• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA DARI MASA KE MASA (DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN NASIONAL)

N/A
N/A
À M Azhar

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA DARI MASA KE MASA (DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN NASIONAL)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

127

ANALISIS KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA DARI MASA KE MASA (DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM DAN

PENDIDIKAN NASIONAL)

Uliniam*, Sarwo Edy* Sumarta*

STKIP Pangeran Dharma Kusuma Indramayu*

Universitas Pelita Bangsa Bekasi*

STAIS Dharma Indramayu*

Email: uliniam26@gmail.com, sarwoedy@pelitabangsa.ac.id,

ahmadfuady33@gmail.com

Abstract

In an education system, the curriculum is dynamic and constantly changing and developing to support the developments and challenges of the times. However, changes and developments must be carried out in a systematic and directed manner, not just changes. The history of the program in Indonesia has come a long way, history records changes after 1947, 1952, 1964, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 and the most recent program in 2013. Therefore, in order not to fall into the same genre, the government must make every effort possible so that curriculum implementers in the field, especially teaching staff, can understand curriculum ideas adequately and correctly. The curriculum as a new reform strategy is more important than the teacher as merely implementing the curriculum. On the other hand, changes are needed in the formulation of the curriculum, the curriculum must be formulated holistically, taking into account the philosophical, educational, sociological, social, cultural, technical and political foundations as the basis of the curriculum, and taking into account the real conditions of society and the world of education.

Keyword: Education, Curriculum, Analysis, Policy.

(2)

128 Abstrak

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis dan senantiasa berubah dan berkembang untuk mendukung perkembangan dan tantangan zaman. Namun perubahan dan perkembangan harus dilaksanakan secara sistematis dan terarah, bukan sekedar perubahan.

Sejarah program di Indonesia telah berjalan jauh, sejarah mencatat perubahan setelah 1947, 1952, 1964, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan program terbaru pada tahun 2013. Oleh karena itu, agar tidak terjerumus dalam genre yang sama, pemerintah harus berupaya semaksimal mungkin agar para pelaksana kurikulum di lapangan, khususnya para tenaga pendidik, dapat memahami gagasan-gagasan kurikulum secara memadai dan benar. Kurikulum sebagai strategi reformasi baru yang lebih penting daripada guru sebagai pelaksana kurikulum semata. Di sisi lain, perubahan diperlukan dalam perumusan kurikulum, kurikulum harus dirumuskan secara holistik, dengan mempertimbangkan landasan filosofis, pendidikan, sosiologis, sosial, budaya, teknis dan politik sebagai dasar kurikulum, dan dengan mempertimbangkan kondisi riil masyarakat dan dunia pendidikan.

Kata Kunci: Pendidikan, Kurikulum, Analisis, Kebijakan.

PENDAHULUAN

Sejarah pendidikan Indonesia selama ini menunjukkan kepada kita bahwa pendidikan dalam bentuk apapun selalu penting untuk membentuk karakter pribadi bangsa kita. Meskipun sistem aplikasinya berbeda, pelatihan, pembinaan dalam mensukseskan kurikulum pendidikan pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama.

Sistem pendidikan di Indonesia dari masa-masa. Dari sebelum kemerdekaan sampai sekarang masih dalam kondisi yang sangat buruk. Tidak semua penduduk Indonesia dapat mencapai tingkat pendidikan yang memadai. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan individu yang sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Oleh karena itu, sebagai orang Indonesia yang hidup di zaman modern ini, kita patut bersyukur bahwa segala sesuatunya telah banyak mengalami perubahan.

Beberapa catatan sejarah pendidikan di Indonesia, dimulai dari pendidikan pada masa Portugis, Belanda, dan Jepang (kolonial); masa kemerdekaan; Orde baru untuk reformasi. Setiap tahapan pedagogik memiliki tujuan yang sama, namun dengan sistem aplikasi yang berbeda. Sejarah pendidikan dapat membentuk karakter suatu bangsa dari masa ke masa, jangan sampai kita bangsa Indonesia yang hidup di zaman modern ini lupa untuk mensyukuri dan memanfaatkan kemajuan teknologi ke arah

(3)

129

yang lebih positif semaksimal mungkin. Kita harus mampu mencermati setiap pelajaran dan setiap makna yang telah berkontribusi pada terciptanya pendidikan di masa lalu.

Ada ungkapan menggelitik yang sering muncul saat pergantian pemerintahan di negeri ini, yaitu ganti menteri ganti kurikulum. Bahkan, silabus nasional telah beberapa kali diubah sepanjang sejarah sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994 dan 2004, 2006, dan yang terbaru adalah silabus tahun 2013 merupakan konsekuensi logis dari perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi negara. dan masyarakat negara. Padahal, sebagai seperangkat rencana pendidikan, kurikulum perlu berkembang secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan masyarakat.

Secara historis, determinan kekuasaan dan paradigma politik secara kolektif telah membentuk dan sangat mempengaruhi sistem pendidikan Indonesia dari masa ke masa hingga saat ini. Gaya sistem pendidikan suatu negara, pada gilirannya, ditentukan oleh pembuat kebijakan yang paling berkuasa.

Pada level ini, sistem politik sedang berkuasa. Siapapun yang berkuasa pada waktu tertentu akan menggunakan kekuasaannya untuk menentukan apa dan bagaimana pendidikan diselenggarakan. Kecenderungan ini kemudian memperkuat apa yang disebut pergantian menteri, khususnya kurikulum pendidikan, karena muatan politik, nilai-nilai, ideologi, dan tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan oleh penguasa seringkali juga ditetapkan dengan cara yang sama di dalam kurikulum. . Seiring berjalannya waktu, kurikulum Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena berbagai alasan dan rasionalisasi.

Adanya program tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, penulis memandang penting untuk mengelaborasi dan membandingkan kurikulum Indonesia dari masa ke masa secara lebih komprehensif

(4)

130

dan menyeluruh melalui artikel ini, sehingga para pendidik diharapkan dapat menjadikan bahan tulisan ini sebagai bahan diskusi yang berorientasi pada solusi untuk menjawab isu-isu kunci di Indonesia. Pendidikan dari perspektif kurikulum.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka) (Lexy J. Moleong, 2005). Jenis penelitian yang akan digunakan adalah analisis isi (content analysis) artinya suatu model yang digunakan untuk meneliti dokumentasi data berupa teks, gambar, symbol dan lain sebagainya dan studi lapangan.

Metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis isi untuk mendekontruksikan korelasi history pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional di Indonesia dari masa ke masa utamanya mengkaji tentang kebijakan kurikulum pendidikannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan ialah proses atau kegiatan mensintesa informasi, termasuk hasil-hasil penelitian, untuk menghasilkan rekomendasi opsi desain kebijakan publik (Williams, 1971). Kebijakan publik ialah keputusan atau tindakan pemerintah yang berpengaruh atau mengarah pada tindakan individu dalam kelompok masyarakat.

Analisis kebijakan merupakan suatu proses atau kegiatan sintesa informasi yang berarti pemaduan berbagai informasi, termasuk hasil penelitian, sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang selaras. Hal ini berarti obyek analisis kebijakan ialah proses penyusunan dan paket kebijakan. Kegiatan utama analisis kebijakan ialah pengumpulan informasi secara sistematis dan penarikan kesimpulan logis dari informasi tersebut. Dengan demikian, analisis kebijakan berdasarkan pada kaidah ilmiah yang dapatdijadikan sebagai salah satu sumber utama informasi untuk

(5)

131

memproses lebih lanjut dari hasil hasil penelitian sehingga siap digunakan dalam pengambilan keputusan dan desain dalam kebijakan publik.

Secara umum analisis kebijakan adalah pengambil keputusan spesifik perorangan dan organisasi (specific client oriented), yang berkepentingan baik pengambil keputusan, ilmuwan, maupun masyarakat umum dan memiliki sifat terbuka bagi umum untuk dievaluasi.

2. Kurikulum Pendidikan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kurikulum adalah perangkat sumber belajar yang diajarkan kepada lembaga pendidikan (KBBI, 2008). Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan kurikulum adalah perangkat rencana dan pengatur mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pada lembaga pendidikan, kurikulum yang digunakan adalah berbentuk tema, dimana Pendidik secara bersama menentukan tema yang cocok untuk peserta didik yang disesuaikan dengan lingkungan lembaga. Dalam perkembangan kurikulum yang berupa uraian terkait dengan tema yang dibahas dengan bertolak pada fakta sesungguhnya yang didukung oleh sumber buku dijadikan penopang pengetahuan dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dapat pula diartikan sebagai upaya mengalirkan pengetahuandengan pengalaman belajar kepada peserta didik yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kronologis dan biologis.

Tema yang merupakan sebuah pokok pikiran disampaikan. Term merupakan informasi umum yang bisa didapatkan anak melalui pengalaman, orang dewasa/guru, dan teman. Informasi yang diberikan atau dialirkan kepada anak hendaklah merupakan keadaan atau peristiwa yang nyata atau sesuatu yang benar-benar ada

(6)

132

atau terjadi (fact), dan sesuatu yang benar dan menjadi pokok dasar berpikir atau bertindak (principle).

Kurikulum pengajaran dengan tema dan TFP untuk memberikan pengajaran dengan total guna menciptakan pengajaran keseluruhan, pada rancangan awal terpadu untuk anak-anak (Wismiarti, 2012).

3. Kebijakan Kurikulum Pendidikan Islam Dan Pendidikan Nasional

Kurikulum juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan maupun keadaan lingkungan dan masyarakat. Sehingga kurikulum memiliki sifat dinamis, dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, tak heran apabila di Indonesia kurikulum mengalami perubahan dari masa ke masa.

Indonesia pertama kali memakai kurikulum dengan nama Rentjana Pelajaran 1947. Di mana penekanan di dalam pembelajaran yaitu pada pembentukan karakter masyarakat Indonesia supaya menjadi manusia yang berdaulat dan merdeka.

Kemudian pada tahun 1952, kurikulum tersebut disempurnakan kembali dengan tajuk Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Dalam periode ini ada perhatian khusus pada setiap guru supaya mengajarkan satu mata pelajaran saja kepada peserta didik.

Selanjutnya, pada tahun 1964 kurikulum di Indonesia kembali disempurnakan.

Kali ini terdapat tambahan berupa penekanan pada program Pancawardhana (yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, ketrampilan, serta jasmani).

Perubahan kurikulum di tahun berikutnya terjadi pada tahun 1968. Di mana penekanan dititikberatkan pada pembentukan manusia Pancasila sejati yang harus dimaksimalkan di setiap lembaga pendidikan. Perubahan selanjutnya dilakukan pada tahun 1975. Pada masa perubahan ini dikenal yang namanya satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

Setelah perubahan tersebut di tahun-tahun berikutnya kurikulum juga banyak mengalami perubahan. Tentu saja iji terjadi karena gejolak dan berbagai hal di tengah masyarakat. Pembaharuan kurikulum selanjutnya dilakukan pada tahun 1984, 1994,

(7)

133

1999, 2004, 2006, dan yang terakhir adalah tahun 2013. Kurikulum 2013 yang lebih dikenal dengan istilah K13, dititikberatkan pada tiga aspek perubahan, yakni pengetahuan, ketrampilan, serta perilaku.

Pada dasarnya, ada banyak perubahan yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Tak hanya pada proses penilaian saja, namun isi dari kurikulum juga terus diperbarui. Meski begitu, setiap perubahan tentu mempunyai harapan bahwa dunia pendidikan di Indonesia bisa menjadi semakin maju. Para peserta didik yang menjadi perhatian utama dari kurikulum pun bisa menjadi seseorang yang jauh lebih bernilai.

4. Fenomena Kebijakan Kurikulum Pendidikan Di Setiap Pergantian Rezim Seperti sudah langganan dalam dunia pendidikan kita tentang fenomena ganti pemimpin ganti kebijakan dan haluan dalam pengembangan kurikulum pendidikan.

Isu fenomena ini seringkali terjadi tatkala mendekati tahun-tahun pemilu, ramainya isu ganti mentri ganti kurikulum seakan sudah familiar dan bukan barang aneh dalam perkembangan dunia pendidikan kita.

Hal ini terlihat lebih nyata tatkala Menteri Pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi ketika dengan gencar mengkampanyekan kurikulum merdeka sebagi ganti atau perubahan dari kurikulum 13 yang masih seumur jagung. Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (BSKAP Kemdikbudristek) Anindito Aditomo mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka sudah dirancang agar bisa berjangka lama atau sustainable.

Ada perbedaan mencolok antara kulrikulum yang lama dengan yang baru.

Perbedaannya adalah jika kurikulum yang lama diterapkannya serentak secara nasional. Sedangkan dalam kurikulum merdeka telah diterapkan secara bertahap sesuai dengan karakter dan ketahanan masing-masing daerah dan mengembangkan dan menerapkan kurikulum merdeka.

(8)

134

Kurikulum merdeka telah diuji cobakan pada 1.500 sekolah di tahun 2020 sampai 2021. Kemudian kemendikbudristek membuka opsi pada sekolah-sekolah untuk mengimplementasikannya secara bertahap dan sampai dengan saat ini sudah lebih dari 140.000 sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka.

Harapannya ketika di tahun 2024 semua sekolah sudah menerapkan kurikulum merdeka ini. Jadi secara program kemndikbudristek sudah tidak punya beban untuk mensosialisasikan dan mengimplementasikan kurikulum yang baru pasca pemilu.

Dan setelah pemilu kebijakan akan kurikulum merdeka yang baru seumur jagung ini akankah terus dilanjutkan atau membuat kurikulum yang baru lagi sesuai dengan emperisme wawasan pendidikan menteri dan rezim yang baru untuk mencerdaskan kehidupan rakyatnya

5. Kilas Balik Sejarah Kebijakan Kurikulum Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa

Perubahan kurikulum umumnya terjadi hampir setiap lima tahun di Indonesia. Namun, terkadang bisa lebih cepat atau bahkan lebih lama. Baru-baru ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai menerbitkan rencana kurikulum terbaru untuk tahun 2022.

Setelah kemerdekaan, kurikulum di Indonesia ternyata mengalami perubahan hingga sepuluh kali. Mengutip dari buku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berjudul Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Atas di Indonesia, perubahan kurikulum merupakan bagian integral dari konstelasi politik, sosial, dan budaya bangsa Indonesia yang terus berubah dari zaman ke zaman.

Kurikulum mempunyai arti penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu, detikEdu berhasil memandu jalannya kurikulum Indonesia melalui terbitan Kemendikbud, buku Alhamduddin Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia dan Perencanaan Pembelajaran Vokasi dari Dr Tuti Iriani dan Pak Aghpin Ramadan.

(9)

135 a. Rentjana Kebijakan Pelajaran Tahun 1947

Kurikulum pertama yang lahir pasca kemerdekaan adalah kurikulum 1947.

Mulanya, pada saat itu lebih populer digaungkan dengan istilah Belanda leer plan yang artinya rencana pelajaran dibandingkan dengan istilah kurikulum. Sebab itu, Kurikulum 1947 juga dikenal dengan istilah Rentjana Pelajaran 1947.

Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Fokusnya cenderung pada pembentukan karakter yang merdeka dan berdaulat hingga sejajar dengan bangsa lain. Rencana Pelajaran baru secara resmi dilaksanakan di sekolah-sekolah mulai tahun 1950.

b. Rentjana Kebijakan Pelajaran Terurai Tahun 1952

Kurikulum 1952 menjadi penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai Tahun 1952. Hal yang paling menonjol sekaligus menjadi ciri khas kurikulum ini adalah konsep tematik.

Artinya, setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru hanya mengajar satu mata pelajaran.

c. Kebijakan Rentjana Pendidikan Tahun 1964

Isu yang berkembang pada kurikulum ini adalah konsep pembelajaran aktif, kreatif, dan produktif. Melalui konsep ini, pemerintah menetapkan hari Sabtu adalah hari krida. Artinya, siswa diberi kebebasan untuk berlatih berbagai kegiatan sesuai dengan minat bakatnya.

Pemerintah pada tahun 1964 juga mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani.

(10)

136 d. Kebijakan Kurikulum Tahun 1968

Memasuki masa orde baru, kelahiran kurikulum ini juga bersifat politis.

Tujuannya lebih ditekankan untuk mempertinggi mental, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Ciri khusus yang menonjol dari kurikulum 1968 adalah correlated subject curriculum. Artinya, materi pada jenjang pendidikan rendah memiliki korelasi untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

Selain itu, muatan materi pelajarannya bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan (tematik). Sistem penjurusan di jenjang SMA sudah lahir dalam kurikulum ini dan dilakukan di kelas 2 SMA atau kelas 11.

e. Kebijakan Kurikulum Tahun 1975

Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975.

Latar belakang kelahirannya akibat dari sejumlah perubahan oleh pembangunan nasional. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Hal inilah yang membuat kurikulum ini mendapat kritikan. Pasalnya, para guru dibuat terlalu sibuk menulis apa perincian dari setiap kegiatan pembelajaran.

Ada sejumlah perubahan ditemukan dalam kurikulum ini. Nama pelajaran ilmu alam dan ilmu hayat diubah menjadi ilmu pengetahuan alam. Kemudian, pelajaran ilmu aljabar dan ilmu ukur menjadi mata pelajaran matematika.

f. Kebijakan Kurikulum Tahun 1984

Kurikulum ini lahir karena kurikulum 1975 disebut tidak bisa mengejar kemajuan pesat masyarakat. Ciri khususnya, kurikulum 1984 lebih mengedepankan keaktifan siswa dalam belajar. Pengembangan proses belajar inilah yang disebut dengan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

(11)

137

Pada kurikulum ini pula lahir penambahan bidang studi yaitu Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Bagi siswa SMA, kurikulum 1984 membagi mata pelajaran siswa menjadi program inti dan program pilihan sesuai minat dan bakat.

g. Kebijakan Kurikulum Tahun 1994

Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Sehingga, banyak perubahan yang terjadi pada kurikulum ini.

Beberapa perubahannya, mulai dari perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke caturwulan. Hal ini diharapkan agar siswa dapat menerima lebih banyak materi pembelajaran dalam tiga kali caturwulan selama setahun. Nama SMP diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), kemudian SMA diganti menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum). Penjurusan di SMA juga dibagi menjadi tiga program yakni IPA, IPS, dan bahasa. Kemudian mata pelajaran PSPB yang lahir pada kurikulum sebelumnya mulai dihapus dalam kurikulum ini.

h. Kebijakan Kurikulum Tahun 2004

Pada tahun 2004 melahirkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pengganti Kurikulum 1994. Program ini berbasis kompetensi yang mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikator- indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.

Implikasinya, sekolah diberi kewenangan untuk mengembangkan komponen kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Kemudian dikembangkan pula kurikulum yang semula berbasis materi diubah menjadi berbasis kompetensi. Ciri kurikulum 2004, nama SLTP diubah kembali menjadi SMP dan SMU dikembalikan menjadi SMA.

(12)

138 i. Kebijakan Kurikulum Tahun 2006

Kurikulum 2006 inilah yang biasa dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan diberlakukan sejak Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No 10 tahun 2003.

Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaannya terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya.

Secara umum, tujuan kurikulum ini adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan. Sekaligus mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.

j. Kebijakan Kurikulum Tahun 2013

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter.

Implementasinya, pendidikan karakter diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi. Selain itu, kurikulum ini menekankan pada pembentukan sikap spiritual pada Kompetensi Inti 1 (KI 1) dan sikap sosial pada Kompetensi Inti 2 (KI 2).

Namun, penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah dihapuskan di setiap mata pelajaran pada kurikulum 2013 edisi revisi pada tahun 2017. Hanya tersisa untuk mata pelajaran agama dan PPKN.

Cirinya khusus kurikulum ini yakni, penilaian berbasis pendidikan karakter, pembelajaran berbasis tematik, dan guru sebagai fasilitator. Artinya, guru dituntut untuk memahami karakter peserta didik agar dapat memberikan kemudahan belajar bagi mereka.

(13)

139

Di samping itu, terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKN, dan lainya. Sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Kurikulum 2013 hingga saat ini masih berlaku dan diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia.

k. Kebijakan Kurikulum Merdeka

Perlu diketahui, belum lama ini Kemendikbudristek membeberkan rencana kurikulum baru yang akan berlaku mulai tahun 2022. Kurikulum baru ini dinilai lebih fleksibel. Kurikulum 2022 ini akan lebih berfokus pada materi yang esensial dan tidak terlalu padat materi. Hal ini bertujuan, agar guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi.

Meskipun demikian, Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI mengungkapkan, wewenang penerapan kurikulum terbaru ini diberikan kepada masing-masing sekolah. Berdasarkan penuturannya, sekolah tidak akan dipaksa untuk menerapkan kurikulum tersebut.

Kurikulum Merdeka terdapat program Guru Penggerak di mana guru-guru terpilih akan bertugas menggerakan komunitas belajar di sekolah dan wilayahnya.

Guru-guru tersebut nantinya bisa diangkat sebagai Kepala Sekolah atau posisi strategis di sekolahnya. Nadiem meyakini, guru-guru penggerak ini akan memperjuangkan perubahan.

Selain itu, Kurikulum Merdeka dirancang oleh guru dan untuk guru. Dalam prosesnya, Nadiem bercerita ia melibatkan guru-guru dalam perumusan Kurikulum Merdeka.

6. Beberapa Kesalahan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka

Program Merdeka telah dicanangkan pemerintah sejak Februari 2022.

Program ini menitikberatkan pada materi dan pengembangan karakter esensial

(14)

140

profil pembelajar Pancasila dalam pelaksanaannya. Meskipun beberapa sekolah telah mengadopsi kurikulum mandiri, namun masih banyak miskonsepsi atau kesalahpahaman dalam pelaksanaannya.

Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengoreksi sejumlah kesalahpahaman yang sering terjadi.

Mengutip profil resmi Instagram Direktorat SMP Kemendikbud pada Selasa (2/8/2022), berikut 5 miskonsepsi soal kurikulum mandiri:

a. Perubahan kurikulum adalah tujuannya. Kesalahpahaman ini adalah yang paling umum. Banyak yang percaya bahwa mengubah program adalah tujuan. Sedangkan menekankan bagaimana program studi mandiri dapat dianggap sebagai alat untuk mencapai tujuan pemulihan pembelajaran.

b. Ada implementasi program mandiri yang benar atau salah. Banyak pendapat tentang penerapan program mandiri yang mutlak benar atau salah. Padahal, setiap satuan studi memiliki karakteristik yang berbeda- beda, artinya program studi mandiri di satu sekolah tidak sama dengan di sekolah lain. Oleh karena itu, penerapan Kurikulum Mandiri yang benar atau salah tidak mutlak, melainkan kontekstual.

c. Anda harus menunggu terbentuknya center. Kesalahpahaman ketiga adalah Anda harus menunggu untuk menerima pelatihan dari pusat.

Sejatinya, unit studi dan guru dapat berinisiatif mengembangkan kapasitasnya secara mandiri dengan menerapkan kurikulum mandiri.

d. Proses langsung. Banyak yang percaya bahwa penerapan kurikulum mandiri bisa instan dalam proses pembelajaran. Meskipun tidak ada kurva pembelajaran langsung, terlebih lagi untuk sesuatu yang kompleks seperti penerapan kurikulum baru untuk mengubah cara pengajarannya di kelas.

e. Hanya dapat diterapkan di sekolah yang berfasilitas lengkap.

(15)

141

Pelaksanaan program mandiri tidak hanya berlaku untuk sekolah berfasilitas lengkap. Padahal, program Merdeka merupakan program yang fleksibel dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sekolah manapun, termasuk yang minim fasilitas.

7. Berkaca pada kurikulum Pendidikan Hongkong

Sistem pendidikan Hong Kong selaras dengan sistem pendidikan Inggris.

Pengetahuan bukan satu-satunya tujuan pendidikan di Hong Kong, seperti yang dijelaskan dalam tulisan Irfansyah berjudul Sistem Pendidikan di Hong Kong.

Dalam bukunya Irfanyah menjelaskan bahwa sistem pendidikan Hong Kong juga menekankan pengajaran keterampilan praktis, keterampilan interpersonal, aspek sosial budaya dan penerapan pengetahuan pada praktik kerja yang sebenarnya.

Siswa didorong untuk memahami peran masyarakat dan identitas sosial melalui pemikiran kritis. Anda juga harus memiliki keterampilan mandiri dan menjalani gaya hidup sehat. Hong Kong ingin memastikan bahwa program yang dijalankan di sana memenuhi standar internasional. Oleh karena itu, sekolah bertanggung jawab atas perencanaan harian pada pelajaran-pelajaran yang akan diberikan pada peserta didiknya. Berikut adalah sistem pendidikan di Hongkong, diantaranya :

a. Sistem Pendidikan pada Taman Kanak-Kanak (TK)

Seperti di Indonesia, jenjang pendidikan pertama di Hong Kong adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Pendidikan pra sekolah di Hong Kong berlangsung selama 3 tahun. Menurut pemerintah daerah di situs webnya gov.hk, pendidikan prasekolah di Hong Kong bersifat opsional, tetapi semua anak berusia antara 3 dan 5 tahun akan bersekolah di taman kanak-kanak pada tahun ajaran 2021/2022.

(16)

142

Penerimaan TK didasarkan pada kebijakan masing-masing TK, karena setiap TK memiliki kebijakan yang berbeda. Tetapi taman kanak-kanak harus menawarkan kesempatan yang sama kepada semua siswa, terlepas dari perbedaan, jenis kelamin, ras, dan kemampuan mereka.

Kurikulum TK menekankan pada pembinaan minat belajar siswa, membangun nilai dan sikap positif, meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan merawat diri sendiri. Program ini bertujuan untuk mendukung pengembangan siswa secara keseluruhan dalam hal keterampilan etika, akademik, fisik, sosial dan estetika.

Beberapa hal yang termasuk dalam komponen pendidikan usia dini adalah nilai dan sikap, keterampilan dan pengetahuan.

b. Sistem Pendidikan pada Pendidikan Dasar

Jenjang pendidikan setelah taman kanak-kanak adalah sekolah dasar yang berlangsung selama 6 tahun. Murid memulai sekolah dasar sekitar usia 6 tahun.

Pendidikan dasar di Hong Kong memiliki tiga mode operasi, yaitu pagi, siang, dan penuh waktu. Untuk penggunaan bahasa dalam kegiatan belajar mengajar, bahasa Mandarin merupakan bahasa pengantar untuk pendidikan dasar, sedangkan bahasa Inggris merupakan bahasa kedua.

Merujuk pada buku berjudul Gudah Gulana karya Drs.Umar Sidik menjelaskan bahwa selama tiga tahun terakhir setelah tahun memasuki pendidikan dasar, siswa yang memenuhi persyaratan diuji secara intensif untuk menentukan pendidikan menengah.

Kurikulum sekolah dasar sama dengan sekolah menengah. Program ini dirancang untuk mendorong siswa membangun basis pengetahuan yang kokoh melalui berbagai tahapan pembelajaran. Program sekolah dasar dan menengah terbuka dan fleksibel untuk beradaptasi dengan konteks sekolah yang berbeda.

Pribadi pembelajar akan berkembang secara utuh untuk mempertahankan kemampuan belajar mandiri untuk kebutuhan seumur hidup.

(17)

143 c. Sistem Pendidikan pada SMP dan SMA

Siswa mengikuti sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas selama tiga tahun untuk setiap tingkat atau sama dengan 6 tahun.

Sekolah menengah dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menentukan peringkat akademi. Semakin baik kinerja sekolah, semakin besar kemungkinan siswa diterima di universitas bergengsi.

Uang sekolah untuk pendidikan menengah dialokasikan untuk pembiayaan pendidikan menengah atas di sekolah negeri dan sekolah luar biasa melalui sistem tunjangan pendidikan menengah. Pada level ini, siswa diminta untuk memilih salah satu dari dua jurusan, yaitu Seni atau Sains. Siswa sekolah menengah kemudian mengikuti ujian umum yang unik pada akhir tahun keenam sekolah menengah.

Jenjang pendidikan setelah taman kanak-kanak adalah pendidikan dasar yang berlangsung selama 6 tahun. Siswa masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun.

Pendidikan dasar di Hong Kong memiliki tiga mode operasi, yaitu pagi, sore, dan penuh waktu. Untuk penggunaan bahasa dalam kegiatan belajar mengajar, bahasa Mandarin merupakan bahasa pengantar untuk pendidikan dasar, sedangkan bahasa Inggris merupakan bahasa kedua.

Berdasarkan buku Gudah Gulana karya Drs Umar Sidik, siswa yang memenuhi syarat tiga tahun terakhir pendidikan dasar dinilai intensif untuk dapat menentukan dan mengikuti pendidikan menengah.

Kurikulum sekolah dasar sama dengan sekolah menengah. Program ini dirancang untuk mendorong siswa membangun dasar pengetahuan yang kuat pada berbagai tahap pembelajaran.

Program dasar dan menengah terbuka dan fleksibel untuk beradaptasi dengan konteks sekolah yang berbeda. Pribadi pembelajar akan tumbuh secara utuh untuk mempertahankan kemampuan belajar mandiri untuk kebutuhan seumur hidup.

(18)

144

d. Sistem Pendidikan pada Pendidikan Menengah Pertama & Pendidikan Menengah Atas

Siswa menghadiri sekolah menengah pertama dan menengah atas selama tiga tahun untuk setiap tingkat atau sama dengan 6 tahun. Sekolah menengah dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menentukan peringkat akademi. Semakin baik kinerja sekolah, semakin besar potensi siswa untuk masuk ke universitas bergengsi.

Uang sekolah pada pendidikan menengah dialokasikan untuk membiayai pendidikan menengah pertama di sekolah negeri dan sekolah luar biasa melalui sistem alokasi sekolah menengah. Pada level ini, siswa diminta untuk memilih salah satu dari dua jurusan, yaitu Seni atau Sains. Siswa sekolah menengah kemudian mengikuti ujian umum satu kali pada akhir kelas 6 sekolah menengah.

KESIMPULAN

Sejarah pendidikan di Indonesia memiliki cerita menarik dari masa ke masa.

Sejarah pendidikan Indonesia selama ini menunjukkan kepada kita bahwa pendidikan dalam bentuk apapun selalu penting untuk membentuk karakter pribadi bangsa kita. Meskipun sistem aplikasinya berbeda, pelatihan, pembinaan dalam mensukseskan kurikulum pendidikan pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama.

Dari pendidikan agama, pendidikan umum sejak pendidikan pra-kolonial hingga pendidikan pasca kemerdekaan. Setiap zaman pasti berubah sesuai dengan kebutuhan bangsa dan tantangan bangsa di masa depan.

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis dan senantiasa berubah dan berkembang untuk mendukung perkembangan dan tantangan zaman.

Namun perubahan dan perkembangan harus dilaksanakan secara sistematis dan terarah, bukan sekedar perubahan.

Sejarah program di Indonesia telah berjalan jauh, sejarah mencatat perubahan setelah 1947, 1952, 1964, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan program terbaru pada tahun 2013. Pertengahan program dari tahun 2013? Oleh karena itu, agar tidak

(19)

145

terjerumus dalam genre yang sama, pemerintah harus berupaya semaksimal mungkin agar para pelaksana kurikulum di lapangan, khususnya para guru, dapat memahami gagasan-gagasan kurikulum secara memadai dan benar. Bahwa programnya tidak berubah, tetapi mentalitasnya tidak berubah, masih sama seperti dulu.

Pemerintah harus secara aktif melibatkan guru dalam meneliti, bereksperimen dan mengevaluasi berbagai aspek kurikulum. Selain itu, pemberdayaan berkelanjutan guru dalam pengembangan profesional mereka sebagai sumber daya kurikuler. Selain itu, tidak memposisikan kurikulum sebagai strategi reformasi baru yang lebih penting daripada guru yang bersumber dari guru pelaksana kurikulum semata. Di sisi lain, perubahan diperlukan dalam perumusan kurikulum, kurikulum harus dirumuskan secara holistik, dengan mempertimbangkan landasan filosofis, pendidikan, sosiologis, sosial, budaya, teknis dan politik sebagai dasar kurikulum, dan dengan mempertimbangkan kondisi riil masyarakat dan dunia pendidikan.

(20)

146

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdullah, Anzar. (2007). Kurikulum Pendidikan di Indonesia sepanjang sejarah: Suatu tinjauan kritis filosofis. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No 066 Tahun ke 13 Mei 2007

Amri, Sofan, Ahmad Jauhari, Tatik Elisa. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Anitah W, Sri. dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Barnawi & Arifin. (2016). Pembelajaran Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi IV, (Jakarta : Penerbit Gramedia, 2008

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Jakarta: 2003

Hamalik, Oemar. (2004). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PPs Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Hamalik, Oemar. (2006). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Indarto. (1999). Menyimak Perkembangan Kurikulum di Indonesia. Makassar:

Diposting dari Web Master Gamaliel School.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Desan Induk Kurikulum 2013.

Jakarta: Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Draft Kurikulum 2013. Jakarta:

Kemendikbud.

Miller, J.P & W. Seller. (1985). Curriculum; Prespectives and Practices. New York and London: Longman.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. (1988). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum: Sebuah Pengantar Teoretis dan Pelaksanaannya. Yogyakarta: BPFE.

Ornstein, Allan.C. & Hunkins, Francis.P. (2009). Curriculum Foundations,Principles and Issues. New York: Pearson.

Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Schubert. 1986. Curriculum Prespective, Paradigm and Posibility. New York: Mc.Millan Publishing.

Stratemeyer, Florence., B, Forkner,HL., McKim, GM. (1947). Developing a Curriculum for Modern Living. Columbia: Bureau of Publication, Teacher College.

Sukmadinata, Nana Sy. (1997). Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung:

P.T. Remaja Rosdakarya.

(21)

147

Surakhmad, Winarno. (2009). Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi. Jakarta: PT.

Kompas Media Nusantara.

Suyadi. (2013). Strategi Pemebelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Williams, W. (1971) Social Policy Research and Analysis. American Elswier Publishing Company, New York, USA, and Weimer, D.L. and A.R. Vining. 1989. Policy Analysis: Concept and Practice. Prentice Hall Inc. Englewoods, J.J., USA.

JURNAL

Anam, Saeful. (2017). Karakteristik Dan Sistem Pendidikan Islam: Mengenal Sejarah Pesantren, Surau dan Meunasah di Indonesia. JALIE: Journal of Applied Linguistics and Islamic Education Volume 01, Nomor 01, Maret 2017; p-ISSN: 2549-7804; e- ISSN: 2549-8622; 146-167.

Dalyono, Bambang; Lestariningsih, Enny Dwi. (2017). Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jurnal Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017.

Darmuin, dkk. (2012). Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI). Semarang: Panitia PLPG LPTK Rayon 206 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

Pantjar Simatupang, (2003), Analisis Kebijakan : Konsep Dasar Dan Prosedur Pelaksanaan Analisis Kebijakan Pertanian Volume 1, No. 1, Maret 2003 : 1-21.

Sujati, Budi. 2021. “Historiografi Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani &

Perkembangannya Di Indonesia”. Sinau : Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Humaniora 7 (2), 40-57. https://doi.org/10.37842/sinau.v7i2.59.

Wismiarti, (2012), Tema, PPOT Modul VI, Jakarta Timur: Sekolah Al-Falah.

Zulhijrah, Zulhijrah; Pratama, Irja Putra. (2019). Reformasi Pendidikan Islam Di Indonesia. Jurnal PAI Raden Fatah Vol. 1 No. 2 April 2019.

(22)

148 WEBSITE

Fadjrin, Subhan. (2013). Makalah Sejarah Pendidikan di Indonesia: Pentatonix.

(http://subhanfadjrin.blogspot.com) di akses pada tanggal 29 Desember 2022.

Riyanto. (2010). 4 Model Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah: Antara Otonomi, Integrasi, Suplemen, dan Kolaborasi Read more about integrasi pendidikan karakter dengan mata pelajaran by Kang Marfu.

https://riyantosma9yk.wordpress.com.

Wida Kurniasih, (2022), Pengertian Kurikulum dan Fungsinya dalam Dunia Pendidikan, di akses pada tanggal 29 Desember 2022 dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-

fungsinya/#Perkembangan_Kurikulum_di_Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

“ Kurikulum pendidikan agama adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara

”Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

Demikian penyusunan Program Kerja Wakamad Kurikulum tahun pelajaran 2014-2015, merupakan salah perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

.1 Kurikulum  Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan kajian, maupun bahan pelajaran serta cara penyampaiannya, dan penilaian yang