Nama: Ignasia Leluni Tetala NIM: 19231030
REVIEW ANALISIS PANGAN BILANGAN PEROKSIDA
● Jurnal Title: PENGUJIAN KADAR BILANGAN PEROKSIDA DAN ASAM LEMAK BEBAS MINYAK KELAPA (Cocos nucifera L.) KELENTIK
Resume:
Sampel: minyak kelapa
Tujuan analisis: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerusakan minyak kelapa akibat proses pengolahan minyak ataupun proses penyimpanan minyak kelapa masyarakat Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang
Metode: metode titrasi iodometri
Contoh penggunaan: Metode titrasi iodometri yang umum digunakan untuk mengukur tingkat oksidasi lemak dalam minyak dan digunakan dalam jurnal ini mampu memberikan hasil yang akurat mengenai tingkat oksidasi dan degradasi minyak kelapa kelentik. Dari hasil penelitian, minyak yang diuji masih memiliki mutu baik dan aman dikonsumsi,
● Jurnal Tittle: Kandungan Peroksida Minyak Goreng Pada Pedagang Gorengan Di Wilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang
Resume:
Sampel: minyak goreng bermerk dan minyak goreng curah
Tujuan analisis: penelitian ini bertujuan menilai kualitas dan keamanan minyak goreng yang digunakan pedagang gorengan di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Metode: metode titrasi iodometri, berdasarkan standar AOAC (Association of Official Analytical Chemists).
Contoh penggunaan: dalam pengujian ini menentukan apakah minyak goreng yang digunakan pedagang aman digunakan berdasarkan bilangan peroksida yang dimiliki pada setiap sampel.
Sebanyak 44% dari sampel minyak goreng yang diuji memiliki bilangan peroksida melebihi batas aman yang ditetapkan oleh SNI (>10 mEq O₂/kg), yang menandakan minyak tersebut sudah mengalami kerusakan oksidatif yang berpotensi membahayakan kesehatan konsumen. Minyak goreng bermerek yang sudah mengalami proses pemurnian sering kali kehilangan senyawa antioksidan alami yang ada dalam minyak mentah, seperti tokoferol (vitamin E) dan polifenol.
Tanpa antioksidan alami ini, minyak bermerek menjadi lebih rentan terhadap oksidasi, yang menyebabkan peningkatan bilangan peroksida lebih cepat saat digunakan berulang kali.
● Jurnal Tittle: ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI PENGGORENGAN LELE SECARA BERULANG
Resume:
Sampel: minyak jelantah kelapa sawit
Tujuan analisis: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka asam dan peroksida minyak jelantah dari penggorengan lele secara berulang dan menentukan batas aman penggunaan minyak goreng
Metode: metode titrasi iodometri, berdasarkan standar AOAC (Association of Official Analytical Chemists).
Contoh penggunaan: dalam pengujian ini sampel minyak diambil dari penggorengan ikan lele secara berulang, sampel minyak diambil setelah penggorengan dilakukan sebanyak tiga kali selama tiga hari berturut-turut dengan total sembilan kali penggunaan minyak. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin sering minyak digunakan, angka asam dan bilangan peroksida meningkat secara signifikan. Pada hari pertama, angka asam tercatat sebesar 0,132 mg NaOH/g dan bilangan peroksida 4,004 meq O₂/kg, sedangkan setelah sembilan kali penggunaan, angka asam naik menjadi 0,172 mg NaOH/g dan bilangan peroksida mencapai 7,516 meq O₂/kg, nilai tersebut masih berada dalam batas aman yang ditetapkan oleh SNI. berdasarkan hasil analisa, sebaiknya minyak tidak digunakan lebih dari 6–9 kali penggorengan dan sebaiknya segera diganti jika sudah terjadi perubahan warna, bau, atau rasa.
BILANGAN PENYABUNAN
● Jurnal Tittle: Optimalisasi Nilai Bilangan Penyabunan Minyak Kelapa Hasil Pengolahan dengan Pemanasan Terkontrol
Resume:
Sampel: minyak kelapa
Tujuan analisa: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suhu dan waktu pemanasan terhadap perubahan bilangan penyabunan, karena pemanasan yang tidak terkontrol dapat menurunkan kualitas minyak akibat oksidasi dan hidrolisis.
Metode: metode titrasi asam basa
Contoh penggunaan: dalam pengujian ini bilangan penyabunan minyak kelapa telah dipanaskan dengan variasi suhu dan waktu tertentu. Minyak kelapa diperoleh melalui ekstraksi santan dengan pemanasan selama 10 hingga 35 menit, kemudian dipanaskan kembali pada suhu 50°C, 60°C, dan 70°C selama 30 dan 60 menit untuk mengamati pengaruhnya terhadap bilangan penyabunan, di dapatkan bilangan penyabunan tertinggi, yaitu 230,53 mg KOH/g, diperoleh pada pemanasan 60°C selama 60 menit, yang mendekati standar SNI 2013 sebesar 180–265 mg KOH/g.
Sebaliknya, pemanasan pada suhu lebih tinggi, seperti 70°C, menyebabkan penurunan bilangan penyabunan, menandakan kemungkinan degradasi minyak akibat pemanasan berlebih. Dengan metode ini, penelitian berhasil menentukan bahwa suhu pemanasan yang optimal dalam menghasilkan minyak kelapa berkualitas baik adalah 60°C selama 60 menit.
● Jurnal Tittle: PEMBUATAN ZAT EMULSIFIER DARI MINYAK PLIEK U DENGAN KATALIS NaOH
Resume:
Sampel: minyak pliek u
Tujuan analisa: Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh waktu reaksi dan konsentrasi katalis NAoH terhadap bilangan penyabunan dalam pembuatan emulsifier dari minyak pliek u Metode: titrasi asam basa
Contoh penggunaan: dalam pengujian ini metode titrasi asam-basa digunakan untuk menentukan bilangan penyabunan dalam pembuatan emulsifier dari minyak pliek u dengan katalis NaOH.
Pengujian ini mengamati pengaruh waktu reaksi dan konsentrasi katalis terhadap peningkatan bilangan penyabunan, yang merupakan indikator jumlah asam lemak yang dapat disabunkan.
Proses pembuatan emulsifier dilakukan dengan mereaksikan minyak pliek u dengan gliserol menggunakan katalis NaOH dalam berbagai konsentrasi, yaitu 2%, 4%, 6%, dan 8%, pada suhu 70°C selama waktu reaksi antara 1 hingga 2,5 jam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bilangan penyabunan tertinggi, diperoleh pada waktu reaksi 2,5 jam dengan katalis 4%. Semakin tinggi waktu reaksi dan konsentrasi katalis, bilangan penyabunan cenderung meningkat, tetapi pada konsentrasi di atas 4%, bilangan penyabunan mengalami penurunan karena kemungkinan terbentuknya sabun berlebih yang menghambat reaksi. Dengan metode ini, pengujian berhasil menentukan bahwa kondisi optimum untuk menghasilkan emulsifier berkualitas baik adalah dengan waktu reaksi 2,5 jam dan katalis NaOH 4%, yang menghasilkan bilangan penyabunan tertinggi.
● Jurnal Tittle: STUDI PENINJAUAN KUALITAS MINYAK GORENG HASIL PEMANASAN BERDASARKAN PADA BILANGAN PENYABUNAN
Resume:
Sampel: minyak goreng curah
Tujuan analisa: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama pemanasan dengan kualitas minyak goreng
Metode: metode titrasi asam basa
Contoh penggunaan: dalam pengujian ini menunjukkan bahwa lama pemanasan berpengaruh terhadap bilangan penyabunan minyak goreng, yang menandakan peningkatan kandungan asam lemak bebas akibat degradasi minyak. Dengan menggunakan metode titrasi asam basa, pengujian ini berhasil menunjukkan bahwa semakin lama minyak dipanaskan, semakin besar kemungkinan penurunan kualitasnya.
BILANGAN IOD
● Jurnal Tittle: Analysis Of The Effect Of Addition Of Noni Fruit (Morinda citrifolia L.) In Used Fried Oil To Iodium Number
Resume:
sampel : minyak goreng bekas
Tujuan analisa: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan buah mengkudu pada minyak goreng bekas terhadap bilangan iodium.
Metode: metode titrasi iodometri
Contoh penggunaan: dengan menggunakan sampel minyak goreng bekas yang telah digunakan untuk menggoreng ikan nila sebanyak 4 kali pengulangan, penambahan serbuk buah mengkudu efektif untuk meningkatkan bilangan iod pada minyak goreng bekas. penambahan serbuk mengkudu membantu meningkatkan bilangan iodium, yang menunjukkan adanya pemulihan sifat ketidakjenuhan minyak, menjadikannya lebih mirip dengan minyak yang masih segar dan lebih sehat untuk dikonsumsi.
● Jurnal Tittle: PEMANFAATAN PALM FATTY ACID DISTILLATE SEBAGAI SUMBER ASAM OLEAT: DIVERSIFIKASI PRODUK SAMPING MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI PRODUK ANTARA UNTUK INDUSTRI HILIR
Resume:
Sampel: Palm Fatty Acid Distillate (PFAD)
Tujuan analisa: tujuan penelitian ini untuk mengekstraksi dan memurnikan asam oleat dari PFAD dan menilai kualitas hasil ekstraksi berdasarkan bilangan iodium
Metode: metode titrasi iodometri
Contoh penggunaan: ekstraksi asam oleat telah dilakukan menggunakan berbagai pelarut, seperti metanol, aseton, dan asetonitril, yang dikombinasikan dengan air dalam komposisi yang berbeda.
Kualitas ekstrak yang diperoleh diukur dengan nilai bilangan iod untuk menentukan kemurnian asam oleat. Berdasarkan hasil penelitian, asam oleat lebih banyak terkandung dalam filtrat dengan rasio komposisi metanol-air sebesar 71:29, yang menghasilkan nilai bilangan iod sebesar 88,67 g I2/100g sampel.
● Jurnal Titlle: PENGARUH SUHU, LAMA PEMASAKAN, KONSENTRASI METANOL DAN SUHU PEMURNIAN TERHADAP BILANGAN IOD DAN BILANGAN ASAM SURFAKTAN DARI MINYAK INTI SAWIT
Resume:
Sampel: minyak inti sawit
Tujuan analisa: Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan proses sulfonasi Metode: metode titrasi iodometri
Contoh penggunaan: metode titrasi iodometri digunakan untuk menentukan bilangan iodium pada surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES) yang dihasilkan dari minyak inti sawit. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan proses sulfonasi, di mana bilangan iodium yang lebih rendah menunjukkan berkurangnya ikatan rangkap dalam metil ester, menandakan reaksi sulfonasi yang lebih sempurna. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa bilangan iodium tergantung pada suhu, lama reaksi, konsentrasi metanol, dan suhu pemurnian. Pada kondisi optimal, yaitu suhu reaksi 96,5°C, lama reaksi 4,3 jam, konsentrasi metanol 26,6%, dan suhu pemurnian 45,5°C, diperoleh bilangan iodium 7,84 g I₂/100 g sampel, menunjukkan bahwa sebagian besar ikatan rangkap dalam metil ester telah bereaksi membentuk MES. Dengan metode ini, penelitian berhasil menunjukkan bahwa bilangan iodium dapat digunakan sebagai indikator
efektivitas sulfonasi, di mana semakin rendah nilai bilangan iodium, semakin optimal konversi metil ester menjadi surfaktan.
BILANGAN ASAM
● Jurnal Tittle: ANALISIS KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN PENETAPAN BILANGAN ASAM MINYAK CINCALOK
Resume:
Sampel: minyak cincalok
Tujuan analisa: Tujuan dari analisis ini adalah untuk memastikan mutu minyak cincalok agar aman dan berkualitas untuk dikembangkan sebagai suplemen, serta memahami sejauh mana kandungan asam lemak bebas dalam minyak cincalok sesuai dengan standar
Metode: titrasi alkalimetri
Contoh penggunaan: metode titrasi alkalimetri digunakan untuk menentukan bilangan asam pada minyak cincalok, yang menjadi indikator kualitas dan kestabilan minyak. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar asam lemak bebas minyak cincalok berkisar antara 0,807% hingga 1,031%, sementara bilangan asam yang diperoleh sebesar 0,002 mg KOH/g minyak. Nilai ini menunjukkan bahwa minyak cincalok memiliki kualitas yang baik, karena masih berada dalam batas aman yang ditetapkan oleh International Fishmeal and Oil Manufacturers' Association (IFOMA), yaitu 1-7% untuk minyak hewani berkualitas baik. Dengan metode ini, penelitian berhasil menunjukkan bahwa minyak cincalok berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk suplemen kesehatan.
● Jurnal Tittle: Analisis Angka Asam pada Minyak Goreng dan Minyak Zaitun
Resume:
Sampel: minyak goreng komersial dan minyak zaitun
Tujuan analisa: tujuan dari analisis ini untuk Membandingkan bilangan asam minyak goreng dan minyak zaitun dengan standar SNI-3741-2013, yang menyatakan bahwa bilangan asam minyak goreng tidak boleh melebihi 0,6 mg KOH/gram.
Metode: titrasi alkalimetri
Contoh penggunaan: berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa minyak goreng memiliki bilangan asam rata-rata 0,647 mg KOH/g minyak, yang masih dalam batas standar SNI-3741-2013 (≤0,6 mg KOH/g minyak), sedangkan minyak zaitun memiliki bilangan asam rata-rata 3,194 mg KOH/g minyak, yang jauh lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa minyak zaitun lebih rentan mengalami oksidasi dan degradasi dibandingkan minyak goreng, sehingga kualitasnya lebih cepat menurun.
● Jurnal Tittle: PERBANDINGAN BILANGAN ASAM PADA SAMPEL MINYAK GORENG KEMASAN DAN CURAH
Resume:
Sampel: minyak goreng curah dan minyak goreng komersial
Tujuan analisa: tujuan dari analisa ini untuk Menentukan seberapa besar perbedaan kandungan asam lemak bebas antara minyak goreng kemasan dan curah, yang berpengaruh terhadap ketahanan dan keamanan minyak untuk konsumsi.
Metode: titrasi asam basa
Contoh penggunaan: berdasarkan hasil analisa Semua sampel minyak memenuhi standar SNI 01-3741-2013, dengan bilangan asam < 0,6 mg KOH/g dan kadar asam < 0,3%. Minyak goreng curah memiliki bilangan asam lebih rendah dibandingkan minyak goreng komersial, yang mungkin disebabkan oleh perbedaan formulasi minyak atau waktu penyimpanan. Hasil ini menunjukkan bahwa baik minyak goreng curah maupun kemasan dapat dikonsumsi dengan aman, meskipun proses produksi minyak kemasan cenderung lebih higienis dan stabil dibandingkan minyak curah.