• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP BATIMUNG DALAM PERNIKAHAN ADAT BANJAR DI KUSAN HILIR KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP BATIMUNG DALAM PERNIKAHAN ADAT BANJAR DI KUSAN HILIR KABUPATEN "

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Tradisi-tradisi yang berkembang saat ini mempunyai makna dan tujuan yang ingin dicapai karena merupakan keinginan bersama antar masyarakat dan diwariskan kepada generasi berikutnya.1 Tradisi warisan inilah yang kemudian menjadi budaya yang menjadi identitas suatu masyarakat tertentu.2 Tradisi seperti upacara adat, tarian tari, nyanyian, permainan tradisional dan olah raga tradisional, salah satu tradisi penyembuhan merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan dan dijaga. 3Saefuddin dan Sisva Maryadi, “Pengobatan Tradisional Batimung pada Masyarakat Banjar dan Dayak Meratus Kalimantan Selatan” (2017).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Penelitian Relevan

Adat istiadat tersebut dikenal dengan tradisi dio majang yang artinya mandi pinang dan kembang kelapa. Perspektif hukum Islam dalam tradisi Dio Majang adalah dapat diterapkan apabila tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Tinjauan Teori

  • Teori Urf
  • Teori Maslahah Mursalah

Sedangkan yang dimaksud dengan “Urf Fasid” adalah “urf yang tidak baik dan tidak haram, atau kebiasaan-kebiasaan yang para ulama sepakat bahwa ‘urf shahih dapat dijadikan dasar pembuktian sepanjang tidak bertentangan dengan syariat’.

Kerangka Konseptual

Setiap orang yang memiliki darah suku Banjar pasti tahu bahwa dalam budaya warisan nenek moyang, terdapat tradisi-tradisi yang masih melekat dalam kehidupan sebagai masyarakat yang tidak mudah dilupakan dan ditinggalkan. Khususnya dalam penyelenggaraan pesta pernikahan yang melibatkan kedua mempelai yang ingin melangsungkan pernikahan. Tujuan dari pemandian ini adalah agar tubuh kedua mempelai menjadi segar dan wangi.33 Betimung merupakan salah satu bentuk praktek pengobatan tradisional yang bertujuan untuk mengeluarkan keringat orang yang dimandikan, baik untuk mandi kesehatan maupun sebagai obat. mengumpulkan. mandi.

Sumber hukum Naqliy adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah, sedangkan sumber hukum Aqliyy merupakan hasil usaha mencari hukum dengan mengedepankan pemikiran dengan metode yang berbeda-beda. Kata hukum Islam sama sekali tidak ditemukan dalam Al-Qur’an dan literatur hukum Islam. Di dalam Al-Qur'an terdapat kata syariah, fiqh, hukum Allah beserta akar-akarnya.Kata Hukum Islam merupakan terjemahan istilah "Hukum Islam" dari literatur Barat.

Dari segi sosial, perkawinan berarti orang yang sudah menikah menduduki kedudukan yang lebih dihargai dibandingkan orang yang belum menikah. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perkawinan adalah suatu ikatan suci antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang menjadikan sahnya hidup bersama untuk membentuk suatu keluarga baru yang sah dalam pandangan agama dan hukum. Jadi menurut Mujahid dan Ikrimah, arti firman Allah adalah: “Bahwa Dia menciptakan antara laki-laki dan perempuan suatu rasa kasih sayang, yaitu adanya perkawinan sebagaimana yang ditentukan oleh Allah antara laki-laki dan perempuan yang sejenis, sehingga Dikatakan jenis laki-laki yang akan melakukan persetubuhan sehingga menghasilkan anak dan keturunan.

Kerangka Pikir

METODE PENILITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Fokus Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian, hasil penelitian berupa laporan, tesis, tesis, peraturan perundang-undangan, dan lain-lain.42 Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh melalui intervensi. media maupun tidak langsung (diperoleh atau diserap oleh pihak lain).

Teknik Pengumpulan dan Pengelolaan Data

Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini penulis berperan langsung sebagai pengumpul data dengan melakukan observasi atau observasi terhadap objek penelitian di Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Observasi merupakan suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk membuat suatu kesimpulan atau diagnosis.44 Jenis observasi yang digunakan dalam hal ini adalah observasi non partisipatif, dimana peneliti tidak terlibat langsung, melainkan mengamati dengan cermat peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan hal tersebut. untuk menikah. Penggunaan Banjar di Desa Api-api berdasarkan syariat Islam. Selain itu, informasi tersebut juga diperoleh dari para informan atau pihak-pihak yang terlibat dalam memberikan informasi mengenai penelitian ini.

Melalui wawancara ini diharapkan terdapat jawaban dari pendapat subjek penelitian mengenai tata cara perkawinan adat desa Banjar. Oleh karena itu diperlukan beberapa responden.46 Responden yang disebutkan dalam hal ini dapat dikatakan adalah calon pengantin yang ingin melaksanakan tradisi Batimung, tokoh agama dan tokoh adat yang memahami tradisi Batimung. Pada dasarnya metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menelusuri data sejarah sehingga dokumentasi dalam penelitian memegang peranan penting.

47 Fungsi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data dari dokumen-dokumen sebelumnya, catatan, foto-foto, laporan-laporan lain yang memuat petunjuk-petunjuk tertentu yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang telah tersedia dalam register dokumen, fungsinya untuk menunjang dan melengkapi data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga.

Uji Keabsahan Data

Berdasarkan wawancara di atas dijelaskan bahwa tradisi bathimung dalam bahasa lain adalah bridal shower. Tradisi tersebut dilakukan oleh masyarakat Banjar secara turun temurun dari nenek moyangnya yang merupakan keturunan suku Banjar. Dalam tradisi ini, bahan mentah digunakan. Tradisi ini bermula atau dilakukan sejak dahulu kala berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, sehingga tradisi Batimung ini menjadi tradisi masyarakat Banjar hingga saat ini. Adapun sebagian masyarakat yang belum memahami tradisi Batimung hanya mengikuti tradisi nenek moyang saja.

Berdasarkan wawancara di atas, menurut informan, mereka belum memahami tradisi Batimung, namun tetap melaksanakan tradisi tersebut karena sudah menjadi kebiasaan orang tuanya meskipun mereka belum memahaminya. Analisis Hukum Islam Terhadap Tradisi Batimung Dalam Pernikahan Adat Banjar Di Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Analisa mengenai tradisi bathimung adat Banjar sangat beragam, dimulai dari jawaban para sumber yang dapat melakukan tradisi membatik ini.

Kebakaran yang hanya mengikuti tradisi Batimung namun tidak memahami maksud dan hukum yang terkandung dalam tradisi Batimung. Namun jika pihak yang terlibat dalam perkawinan tersebut tidak meyakini bahwa tradisi batamung akan membawa malapetaka, maka bisa menjadi al-'urf al-shahih. Pentingnya memberikan pengetahuan dasar tentang tradisi Batimung di desa Api-api kepada masyarakat, generasi muda yang belum terlalu memahami tradisi Batimung, agar tradisi tersebut tetap terjaga di desa Api-api.

Salah satunya adalah Desa Api-Api yang menggunakan tradisi Batimung ketika ingin melangsungkan adat pernikahan. Tradisi Batimung perlu dipelajari sendiri oleh masyarakat Banjar agar lebih memahami mana yang terbaik bagi diri kita.

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagaimana Pelaksanaa Tradisi Batimung dalam Pernikahan adat Banjar

Persepsi Masyarakat Tentang Tradisi Batimung dalam Pernikahan Adat

Faktanya proses perkawinan dalam islam hampir sama, tidak ada perbedaan detailnya, tradisi yang ada disetiap daerah mungkin mempunyai kesamaan tradisi, namun dari segi adat istiadatnya ada satu tradisi yang jarang dilakukan di Islam. daerah lain seperti pernikahan adat banjar di Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu yang memiliki tradisi batamung. Jika tradisi Batimung didasari oleh rasa takut terhadap jiwa atau gangguan jiwa, rasa marah atau rasa takut akan bahaya yang akan menimpa akibat salat karena salat, maka akan terjadi niat rasa takut. Setiap ada pernikahan, tradisi Batimung kalau tidak boleh meninggal harus ada penerusnya, kalau sudah berkeluarga maka anak harus dididik lewat kesakitan, kalau ibu dari keluarga maka dia menjadi bidan.

Menurut informan Ibu Zulhiz Nadira, sama seperti yang disampaikan oleh Ibu Rusminah, bahwa tradisi Batimung ini harus dilestarikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat resepsi pernikahan, karena pada dasarnya tradisi seperti ini banyak digunakan oleh para ibu. , diantara yang lain. Masyarakat khususnya banjar bahkan terdapat masyarakat yang terlalu asyik dengan keadaan sekitar pada saat resepsi hingga lupa akan adat istiadat yang akan dilangsungkan sehingga dapat membuat calon pengantin menjadi kurang fokus dalam acara tersebut. Akibatnya terjadi gangguan dari makhluk halus karena tradisi tersebut tidak dilaksanakan secara sempurna. Namun sebagian masyarakat menyatakan bahwa perbedaan pandangan dan pengetahuan terhadap adat Banjar tidak banyak berpengaruh terhadap tradisi Batimung. Dari beberapa proses yang dilakukan selama proses pelaksanaan tradisi Batimung, masih banyak warga yang belum paham dan hanya mengikuti tradisi tersebut atau bahkan mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya tanpa mengetahui apa manfaatnya dan bagaimana sebenarnya proses tersebut dilakukan. nenek moyang mereka terlebih dahulu.

Revisi syariat Islam mengenai tradisi bathimung yang dilakukan di Kabupaten Tanah Bumbu termasuk dalam Al-urf al-fasid karena banyak masyarakat yang meyakini posisi tersebut untuk menghindari roh jahat, padahal itu merupakan dosa besar bagi orang yang beriman selain Allah. dan menghindar. Hal ini penting untuk diperhatikan oleh beberapa pihak karena kurangnya sosialisasi seperti pemerintah bekerja sama dengan sesepuh di sekitar desa Api-api untuk memberikan informasi terkait keberadaan tradisi Batimung, tidak hanya sekedar kegiatan rutin atau rutin bila ada. pernikahan. Ada anggapan bahwa penyelenggaraan tradisi Batimung merupakan ajang atau kesempatan bagi keluarga dari berbagai daerah untuk bersilaturahmi dan upacara adat Banjar merupakan fasilitas budaya yang patut dilestarikan.

Dengan perbedaan pandangan tersebut, maka manfaat yang diperoleh dengan menjaga tradisi Batimung dapat dirasakan oleh berbagai pihak di setiap acara pernikahan mulai dari perencanaan hingga akhir acara. Masyarakat percaya jika melakukan tradisi Batimung maka akan terhindar dari permasalahan seperti pengantin kesurupan dan lain-lain.

Analisis Hukum Islam Tradisi Batimung dalam Pernikahan Adat Banjar

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Keyakinan yang kita pahami akan menjadi rileks ketika kita meyakini bahwa apapun yang terjadi dalam pernikahan hanyalah ujian yang diberikan oleh Allah swt. Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa segala sesuatu adalah ujian dari Tuhan yang diberikan kepada kita agar kita bisa lebih menyerahkan diri pada aturan Islam. Dan untuk segala macam tradisi yang dianut masyarakat, penting untuk menganalisis lebih jauh mana yang baik dan benar.

Ajeria, Aksara Tradisi Dio Majang Dalam Pernikahan Masyarakat Bugis di Kota Parepare Hukum Islam Parepare : Jurusan Hukum Keluarga IAIN Parepare. Iqbal, Moh. “Uang pannai dalam Perkawinan Adat Suku Bugis Makassar” Jurnal Hukum Keluarga Islam Indonesia.6.12016. Konsep Islam dalam Al-Qur'an. Jumriani, Akulturasi Hukum Islam Terhadap Tradisi Mammatua Dalam Kajian Pernikahan Bugis Di Benteng Keb.

Teknik Cek Validitas Data Dalam Penelitian Kualitatif Bidang Kesehatan Masyarakat” Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Media Komunikasi Kesehatan Masyarakat 12.3 2020. Mubarak, en Siti Faridah, Kepercayaan Masyarakat Banjar di Bulan Safar: Tinjauan Psikologis, Jurnal Al-banjari, 11.1, Januari 2012. Sisva, Maryadi en Saefuddin “Batimung-geneeskundetraditie in Banjar-en Dayak Meratus-gemeenschappen in Zuid-Kalimantan” (2017).

Tafsir Al-Mishbah: Kesan dan Keserasian Al-Qur'an. Ayat Larangan dan Perintah dalam Al-Qur'an.

Referensi

Dokumen terkait

“Pesantren menyelenggar akan pendidikan dengan tujuan menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, akhlak mulia, serta tradisi pesantren untuk mengembangkan

beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan bermu’a malah yang baik. Pembinaan akhlak siswa melalui memberikan bimbingan, pengawasan dan pengajaran akhlak pada siswa.

Seandainya tradisi tersebut dimasukkan sebagai syarat sahnya pernikahan dalam hukum Islam, maka hal itu akan menimbulkan madlarat bagi umat Islam di wilayah lain

Dengan demikian tradisi pitih japuik ini dapat dikatakan tidak bertentangan sama sekali dengan syariat Islam atau hukum Islam, tradisi ini merupakan kebiasaan yang dilakukan

Namun yang menjadi permasalahan ketika pihak perempuan tidak melaksanakan tradisi tersebut, perempuan ini akan menerima sanksi sosial dari masyarakat yang berada di

1) membebankan pihak laki-laki yang ekonominya menengah kebawah. Dalam Islam tidak melarang adanya uang hantaran saat melakukan pernikahan selagi tidak memberatkan kepada

Tradisi mbecek merupakan kebiasaan masyarakat Jawa setempat memberikan bantuan berupa bahan-bahan berupa makanan pokok atau uang kepada masyarakat yang mempunyai hajat.. Baik

Adapun dalam menentukan jumlah pemberian uang jojokh (mahar), masyarakat adat Lampung Pesisir mempunyai tradisi yang berbeda dengan masyarakat daerah lainnya, di mana