• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA PADA KINERJA PEGAWAI DI PT BANK SULUTGO KANTOR PUSAT

N/A
N/A
Chan Lumoindong

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA PADA KINERJA PEGAWAI DI PT BANK SULUTGO KANTOR PUSAT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA PADA KINERJA PEGAWAI DI PT BANK

SULUTGO KANTOR PUSAT

Oleh :

CHANDRA LUMOINDONG

NIM : 031203112

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ MANADO

ANALISIS KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA PADA KINERJA PEGAWAI DI PT BANK SULUTGO KANTOR PUSAT

Chandra Lumoindong1) Melvi Yansi, SE.,MM2)

1)Mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka

2)Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka email: [email protected]

(2)

ABSTRAK

PT Bank SulutGo merupakan salah satu bank milik pemerintah yang ada di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Produknya meliputi tabungan, giro dan deposito bahkan bank ini juga menawarkan berbagai pinjaman seperti pinjaman rumah dan pinjaman modal kerja.

Pegawai merupakan bagian terpenting dalam suatu perusahaan khususnya di PT Bank SulutGo dengan kinerja pegawai yang baik maka dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Dengan kondisi tersebut peneliti ingin membantu PT Bank SulutGo untuk melihat apakah keseimbangan kehidupan kerja dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang ada di PT Bank Sulut Go.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan subjek dari penelitian ini adalah 10 orang pegawai yang dapat memberikan informasi terkait penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peranan penting antara keseimbangan kehidupan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

Kata Kunci: Keseimbangan kehidupan kerja, Lingkungan Kerja, Kinerja Pegawai

(3)

PENDAHULUAN

Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak sebagai lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi para nasabahnya. Salah satu bentuk dari lembaga keuangan yaitu perbankan. Menurut undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank ialah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Fungsi utama bank adalah Bank menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan, deposito berjangka, giro ataupun bentuk simpanan lainnya. Dengan penghimpun dana ini, bank menjamin keamanan uang masyarakat tersebut sekaligus memberikan bunga untuk dana tersebut dan juga menyalurkan dana kepada masyarakat setelah menghimpun dana dari masyarakat, bank akan menyalurkan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan melalui sistem kredit atau pinjaman. Dengan penyaluran dana tersebut maka tujuan bank dalam pelaksanaan pembangunan nasional dapat terpenuhi. Masyarakat yang membutuhkan dana dapat mensejahterakan kehidupannya dan menghasilkan usaha yang mendukung pembangunan nasional.

Secara umum sebagai lembaga, bank berfungsi untuk menghimpun dana masyarakat, menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk kredit, memperlancar transaksi perdagangan dan pembayaran uang, memperlancar mekanisme atau lalu lintas pembayaran, dan pemberian fasilitas atau kemudahan mengenai aliran dana dari yang kelebihan, kepada yang membutuhkan dana. Selain itu juga bank dapat mengatur stabilitas uang dan layanan jasa lain yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam bidang pembangunan, pemerintah pada 25 Mei 1960 mendirikan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), dengan tugas utama untuk membantu pemerintah dalam membiayai usaha-usaha pembangunan nasional.

Sebelumnya, fungsi bank pembangunan telah dijalankan oleh Bank Industri Negara (BIN), yang kemudian fungsinya dimasukkan ke dalam Bapindo pada 17 Agustus 1960. Selain Bapindo, pemerintah juga membentuk Bank Pembangunan Daerah (BPD), yang ketentuannya diatur dalam UU No. 13 tahun 1962. Bank ini didirikan dengan tujuan untuk membantu melaksanakan pembangunan yang merata ke seluruh daerah di Indonesia. BPD memiliki peran strategis sebagai mitra Pemerintah, sekaligus motor percepatan pembangunan daerah. Ketika ekonomi suatu negara sedang mengalami kontraksi atau melambat, salah satu tindakan yang biasa diambil pemerintah negara itu adalah meminta

(4)

bank untuk menggenjot penyaluran kredit, supaya roda ekonomi dapat bergerak. BPD adalah salah satu bank yang dapat memanfaatkan faktor kedekatan dan pemahaman kultural, serta sosiologis kedaerahan dengan nasabah, untuk menjadikan comparative advantage. BPD sebagai salah satu bank yang ada pada sistem perbankan nasional, memiliki fungsi dan peran yang signifikan dalam konteks pembangunan ekonomi regional, karena BPD mampu membuka jaringan pelayanan di daerah-daerah yang secara ekonomis tidak mungkin dilakukan oleh bank swasta lain.

PT Bank SulutGo merupakan salah satu bank milik pemerintah yang ada di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Selain menjadi Bank milik pemerintah di Sulawesi Utara dan Gorontalo, PT Bank SulutGo juga menjangkau luar daerah seperti Jakarta, Surabaya dan Malang. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara & Gorontalo atau BPD SulutGo (BSG) mencatatkan laba bersih Rp145,3 miliar pada semester I tahun 2023, naik 14,88 persen secara tahunan, dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp126,47 miliar. Laba bank daerah ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih yang naik 2,46 persen. Bank SulutGo juga memperoleh beberapa award sebagai bentuk pengakuan dari berbagai pihak independen. Hal ini dapat dilihat dari diraihnya beberapa penghargaan bergengsi antara lain 2nd The Best Informative Website dalam ajang Indonesia Corporate Secretary & Corporate Communication Award VI 2021 yang diselenggarakan oleh Majalah Economic Review, Bank Pengelola Uang Rupiah Terbaik di Sulawesi Utara tahun 2021, 1st Best SMS Banking dalam kategori bank pembangunan daerah dan 2nd Best Teller untuk kategori bank pembangunan daerah.

Keseimbangan kehidupan kerja menggambarkan hubungan antara pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan serta bagaimana dampaknya terhadap hal lain. Ada begitu banyak tuntutan yang dialami dalam kehidupan bagi sebagian orang mengalami kesulitan menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab dalam keluarga seperti merawat anak atau mengurus orang tua yang sudah lanjut usia. Bagi pekerja lain seringkali sulit menemukan waktu di luar pekerjaan untuk belajar, menjaga kesehatan mereka sendiri atau berpartisipasi dalam olahraga dan rekreasi. Tidak ada keseimbangan kehidupan kerja yang ideal, setiap orang memiliki keseimbangan kehidupan kerja yang berbeda-beda itu dapat berubah seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, bertambahnya anggota keluarga dan perubahan komitmen pribadi. Perubahan kondisi ekonomi dan tuntutan sosial telah mengubah sifat pekerjaan seseorang, keseimbangan yang baik dalam suatu pekerjaan dan kehidupan diluar

(5)

pekerjaan dapat memainkan peranan yang penting untuk mencapai kesuksesan seseorang bahkan mempengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja. Telah diketahui bahwa pekerjaan merupakan sumber stress yang signifikan dan mereka biasanya merasa tegang atau stress selama hari kerja. Keseimbangan kehidupan kerja menandakan sejauh mana pengalaman karyawan merasa terpenuhi baik dalam aspek kehidupan kerja maupun non kerja. Dengan mengalami keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik beberapa orang merasa lebih baik secara umum misalnya kepuasan dalam bekerja yang meningkatkan kinerja seseorang dan cenderung berperilaku baik misalnya, tingkat keluar masuk dikantor dan ketidakhadiran yang lebih rendah.

Menurut (Darmadi, 2020), Lingkungan kerja termasuk sesuatu yang berada pada sekitar karyawan sehingga mempengaruhi suatu individu dalam melaksanakan kewajiban yang telah ditugaskan kepadanya, seperti adanya pendingin udara, pencahayaan yang bagus dan lain-lain. Sunyoto (2015) mengemukakan bahwa “Lingkungan kerja merupakan komponen yang sangat penting ketika karyawan melakukan aktivitas bekerja, dengan memperhatikan lingkungan kerja yang baik atau menciptakan kondisi kerja yang mampu memberikan motivasi untuk bekerja, maka akan membawa pengaruh terhadap kinerja karyawan dalam bekerja”. Istilah lingkungan kerja digunakan untuk menggambarkan kondisi sekitar dimana seorang pekerja melakukan pekerjaannya. Kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan dipengaruhi oleh lingkungan kerja sedangkan kondisi lingkungan kerja yang buruk dapat menyebabkan produktivitas pekerja yang tidak efisien serta menurunkan kepuasan kerja.

Banyak orang kesulitan menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab dalam keluarga maupun hal yang lain di luar pekerjaan sehingga berdampak pada kinerja seseorang dan juga lingkungan kerja yang merupakan tempat dimana suatu pekerjaan tertentu akan dilakukan sangatlah mendukung suatu kinerja seseorang apabila lingkungan kerja yang menyenangkan dan tidak menimbulkan stress pada seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Kedua faktor ini sangatlah mempengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja.

Untuk itu keseimbangan kehidupan kerja dan lingkungan kerja sangat mempengaruhi hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu oleh karyawan di suatu perusahaan berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti memilih untuk melakukan penelitian yang berjudul

(6)

“Analisis Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Lingkungan Kerja pada Kinerja Pegawai di PT Bank SulutGo Kantor Pusat”.

Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam keseimbangan kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai di PT Bank SulutGo Kantor Pusat?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di PT Bank SulutGo Kantor Pusat?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam keseimbangan kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai di PT Bank SulutGo Kantor Pusat?

2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di PT Bank SulutGo Kantor Pusat?

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi PT Bank SulutGo Kantor Pusat dilihat dari keseimbangan kehidupan kerja dan lingkungan kerja dalam upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian serupa di kemudian hari juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang keseimbangan kehidupan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di PT Bank SulutGo Kantor Pusat.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Menurut Hamid Darmadi (2011) lokasi penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung. Subjek dari penelitian ini adalah Pegawai yang ada di PT Bank SulutGo Kantor Pusat.

(7)

Menurut Sujarweni (2015), waktu penelitian adalah tanggal dimulai dan selesainya kegiatan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 November – 05 Desember 2023, pada hari kerja untuk melakukan penelitian kepada para pegawai.

Jenis Penelitian

Menurut Arikunto (2019) metode penelitian adalah cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.

Menurut Maleong, Metode Kualitatif adalah sebuah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam kontak sosial secara alami dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang ingin dibahas.

Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis hasil penelitian tersebut. Teknik analisis yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam mengenai realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi pada masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga secara rinci tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena yang diteliti tersebut.

Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 10 karyawan yang bekerja di PT Bank SulutGo Kantor Pusat.

Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder (Sugiyono, 2015). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sekaran (2011), data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti. Cara yang digunakan peneliti adalah dengan melakukan wawancara kepada pegawai PT Bank SulutGo Kantor Pusat

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder yang

(8)

diambil peneliti adalah dari buku, jurnal, catatan yang relevan, situs web perusahaan dan internet.

Metode Pengumpulan Data

Observasi adalah kegiatan mengamati ilmu pengetahuan (Nasution dalam Sugiyono, 2019). Observasi dalam penelitian ini di peroleh dari pengamatan dan wawancara kepada pegawai PT Bank SulutGo Kantor Pusat.

Wawancara merupakan percakapan untuk maksud tertentu dengan memberikan pertanyaan dan responden memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2014).

Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada 10 orang responden yaitu pegawai pada PT Bank SulutGo Kantor Pusat.

Kajian Teori

1. Keseimbangan Kehidupan kerja

Keseimbangan kehidupan kerja didefinisikan sebagai cara dalam meminimalisir konflik dengan adanya kepuasan dan fungsi yang dicapai di tempat kerja ataupun di rumah (Sue Campbell. Clark, 2000). Sehingga keseimbangan kehidupan kerja sebagai upaya untuk meminimalisasi konflik dengan mempertahankan keharmonisan dalam kehidupan sebagai individu dan kehidupan dalam pekerjaan.

Menurut Rahmayati, (2021) keseimbangan kehidupan kerja didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi komitmen pekerjaan dan keluarga mereka, serta tanggung jawab di luar pekerjaan lainnya dan kegiatan. Selain hubungan antara pekerjaan dan fungsi keluarga, juga melibatkan peran lain dalam bidang kehidupan lainnya. Jika peran di dalam dan di luar organisasi saling mendukung, dan tidak ada konflik dalam kehidupan kerja atau peran karyawan, maka itu sangat penting dalam organisasi dan kehidupan pribadi karyawan. Menurut Kusumah et al., (2021) keseimbangan kehidupan kerja adalah kondisi seorang dalam keadaan seimbang antara peran dalam pekerjaannya dengan kehidupan pribadinya yang dijalani dengan komitmen tinggi. Kondisi seimbang diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan di masing-masing perannya. Pengukuran keseimbangan kehidupan kerja menurut Menurut Kusumah et al., (2021) meliputi;

Penempatan prioritas antara pekerjaan dan kehidupan diluar pekerjaan, Pengaturan jam kerja

(9)

yang fleksibel, seperti menentukan waktu maksimal bekerja satu hari 8 jam, sisanya waktu untuk menikmati me time atau bersosialisasi dengan teman atau keluarga. Peningkatan kualitas pribadi seperti manfaatkan keterampilan yang didapat ketika bekerja dan mengembangkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Komitmen yang tinggi kepada keluarga dan pekerjaan, seperti menyediakan waktu sepenuhnya bagi keluarga di hari libur dengan tidak menjadikan rumah sebagai kantor kedua. Peningkatan produktivitas kerja dapat dicapai dengan menyelesaikan semua pekerjaan di kantor dan tidak membawanya kerumah.

Mengoptimalkan waktu bekerja 8 jam secara efektif sehingga produktivitas kerja terjaga.

Terdapat beberapa aspek untuk memperoleh gambaran mengenai sejauh mana keseimbangan kehidupan kerja yang dimiliki karyawan. Indikator-indikator dari Keseimbangan Kehidupan Kerja oleh McDonald dan Bradley (2017) yaitu:

1). Time balance (seimbangnya waktu), berfokus pada banyaknya waktu yang bisa diberikan individu pada pekerjaan atau hal lain.

2). Involvement balance (seimbangnya keterlibatan), berfokus mengenai keterlibatan baik psikologis dan komitmen karyawan pada pekerjaan atupun sesuatu diluar pekerjaan.

3). Satisfaction balance (keseimbangan kepuasan), berfokus pada kepuasan seseorang tentang aktivitas pada pekerjaan atau faktor diluar pekerjaan.

2. Lingkungan Kerja

Menurut pendapat Sedarmayanti (2011) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya yang baik sebagai perseorang maupun sebagai kelompok. Dalam menyediakan lingkungan kerja yang baik perusahaan harus menyediakan lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja non fisik. Menurut Nitisemito (2011) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Menurut Kadarisman (2012) lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana yang ada disekitar pegawai yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

Lingkungan kerja itu sendiri meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, penerangan, ketenangan termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang berada ditempat kerja. Hal ini akan mempengaruhi waktu kerja yang dipergunakan akan

(10)

menjadi lebih efektif dan efisien. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan efisiensi kinerja karyawan didalam melakanakan aktifitas produksinya sehari-hari.

Menurut Nawawi (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja karyawan dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Kondisi fisik (kondisi kerja) merupakan keadaan kerja dalam perusahaan yang meliputi penerangan tempat kerja, penggunaan warna, pengaturan suhu udara, kebersihan dan ruang gerak.

2. Kondisi non fisik (iklim kerja) sebagai hasil persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja tidak dapat dilihat atau disentuh dapat dirasakan oleh karyawan tersebut.

Iklim kerja dibentuk oleh para pemimpin yang berarti pimpinan tersebut harus mempunyai kemampuan dalam membentuk iklim kerja tersebut. Iklim kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula bagi kualitas kerja karyawan dalam membina hubungan kerja.

Berdasarkan dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Lingkungan kerja fisik dengan indikator (sirkulasi udara, bau, kebisingan suara, tata ruang, keamanan, musik, temperatur dan kelembapan udara, dekorasi). Lingkungan kerja non fisik dengan indikator (hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pegawai, komunikasi).

3. Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan suatu keberhasilan yang telah digapai seorang karyawan berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.

(Nurwahyuni, 2019). Dari pemaparan tersebut kinerja dapat diartikan sebagai pencapaian seorang karyawan dari kegiatan pemenuhan tanggung jawabnya dalam bekerja. Menurut Mangkunegara kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang telah digapai oleh seorang karyawan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (Retnaningrum & Musadieq, 2016). Sejalan dengan pendapat tersebut Schermerhon dalam (Sarikit, 2017) mengatakan bahwa melalui kuantitas dan kualitas yang dihasilkan oleh karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya maka dapat terukur kinerja karyawan. Sehingga gambaran mengenai kinerja atau prestasi kerja dapat dilihat dari pencapaian seorang karyawan.

(11)

Simanjuntak dalam Widodo (2015) menyebutkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh:

1. Kualitas dan kemampuan pegawai, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental, dan kondisi fisik pegawai.

2. Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan kerja dan hal- hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai.

3. Supra sarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut (Sutrisno 2009), untuk mengukur sejauh mana individu berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh suatu organisasi atau perusahaannya itu prestasi kerja pada umumnya dikaitkan dengan pencapaian hasil kerja dari standar kerja yang telah ditetapkan. Pengukuran prestasi atau kinerja diarahkan pada beberapa aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi perusahaan yaitu:

1. Pengetahuan pekerjaan merupakan tingkat pengetahuan dan penguasaan yang terkait dengan tugas pekerjaan.

2. Inisiatif merupakan tingkat kesediaan melaksanakan tugas pekerjaan dan penanganan masalah-masalah yang timbul.

3. Kecekatan mental merupakan tingkat kemampuan dan kecepatan mereka menerima intruksi kerja dan menyesuaikan metode kerja.

4. Sikap meliputi tingkat semangat kerja dan sikap positif dalam melakuka tugas pekerjaan.

5. Disiplin waktu dan absensi. Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi berbagai faktor baik faktor eksternal maupun internal dari karyawan tersebut.

PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu ini untuk membantu mengetahui penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh orang lain, sehingga penelitian yang dilakukan ini benar-benar baru dan tidak pernah di teliti oleh orang lain.

No. Peneliti Judul Variabel Metode Hasil

1. Marina Dwi Mayangsari,

Keseimbanga n Kehidupan

Keseimbanga n Kehidupan

Teknik pengumpulan

Keseimbangan kehidupan kerja

(12)

Dhea Amalia

Kerja pada Wanita Karir

Kerja data yang

digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara dan observasi.

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, dimana

wawancara ini dilakukan langsung kepada subjek dan dua orang signifikan yaitu suami subjek dan rekan kerja subjek.

Analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tematik, yaitu berfokus pada analisis rinci

pada wanita karir yang berperan ganda diperoleh gambaran bahwa subjek belum mampu untuk menyeimbangi peran gandanya, dikarenakan subjek masih terfokus pada pekerjaan, yang hal ini

mempengaruhi keadaan rumah subjek sehingga menimbulkan konflik.

Berdasarkan empat dimensi keseimbangan kehidupan kerja subjek belum mampu

menyeimbangka n dalam hal WIPL (Work Interference With Personal Life) dan WEPL (Work

Enchacement Of Personal Life)

(13)

pada dimensi dan faktor keseimbangan kehidupan kerja dari data yang paling relevan dengan pertanyaan penelitian atau memberikan deskripsi yang kaya terhadap data secara keseluruhan 2. Shindy Nur

Aifha, Sri Suwarsi

Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Work Life Balance di PT Pos Indonesia (Persero) Bandung

Lingkungan Kerja, Stres Kerja,

Keseimbanga n Kehidupan Kerja

Penelitian diuji menggunakan teknik analisis regresi

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa variable

lingkungan kerja dan stress kerja mempengaruhi peningkatan keseimbangan kerja. Stres kerja memberikan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan 3. Nur

Hidayah

Pengaruh Work Life Balance, Lingkungan Kerja dan Budaya

Work Life Balance, Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi, Kepuasaan

Jenis riset ini memakai penelitian kuantitatif yaitu, metode untuk meneliti

Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan bahwa

Keseimbangan

(14)

Organisasi Terhadap Kepuasaan Kerja Karyawan

Kerja sebuah

populasi atau sampel.

Pendekatan kuantitatif dipakai untuk mengukur pengaruh variabel bebas pada variabel terikat yaitu pengaruh work life balance, lingkungan kerja, dan budaya organisasi pada kepuasan kerja

karyawan

Kehidupan Kerja, Lingkungan Kerja dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasaan kerja karyawan

Penelitian ini dilakukan dengan berfokus pada Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Lingkungan Kerja. Ketiga jurnal diatas akan mendukung semua penjelasan di dalam penelitian ini.

(15)

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Kerangka ini menunjukan hipotesis yang diajukan yang akan menganalisis Pengaruh Keseimbangan Kehidupan Kerja (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai di PT Bank SulutGo Kantor Pusat.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan pada saat pegawai berada di lingkungan kantor pada hari kerja untuk mengetahui hasil dari penelitian ini maka peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada pegawai mengenai keseimbangan kehidupan kerja yang dimiliki pegawai tersebut serta lingkungan kerja seperti apa yang ada dialami oleh pegawai.

Tabel 1. Analisis Pegawai Terhadap Keseimbangan Kehidupan Kerja

Uraian Kriteria Jumlah Dapat menjaga keseimbangan antara urusan

pekerjaan dengan kehidupan pribadi saya

Sangat Setuju 10

Setuju 0

Tidak Setuju 0

Bekerja tidak lebih dari 40 jam per-minggu Sangat Setuju 7

Setuju 3

Tidak Setuju 0

Teknologi yang disediakan oleh perusahaan sangat membantu dalam meningkatkan kinerja pekerjaan saya

Sangat Setuju 8

Setuju 2

Tidak Setuju 0

X2: Lingkungan Kerja X1: Keseimbangan Kehidupan Kerja

Kinerja Pegawai di PT Bank SulutGo Kantor Pusat

(16)

Selalu berusaha untuk memanfaatkan waktu

libur dengan sebaik-baiknya Sangat Setuju 10

Setuju 0

Tidak Setuju 0

Suka mengikuti berbagai kegiatan pelatihan/seminar/workshop dan kursus yang berhubungan dengan pekerjaan

Sangat Setuju 10

Setuju 0

Tidak Setuju 0

Sumber: Data diolah (2023)

Keseimbangan kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai

Berdasarkan hasil penelitian, keseimbangan kehidupan kerja terhadap pegawai pada PT Bank SulutGo Kantor Pusat telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan oleh para pegawai. Sebagian besar pegawai menganggap bahwa menyeimbangkan kehidupan kerja dan di luar pekerjaan sangatlah berpengaruh terhadap kinerja mereka.

Manajemen waktu yang baik merupakan salah satu faktor penentu. Dimana pegawai tidak merasa terbebani oleh suatu pekerjaan ataupun terhambat karena adanya tumpukan beban kerja yang dapat mengurangi waktu bersama keluarga dan teman-teman. Pada aspek keluarga, keseimbangan waktu yang dimiliki pegawai menunjukkan bahwa adanya tuntutan dari keluarga terhadap pegawai untuk tidak mengurangi waktu profesional dalam menyelesaikan pekerjaan. Pegawai harus membagi pekerjaan dan berbagai cara lain agar dapat tetap memperoleh waktu yang cukup bagi keluarga maupun sebaliknya.

Keseimbangan waktu juga akan memengaruhi keputusan karier pegawai. Apabila promosi tidak mendukung pegawai untuk menyeimbangkan waktu, besar kemungkinan bahwa pegawai akan menolak promosi tersebut. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Saina. Saina meneliti bahwa keseimbangan kehidupan kerja memiliki pengaruh penting terhadap kinerja. Dalam penelitiannya kehidupan pribadi dan kehidupan kerja yang selaras merupakan hal terpenting dalam mempengaruhi keadaan hati karyawan, fokus pikiran dan setiap tindakan yang dilakukan dalam bekerja (Saina et al., 2016).

Penelitian Nugraha juga mengungkapkan bahwasanya keseimbangan kehidupan kerja memiliki pengaruh pada kinerja karyawan dengan ketersediaan waktu untuk istirahat yang cukup, pemberian hari libur, memperlakukan dengan adil tanpa membeda-bedakan, memberikan reward sesuai prestasinya (Nugraha, 2020). Maka langkah selanjutnya untuk pegawai PT Bank SulutGo Kantor Pusat harus lebih lagi dalam meningkatkan work-life

(17)

balance agar tercapainya kinerja karyawan dan mewujudkan tujuan perusahaan secara maksimal.

Tabel 2. Analisis Pegawai Terhadap Lingkungan Kerja

Uraian Kriteria Jumlah Kondisi bising di lingkungan kerja

berpengaruh terhadap kinerja dalam bekerja

Sangat Setuju 10

Setuju 0

Tidak Setuju 0

Warna dinding di lingkungan kerja sangat mendukung pikiran dan semangat dalam bekerja

Sangat Setuju 10

Setuju 0

Tidak Setuju 0

Pencahayaan dengan menggunakan sinar matahari yang cukup memberikan produktifitas yang tinggi dalam bekerja

Sangat Setuju 8

Setuju 2

Tidak Setuju 0

Alat pengukur udara (AC, kipas angina dll) sangat mendukung saya agar tetap produktif dalam bekerja

Sangat Setuju 7

Setuju 3

Tidak Setuju 0

Ruang kerja bebas dari pencemaran udara Sangat Setuju 10

Setuju 0

Tidak Setuju 0

Sumber: Data diolah (2023)

Lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa pegawai di PT Bank SulutGo merasakan bahwa Lingkungan kerja yang ada sudah berjalan dengan baik dan maksimal sehingga dari segi lingkungan kerja sangatlah mempengaruhi kinerja mereka dalam melaksanakan setiap pekerjaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nabawi, 2019) (Rahayu et al., 2020), bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang nyaman menyebabkan tingkat konsentrasi karyawan dalam bekerja meningkat, dan kondisi tersebut menyebabkan tingkat produktivitas karyawan meningkat. Lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan akan memberi semangat kepada pegawai untuk bekerja lebih baik dan giat. Kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Lingkungan kerja yang baik dapat memuaskan para karyawan sebaliknya lingkungan kerja yang kurang memuaskan para pegawai akan mempengaruhi penurunan kegiatan di dalam perusahaan. Maka langkah selanjutnya adalah

(18)

pegawai PT Bank SulutGo Kantor Pusat dapat meningkatkan aspek-aspek lingkungan kerja agar dapat mencapai kinerja karyawan dan mencapai tujuan perusahaan secara maksimal.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kesimpulannya adalah:

1. Kesimbangan kehidupan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang ada di PT Bank SulutGo.

2. Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang ada di PT Bank SulutGo.

Saran

Berdasarkan kesimpulan, saran penelitian ini adalah:

1. Keseimbangan kehidupan kerja yang ada di PT Bank SulutGo sudah berjalan cukup baik. Diharapkan manajemen perusahaan bisa mempertahankan keseimbangan kehidupan kerja yang sudah ada seperti keseimbangan saat mereka bekerja maupun diluar pekerjaan agar perusahaan dapat memberikan kepuasaan pada pegawai dalam bekerja.

2. Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap kinerja. Sebagian besar permasalahan yang dihadapi oleh pegawai berkaitan dengan lingkungan kerja.

Dengan pencahayaan, warna, kualitas udara, suasana kantor yang cukup baik dapat mempengaruhi kinerja dari pegawai yang ada di PT Bank SulutGo. Penyediaan fasilitas seperti arena olahraga juga dapat menjadi pilihan bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja fisik pegawai. Oleh karena itu, PT Bank SulutGo harus lebih meningkatkan kualitas lingkungan kerja agar pegawai bias menciptakan kinerja yang baik bagi perusahaan.

(19)

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.

Darmadi. (2020). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Indomaret Cabang Kelapa Dua Gading Serpong Kabupaten Tangerang. Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma, 3(3), 240–247.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogjakarta: CV. Pustaka Ilmu Hasibuan, M. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kadarisman, M. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kusumah, A., Setiawan, T., & Mulyadi, A. (2021). Pengaruh Keseimbangan Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT. XYZ). Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 19(1), 1-12.

Kusumah, A., Setiawan, T., & Mulyadi, A. (2021). Pengukuran Keseimbangan Kehidupan Kerja (Work-Life Balance) pada Karyawan PT. XYZ. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 19(1), 13-24.

Lexy J Moleong, (2016), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 6

Mangkunegara, A. P. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

McDonald, P., & Bradley, L. M. (2005). The Case for Work-Life Balance. Hudson Global Resources (Aust.) Pty Limited.

McDonald, M., & Bradley, J. (2017). Work-life balance: A review and research agenda.

Journal of Organizational Behavior, 38(3), 263-288.

Moleong, J. Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nitisemito, A. S. (2011). Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

(20)

Nawawi, H. (2010). Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Nurwahyuni, N. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 17(2), 135-145.

Nugraha, D. (2020). Pengaruh work-life balance terhadap kinerja karyawan pada PT. XYZ.

Jurnal Ekonomi Manajemen, 15(1), 1-11.

Nabawi, N. (2019). Pengaruh motivasi kerja, disiplin kerja, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 17(2), 135-145.

Rahmayati, E. (2021). Pengaruh Keseimbangan Kehidupan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi pada Karyawan PT. XYZ. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 19(3), 277-292.

Retnaningrum, R., & Musadieq, M. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. XYZ. Jurnal Ilmu Manajemen, 14(2), 22-32.

Rahayu, S., & Utami, N. W. (2020). Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. XYZ. Jurnal Ekonomi Manajemen, 15(2), 1-11.

Saina, I. V., Sinambela, L. P., & Sinaga, S. (2016). Pengaruh work-life balance terhadap kinerja karyawan pada PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado. Jurnal Administrasi Bisnis, 37(2), 159-170.

Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Bumi Aksara.

Sekaran, Uma, 2011. Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sue Campbell. Clark. (2000). Work/family border theory: A new theory of work/family balance. In Human Relations (Vol. 53, Issue 6, pp. 747-770)

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi, 33. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press.

Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia.Cetakan Keenam Jakarta Kencana Prenada Media

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods, 308. Bandung: Alfabeta

(21)

Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan:(pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R &

D). Alfabeta.

Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alphabet.

Sunyoto, Danang. 2015. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Cetakan Pertama. CAPS (Center for Academic Publishing Center), Yogyakarta.

Sarikit, K. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. XYZ. Jurnal Ilmu Manajemen, 15(2), 12-22.

Sutrisno. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Widodo, S. E. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini kepuasan kerja dihubungkan dengan empat konstruk eksogen yaitu pekerjaan, imbalan, tempat kerja, dan mitra kerja. Berdasarkan hasil pengolahan data

a) Meningkatkan prestasi karyawan. Dari hasil kerja karyawan dapat diketahui masalah dan produktivitas mereka dalam bekerja. Dengan demikian, karyawan dapat

Nilai R-Square sebesar 0,215 menunjukkan bahwa kemampuan promosi jabatan dan lingkungan kerja untuk menjelaskan variabel kinerja pegawai adalah sebesar 21,5% sedangkan sisanya

Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai perusahaan dalam upaya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang pada akhirnya akan

Simamora, Hery, 2001, Manajemen Sumber Daya dan Manusia, Edisi Kedua Cetakan Ketiga.. Bagian Penerbit

Perusahaan sudah menyediakan peralatan yang memadai didalam ruangan kerja anda sehingga mendukung anda untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.. Kondisi ventilasi di dalam

Wawancara dengan Ibu Marderini Eka sari. Penyelia Kas Besar Pemda PT. Bank Lampung Kantor Cabang Bandar Jaya.. yang diharuskan menggunakan komputer sebagai alat

hipotesis diterima. 1) Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi karyawan kantor pusat, Bank Sinar