• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Sewa Rahim dan Hak Anak dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Hukum Sewa Rahim dan Hak Anak dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif Indonesia"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

Second, what is the guardianship status of children born from surrogacy in the womb in the light of Islamic and legal and positive law. The conclusion is that renting the womb is prohibited in Islam as well as in the view of positive law.

  • Kontek Penelitian
  • Fokus Kajian
  • Tujuan Kajian
  • Manfaat Kajian
  • Metode Penelitian
    • Pendekatan dan Jenis Penelitian
    • Sumber Data
    • Metode Pengumpulan Data
    • Metode Analisis Data
    • Keabsahan Data
  • Definisi Istilah
  • Sistematika Penelitian

Bagaimanakah perlindungan undang-undang kanak-kanak daripada proses IVF dengan cara menyewa rahim terhadap hak penjagaannya. Untuk mengkaji perlindungan undang-undang untuk kanak-kanak yang dilahirkan melalui proses IVF dengan menyewa rahim terhadap penjaga mereka.

Penelitian Terdahulu

IVF (in vitro fertilization) dengan menggunakan sperma donor dan rahim sewaan (ibu pengganti) dalam perspektif hukum perdata”. Bagaimana pandangan hukum perdata terhadap bayi tabung (fertilisasi in vitro) yang menggunakan sperma donor dan rahim sewaan?

Tabel Penelitian Terdahulu
Tabel Penelitian Terdahulu

Kajian Teori

  • Tujuan umum bayi tabung
  • Perlindungan Anak dalam Hukum Islam
  • Perlindungan Anak dalam Hukum Positif

Perlindungan undang-undang kanak-kanak yang dilahirkan melalui prosedur IVF, bayi dengan ibu tumpang. Sama ada bayi yang dilahirkan melalui ibu tumpang, dilahirkan melalui tiub, boleh ditakrifkan sebagai bayi yang disusukan atau tidak. HAK PENJAGAAN ANAK YANG LAHIR MELALUI PROSEDUR IVF MEMINJAM RAHIM (IBU SURROGUE).

Anak-anak yang lahir dari pengaturan ibu pengganti memiliki pilihan unik mengenai siapa yang dapat disebut sebagai orang tua dari anak tersebut. HAK KEKAYAAN ANAK YANG LAHIR DALAM PROSES KELAHIRAN DARI IBU PENGGANTI. Dari pendapat di atas, penulis berasumsi bahwa anak-anak tersebut adalah anak atribusi yang diperoleh dari anak tabung dengan bantuan ibu pengganti.

Anak angkat mempunyai perbezaan dan persamaan dengan anak yang dilahirkan melalui proses IVF menggunakan ibu tumpang. Di Indonesia, status anak yang dilahirkan oleh ibu tumpang sehubungan dengan ketentuan Undang-undang no.

Pengertian Sewa Rahim

  • Alasan dan Penyebab Dilakukannya Sewa Rahim
  • Bentuk-Bentuk Sewa Rahim
  • Proses dan Pelaksanaan Sewa Rahim

Dalam konteks hukum rumah tangga, ibu pengganti atau bahasa dan istilah lebih populer yang sering digunakan, “menyewa rahim” secara harafiah disamakan dengan “ibu pengganti”, yang secara longgar diartikan sebagai perjanjian antara seorang perempuan yang mengikatkan diri melalui suatu perjanjian. dengan pihak lain (suami istri). ) menjadi hamil akibat pembuahan antara pria dan wanita yang ditanamkan di dalam rahimnya. 53Sonny Dewi Judisih, Susilowati Supato Dajaan, Deviana Yuanitasari, Aspek Hukum Sewa Rahim dari Sudut Pandang Hukum Indonesia, (Bandung: REFIKA ADITAMA, 2016), 11. 55Sonny Dewi Judisih, Susilowati Supato Dajaan, Deviana Yuanitasari, Aspek Hukum Sewa Rahim dari Indonesia Perspektif Hukum, (Bandung: REFIKA ADITAMA, 2016), 12.

Dalam pengertian sewa rahim adalah kedua belah pihak, perempuan menyewakan rahimnya kepada pasangan suami istri yang belum mempunyai anak dengan membayar sesuai kesepakatan. 56Sonny Dewi Judisih, Susilowati supato Dajaan, Deviana Yuanitasari, Aspek Hukum Sewa Rahim dari Perspektif Hukum Indonesia, (Bandung: REFIKA ADITAMA, 2016), 13. 59Sonny Dewi Judisih, Susilowati supato dari Daanitasari dari Indonesia, Deviana Yumb Rent dari Perspektif Hukum Indonesia , (Bandung: REFIKA ADITAMA, 2016), 18.

Sewa Rahim (Surrogate Mother) dalam Hukum Islam

Perintah kepada perempuan lain untuk menyusui jika ada kemauan dan pertimbangan antara suami dan istri. Ketiga pendapat di atas pada prinsipnya menyetujui penggunaan teknik bayi tabung, yang mana digunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri yang sah, kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim wanita lain (ibu pengganti), namun hasilnya ijtihad juga melarang penggunaan teknik ini. Hal ini tertuang dalam hasil Ahli Fiqih dari berbagai belahan dunia Islam pada tahun 1986 di Oman, yang tertuang dalam penutup sidang ketiga Majma'ul Fiqh al-Islami Atfalul al-Nabil (anak tabung). Yang artinya: “Cara kelima yang dilakukan di luar rahim antara kedua benih suami istri lalu ditanamkan dalam rahim istri yang lain, hal ini dilarang dalam hukum syariat.69.

Keputusan tersebut menyatakan bahwa: Inseminasi buatan dengan sperma dan sel telur yang diambil secara muhtarom dari seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk perempuan lain adalah haram. Kedua hasil ijtihad ini melarang teknik bayi tabung yang menggunakan sperma dan sel telur dari seorang pria dan seorang wanita kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim wanita lain (wanita kedua, ketiga, atau keempat). Meskipun ada dua pandangan yang berbeda satu sama lain, namun penulis lebih cenderung menyebutkan status anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung yang menggunakan sperma dan sel telur dari pasangan suami istri kemudian embrionya ditempatkan di rahim ibu pengganti yang ditransplantasikan sebagai menyusui anak, sebagaimana tercantum dalam surat al-Baqarah ayat (233).

Sewa Rahim (Surrogate Mother) dalam Hukum Positif

Perwalian dalam Hukum Islam

  • Pengertian Perwalian
  • Hak Perwalian Anak Dari Surrogate Mother dalam Hukum Islam

Sedangkan Pasal 43 UU Perkawinan menyatakan bahwa anak yang dilahirkan di luar nikah mempunyai hubungan perdata hanya dengan ibu dan keluarga ibunya. Jika mengikuti kedua pendapat di atas, maka status anak yang dilahirkan melalui bayi tabung yang menyewa rahim wanita lain tetap ada kaitannya dengan orang tua pemilik benih dan ia berhak mewarisi. Pada dasarnya anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung dengan menggunakan ibu pengganti tidak diakui dalam hukum adat, namun yang serupa dengan hukum ini dititipkan kepada anak dan anak kapatita.

Sedangkan anak yang lahir melalui proses bayi tabung dengan bantuan ibu pengganti dititipkan oleh orang tua kandung kepada ibu pengganti dalam bentuk embrio yaitu sperma dan sel telur dari pasangan sah. Menurut Islam, status perwalian anak yang dilahirkan dari rahim berada pada ibu yang mengandungnya. Menurut hukum Islam, status harta benda anak yang dilahirkan dari rahim tidak dapat menerima warisan, namun berhak atas wasiat wajib dari orang tua pemilik benih, karena ia dianggap sebagai anak angkat.

Hak Perwalian anak dari sewa Rahim dalam Hukum Positif

Hak Waris Bagi Anak Dari Hasil Surrogate Mother dalam Hukum

  • Pengertian Waris
  • Sebab-Sebab Bisa Mewarisi
  • Rukun Terjadinya Pembagian Warisan
  • Syarat Terjadinya Kewarisan
  • Penghalang Mendapatkan Warisan
  • Tiga Golongan Ahli Waris
  • Garis Nasab Ahli Waris
  • Seseorang Yang Tidak Dapat Menerima Waris

Oleh itu, anak angkat tidak termasuk dalam senarai waris, melainkan anak angkat itu masih ada kaitan dengan ibu bapa angkat, contohnya, jika anak angkat itu adalah anak saudara lelaki kepada ibu bapa angkat. Jika penyusuan sekurang-kurangnya lima kali dan anak susuan belum berumur dua tahun, anak itu menjadi anak susuan. Bagi anak yang dilahirkan melalui IVF menggunakan ibu tumpang, tidak ada surat atau ayat dalam al-Quran dan hadis yang mengatur hak pewarisan anak yang dilahirkan melalui IVF menggunakan sperma dan telur pasangan suami isteri dan seterusnya embrio. dipindahkan ke dalam rahim ibu tumpang.

Salim Dimyati berpendapat, “bayi tabung menggunakan sel telur dan sperma dari suami istri yang sah, lalu embrionya dititipkan pada ibu lain, lalu anak yang dilahirkannya tidak lain hanyalah anak angkat, tidak ada.” hak untuk mewarisi atau diwariskan, karena anak angkat bukanlah anak.” dengan sendirinya, tidak boleh disamakan dengan anak kandung.” 101. Terhadap status anak yang lahir dari hasil bayi tabung dengan menyewa rahim perempuan lain (ibu pengganti), maka anak tersebut pada hakekatnya diperlakukan sebagai anak yang tidak sah, maka anak tersebut sah. Dasarnya adalah putusan MA melalui SEMA No. Menurut konsep BW, kedudukan hukum anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung yang menggunakan sperma dan sel telur dari pasangan suami istri kemudian embrionya dicangkokkan ke dalam rahim (ibu pengganti) juga memenuhi syarat. sebagai anak angkat.

Hak Nafkah Anak Dari Surrogate Mother dalam Hukum Islam

  • Pengertian Nafkah
  • Dalil-Dalil Tentang Nafkah
  • Macam-Macam Nafkah
  • Hak Nafkah Anak Dari Surrogate Mother dalam Hukum Islam

Perjanjiannya, orang yang mengasuh dan membesarkan anak titipan, serta ibu pengganti, berhak mendapat upah dari orang tua yang dititipkan anak tersebut. Oleh karena orang tua titipan hanya berkewajiban mengasuh dan membesarkan anak, maka dengan sendirinya anak tersebut akan mendapat warisan dari orang tua titipan (orang tua kandung) orang tersebut. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, anak adalah anak sah dari ibu pengganti, dan bukan anak dari orang tua yang menitipkan sperma ke dalam rahim ibu pengganti. Hubungan kekerabatan (hubungan kakak-adik) juga mengarah pada kewajiban pengasuhan (duty of care), dimana pemberian dukungan merupakan hal yang wajib tidak hanya bagi perempuan, namun juga bagi anggota keluarga, seperti memenuhi kebutuhan anak atau orang tua sanak saudara. c) Hubungan keturunan.

1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pasal 45 ayat 1 menyatakan: “Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan sebaik-baiknya”. Manakala perenggan 2 menyatakan: “Kewajipan ibu bapa yang disebut dalam perenggan 1 berlaku sehingga anak itu berkahwin atau boleh berdiri di atas kaki sendiri. Berdasarkan dua artikel tersebut, jelas bahawa walaupun ibu bapa kanak-kanak itu telah berpisah atau bercerai, kewajipan ibu bapa untuk memindahkan hak dan kewajipan mereka kepada anak-anak mereka tidak berakhir. Seperti yang termaktub dalam pasal 45 ayat 1 UU no. Apabila ayah meninggal, biaya penyusuan akan dibebankan kepada orang yang berkewajiban menanggung nafkah ayah atau walinya. Seperti yang dijelaskan di atas tentang status anak kepada ibu tumpang yang dianggap sebagai anak angkat, tanggungjawab untuk memastikan sokongannya terletak pada ibu bapa angkat atau keluarga ibu bapa angkat.

Hak Nafkah Anak Dari Surrogate Mother dalam Hukum positif

Jika anak itu lahir dari ibu tumpang yang sudah berkahwin (mempunyai suami), maka anak itu akan menjadi anak yang sah kepada wanita dan suaminya. Sekiranya anak itu dilahirkan oleh ibu tumpang yang tidak terikat dengan perkahwinan, anak tersebut akan diklasifikasikan sebagai anak tidak sah taraf oleh wanita tersebut. Berdasarkan dua status di atas, penulis berkeyakinan bahawa anak daripada ibu tumpang itu sah mengikut ibu, sehingga yang wajib menyaranya ialah ibu dan keluarga ibu.

Ayah bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak; “Jika sang ayah ternyata tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat memerintahkan agar sang ibu juga menanggung biayanya.” Beberapa pasal di atas menjelaskan bahwa orang tua mempunyai kewajiban memberikan jaminan terhadap kebutuhan anaknya, pasal-pasal di atas tidak membatasi apakah anak tersebut merupakan anak kandung, anak tiri, atau anak angkat. Orang tua terutama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak, baik rohani, rohani, jasmani maupun sosial. Selain orang tua dan keluarga yang wajib memberikan nafkah kepada anak, negara dan pemerintah juga berkewajiban dan bertanggung jawab serta menjamin perlindungan, nafkah, dan kesejahteraan anak dengan menyadari hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang tua lain yang menjadi tanggungannya. bertanggung jawab secara hukum terhadap anak.

Implementasi Konvensi Hak Anak dari Perspektif Hukum, Makalah pada lokakarya implementasi Konvensi Hak Anak yang diselenggarakan oleh UNICEF dan Kantor Koordinator Kementerian Kesejahteraan Masyarakat di Bogor, Oktober 30. - 22. November, 68. Pengakuan anak sebagai kodrat menurut hukum perdata tertulis dan hukum Islam, artikel di majalah mumbar pravo no.

Gambar

Tabel Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

hukum Islam dan tidak ter c atat menurut U ndang- U ndang Perkawinan, tidak masuk dalam kategori anak z ina atau anak lahir di luar nikah karena z ina, anak tersebut tetap

Di dalam ketiga aturan tersebut tidak ada suatu ketentuan yang mengatur secara tegas tentang kedudukan hukum anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung yang spermanya

Hukum positif tentang status hukum seorang anak di Indonesia yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

Ini sesuai dengan ketentuan Pasal 268 ayat (1) KUHAP yang mengatur peninjauan kembali tidak menangguhkan/menghentikan pelaksanaan putusan. Putusan Mahkamah Konstitusi

Kalau pendidik-pendidik itu laki-laki dan perempuan, maka ibu lebih berhak dari pada semuanya, kemudian ibu dari ibu, kemudian bapak, kemudian ibu dari pihak bapak,

(Nana Syaodin, 2009:41) Dengan metode penelitian tersebut, diharapkan dapat menjawab permasalahan seputar status hukum sewa rahim (Surrogate Mother) serta kedudukan anak

Kompilasi Hukum Islam yang secara khusus dalam babnya mengatur perkawinan wanita hamil, yaitu Bab VIII Pasal 53 ayat (1), (2), dan (3) di dalamnya ditetapkan

di Bencollen mall Kota Bengkulu dari hak mendapat- kan upah standart UMP, hak istirahat cuti haid, hak cuti istirahat melahirkan, hak cuti istirahat kegugu- ran, hak untuk menyusui dan