ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 109. Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat Dana Kemanusiaan Dhu'afa). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi akuntansi zakat yang diterapkan pada Lembaga Dana Kemanusiaan Amil Zakat Dhu'afa Kota Magelang dan bagaimana kesesuaiannya dengan PSAK 109. Hasil dari penelitian ini adalah Amil Zakat Dhu'afa Sang Kemanusiaan Lembaga Dana telah menerapkan PSAK 109, namun belum sepenuhnya.
Hasil dari penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat Dana Kemanusiaan Dhu'afa telah menerapkan PSAK 109, namun belum selesai. Bagaimana akuntansi zakat di LAZ Dana Kemanusiaan Dhu’afa sesuai dengan PSAK 109 dalam penyajian laporan keuangan?
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Sistematika Pembahasan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada LAZIS DKD khususnya mengenai pengelolaan dana dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini yaitu PSAK 109. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait perlakuan akuntansi zakat sesuai dengan PSAK 109 dan menambah referensi yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
- Zakat
- Infaq dan Sedekah
- Psak 109
- Laporan Keuangan Organisasi Pengelola Zakat
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 merupakan ketentuan yang mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat dan infaq/sedekah, yang berlaku bagi badan yang kegiatan utamanya sebagai amil yang menerima dan mendistribusikan zakat dan infaq/sedekah ( Khadafi, 2016). Dana zakat yang dititipkan kepada nonamil mustahiq dengan kewajiban mengembalikannya kepada amil belum diakui sebagai penyaluran zakat. Aset jangka panjang yang diterima dan dialihkan untuk dikelola oleh Amil diukur pada nilai wajar pada saat diterimanya dan diakui sebagai aset jangka panjang infak/sedekah.
Dalam hal ini Amil menerima infak/sedekah berupa aset tidak lancar non tunai yang dikelola oleh Amil, sehingga aset tersebut diukur sesuai dengan SAK yang bersangkutan. Dana infaq/sedekah, sebelum disalurkan, dapat dikelola sementara untuk mencapai hasil yang optimal. Amil menentukan besaran atau persentase bagian bagi penerima infaq/sedekah sesuai dengan prinsip syariah, keadilan dan etika sebagaimana tercantum dalam Peraturan Amil.
Penyaluran infaq/sedekah dari satu amil ke amil lainnya merupakan penyaluran yang mengurangi dana infaq/sedekah jika amil tersebut tidak mendapatkan kembali infaq/sedekah yang telah disalurkan. Penyaluran infaq/almise kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai piutang infaq/almise bergulir dan tidak mengurangi dana infaq/almise. Adanya dana infaq/sedekah yang tidak disalurkan secara langsung tetapi diadministrasikan terlebih dahulu, jika ada, jumlah dan persentase seluruh infaq/sedekah yang diterima selama periode laporan serta alasannya harus diungkapkan.
Ini termasuk dana infaq/sedekah – aset yang dikelola saat ini (misalnya debitur lancar) dan dana infaq/sedekah – aset yang dikelola non-operasional (misalnya rumah sakit atau sekolah) (Badruaman dan Kusmayadi, 2017). Penerimaan dana Zakat tunai xxx Penerimaan dana non halal xxx Penerimaan dana tunai: Penyaluran dana Zakat Sejahtera (xxx) Pembayaran tunai: Penyaluran dana Zakat Pintar (xxx) Pembayaran tunai: Penyaluran dana Zakat Sehat (xxx). Tunai yang dibayarkan: Penyaluran Dana Zakat Takwa (xxx) Pembayaran tunai: Penyaluran Dana Zakat Peduli (xxx) Pembayaran tunai: Penyaluran Administrasi (xxx).
Review Penelitian Terdahulu
Laporan keuangan yang lengkap mencakup tindakan pelaporan keuangan atau yang biasa disingkat CALK. Catatan atas akun tahunan memuat gambaran umum tentang entitas, kebijakan akuntansi entitas, serta penjelasan mengenai pos-pos yang termasuk dalam akun tahunan. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat untuk Akuntabilitas Publik pada Lembaga Amil Zakat Umat Persis Bandung Zakat Center.
Analisis Implementasi PSAK 109 pada Lembaga Amil Zakat dan Infak/Sedekah (LAZIS) Studi Kasus LAZIS YBW UII Yogyakarta. BAZNAS Provinsi Sumut sudah menerapkan akuntansi zakat, namun belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 109. Sumber: Olah Data 2020.
Kerangka Berpikir
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu objek penelitian yang diteliti atau memberikan gambaran serta sampel atau data yang telah dikumpulkan dan menarik kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2014:9). Oleh karena itu, metode deskriptif komparatif dalam penelitian ini adalah membandingkan PSAK 109 dengan akuntansi zakat yang diterapkan pada Lembaga Dhu’afa Dana Amil Zakat Kemanusiaan Kota Magelang.
Data Dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Teknik Analisis Data
Pembentukan kesimpulan tidak lepas dari proses sebelumnya, karena kesimpulan didasarkan pada seluruh data yang diperoleh dan proses yang telah dilakukan.
Uji Kredibilitas Data
Sebagai contoh ilustrasi yang dijelaskan oleh Ibu Ika Royani selaku Manajer Keuangan LAZ DKD yaitu. Zakat yang diterima LAZ DKD akan diakui sebagai dana amil porsi amil dan dana zakat porsi non amil mustahik dengan tarif masing-masing sebesar 12,5% sesuai porsi asnafnya masing-masing sesuai prinsip syariah yang dijelaskan pada surat At-Taubah ayat 60. Penyaluran dana zakat dan infaq pada LAZ DKD disesuaikan dengan kebutuhan mustahik setelah dilakukan survei situasi oleh amil lembaga.
Penyaluran dana zakat pada LAZ DKD kepada mustahik dicatat sebagai pengurang dana zakat atau infaq jika dana tersebut diterima oleh amil. Apabila dana tersebut masih dikelola oleh LAZ DKD, maka penyalurannya tidak diakui sebagai pengurangan dana zakat atau infaq. Dalam PSAK 109 pasal 38 disebutkan bahwa “amil zakat menyajikan zakat, dana infaq/sedekah dan dana amil secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.” LAZ DKD telah mencantumkan dalam laporan akuntansi penerimaan dan penyaluran dana zakat, infaq/sedekah dan amil serta telah menyajikannya.
LAZ DKD tidak mengungkapkan hal-hal yang wajib diungkapkan dalam rekening sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 109. Penerimaan zakat dan infaq/sedekah di LAZ DKD diakui sebagai penambah dana zakat dan infaq/sedekah sebesar yang diterima secara tunai atau dalam jumlah wajar. . nilainya jika berupa aset non tunai. LAZ DKD hanya membuat 2 komponen laporan keuangannya yaitu laporan perubahan dana dan neraca, sehingga kebijakan terkait kegiatan lembaga serta transaksi zakat dan infaq/sedekah yang seharusnya diungkapkan tidak konsisten diungkapkan dalam laporan keuangan.
LAZ DKD sebagai salah satu lembaga amil zakat di Kota Magelang diharapkan dapat sepenuhnya menerapkan PSAK 109 baik dari segi pengakuan dan pengukuran, penyajian dan pengungkapan sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi sesuai dengan budaya lembaga.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum LAZ Dana Kemanusiaan Dhu’afa
- Visi, Misi, Karakter dan Budaya Lembaga
- Struktur Organisasi Lembaga Amil Zakat DKD Kota Magelang
- Program Lembaga Amil Zakat DKD Kota Magelang
- Penghimpunan Dana ZIS pada LAZ DKD Kota Magelang
- Penyaluran Dana Zakat, Infaq/ Sedekah
Yayasan Amil Zakat Dana Kemanusiaan Dhuafa (LAZ DKD) merupakan lembaga nirlaba yang fokus pada pengelolaan dana umat berupa: zakat infaq, wakaf dan dana sosial lainnya yang berasal dari perorangan, lembaga, perusahaan dan/ atau lembaga lain. LAZ DKD berkomitmen untuk mengurangi permasalahan umat dengan mengelola ZISWAF secara handal, transparan dan profesional yang diwujudkan dalam berbagai program sosial yang memberdayakan dan menjadikan masyarakat mandiri secara bermartabat. LAZ DKD didirikan di Magelang pada tanggal 12 Juli 2004 oleh pengurus Yayasan Dana Kemanusiaan Dhuafa (DKD) melalui akta notaris Kun Setyowati, S.H.
Tidak ikut serta dan tidak terafiliasi dengan golongan manapun demi terwujudnya lembaga amil zakat yang lil’alamin. LAZ DKD melalui kelompok program Sahabat Juara berupaya memberikan kemudahan bagi keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan yang lebih baik melalui beberapa beasiswa, antara lain sebagai berikut. Program LAZ DKD Sahabat Berdaya dihadirkan untuk mengatasi ketimpangan pendapatan antar masyarakat di wilayah Jawa Tengah melalui pemberdayaan masyarakat Zakat secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang melimpah bagi umat.
Sahabat Peduli merupakan wujud kepedulian LAZ DKD terhadap masyarakat dalam menciptakan lebih banyak kebaikan. Melalui program Sahabat Sehat, LAZ DKD membantu keluarga miskin dan kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, yang terkadang terkendala kendala administrasi dan regulasi. LAZ DKD ingin mengaitkan kebaikan ini dengan program Sahabat Qurban yang terdiri dari Syafaat Qurban.
Dalam menyalurkan dana HIS dan dana lainnya, LAZ DKD menyalurkan dana tersebut melalui berbagai kelompok program yang disebutkan di atas.
Akuntansi Zakat Pada LAZ DKD Kota Magelang dan Analisis Kesesuaian
- Pengakuan dan Pengukuran
- Penyajian Dana Zakat dan Infaq
- Pengungkapan Zakat dan Infaq
- Laporan Keuangan Organisasi Pengelola Zakat
Penerimaan dana zakat diakui sebagai penambah dana zakat sebesar yang diterima lembaga jika berbentuk tunai dan sama dengan nilai wajar harta yang diterima jika berbentuk harta bukan tunai. “Jadi kita rekap potongan dana amile selama 1 bulan lalu dikurangi persentasenya.” Jika pemberi dana menentukan penerima dana zakat atau infaq, maka seluruh dana zakat atau infaq yang diterima diakui sebagai tambahan dana zakat dan infaq, sehingga tidak ada bagian yang diakui sebagai tambahan dana amil.
Apabila terjadi penurunan nilai harta zakat nonmoneter, maka besarnya kerugian yang ditanggung diakui sebagai penurunan dana zakat atau penurunan dana amil, tergantung penyebabnya. Penyajian dana zakat dan infaq/sedekah pada Dana Amil Zakat Kemanusiaan Dhu’afa Kota Magelang disajikan dalam bentuk laporan penerimaan dan penyaluran, yang dilaporkan kepada donatur dan dipublikasikan setiap bulan melalui media sosial lembaga sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas lembaga sesuai dengan visi dan misi lembaga. Amil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.
Jika Muzakki menentukan penerima Zakat dan Infaq/Sedekah, maka tidak ada dana amil untuk Zakat dan Infaq/Sedekah. Amil telah menyajikan secara terpisah dana ZIS, dana amil dan dana non halal di laporan posisi keuangan. Berapa persentase penyaluran dana per amil dari dana zakat dan dana infaq yang dikelola DKD?
Jadi, diskon dana amil selama 1 bulan kita jumlahkan lalu didiskon berdasarkan persentase.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Perlu juga dilakukan penelitian terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh lembaga pengelola zakat, infaq dan sedekah agar dapat mendukung proses pelaporan zakat, infaq dan sedekah yang lebih akuntabel. LAZ DKD Kota Magelang diharapkan dapat dipertahankan dan semakin ditingkatkan karena keberhasilannya dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai penghimpun zakat, infaq dan sedekah. Akuntansi Zakat, Infaq dan Sedekah (PSAK 109): Upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Organisasi Pengelola Zakat (OPZ).
Penerapan PSAK No. 109 tentang Akuntansi Pelaporan Keuangan Zakat, Infaq/Sedeka pada Badan Amil Zakat Provinsi Sulawesi Utara. Bagaimana pencatatan akuntansinya jika ada muzakki yang menyalurkan ZIS langsung kepada amil dan ditransfer ke rekening lembaga? Jika aset tersebut tidak memiliki nilai pasar, metode apa yang digunakan untuk mengukur ukurannya?
Sering kali ya Kak, tapi kalau kita menerima barang yang tidak ada nilainya, sebenarnya kita hanya menerima barang saja. Bagaimana penerapan akuntabilitas dan transparansi LAZ DKD terhadap masyarakat sebagai wujud tanggung jawab pengelolaan ZIS.