• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kedudukan notaris dalam penerapan cyber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis kedudukan notaris dalam penerapan cyber"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

xvi

ANALISIS KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PENERAPAN CYBER NOTARY DENGAN MEDIA ELEKTRONIK PADA E-RUPS PERUSAHAAN TERBUKA BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS

JASA KEUANGAN NOMOR 16/POJK.04/2020

OLEH : IMAM RIZKY BAIHAKI

ABSTRAK

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu sesuai dengan Pasal 1 ayat (1) UUJN, Notaris adalah pejabat umum yang memiliki untuk mengautentikasi dokumen. Demikian juga dengan perkembangan teknologi yang mempengaruhi pola kehidupan interaksi sosial dalam bermasyarakat, seperti halnya belakangan ini otoritas jasa keuangan mengeluarkan peraturan otoritas jasa keuangan NOMOR 16/POJK.04/2020 yang intinya pelaksanaan RUPS dapat dilaksanakan secara Elektronik RUPS pada perusahaan yang melaksanakannya tidak harus melalui tatap muka melainkan menggunakan media elektronik, sehingga membuat pergeseran norma hukum atau kebiasaan dalam bermasyarakat. Metode penelitian yang di gunakan merupakan yuridis normatif. Hasil Penelitian menemukan bahwa notaris Indonesia saat ini menganut system civil law dimana hal ini tentu saja terdapat konsekuensi yuridis terhadap akta yang di buat karna notaris merupakan perpanjangan tangan oleh Negara sehingga akta yang di buat memiliki kekuatan hukum. Karna akta yang di buat secara eletronik belum memiliki kekuatan hukum, karna masih terdapat pergesekan norma hukum dalam UUJN dan UU ITE dengan UU Perusahaan dan POJK NOMOR 16/POJK.04/2020 dapat di katakan bisa menimbulkan tidak kepastian hukum dalam pembangunan hukum di Indonesia.

Kata Kunci: Akta Autentik, Cyber Notary, e-RUPS.

(2)

xvii

ANALYSIS OF NOTARY POSITION IN IMPLEMENTATION OF CYBER NOTARY WITH ELECTRONIC MEDIA AT E-GMS OF A PUBLIC

COMPANY BASED ON FINANCIAL SERVICES AUTHORITY REGULATION NUMBER 16/POJK.04/2020

BY : IMAM RIZKY BAIHAKI

ABSTRACT

Law Number 2 of 2014 concerning Amendments to Law Number 30 of 2004 concerning the Position of Notary in the Unitary State of the Republic of Indonesia.

This is in accordance with Article 1 paragraph (1) UUJN, a Notary is a public official who has the authority to authenticate documents. Likewise, technological developments that affect the pattern of social interaction in society, as recently the financial services authority issued a financial services authority regulation NUMBER 16/POJK.04/2020 which essentially means that the implementation of the GMS can be carried out electronically. face-to-face instead of using electronic media, thus making a shift in legal norms or habits in society. The research method used is normative juridical. The results of the study found that Indonesian notaries currently adhere to a civil law system where this of course has juridical consequences for the deed made because the notary is an extension of the state so that the deed made has legal force. Because the deed made electronically does not yet have legal force, because there is still friction in the legal norms in the UUJN and the ITE Law with the Company Law and POJK NUMBER 16/POJK.04/2020 it can be said that it can cause legal uncertainty in legal development in Indonesia.

Keywords: Authentic Deed, Cyber Notary, e-GMS

Referensi

Dokumen terkait

tanda tangan. Digital Signature menjadi sangat penting karena menjadi poin utama dalam hal cyber notary. Digital Signature menggantikan tanda tangan konvensional pada

akan turut serta dalam persiapan untuk perusahaan melakukan go publik, baik pada saat perencanaan maupun setelah penawaran umum di pasar perdana. Kedudukan notaris sebagai

Notaris tentang kedudukan saksi dalam pembuatan Akta Notariil sesuai denganc. ketentuan Hukum Islam dan ketentuan dalam

Sehingga kedudukan notaris sebagai tersangka belum jelas mengingat dalam 180 hari itu terdapat kemungkinan notaris belum mendapat vonis yang berkekuatan hukum

Upaya hukum yang dapat dilakukan untuk terwujudnya penyimpanan protokol notaris dalam bentuk elektronik, dengan tidak adanya peraturan perundang-undangan yang secara

Bentuk-bentuk penerapan dari konsep cyber notary di Indonesia menjadi jelas setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun

109 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 16 /Pojk.04/2020 Tentang Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka

ii TESIS KEDUDUKAN HUKUM ATAS PROTOKOL NOTARIS YANG DIBUAT SECARA ELEKTRONIK UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KERUSAKAN AKIBAT KONDISI FORCE MAJEURE Diajukan Untuk Memperoleh Gelar