• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Calon Guru Fisika Pada Mata Kuliah Microteaching

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Calon Guru Fisika Pada Mata Kuliah Microteaching "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

312

Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Calon Guru Fisika Pada Mata Kuliah Microteaching

Safriana, Marina

Pendidikan Fisika, Universitas Malikussaleh Jalan Cot Teungku Nie, Reuleut, Aceh Utara

[email protected]

Abstract

Pedagogical Content Knowledge (PCK) is a combination of teaching (pedagogic) knowledge and knowledge of teaching material (Content). This study aims to analyze the ability of PCK prospective teacher students in the implementation of microteaching. This research is a descriptive study to get an initial description of the PCK abilities of prospective teacher students. The instruments used in the form of CoRe and PaPeR with research subjects were students of 2016 who took microteaching courses in even semester 2018/2019 totaling 25 people. Based on the results of the CoRe and PaPeR analysis obtained: the number of big ideas for the development of teaching material is only 1 to 3. Physics material selected by the teacher candidates on average basic material in the X and XI grades of SMA. There are 72% of prospective teachers having difficulties in mastering concepts that result in misconceptions in the explanation of physics concepts. Only 24% of teacher candidates are able to utilize learning media and effective learning strategies while 56% of students still have difficulty in managing the class. The difficulty of prospective teachers in preparing assessment is only 36%, while in the application of apresepsi, prospective teachers have constraints of 52%. It can be concluded that the student pedagogical content knowledge (PCK) ability is still very low and needs to be improved again by applying the right strategies to micro teaching.

Keywords : Pedagogical Content Knowledge (PCK), Prospective teachers, Physics Abstrak

Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan perpaduan pengetahuan pengajaran (pedagogik) dan pengetahuan materi ajar (Content). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan PCK mahasiswa calon guru pada pelaksanaan microteaching. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mendapat gambaran awal kemampuan PCK mahasiswa calon guru. Instrumen yang digunakan berupa CoRe dan PaPeR dengan subjek penelitian adalah mahasiswa angkatan 2016 yang mengambil mata kuliah mikroteaching semester genap 2018/2019 berjumlah 25 orang. Berdasarkan hasil analisis CoRe dan PaPeR diperoleh: jumlah ide besar untuk pengembangan materi ajar hanya ada 1 sampai 3.

Materi fisika yang dipilih calon guru rata-rata materi dasar di kelas X dan XI SMA.

Ada 72% calon guru kesulitan dalam penguasan konsep yang mengakibatkan masih

(2)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998

313 terjadinya miskonsepsi pada penjelasan konsep fisika. Hanya 24% calon guru yang mampu memanfatkan media pembelajaran dan strategi pembelajaran yang efektif sedangkan 56% mahasiswa masih kesulitan dalam mengelola kelas. Adapun kesulitan calon guru dalam menyusun penilaian (Asessment) hanya 36%, sedangkan dalam pemberian aprsepsi, calon guru memiliki kendala sebesar 52%. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pedagogical content knowledge (PCK) mahasiswa calon guru masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan lagi dengan menerapkan strategi yang tepat pada pengajaran mikro.

Kata Kunci: Pedagogical Content Knowledge (PCK), Calon guru, fisika

PENDAHULUAN

Saat ini pemerintah menggalakkan persiapan sumber daya manusia berkualitas dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing ditentukan oleh sistem pendidikan. Guru memegang peranan penting dalam perkembangan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak penentu kualitas hasil Pendidikan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Sunhaji, 2014) bahwa guru adalah komponen yang paling berperngaruh dalam proses dan hasil pendidikan. Selain itu, (Ramdhani et al., 2012) juga menambahkan bahwa kompetensi guru berperan penting dalam pencapaian prestasi akademik siswa. Oleh karena itu, guru yang berkualitas tentu akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas guru dengan meningkatkan kualitas mahasiswa calon guru. hal ini sesuai dengan pernyataan clarke dan hollingtown bahwa pengembangan profesional guru dimulai ketika mereka sebagai mahasiswa calon guru pada masa pendidikan (Indrawati and Sutarto, 2016). Perguruan tinggi perlu menyiapkan program pembelajaran bagi mahasiswa calon guru untuk menjadi pendidik yang berkualifikasi baik dan memperolehan pengetahuan profesional guru sebelum mengajar di kelas (König et al., 2017).

Program studi pendidikan fisika di bawah naungan lembaga pendidikan tinggi kependidikan (LPTK) merupakan program studi yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan calon guru fisika yang profesional. Untuk menghasilkan lulusan calon guru yang profesional, mahasiswa calon guru fisika dituntuk memilki kemampuan pedagogik yang baik selain menguasai materi fisika. (König et al., 2017) berpendapat bahwa Pengetahuan pedagogik adalah pengetahuan tentang peserta didik, pembelajaran, penilaian dan tujuan dan konteks pendidikan. Sedangkan pengetahuan konten adalah pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu terkait dengan konten yang harus diajarkan guru. Ketika kedua pengetahuan tersebut dipadu dalam bentuk pengajaran maka akan menghasilkan pengetahuan baru yaitu pedagogical content knowledge (PCK).

PCK merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru. Menurut (Evens, Elen and Depaepe, 2015) kemampuan PCK sangat penting bagi guru karena kemampuan PCK merepresentasikan profesional guru. PCK merupakan konsep berpikir yang memberikan pengertian bahwa untuk mengajar sains tidak cukup hanya memahami konten materi sains (knowing science) tetapi juga cara mengajar (how to teach) (Sukaesih, Ridlo and Saptono, 2017). Selain itu, PCK juga dapat diartikan sebagai gambaran tentang

(3)

314

bagaimana seorang guru mengajarkan suatu subjek dengan mengakses apa yang diketahui tentang subjek tersebut, apa yang diketahui tentang siswa yang diajarnya, tentang kurikulum terkait dengan subjek tersebut dan apa yang diyakini sebagai cara mengajar yang baik pada konteks tersebut (Rollnick dkk (2008) dalam (Rahmat and Purwianingsih, 2016)).

Kemampuan PCK bukan merupakan kemampuan yang diperoleh secara otodidak namun harus dilatih dan dikembangkan. Shulman (1987) menjelaskan bahwa kemampuan PCK dapat dikembangkan ketika mereka menjadi mahasiswa calon guru. Salah satu usaha untuk mengembangkan PCK mahasiswa calon guru adalah melalui pengembangan matakuliah yang berbasis pembelajaran dan praktik pengajaran seperi microteaching.

Mikroteaching adalah teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan profesional mahasiswa calon guru (Karçkay and Sanlı, 2009) dan (Bilen, 2015). Dalam microteaching, keterampilan mahasiswa calon guru dalam mengajar diperhatikan kemudian dievaluasi dan sesama mahasiswa saling memberikan masukan untuk perbaikan (Altuk, Kaya and Bahceci, 2012). Dengan demikian, microteaching merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan PCK mahasiswa calon guru (Kartal, Ozturk and Ekici, 2012).

Namun selama ini matakuliah microteaching tidak mengarah dalam pengembangan PCK. Berdasarkan hasil obeservasi selama pelaksanaan praktek mikroteaching menunjukkan mahasiswa calon guru mengalami beberapa kendala dalam memahami kurikulum, seperti ketidaksesuaian indikator dalam pencapaian KD dan pemanfaatan media yang masih sangat kurang dan belum optimal. Selain itu, mahasiswa calon guru juga cenderung masih lemah dalam penguasaan materi. Hal ini diketahui dari masih banyaknya mahasiswa calon guru yang mengalami miskonsepsi ketika mengajar (Safriana and Fatmi, 2018). Sejalan dengan hasil penelitian (Purwoko, 2017) menjelaskan bahwa penguasan guru pada konten (materi) yang lemah dapat berakibat pada proses pemahaman konsep siswa yang tidak utuh. Kendala-kendala tersebut terkait dengan kemampuan pedagogik dan penguasaan materi/konten atau kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK).

Berdasarkan hal tersebut, analisis PCK sangat penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan Pedagogical Content Knowledge mahasiswa calon guru di prodi pendidikan Fisika FKIP Unimal sebagai gambaran awal kompetensi pedagogik dan penguasaan konten (materi) calon guru sebelum melaksanakan pembelajaran yang sesungguhnya di sekolah. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terkait proses pembelajaran dan evaluasi kurikulum yang ada di prodi pendidikan fisika FKIP Unimal dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lulusan. Analisis PCK juga diharapkan menyediakan informasi tentang kemampuan PCK mahasiswa calon guru yang sudah baik atau masih memerlukan perhatian untuk dilakukan perbaikan.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan PCK mahasiswa calon guru fisika. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah mikroteaching pada semester genap 2018/2019 yang berjumlah 25 orang. Instrumen pengumpulan data kemampuan PCK

(4)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998

315 calon guru dengan menggunakan CoRe (Content Representation) dan PaP-eR (Pedagogical and Profesional-experience Repertoire) (Loughran, Berry and Mulhall, 2008).

Analisis deskriptif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil CoRe dan PaP-eR. Adapun beberapa indikator yang digunakan untuk menganalisis PCK calon guru antara lain: Apresepsi, pemilihan KD dan materi ajarnya, jumlah ide besar materi ajar, pengelolaan waktu, pengelolaan kelas, penguasaan materi, pemilihan strategi mengajar,dan pemilihan media pembelajaran. Data PCK mahasiswa calon guru dianalisis secara deskriptif persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data kemampuan PCK 25 mahasiswa calon guru fisika dengan menggunakan CoRe (Content Representation) dan PaP-eR (Pedagogical and Profesional-experience Repertoire) diperoleh informasi yang disajikan pada tabel 1 dan 2 berikut ini.

Tabel 1. Hasil Analisis CoRe PCK Calon Guru Fisika

No. Mahasiswa Materi Kelas Jumlah Ide Besar

(1) (2) (3) (4)

1 Fluida Statis XI 2

2 Gerak Jatuh Bebas X 2

3 Listrik Dinamis (Kuat Arus) IX 2

4 Hukum Newton X 3

5 Suhu Dan Kalor X 3

6 Gerak Lurus X 2

7 Suhu X 2

8 Kinetik Gas X 2

9 Usaha Dan Energi X 2

10 Usaha Dan Energi XI 3

11 Fluida Statis XI 2

12 Gerak Jatuh Bebas X 2

13 Usaha Dan Energi XI 1

14 Gerak Lurus X 2

15 Listrik Dinamis IX 1

16 Cahaya X 3

17 Suhu Dan Kalor X 2

18 Getaran Harmonis X 3

19 Listrik Statis IX 2

20 Usaha Dan Energi XI 3

21 Usaha Dan Energi XI 2

22 Optika Geometris X 2

23 Suhu X 2

(5)

316

24 Fluida Statis XI 3

(1) (2) (3) (4)

25 Getaran Harmonis X 3

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa pada penyusunan rencana pembelajaran, calon guru hanya memilih materi kelas X dan XI saja. Materi yang paling banyak dilipih adalah materi kelas X sebesar 60% dan materi kelas XI sebesar 40%. Tidak ada yang memilih materi kelas XII. Hal ini dikarenakan mahasiswa menganggap materi dasar di kelas X dan XI lebih mudah dan tingkat kesulitan materinya tidak terlalu tinggi. Selain itu, mengajar materi kelas X dan kelas XI tidak terlalu sulit jika dibandingkan materi kelas XII. Hal lain juga terlihat jumlah ide besar yang tertuang pada jawaban CoRes tentang materi ajar hanya ada 1 sampai 3. Hal ini menunjukkan mahasiswa calon guru belum mampu menguasai materi dengan baik. Selama pelaksanaan praktek mengajar mahasiswa calon guru masih merasa kurang percaya diri, gugup dan masih kesulitan menjelaskan materi. Berikut rangkuman refleksi kendala mahasiswa calon guru saat mengajar yang disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Refleksi Mahasiswa

Aspek Refleksi

(1) (2)

Kesiapan Guru (Personal)

Guru merasa belum siap, tegang , kaku dan kurang percaya diri saat mengajar, karena masih kurangnya pendalaman tentang materi fisika hal ini terlihat calon guru masih terlalu gugup dalam menyampaikan materi, tidak menguasai konsep dengan baik sehingga terjadi

miskonsepsi, grogi dan bicara terlalu cepat. Bahan yang digunakan dari website bukan buku. Materi yang disampaikan tidak sesuai dengan KD, hanya memberikan materi di LKS tanpa ada penejelasan.

Kesiapan Guru Saat Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran kurang efektif, kurang menguasai pelaksanaan pembelajaran dengan baik sering tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat, kurang mampu mengelola kelas dengan baik, masih ada miskonsepsi, kurangnya interaksi guru dan siswa, kurang menguasai RPP yang telah dibuat, tidak memberikan penekanan pada jawaban. Kurang mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, kesulitan berinteraksi siswa saat mengajar.

Pengelolaan Waktu

Kesulitan mengontrol waktu saat diskusi siswa berlangsung, tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik, terlalu mengejar waktu, masih terburu-buru. Tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai target.

Penggunaan Media

Penggunaan media masih sangat kurang variatif, Media yang digunakan belum maksimal dan belum efektif meningkatkan pemahaman siswa, media yang digunakan hanya papan tulis, slide PPT, video dan LKS, tidak mampu memanfaatkan media yang ada dalam menjelaskan konsep.

(6)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998

317

(1) (2)

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran belum terlaksana secara maksimal, tidak sesuai dengan sintak pada RPP yang telah dibuat, lebih banyak mengarah pada teacher center. kurang menguasai strategi pembelajaran lebih sering ceramah, tebak jawaban berhadiah, diskusi kelompok dan persentasi jawaban. Secara keseluruahan belum mampu menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Berdasarkan hasil rangkuman refleksi calon guru menunjukkan adanya kendala yang dialami calon guru selama mengajar. Seperti kesulitan memberikan apresepsi di awal pembelajaran, menjelaskan konsep dan menguasai strategi pembelajaran. Hal ini menunjukkan perlu adanya evaluasi bagi dosen untuk terus membimbing dan melatih mahasiswa calon guru melalui perkuliahan dan kurikulum agar dapat meningkatkan kemampuan mengajar, mengoptimalkan penguasan materi dan pedagogik calon guru fisika. Belum optimalnya siswa dalam mengajar pada praktik mikroteaching juga disebabkan masih banyaknya beban matakuliah yang diambil mahasiswa selama menjalani microteaching, sehingga banyak mahasiswa tidak siap.

Tabel 3. Persentase Hasil Obeservasi Permasalahan calon guru Fisika Pada Praktek Microteaching Berdasarkan PaPeR

Komponen Persentase

Pengelolan Waktu 40%

Pengelolaan Kelas 52%

Penguasaan Konsep 72%

Pemilihan Strategi 76%

Penggunaan Media 76%

Penilaian 36%

Apresepsi 52%

Selanjutnya, hasil analisis PCK mahasiswa calon guru melalui instrumen Content Representation (CoRe) yang dikembangkan oleh Loughran dan timnya (Loughran, Berry and Mulhall, 2008) merepresentasikan bagaimana tingkat kedalaman pengetahuan calon guru tentang materi yang akan diajarkannya pada tingkatan tertentu. Jawaban dari pertanyan pada Instrumen CoRes dibuat oleh calon guru dengan merumuskan sejumlah ide besar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa.rumusan konsep penting tersebut akan menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan dan keluasan konsep disesuaikan dengan tuntutan kurikulum (Ramdhani et al., 2012).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa hanya dapat merumuskan ide besar yang berkaitan dengan materi/konten sebanyak 1 sampai 3 ide besar. Hal ini juga terlihat pada rancangan RPP yang dibuat oleh mahasiswa. Berdasarkan penilaian yang didasarkan pada aspek Cores menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru masih lemah

(7)

318

dalam penguasaan materi serta strategi pembelajaran yang diterapkan ketika mengajar masih kurang efektif. Hal ini dikarenakan mahasiswa calon guru belum memahami penggunaan perangkat pembelajaran dengan baik. Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif jika perangkat pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar (Sulmi, 2019).

Selain dari CoRe, PCK calon guru juga dianalisis dengan menggunakan PaPeR.

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa calon guru fisika mengalami kendala dalam pengelolaan waktu mengajar sebesar 40%, hanya 60% yang mampu mengelola waktu mengajar dengan baik. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengalaman mahasiswa dalam mengajar sehingga mengalami kendala dalam mengelola waktu dengan baik. Selain itu, kendala dalam pengelolan kelas juga dialami oleh mahasiswa calon guru sebanyak 52%. Calon guru belum memahami cara mengelola siswa dengan baik.

Pada penguasaan konsep, hanya 28% calon guru yang menguasai konsep dengan baik. Terdapat 72% calon guru yang memiliki penguasaan konsep yang rendah, seperti yang terlihat saat calon guru mengajar masih terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).

Selanjutnya, kendala calon guru pada pemilihan strategi dan penggunaan media cukup tinggi yaitu 76%. Calon guru kesulitan dalam menentukan dan mengiplementasikan strategi pembelajaran yang telah dibuat dan masih menggunakan papan tulis sebagai media mengajar. Selain itu, calon guru juga belum mampu memanfaatkan media secara optimal seperti pemanfaatan video dan PPT. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman calon guru pada prinsip pembelajaran aktif belum diterapkan secara maksimal diterapkan oleh guru (Sukaesih, Ridlo and Saptono, 2017).

Pada aspek penilaian (asessment), secara keseluruhan mahasiswa sudah mampu membuat instrumen penilaian dengan lengkap, yang terdiri dari penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun pada aspek Apresepsi, 52% mahasiswa calon guru kesulitan memberikan apresepsi. Hanya 48% mahasiswa dapat memberikan apresepsi dengan baik yang sesuai dengan konsep yang diajarkan. Penilaian aspek apresepsi juga terlihat pada saat mahasiswa menjawab pertanyaan CoRes, secara umum mahasiswa belum memahami bagaimana menjelaskan kepada siswa arti penting dan kegunaan konsep yang diajarkannya. Selain itu, mahasiswa juga belum mampu memberikan pertanyaan kontekstual yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga kesulitan dalam memberikan apresepsi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pedagogical content knowledge (PCK) mahasiswa calon guru masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan lagi dalam beberapa aspek PCK seperti: penguasaan konsep, pemilihan strategi mengajar yang efektif, pemberian apresepsi dan pemanfaatan media pembelajaran fisika. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dipikirkan strategi yang cocok dalam pengajaran mikroteaching sehingga mampu meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge (PCK) calon guru.

(8)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998

319 DAFTAR PUSTAKA

Altuk, Y. G., Kaya, V. H. And Bahceci, D. (2012) „A Study On Developing

“Microteaching Scale” For Student Teachers‟, Procedia - Social And Behavioral Sciences, 46, Pp. 2964–2969. Doi: 10.1016/J.Sbspro.2012.05.598.

Bilen, K. (2015) „Effect Of Micro Teaching Technique On Teacher Candidates ‟ Beliefs Regarding Mathematics Teaching‟, Procedia - Social And Behavioral Sciences.

Elsevier B.V., 174, Pp. 609–616. Doi: 10.1016/J.Sbspro.2015.01.590.

Evens, M., Elen, J. And Depaepe, F. (2015) „Developing Pedagogical Content

Knowledge: Lessons Learned From Intervention Studies‟, Education Research International. Hindawi, 2015, Pp. 1–23. Doi: 10.1155/2015/790417.

Indrawati And Sutarto (2016) „Studi Pedagogical Content Knowledge (Pengetahuan Konten Pedagogik) Mahasiswa Calon Guru Fisika‟, In Seminar Nasional Pendidikan, Pp. 730–742.

Karçkay, A. T. And Sanlı, S. (2009) „The Effect Of Micro Teaching Application On The Preservice Teachers ‟ Teacher Competency Levels .‟, In World Conference On Educational Sciences, Pp. 844–847. Doi: 10.1016/J.Sbspro.2009.01.151.

Kartal, T., Ozturk, N. And Ekici, G. (2012) „Developing Pedagogical Content Knowledge In Preservice Science Teachers Through Microteaching Lesson Study‟, 46, Pp.

2753–2758. Doi: 10.1016/J.Sbspro.2012.05.560.

König, J. Et Al. (2017) „Studies In Educational Evaluation E Ff Ects Of Opportunities To Learn In Teacher Preparation On Future Teachers ‟ General Pedagogical

Knowledge : Analyzing Program Characteristics And Outcomes‟, Studies In Educational Evaluation. Elsevier, 53(March), Pp. 122–133. Doi:

10.1016/J.Stueduc.2017.03.001.

Loughran, J., Berry, A. And Mulhall, P. (2008) „Pedagogical Content Knowledge In Science Teacher Education‟, International Journal Of Science Education, 30, Pp.

1301–1320.

Purwoko, R. Y. (2017) „Analisis Kemampuan Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Matematika Pada Praktek Pembelajaran Mikro‟, Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE), 3(1), Pp. 55–65.

Rahmat, A. And Purwianingsih, W. (2016) „Pedagogical Content Knowledge ( PCK ) Guru Dalam Pembelajaran Biologi SMA Di Kota Cimahi Pedagogical Content Knowledge ( PCK ) Guru Dalam Pembelajaran Biologi SMA Di Kota Cimahi‟, In

(9)

320

Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains, Pp. 17–24.

Ramdhani, N. Et Al. (2012) „Teacher Quality Improvement Program : Empowering Teachers To Increasing A Quality Of Indonesian ‟ S Education‟, Procedia - Social And Behavioral Sciences. Elsevier B.V., 69(Iceepsy), Pp. 1836–1841. Doi:

10.1016/J.Sbspro.2012.12.134.

Safriana And Fatmi, N. (2018) „Analisis Miskonsepsi Materi Mekanika Pada Mahasiswa Calon Guru Melalui Force Concept Inventory Dan Certainty Of Response Index‟, Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 06(02), Pp. 90–94. Doi:

10.24815/Jpsi.V6i2.11897.

Sukaesih, S., Ridlo, S. and Saptono, S. (2017) „Lembaran Ilmu Kependidikan Profil Kemampuan Pedagogical Content Knowledge ( PCK ) Calon Guru Biologi‟, 46 (September), pp. 68–74.

Sulmi (2019) „Meningkatkan Kemampuan Guru Dengan Berbantuan Kegiatan Workshop Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Di Sungai Majo Kecamatan Kubu‟, Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 3(3), pp. 447–454. doi: .

http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i3.6986.

Sunhaji (2014) „Kualitas Sumber Daya Manusi (Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi Guru)‟, Jurnal Kependidikan, II(1), pp. 142–160.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model penyiapan PCK calon guru dalam perkuliahan PerencanaanPengajaranFisika (PPF)yang dapat meningkatkan kemampuan

The purpose of this study was to determine the Pedagogical Content Knowledge (PCK) capability of science teachers at ninth grade Muhammadiyah high school in Surakarta

Perkembangan Pedagogical Content Knowledge (Pck) Guru Peserta Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Ipa Di Kota Sumedang.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Program pembekalan kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Bioteknologi (P2CKBiotek) bagi calon guru Biologi yang telah dilakukan dalam penelitian ini disarankan untuk

Kemampuan PCK ( Pedagogical Content Knowledge ) merupakan kemampuan yang secara tidak sadar sudah dimiliki oleh setiap pendidik sebab PCK ( Pedagogical Content Knowledge )

Pengetahuan konten pedagogis atau dalam istilah bahasa inggrisnya adalah Pedagogical Content Knowledge yang biasa disingkat dengan PCK adalah merupakan kombinasi antara

Knowledge (PCK) calon guru kimia MA/SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Kemampuan PCK yang diukur terdiri dari 7 komponen

Hasil Analisis Pedagogical Content Knowledge PCK pada Buku IPAS Kelas IV Muatan IPS Komponen Pck Sub Komponen Persentase Kategori Content Knowledge Capaian Pembelajaran 100%