”. responden A,D,E,F, dan G menyatakan 5 yaitu “ Sangat setuju”. Hal ini berarti responden merasa setuju bila mereka dapat mencipatkan kondisi kerja yang baik ketika pekerja lainnya sedang bekerja.

Gambar Grafik Variabel Kineja Karyawan (Y) Dapat diketahui melalui grafik diatas bahwa pada pertanyaan pertama terkait ketelitian dalam kinerja karyawan Responden A menyatakan “Setuju” yang dinyatakan oleh skala 4. Kemudian responden B menyatakan “Setuju” yang dinyatakan oleh skala 4. Responden C menyatakan “Setuju”

yang dinyatakan oleh skala 4. Responden D menyatakan

“Sangat Setuju” terkait pertanyaan mengenai ketelitian yang dinyatakan skala 5. Responden E menyatakan “ Sangat Setuju” yang dinyatakan oleh skala 5. Responden F menyatakan “ Sangat Setuju” yang dinyatakan oleh skala 5.

Responden G menyatakan “Sangat Setuju yang dinyatakan oleh skala 5. Kemudian Responden H menyatakan “Setuju”

1

3 3

3

3

3

4

4

4

7 12

(5)

yang dinyatakan oleh skala 4. Responden I dan J juga menyatakan “ Setuju” terkait pertanyaan mengenai ketelitian. Hal ini berarti bahwa seluruh responden memiliki ketelitian yang baik dan sangat baik saat melakukan pekerjaan yang membuat kinerja atau performa karyawan tinggi.

Pada pertanyaan selanjutnya terkait standar kerja yang harus dipenuhi karyawan. pemenuhan standar tersebut tentunya mempengaruhi kinerja karyawan. Pada pertanyaan kedua ini Responden A menyatakan “Sangat Setuju” yang dinyatakan oleh skala 5. Kemudian Responden B juga menyatakan “Sangat Setuju” yang dinyatakan oleh skala 5.

Responden C,D, dan E menyatakan “Setuju” pada pertanyaan kedua yang dinyatakan oleh skala 4. Responden F menyatakan “Sangat Setuju” yang dinyatakan oleh skala 5.

Sedangkan Responden G menyatakan “ Tidak Setuju” pada pertanyaan mengenai pemenuhan standar kerja yang dinyatakan dengan skala 2. Responden H,I,dan J menyatakan

“Setuju” yang dinyatakan pada skala 4. Hal ini berarti terdapat 3 responden yang memberikan jawaban “Sangat Setuju”, 6 responden memberikan jawaban “Setuju”, dan 1 Responden menjawab “Tidak Setuju”. 9 dari sepuluh responden memberikan jawaban positif terkait pemenuhan standar,artinya mereka dapat memenuhi standar pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Namun,masih terdapat responden yang menjawab tidak setuju yang artinya karyawan tersebut belum memenuhi standar pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.

Pertanyaan Ketiga yang diberikan oleh tim peneliti kepada Karyawan Prodi Logistik Migas PEM Akamigas adalah terkait meminimalisir kesalahan. Apakah Karyawan dapat meminimalisir kesalahan yang dilakukan selama bekerja, hal ini tentunya dapat menjadi indikator kinerja atau performance. Responden A menyatakan “Setuju” yang dinyatakan dengan skala 4. Responden B menyatakan “ Sangat Setuju” yang dinyatakan dengan skala 5. Responden C memberikan jawaban yang sama dengan Responden A yaitu “ Setuju” yang dinyatakan dengan skala 4. Lalu Responden D dan E menyatakan “Sangat Setuju” yang dinyatakan dengan skala 5. Responden F memberi jawaban “ Sangat Tidak Setuju” yang dinyatakan dengan skala 1.

Responden G,H,I, dan J memberikan jawaban yang sama untuk pertanyaan ketiga yaitu “Setuju” yang dinyatakan dengan skala 4. Hal ini berarti terdapat 3 responden yang memberikan jawaban “Sangat Setuju”, 6 responden memberikan jawaban “Setuju”, dan 1 Responden menjawab

“Sangat Tidak Setuju”. 9 dari 10 responden memberikan jawaban positif terkait meminimalisir kesalahan selama melaksanakan pekerjaan yang artinya 9 dari 10 karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik sekaligus minim kesalahan. Tetapi terdapat 1 Responden yang memberikan jawaban “Sangat Tidak Setuju” artinya karyawan tersebut tidak dapat meminimalisir kesalahan dalam bekerja.

Pertanyaan Keempat yang diberikan oleh tim peneliti kepada Karyawan Prodi Logistik Migas PEM Akamigas terkait pencapaian target yang diberikan pimpinan kepada karyawan. Jika Karyawan menjawab dengan setuju dan tidak setuju, maka karyawan tersebut yang dalam hal ini responden dapat mencapai target pekerjaan yang diberikan

atas dengan baik. Jika responden menjawab dengan “ Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” karyawan tidak dapat memenuhi target pekerjaan yang diberikan pimpinan.

Sedangkan bila responden menjawab “Cukup” maka karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang diperintahkan tidak melebihi kualitas yang diminta.

Responden A memberikan jawaban “Cukup” yang dinyatakan dengan skala 3. Responden B memberikan jawaban “Sangat Setuju” yang dinyatakan dengan skala 5.

Sedangkan Responden C dan D “Setuju” dengan pertanyaan yang diajukan. Responden E,F, dan G memberikan jawaban yang sama yaitu “ Sangat Setuju” yang dinyatakan dengan skala 4. Responden H,I,dan J juga memberikan jawaban yang sama yaitu “Setuju” yang dinyatakan dengan skala 4.

Hal ini menunjukkan bahwa 4 responden menyatakan

“Sangat Setuju”, 5 Responden yang menyatakan “Setuju”

dan 1 responden yang menyatakan “Cukup”. Hal ini berarti 10 dari 10 responden memberikan jawaban positif terkait kesanggupan karyawan mencapai target yang diberikan oleh pimpinan. seluruh responden dapat memenuhi target kerja yang diberikan.

Pertanyaan Kelima yang diberikan oleh tim peneliti kepada Karyawan Prodi Logistik Migas PEM Akamigas terkait pencapaian target yang melebihi dari arahan pimpinan. Jika Karyawan menjawab dengan setuju dan tidak setuju, maka karyawan tersebut yang dalam hal ini responden dapat mencapai bahkan melebihi target pekerjaan yang diberikan atasan dengan baik. Jika responden menjawab dengan “ Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” karyawan tidak melebihi target pekerjaan yang diberikan pimpinan. Sedangkan bila responden menjawab

“Cukup” maka karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang diperintahkan tidak melebihi yang diminta pimpinan. Responden A “Setuju” dengan pernyataan yang diberikan peneliti dengan dinyatakan skala 4.

Responden B “Sangat Setuju” dengan dinyatakan skala 5.

Kemudian Responden C,D, dan E memberikan jawaban yang sama yaitu “Setuju” dinyatakan dengan skala 4.

Sedangkan Responden F “Sangat Setuju” dengan pernyataan nomor 5 terkait kinerja yang melebihi target. Responden G,H,I dan J memberikan jawaban yang sama dengan Responden C,D, dan E yaitu “Setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa 2 responden yang menyatakan “Sangat Setuju”, 8 Responden yang menyatakan “Setuju”. Hal ini berarti 10 dari 10 responden memberikan jawaban positif terkait kesanggupan karyawan mencapai bahkan melebihi target yang diberikan oleh pimpinan. seluruh responden dapat memenuhi bahkan melebihi target kerja yang diberikan.

Pertanyaan Keenam yang diberikan oleh tim peneliti kepada Karyawan Prodi Logistik Migas PEM Akamigas terkait kebebasan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

Jika Karyawan menjawab dengan setuju dan tidak setuju, maka karyawan tersebut yang dalam hal ini responden dapat secara leluasa melaksanakan pekerjaanya karena diberi kebebasan. Jika responden menjawab dengan “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” karyawan tidak diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam mengerjakan pekerjaanya.

Sedangkan bila responden menjawab “Cukup” maka karyawan cukup mendapat kebebasan dan keleluasaan dalam

4 4

5

5

5

7

8

8 21

22

29 38

(6)

pekerjaan. Responden A,B, dan C “Setuju” yang dinyatakan dengan skala 4. Sedangkan Responden D,E, dan F menyatakan “Sangat Setuju” yang disimbolkan dengan angka 5. Kemudian Responden G,H,I, dan J menyatakan

“Setuju” yang disimbolkan dengan angka 4. Hal ini berarti terdapat 3 responden yang menyatakan “Sangat Setuju”, 7 Responden yang menyatakan “Setuju” . Hal ini berarti 10 dari 10 responden memberikan jawaban positif terkait kebebasan dan keleluasaan dalam melaksanakan pekerjaan yang mana kebebasan dan keleluasaan tersebut diciptakan oleh pimpinan dan lingkungan. Seluruh responden diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam mengerjakan pekerjaannya.

Pertanyaan Ketujuh yang diberikan oleh tim peneliti kepada Karyawan Prodi Logistik Migas PEM Akamigas terkait inisiatif kerja. Jika Karyawan menjawab dengan

“Sangat Setuju” dan “Setuju”, maka karyawan tersebut yang dalam hal ini responden melakukan pekerjaan sebelum diberikan perintah oleh atasan Jika responden menjawab dengan “ Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” karyawan tidak melaksanakan pekerjaan sebelum diperintah oleh atasan Sedangkan bila responden menjawab “Cukup” maka karyawan merasa cukup inisiatif dalam melakukan pekerjaan. Responden A menyatakan “Cukup”

direpresentasikan dengan angka 3. Responden B “Setuju”

dengan pernyataan ketujuh dengan direpresentasikan angka 4. Responden C “Sangat Setuju” direpresentasikan dengan angka 5. Responden D “Setuju” direpresentasikan dengan angka 4. Responden E menyatakan “Sangat Setuju” yang disimbolkan dengan angka 5. Sedangkan Responden F menyatakan “Sangat Tidak Setuju” yang direpresentasikan dengan angka 1. Responden G menyatakan “Setuju” yang disimbolkan dengan angka 4. Responden H,I,dan J memberikan jawaban yang sama yaitu “Sangat Setuju”. Hal ini berarti terdapat 5 responden yang menyatakan “Sangat Setuju”, 3 Responden yang menyatakan “Setuju”. Masing -masing 1 responden menyatakan “Cukup” dan “Sangat Tidak Setuju” Hal ini berarti 8 dari 10 responden memberikan jawaban positif terkait Tindakan Inisiatif dalam kerja artinya karyawan tersebut memiliki tingkat inisiatif yang tinggi. Sedangkan 1 responden lain merasa tingkat inisiatif yang dimiliki sudah cukup selama bekerja.

Pertanyaan Kedelapan yang diberikan oleh tim peneliti kepada Karyawan Prodi Logistik Migas PEM Akamigas terkait inovasi yang bisa diberikan karyawan untuk kemajuan kampus . Jika Karyawan menjawab dengan

“Sangat Setuju” dan “Setuju”, maka karyawan tersebut yang dalam hal ini responden dapat atau sering memberikan ide -ide yang membantu untuk kemajuan kampus Jika responden menjawab dengan “ Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” karyawan bisa memberikan ide-ide yang dapat membantu kemajuan kampus Sedangkan bila responden menjawab “Cukup” maka karyawan merasa cukup dalam memberikan ide yang bermanfaat bagi kemajuan kampus.

Responden A menyatakan “Sangat Setuju”. Responden B,C, dan D menyatakan “Setuju”. Responden E menyatakan

“Sangat Setuju” yang diwakilkan dengan angka 5.

Sedangkan Responden F menyatakan “Sangat Tidak Setuju”.

Responden G menyatakan “Sangat Setuju yang

direpresentasikan oleh angka 5. Responden H,I,dan J memberikan jawaban yang sama yaitu “Setuju” yang direpresentasikan oleh angka 4. Hal ini berarti terdapat 3 responden yang menyatakan “Sangat Setuju”, 6 Responden yang menyatakan “Setuju”. 1 responden menyatakan

“Sangat Tidak Setuju” Hal ini berarti 9 dari 10 responden memberikan jawaban positif terkait inovasi yang bisa diberikan karyawan untuk kemajuan kampus. Artinya karyawan tersebut dapat memberikan ide - ide inovatif yang bermanfaat bagi kemajuan kampus. Sedangkan 1 responden lain merasa tidak dapat memberikan ide-ide menarik dan inovatif bagi kemajuan kampus.

Pertanyaan Kesembilan yang diberikan oleh tim peneliti kepada Karyawan Prodi Logistik Migas PEM Akamigas terkait pemahaman karyawan pada jobdesc yang dimiliki.

Jika Karyawan menjawab dengan “Sangat Setuju” dan

“Setuju”, maka karyawan tersebut yang dalam hal ini responden dapat memahami dengan baik jobdesk yang diberikan Jika responden menjawab dengan “ Tidak Setuju”

dan “Sangat Tidak Setuju” tidak dapat memahami dengan baik jobdesk yang diberikan Sedangkan bila responden menjawab “Cukup” maka karyawan cukup memahami jobdesk yang diberikan. Responden A “Tidak Setuju”

dengan pernyataan ini yang direpresentasikan dengan angka 2. Responden B,C,D, dan E memberikan jawaban yang sama yaitu “Setuju” yang direpresentasikan dengan angka 4.

Responden F dan G memberikan Jawaban yang sama yaitu

“Setuju”. Sedangkan Responden H,I,dan J memberikan jawaban yang sama dengan Responden B,C,D,dan E yaitu

“Sangat Setuju” yang direpresentasikan dengan simbol 5.

Hal ini berarti terdapat 2 responden yang menyatakan

“Sangat Setuju”, 7 Responden yang menyatakan “Setuju”. 1 responden menyatakan “Sangat Tidak Setuju” Hal ini berarti 9 dari 10 responden memberikan jawaban positif terkait pemahaman karyawan mengenai jobdesk yang diberikan.

Artinya karyawan memahami dengan baik pekerjaan yang harus diselesaikan.Sedangkan 1 responden lain merasa tidak memahami dengan baik jobdesk yang diberikan oleh pimpinan.

Pertanyaan kesepuluh yang diberikan oleh tim peneliti kepada Karyawan Prodi Logistik Migas PEM Akamigas terkait kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan teliti tanpa melanggar SOP sehingga menjadi karyawan yang disiplin dalam bekerja. Jika Karyawan menjawab dengan “Sangat Setuju” dan “Setuju”, maka karyawan tersebut yang dalam hal ini responden dapat melaksanakan pekerjaan dengan disiplin tanpa melanggar SOP. Jika responden menjawab dengan “ Tidak Setuju” dan

“Sangat Tidak Setuju” tidak dapat melaksanakan pekerjaan dengan disiplin karena sering melanggar SOP Sedangkan bila responden menjawab “Cukup” maka karyawan cukup dapat melaksanakan pekerjaan tanpa melanggar SOP.

Responden A “Setuju” dengan pernyataan yang diberikan.

Responden B “Sangat Setuju” dengan pernyataan terkait kedisiplinan yang direpresentasikan dengan angka 5.

Responden C dan D memberikan jawaban yang sama yaitu

“Setuju”. Sedangkan Responden E dan F memberikan jawaban yang ama pula yaitu “Sangat Setuju”. Kemudian Responden G,H,I,dan J juga memberikan jawaban yang

7

8

8 11

14

14

21

25 31

32

35

(7)

sama yaitu “Setuju” Hal ini berarti terdapat 3 responden yang menyatakan “Sangat Setuju”, 7 Responden yang menyatakan “Setuju”. Hal ini berarti 10 dari 10 responden memberikan jawaban positif terkait kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan teliti tanpa melanggar SOP. Artinya responden merupakan karyawan yang disiplin dalam bekerja.

Pada dua grafik diatas terdapat hasil analisis variabel X terkait stress kerja karyawan,seluruh hasil survey responden menunjukkan bahwa tidak terlihat indikasi stress kerja pada karyawan prodi logistik migas. Hal ini karena tiap responden memberikan jawaban dari skala 1 hingga 3 lebih banyak dibandingkan dengan jawaban dari skala 4-5. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seluruh karyawan program studi logistik migas tidak merasa stress pada lingkungan kerja.

Jika seluruh karyawan program studi logistik migas merasa stress biasanya tidak dapat diatasi dengan baik dan akan berakibat pada ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungan kerjanya.

Kesimpulan yang bisa didapatkan dari variabel X adalah variabel tersebut berkorelasi dengan hasil dari survey variabel Y terkait hasil kinerja. Pada variabel ini seluruh responden memberikan jawaban dari kala 4 hingga 5 lebih banyak dibandingkan dengan jawaban dari skala 1-3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seluruh karyawan program studi logistik migas memiliki kinerja yang baik.

Hasil analisis kedua variabel diatas mengantarkan penulis pada kesimpulan bahwa karyawan program studi logistik migas tidak merasa stress pada lingkungan kerja oleh karena itu kinerja yang didedikasikan pada kampus dapat lebih maksimal,dapat dilihat pula bahwa stress kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan program studi logistik migas.

BAB IV KESIMPULAN

Penelitian yang kami lakukan merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menyesuaikan pendapat antara peneliti dengan informan. Sumber data penelitian yang kami lakukan adalah dengan menggunakan wawancara, observasi dan foto. Sumber data terbagi menjadi 2, yaitu sumber data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung oleh peneliti kepada sumbernya tanpa adanya perantara.

Sedangkan Data Sekunder diambil secara tidak langsung dan dapat di tambah data tambahan untuk penguat data penelitian. Stres kerja pada karyawan dapat timbul karena karyawan tidak puas atas kerja yang sudah dikerjakan.

Tuntunan tugas, tuntunan peran dan tuntutan antar pribadi juga dapat menjadikan faktor stres kerja pada karyawan.

Tingkat stress kerja pada karyawan dapat mempengaruhi hasil kinerja. Pada karyawan program studi logistik migas tidak ditemukan Tingkat stress kerja yang tinggi sehingga hasil penilaian kinerja menunjukkan angka yang memuaskan.

REFERENCES

[1] Aster, A.K, Yoyok, S. 2014. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 [2] Andre Firmansyah.2020. Pengaruh Stress Kerja dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Pegawai Kantor Sriwijaya Air Cengkareng Banten). UIN Syarif hidayatullah,Jakarta.

[3] Mauladi F.F dan Nirdana D.2015.Pengaruh stress kerja pada kinerja karwayan dengan kecerdasan emosional sebagai variable moderasi (studi pada karyawan rumah sakit condong catur Yogyakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi.Vol 6 No2

[4] Ni Ketut Dewi,I Made Bayu. 2023. Analisis Faktor Ergonomi Terhadap Stres Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Front Officer Hotel di Bali. Journal of Apploed Management Studies Volume 4

[5] Tarwaka,2015. Ergonomi Industri (Dasar-dasar pengetahuan ergonomic dan aplikasi ditempat kerja) Surakarya:Harapan Press

[6] Widiawati,F.2015. Pengaruh Beban Kerja,Stres Kerja Terhadap Turnover Inntention Karyawan PT Geogiven Visi Mandiri Semarang.Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pandanan

[7] Yeni,2018.Analisi Ergonomi Beban Fisik Terhadap Stres dan Kinerja Karwayan PT.Rifansi. Dwi Putra Duri. JOM FEB Volume 1

4

6 11

12

13

15

17

19 20

23

26 28

34 40

(8)

oid:25213:58087862 Similarity Report ID:

20% Overall Similarity

Top sources found in the following databases:

20% Internet database 9% Publications database

Crossref database Crossref Posted Content database

0% Submitted Works database

TOP SOURCES

The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be displayed.

1

repository.stie-mce.ac.id 2%

Internet

2

repository.uir.ac.id 1%

Internet

3

bic.utm.my <1%

Internet

4

repository.uin-suska.ac.id

<1%

Internet

5

eprints.iain-surakarta.ac.id

<1%

Internet

6

eprints.triatmamulya.ac.id

<1%

Internet

7

text-id.123dok.com

<1%

Internet

8

repository.ub.ac.id

<1%

Internet

Sources overview

(9)

oid:25213:58087862 Similarity Report ID:

9

media.neliti.com

<1%

Internet

10

Tika Hildani, Islamiani Safitri. "Implementasi Pembelajaran Matematik...

<1%

Crossref

11

eprints.walisongo.ac.id

<1%

Internet

12

etheses.uin-malang.ac.id

<1%

Internet

13

repository.untag-sby.ac.id

<1%

Internet

14

e-campus.iainbukittinggi.ac.id

<1%

Internet

15

repository.uinjambi.ac.id

<1%

Internet

16

repository.umy.ac.id

<1%

Internet

17

repository.univ-tridinanti.ac.id

<1%

Internet

18

digilibadmin.unismuh.ac.id

<1%

Internet

19

ijair.id

<1%

Internet

20

ojs.unud.ac.id

<1%

Internet

Sources overview

(10)

oid:25213:58087862 Similarity Report ID:

21

repo.iain-tulungagung.ac.id

<1%

Internet

22

docplayer.info

<1%

Internet

23

id.scribd.com

<1%

Internet

24

core.ac.uk

<1%

Internet

25

repository.uinsu.ac.id

<1%

Internet

26

scholar.unand.ac.id

<1%

Internet

27

akamigas.esdm.go.id

<1%

Internet

28

repositori.umsu.ac.id

<1%

Internet

29

repository.uinjkt.ac.id

<1%

Internet

30

etheses.iainponorogo.ac.id

<1%

Internet

31

digilib.uin-suka.ac.id

<1%

Internet

32

eprints.ulm.ac.id

<1%

Internet

Sources overview

(11)

oid:25213:58087862 Similarity Report ID:

33

repository.unsri.ac.id

<1%

Internet

34

mitrakuliah.com

<1%

Internet

35

scribd.com

<1%

Internet

36

doaj.org

<1%

Internet

37

ejournal.gunadarma.ac.id

<1%

Internet

38

eprints.ummi.ac.id

<1%

Internet

39

eprints.unpak.ac.id

<1%

Internet

40

publikasiilmiah.ums.ac.id

<1%

Internet

41

repository.lppm.unila.ac.id

<1%

Internet

42

journal.universitaspahlawan.ac.id

<1%

Internet

Sources overview

Referensi

Dokumen terkait

Budaya organisasi yang positif akan menciptakan suasana dalam lingkungan kerja yang nyaman sehingga membuat pekerja dapat terhindar dari stres kerja dimana suasana

Perbedaan hasil yang terjadi pada setiap perbaikan kerja selain dipengaruhi oleh faktor karakteristik pekerjaan manusia maupun kondisi lingkungan internal maupun

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat stres kerja yang dialami oleh karyawan dan ada tidaknya hubungan antara tingkat stres kerja terhadap

Dari hasil analisis dapat diketahui faktor desain work station yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi, sehingga modifikasi terhadap desain tempat kerja yang terdiri dari

Adanya hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada pekerja. Adanya hubungan antara kebisingan dengan stres kerja

Berdasarkan hasil koefisien diterminasi R 2 Pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja (kompensasi, lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan) dan dampaknya

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hubungan antara lingkungan kerja dan kinerja merupakan

10 H2: Pengaruh Stres Kerja terhadap Lingkungan kerja Mengacu pada penelitian Vandiya dkk 2017, Stres kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap keterikatan kerja dengan adanya