ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR KELAS IV SDN 1 BATU MEKAR TAHUN AJARAN
2021/2022
Oleh
Ulfaul Husna NIM 180106115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2022
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR KELAS IV SDN 1 BATU MEKAR TAHUN AJARAN
2021/2022 SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ulfaul Husna NIM 180106115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2022
MOTTO
“Jika semua yang dilakukan berdasarkan dengan niat lillahita’ala maka Allah akan mempermudah semuanya”
PERSEMBAHAN
“Bersyukur kepada Allah SWT
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada orang tua tercinta Bapak Rohanan dan Ibu Idansih, salmanku, saudara-sudaraku, keluargaku,
Dosen UIN Mataram, dan teman-temanku.
Trimakasih telah mendukung dan menguatkan-ku”.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini, shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dari berbagai usaha dan upaya yang dilakukan penulis dalam menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi Bangun Datar Kelas IV SDN 1 Batu Mekar Tahun Ajaran 2021/2022”, dapat diselsaikan dengan baik meskipun penulis menyadari masih banyak kekurangan.
Penulis menyadari bahwa proses penyelsaian skripsi ini tidak akan suskses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang besar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sebagai berikut:
1. Bapak Drs. H. Ramli, M.Pd, sebagai dosen pembi mbing I dan Ibu Siti Ruqoiyyah, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang memberikan arahan, bimbingan, motivasi terus-menerus di tengah kesibukannya.
2. Bapak Dr. Muammar, M.Pd, sebagai ketua jurusan pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Mataram dan Ibu Ramdhani Suci Lestari sebagai sekertaris jurusan.
3. Bapak Dr. Jumarim, M.H, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram yang telah melakukan pembinaan di akademik selama penyusunan skripsi.
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.ag, selaku rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu.
5. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan serta motivasi yang tiada henti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semesta. Aamiin.
Mataram, 21 Maret 2022 Penulis
Ulfaul Husna
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN LOGO ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
NOTA DINAS PEMBIMBING iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI vi
HALAMAN MOTTO vii
HALAMAN PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xii
DAFTRA TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
ABSTRAK xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 3
E. Ruang Lingkup danSetting Penelitian 4
F. Telaah Pustaka 5
G. Kerangka Teori 8
H. Metode Penelitian 26
I. Sistematika Pembahasan 34
BAB II PAPARAN DATA TEMUAN 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 35
1. Letak Geografis 35
2. Visi Dan Misi SDN 1 Batu Mekar 36
3. Struktur Organisasi 37
4. Keadaan Guru 38
4. Keadaan Siswa 39
5. Sarana Dan Prasarana 40
B. Temuan Data 41
1. Bentuk Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi
Bangun Datar 41
2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika Pada
Materi Bangun Datar 48
3. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada
Materi Bangun Datar 55
BAB III PEMBAHASAN 59
A. Bentuk Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi
Bangun Datar 59
1. Kesulitan Dalam Memahami Konsep 59 2. Kesulitan Yang Berhubungan Dengan Prinsip 60 3. Kesulitan Dalam Memahami Simbol Matematika 61 4. Pemahaman Bahasa Matematika Yang Kurang 61 B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika Pada
Materi Bangun Datar 62
1. Sikap Siswa 62
2. Motivasi Siswa 63
3. Kemampuan Pengindraan 64
4. Metode Pembelajaran 64
5. Media Belajar 65
6. Lingkungan Keluarga 66
C.Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada
Materi Bangun Datar 67
1. Memberikan Motvasi Belajar 67
2. Memberi Variasi Metode Mengajar 67 3. Memberikan Program Perbaikan Atau Remidial 66 4.Memberikan Latihan Yang Cukup Dan Berulang 68
5. Menggunakan Alat Peraga 69
BAB IV PENUTUP 70
A. Simpulan 70
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN 71
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Semester II
Tabel 1.2 Indikator Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Tabel 1.3 Kategorisasi Penilaian
Tabel 2.1 Keadaan Guru SDN 1 Batu Mekar
Tabel 2.2 Daftar Jumlah Seluruh Siswa SDN 1 Batu Mekar Tabel 2.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SDN 1 Batu Mekar
Tabel 2.4 Daftar Nama Siswa Berdasarkan Kemampuan Matematika Tabel 2.5 Daftar Siswa Terpilih Berdasarkan Kemampuan Masing- Masing
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jawaban dari IPAYP Soal Nomor 5 Gambar 2.2 Jawaban dari SAS pada Soal Nomor 4 Gambar 2.3 Jawaban dari IAMNSS Soal nomor 4 Gambar 2.4 Jawaban dari SAS pada Soal Nomor 1 Gambar 2.5 Jawaban dari DS pada Soal Nomor 4 Gambar 2.6 Jawaban dari IAMNSS pada Soal Nomor 3 Gambar 2.7 Jawaban dari INGDY
Gambar 2.8 Jawaban dari AJ
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Observasi
Lampiran 2 Tabel Hasil Observasi Belajar Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru dan Siswa Lampiran 4 Hasil Tes Siswa Kelas IV
Lampiran 5 Dokumentasi Jawaban Semua Subjek Penelitian Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan Penelitian
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR KELAS IV SDN 1 BATU MEKAR
TAHUN AJARAN 2021/2022 Oleh:
Ulfaul Husna NIM.180106115
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya kesulitan belajar matematika yang sering dialami oleh peserta didik. Selain itu banyak anggapan mengenai kesulitan belajar matematika sebagai hal yang tidak dapat diatasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kesulitan belajar matematika, faktor penyebab kesulitan belajar matematika dan cara mengatasi kesulitan belajar matematika.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualiatif deskriptif. Adapun dalam pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 4 metode yaitu tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk Kesulitan belajar matematika yang dialami siswa adalah kesulitan dalam memahami konsep, kesulitan yang berhubungan dengan prinsip, kesulitan dalam memahami simbol, kesulitan dalam memahami bahasa matematika. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika berasal dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang berasal dari siswa meliputi sikap dalam belajar, motivasi belajar, dan kemampuan pengindraan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari metode pembelajaran/variasi mengajar, penggunaan media belajar, sarana dan prasarana di sekolah, dan lingkungan keluarga.
Kata kunci: Kesulitan Belajar Matematika, Bangun Datar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Mempelajari matematika dapat memberi kemampuan dalam berhitung dan memberi kemampuan menalar. Dalam kurikulum 2013, matematika bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik supaya memiliki kemampuan penalaran dan melatih kecerdasan otak.1 Maka dari itu, matematika menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada semua peserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga jenjang selanjutnya, agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.2
Tujuan mempelajari matematika dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berkembang, mulai dari kemampuan pemahaman dan penalaran. Matematika harus dipelajari secara kontinu dan berkesinambungan karena matematika adalah ilmu
1 Rino Richardo, “Peran Ethnomatematika Dalam Penerapan Pembelajaran Matematika, Pada Kurikulum 2013”, Jurnal Literasi, Vol. 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 120.
2Maryanti, Lailatul Qadriah, “Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis dan Logis Matematika Siswa SMK Negri 1 Sigli Melalui Model Kooperatif Type Stand Berbantuan Maple”,Jurnal Sains Riset, Vol. 9, Nomor 2, Agustus, hlm. 10.
penalaran yang tersusun secara hirarki.3 Pengetahuan dasar tentang matematika akan berpengaruh terhadap perkembangan konsep lanjutan.
Namun selama ini pembelajaran matematika tergolong dalam pembelajaran yang sulit, membosankan, dan menegangkan.4 Keluhan tentang matematika yang dianggap sulit dari dulu sampai sekarang dianggap sebagai sebuah hal yang biasa dan realita umumnya seperti itu. Kesulitan belajar bisa dikatakan sebagai suatu wujud ketidakmampuan dalam menguasai konsep, prinsip, simbol dan kemampuan berfikir abstrak lainnya tentang matematika.5 Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa menjadi bukti nyata bahwa kemampuan matematika pada peserta didik masih rendah.
Menyadari pembelajaran matematika yang tergolong salah satu pelajaran inti yang sulit bagi peserta didik, sering kali guru melakukan berbagai upaya untuk menanamkan motivasi
3 Farah Indrawati, Hambatan Dalam Pembelejaran Matematika, Simposium Nasional Ilmiah Dengan Tema: (Peningkatan kualitas publikasi ilmiah melalui hasil riset dan Pengabdian kepada masyarakat), 2019, hlm. 64.
4 Sumardjan, Desain Pembelajaran MTK SD Menyenagkan, (Semarang:
Formaci Press, 2017), hlm. 1.
5 Aulia Ar Rakhman Awaludin, Teori dan Aplikasi Pembelajaran Matematika di SD/MI, (Aceh: PT Muhammad Zaini, 2021), hlm. 16.
dan upaya kreatif demi kemudahan dalam memahami pembelajaran. Upaya tersebut dilakukan guru dengan menerapkan berbagai model pendekatan, strategi, metode serta media yang tepat dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran. 6Selain faktor dari guru dan metode, ada juga faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar, faktor tersebut adalah dari peserta didik. Beragam dan bervariasinya kemampuan peserta didik, dan minat mereka dalam mata pelajaran sangat mempengaruhi pola belajar mereka di dalam maupun di luar ruangan kelas. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan cenderung aktif dan memeperhatikan pelajaran dan memiliki kemungkinan yang besar memiliki hasil belajar yang memuaskan.7
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SDN 1 Batu Mekar, masih banyak siswa kelas IV kesulitan belajar matematika dan minat belajar matematika
6 Sumardjan, Desain Pembelajaran MTK SD Menyenangkan, (Semarang:
Formaci press 2017), hlm. 3.
7 Nuzliah, “Kontribusi Motivasi Belajar, Kreatifitas TerhadapProbelm Solving (Pemecahan Masalah) Siswa Dalam Belajar Serta Implikasi Terhadap Bimbingan dan Konseling Di SMPN 29 Padang”,Jurnal Edukasi, Vol. 1, Nomor 2, Juli 2015, hlm. 159.
yang rendah. Selain itu, kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu banyaknya siswa yang mendapatkan kesulitan dalam menyelsaikan soal bangun datar.8
Dari pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut gambaran tentang kesulitan belajar matematika yang dihadapi oleh siswa, sehingga peneliti mengangkat judul skripsi ”Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi Bangun Datar Kelas IV SDN 1 Batu Mekar Tahun Ajaran 2021/2022”. Sebagai tugas akhir dibangku perkuliahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengambil beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Bagaimana bentuk kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar?
2. Apakah faktor penyebab kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar?
3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar matematika
8Bambang Satriawan,Wawancara, Batu Mekar, 7 Maret 2022.
pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar?
C. Tujuan Dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mendeskripsikan bentuk kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
b. Untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
c. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi tambahan pada bidang pendidikan tentang kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan dan evaluasi mengenai kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar.
2) Bagi guru hasil peneltian ini dapat dijadikan refrensi tambahan tentang kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar.
D. Ruang Lingkup DanSetting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah analisis kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar kelas IV SDN 1 Batu Mekar tahun ajaran 2021/2022.
Dalam pembelajaran matematika ada beberapa bentuk kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa seperti kesulitan dalam memahami konsep, kesulitan yang berhubungan dengan prinsip, kesulitan dalam memahami simbol, dan kesulitan dalam memahami bahasa matematika.
Adapun faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pembelajaran matematika adalah faktor internal dan faktor eksternal.
2. Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SDN 1 Batu Mekar yang terletak pada desa Batu Mekar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, SDN 1 Batu Mekar tepat berada di sebelah timur Pasar Endut.
Alasan peneliti menjadikan SDN 1 Batu Mekar sebagai tempat penelitian karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar.
E. Telaah Pustaka
Berdasarkan penelusuran dari berbagai penelitian ditemukan beberapa karya ilmiah yang relevan dengan penelitian ini. Adapun beberapa hasil penelitian yang terkait dengan topik penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riska Nurmalita Damayanti (17165000460), dari Universitas Panca Sakti Tegal dengan judul “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Dyscalculia Dalam Menyelsaikan Soal Opersi Bilangan Bulat”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak dan
jenis kesulitan belajar matematika pada siswa dyscalculia dalam menyelsaikan soal operasi bilangan bulat kelas IV SLB Negri Slawi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian di atas menunjukkan letak kesulitan yang dialami siswa dyscalculia yaitu kesulitan mengoprasikan penjumlahan dan pengurangan, kesulitan memahami soal cerita, kesulitan dalam memahami simbol lebih dari dan kurang dari, kesulitan dalam mengingat ide atau konsep matematika yang telah diajarkan. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini, persamaanya adalah membahas tentang kesulitan dalam belajar matematika. Perbedaanya terletak pada lokasi penelitian dan kategori siswa yang diteliti. Alasan memilih penelitian di atas karena memiliki kemiripan dengan judul yang diteliti oleh peneliti.9
2. Penelitian yang dilakukan oleh Armayanti Hutabarat
9 Riska Nurmalita Damayanti, “Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Siswa Dyscalculia dalam Menyelsaikan Soal Operasi Bilangan Bulat”,(skripsi, FTIK Universitas Negri Panca Sakti Tegal, Tegal, 2020).
(1420200035) dari Institut Agama Islam Negri Padangsidimpuan dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Konsep Bangun Datar di Kelas V SD Negri 384 Sikapas Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Madailing Natal”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa dalam memahami konsep Bangun datar, pada bagian mana siswa banyak mengalami kesulitan dalam memahami konsep bangun datar. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian di atas adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan gambaran hasil belajar siswa memusat pada 65,9 yang berarti nilai siswa berada di bawah KKM. Dalam hal ini siswa tidak memahami bentuk soal yang harus diterjemahkan kedalam kalimat matematika dan siswa tidak memahami rumus yang mana akan dipakai dalam soal tersebut. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini, persamaannya yakni sama-sama membahas tentang bangun datar.
Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian.10
10 Armayanti Hutabarat, “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam
3. Penelitian yang dilakukan oleh Destri Elfira Sari (1611100419) dari Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung dengan judul “Analisis Faktor Kesulitan Belajar Matematika Secara Daring Kelas V di SDN 27 Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesulitan matematika seperti apa yang dialami oleh siswa, mengetahui faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa selama proses pembelajaran daring. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian di atas adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian di atas ditemukan kesulitan belajar matematika secara daring pada siswa yaitu gangguan hubungan keruangan, gangguan abnormalitas persepsi visual, kesulitan dalam memahami simbol. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini, persamaannya yakni membahas tentang kesulitan dalam belajar matematika. Perbedaanya terletak pada lokasi penelitian
Memahami Konsep Bangun Datar di Kelas v sd Negri 384 Sikapas Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal”, (Skripsi, FTK IAIN Padangsidimpuan, Padangsidimpuan, 2020).
dan sistem belajar yang diterapkan.11 F. Kerangka Teori
1. Kesulitan Belajar
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan merupakan suatu keadaan yang menjadi hambatan suatu tujuan dapat tercapai, maka dari itu diperlukan usaha untuk mencapainya. Siswa yang berkesulitan belajar merupakan siswa yang tidak dapat memperoleh standar dalam belajar yang merupakan persyaratan dalam melanjutkan belajar pada tingkat selanjutnya. Kesulitan belajar pada siswa tidak hanya disebabkan dari faktor luar seperti lingkungan, sosial, budaya dan fasilitas belajar, melainkan disebabkan karena faktor dari dalam diri orang itu sendiri.
Kesulitan belajar yang dimaksud seperti gangguan dalam memahami, berbicara, membaca, menulis dan berhitung. Namun terkadang orang tua tidak menyadari
11 Destri Elvira Sari, “Analisi Faktor Kesulitan Belajar Matematika Secara Daring Kelas V di SDN 27 Kecamatan Gedong Tataan-Kabupaten Pesawaran”,(skripsi, FTK UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2020).
kesulitan belajar yang dialami merupakan kesulitan belajar yang tidak jelas seperti halnya suatu cacat fisik.12
Kesulitan belajar merupakan hambatan atau gangguan dalam belajar anak sehingga mengganggu tujuan belajar yang seharusnya dicapai karena kesenjangan kecerdasan dan kemampuan akademik disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat yang menimbulkan gangguan bicara, membaca, menulis, pemahaman dan berhitung.13
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar ialah suatu halangan atau gangguan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan belajar sehingga menghalangi tercapainya suatu tujuan belajar dan menghambat meningkatnya taraf belajar seseorang.
b. Klasifikasi Kesulitan Belajar
1) Kesulitan belajar perkembangan pra-akademik
12Siti Urbayatun dkk,Kesulitan Belajar dan Gangguan Psikologis Ringan Pada Anak, (Yogyakarta: PT K-Media, 2018), hlm. 6.
13Ibid, hlm. 7.
Ditandai dengan gangguan perkembangan motorik/gerak (dispraksia), hal ini merupakan gangguan pada syaraf yang mengakibatkan otak sulit untuk memproses sinyal perintah gerak, atau berkesulitan dalam memikirkan dan mengatur gerakan sehingga pembelajaran menjadi terhambat.
Gangguan perkembangan sensorik. Gangguan pengembangan pemahaman (Perseptual) dalam hal ini siswa mengalami gangguan ketidak mampuan dalam memahami segala sesuatu. Gangguan perkembangan prilaku(hiperaktif).14
2) Kesulitan belajar akademik
Ditandai dengan disleksia (kesulitan belajar membaca), gangguan belajar yang ditandai dengan berkesulitan membaca, mengeja, menulis serta berbicara dengan jelas. Jika hal ini terjadi akan
14Siti Urbayatun, dkk,Kesulitan Belajar dan Gangguan Psikologis Ringan Pada Anak, (Yogyakarta: PT K-Media, 2018), hlm. 8-9.
mengakibatkan masalah dalam proses pembelajaran berlangsung.15 Disgrafia (kesulitan menulis) yaitu gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan menulis. Kondisi anak yang seperti ini memiliki tulisan tangan yang tidak bisa dibaca, lamban dalam menulis, tulisannya pun kerap kali salah serta ceroboh dan malas. Diskalkulia (kondisi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami matematika), kesulitan dalam menggunakan simbol untuk berfikir dan belajar yang berkaitan dengan jumlah dan angka.16
Jika disimpulkan klasifikasi kesulitan belajar terbagi menjadi dua yaitu kesulitan yang berhubungan dengan perkembangan (pra-akademik) dan kesulitan belajar yang berhubungan dengan akademik. Kesulitan belajar pra-akademik mencakup hambatan motorik dan persepsi, kesulitan belajar
15Rafael Lisinus dan Pastiria Sembiring,Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus, (Medan: PT Yayasan Kita Menulis 2020), hlm 158.
16Siti Urbayatun, dkk,Kesulitan Belajar dan Gangguan Psikologis Ringan Pada Anak, (Yogyakarta: PT K-Media, 2019), hlm. 10.
bahasa dan komunikasi serta kesulitan dalam penyesuaian sosial. Sedangkan kesulitan belajar akademik yaitu kegagalan dalam penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis dan berhitung.
2. Konsep Dasar Matematika a. Pengertian Matematika
Secara bahasa matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”. Matematika merupakan ilmu yang selalu berkaitan dengan kehidupan nyata. Pada zaman purba, berabad-abad sebelum Masehi, manusia memiliki kesadaran tentang bentuk-bentuk benda disekitarnya yang berbeda satu dengan yang lain. Batu berbeda dengan kayu, gunung berbeda dengan laut.
Kesadaran seperti inilah yang menjadi bibit lahirnya geometri. Maka tidak heran apabila geometri dianggap sebagai bagian matematika yang tertua.17
Menurut James matematika adalah ilmu logika
17 Catur Supatmono,Matematika Asyik, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), hlm. 5.
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.18 Sedangkan menurut Hamzah matematika merupakan suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, komunikasi, alat untuk memecahkan persoalan praktis, yang unsurnya logika dan intuisi, analisa, dan kontruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai analisis.19 Matematika merupakan ilmu yang sangat penting dalam menyelsaikan problematika kehidupan sehari-hari yang juga sebagai pondasi untuk memahami ilmu lainnya, seperti fisika, kimia serta ilmu statistik untuk penelitian. Hal inilah yang membuat matematika menjadi mata pelajaran yang wajib disetiap jenjang pendidikan formal. Pembelajaran matematika adalah salah satu unsur pendidikan dasar dalam bidang-bidang pengajaran yang diajarkan mulai
18 Aulia Ar R akhman Awaludin dkk, Teori dan Aplikasi Pembelajaran Matematika di SD/MI, (Aceh: Muhammad Zaini, 2021), hlm. 1.
19Ibid, hlm. 2.
dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.20 Matematika tidak hanya berkaitan tentang hitung- hitungan dan bilangan melainkan unsur ruang sebagai sasarannya.21 Matematika merupakan pembelajaran tentang pola, struktur dan analisa logis.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang terstruktur yang menelaah pola hubungan, cara berfikir, seni dan bahasa yang dikaji secara akal pikiran serta bersifat deduktif. Matematika bisa membantu orang dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
b. Bentuk Kesulitan Belajar Matematika
Konsep dan prinsip merupakan pengetahuan dasar matematika yang harus dikuasai siswa, agar siswa dapat menyelsaikan persoalan matematika dengan baik dan benar. Prinsip merupakan asas kebenaran yang
20 Runtukahu, J. Tombokan &Kandou, selpius, Pendidikan Matematika Dasar Berkesulitan Belajar, (Yogyakarta:Ar- Ruzz, 2014), hlm. 28.
21 Irzani, Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Mandiri Graffindo Press, 2010), hlm. 2.
menjadi pokok dasar berfikir dengan kata lain untuk menyelsaikan soal matematika yang berhubungan dengan prinsip maka siswa harus menguasai konsep-konsep terlebih dahulu.
Reid menyebutkan bahwa bentuk kesulitan belajar matematika yang dialami siswa diantaranya kelemahan dalam berhitung, kelemahan dalam mentransfer pengetahuan, pemahaman bahasa matematika yang kurang, kesulitan dalam persepsi visual.22
Menurut Wood beberapa bentuk kesulitan siswa dalam belajar matematika yaitu kesulitan membedakan (angka, simbol, dan bangun ruang), tidak sanggup mengingat dalil matematika, menulis angka tidak terbaca atau dalam ukuran kecil, tidak memahami simbol- simbol matematika, lemahnya kemampuan berfikir abstrak, lemahnya kemampuan mengidentifikasi serta memanfaatkan alogaritma dalam memecahkan soal
22 Aulia Ar R akhman Awaludin dkk, Teori dan Aplikasi Pembelajaran Matematika di SD/MI, (Aceh: Muhammad Zaini, 2021), hlm. 15.
matematika.23
Bentuk kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa diantaranya:
1) Kesulitan dalam memahami konsep
Konsep merupakan penjelasan tentang sesuatu hal yang dipertanyakan, pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran, karena dengan memahami konsep siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam setiap pelajaran.24 Pemahaman konsep merupakan dasar utama dalam pembelajaran matematika, kemampuan pemahaman konsep mampu memanfaatkan atau mengaplikasikan sesuatu yang telah dipahami ke dalam kegiatan belajar. Jika siswa telah memiliki pemahaman yang baik, maka siswa siap memberi jawaban yang pasti dari setiap
23Ety Mukhlesi Yeni, “Kesulitan Belajar Matematika di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 2, Nom 2, September 2015, hlm. 4.
24Sardiman,Interaksi &Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 43.
masalah.25
2) Kesulitan yang berhubungan dengan prinsip
Prinsip merupakan suatu kebenaran umum yang dijadikan seseorang untuk berfikir atau bertindak. Dalam pembelajaran matematika, kebanyakan orang mengetahui bahwa matematika adalah pembelajaran yang penting, namun hanya sedikit yang memahami arti matematika yang sebenarnya. Dalam pendekatan tradisional mengajar matematika dimulai dari ide-ide yang terdapat dalam halaman buku yang dipelajari kemudian diikuti dengan menunjukan kepada siswa bagaimana mengerjakan latihan soal lalu mendapatkan jawaban.
Akan tetapi siswa harus mengetahui apa yang akan dipelajari. Siswa biasanya akan bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh sebab itu, hendaknya menggunakan alat bantu atau model yang tepat untuk membantu siswa dalam memahami
25Effandi Zakaria,Trend Pengajaran dan Pembelajaran Tematik, (Kuala Lumpur: Utusan Publications, 2007), hlm. 86.
pelajaran. Misalnya dalam konsep bangun datar hendaknya guru menunjukan beberapa benda konkrit seperti logam, cincin, ban sepeda, jam, papan tulis dll.26
3) Kesulitan dalam memahami simbol
Simbol merupakan ciri yang menonjol dalam matematika. Simbol adalah suatu huruf, nomor, atau tanda yang mewakili suatu bilangan, operasi dan hasil pikiran matematika. Jika siswa sudah memahami simbol matematika maka siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran matematika.27 4) Pemahaman bahasa matematika yang kurang
Matematika merupakan bahasa sarat dengan simbol dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan simbol yang sama berlaku disetiap kondisi dan negara. Contoh angka 0 artinya nihil atau kosong dan berlaku baik dipercakapan sehari-sehari dalam
26J Tombokan Runtukahu,Pembelajaran Matematika, (Manado, 2014), hlm 30.
27Abdul Halim Fhatani,Matematika Hakikat dan Logika, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2009), hlm. 23.
menjelaskan kondisi yang sifatnya hitung-hitungan.
Jadi matematika merupakan bahasa yang menggunakan simbol atau lambang yang merupakan makna dari pernyataan yang akan disampaikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa berbeda-beda yaitu kesulitan yang berkaitan dengan konsep, kesulitan yang berhubungan dengan prinsip, kesulitan dalam memahami simbol, pemahaman bahasa matematika yang kurang.
c. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika
Menurut Syah faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yakni aspek pisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat rohaniah).
Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa terdiri dari dua macam, yakni faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1) Faktor Internal
a) Sikap siswa, sikap seseorang dalam belajar akan mempengaruhi hasil yang diperoleh dalam belajar.
Sikap positif siswa saat pembelajaran akan membuat hasil belajar yang baik, tetapi jika siswa bersikap negatif maka hasil belajarnya kurang memuaskan.28
b) Minat belajar, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Siswa yang memiliki minat ketika belajar pasti akan aktif dalam pembelajaran dan sering bertanya dan berinisiatif menjawab soal- soal dari guru, sedangkan jika tidak ada minat maka akan timbul kesulitan belajar karena belajar tidak ada minatnya maka tidak sesuai
28 Silvia Tri Anggraeni, “Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika di Sekolah Dasar”, Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Vol. 1, Nomor 1, Maret, hlm. 28.
dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe anak sehingga menimbulkan masalah bagi dirinya.29
c) Motivasi siswa, motivasi menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya maka semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, sebaliknya jika motivasinya lemah maka akan tampak acuh dan perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, akibatnya banyak yang mengalami kesulitan belajar.30
d) Kemampuan penginderaan, ketika siswa mendengarkan, memandang atau melihat banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, apabila dalam diri siswa tidak terdapat kebutuhan, motivasi
29Mohammad Kholil, “Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Da’watul Fatah Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi”,Jurnal Edukasi, Vol. 1, Nomor 2, Juni, hlm. 159.
30Ibid, hlm. 160.
dan sikap tertentu untuk mencapai tujuan maka mendengar dan pandangan tidak termasuk belajar.31
2) Faktor Eksternal
a) Strategi pembelajaran, strategi pembelajaran adalah cara untuk mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan sumber belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendukung proses pembelajaran agar menjadi efektif dan efisien.
b) Peralatan belajar, peralatan belajar diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar di kelas dan mempermudah siswa untuk memahami materi. Matematika yang bersifat abstrak memerlukan peralatan belajar untuk memperjelas materi yang abstrak. Jika
31 Silvia Tri Anggraeni, “Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika di Sekolah Dasar”, Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Vol. 1, Nomor 1, Maret, hlm. 30.
peralatan belajar kurang lengkap maka akan membuat penyajian pelajaran tidak baik.32 c) Lingkungan keluarga, keluarga merupakan
lingkungan utama dan penting bagi siswa, faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, dan cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Kasih sayang dari orang tua, perhatian, penghargaan pada anak akan menimbulkan mental yang baik bagi anak, akan tetapi kurang kasih sayang akan menimbulkan emosional insecurity hingga menyebabkan kesukaran belajar pada anak.
d) Lingkungan masyarakat, lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga dan teman bermain
32Ibid, hlm. 33.
di kampung. Masyarakat yang berisi orang-orang terpelajar dan baik membuat siswa berbuat baik dan semangat untuk bersekolah agar dapat bersekolah seperti orang disekitarnya, sebaliknya jika di masyarakat banyak orang tidak terpelajar dan berprilaku buruk maka siswa bisa mengikuti perbuatan buruk tersebut.33
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab siswa kesulitan dalam belajar matematika berupa faktor internal (sikap siswa, minat belajar, motivasi siswa dan kemampuan pengindraan). Sedangkan faktor eksternal (strategi pembelajaran, peralatan belajar, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat).
d. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi Bangun Datar
Kesan matematika yang dianggap sulit, menimbulkan
33Ibid, hlm. 35.
rasa malas bagi siswa, rasa malas yang timbul dalam diri siswa dapat menghambat proses pembelajaran. Sebagai seorang pendidik guru hendaknya memberi dorongan belajar berupa motivasi. Menurut Mike Ollerton “Guru memotivasi siswa untuk belajar matematika dengan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, saat siswa mengalami kesulitan belajar guru dapat memotivasi untuk untuk tidak menyerah. Guru dapat memberikan solusi kepada siswa untuk menyelsai kan suatu masalah dengan kehidupan sehari-hari.34
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar:
1) Identifikasi Identifikasi adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan kegiatan berikut.
34 Noor Hasanah, “Upaya Guru Dalam Mengatasi Siswa Berkesulitan Belajar Matematika di Kelas IV SDIT Ukhuawah Ban jarmasin”, Jurnal PTK &
Pendidikan, Vol. 2, Nom 2, November 2016, hlm. 28.
a) Data dokumen hasil belajar
b) Menganalisis absensi siswa di dalam kelas.
c) Mengadakan wawancara dengan siswa.
d) Menyebar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar.
e) Tes untuk mengetahui data tentang kesulitan belajar atau masalah yang dihadapi.35
2) Diagonis
Diagnosis adalah penentuan mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa. Diagnosis dapat dilakukan dengan cara:
a) Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata-rata nilai seluruh individu.
b) Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut.
35 Munirah, “Peran Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 3, Nom 2, Agustus 2018, hlm. 124.
c) Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal yang diperoleh.36
3) Prognosis
Prognosis adalah aktifitas penyusunan rencana atau program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. Prognosis dapat berupa:
a) . Membentuktreatmen yang akan dilakukan b) Bahan materi yang diperlukan
c) Metode yang akan dilakukan
d) Alat bantu belajar mengajar yang diperlukan e) Waktu kegiatan pelaksanaan37
4) Memberikan Bantuan/Terapi
Terapi memberikan bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang disusun pada tahap prognosis. Untuk terapi yang dapat diberikan sebagai berikut:
36bid, hlm. 125.
37 Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak, (Yogyakarta:Javalitera, 2011), hlm. 37
a) Bimbingan belajar kelompok b) Bimbingan belajar individual c) Pengajaran remidial
d) Pemberian bimbingan pribadi e) Alih tangan kasus38
e. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar kompetensi dasar siswa.
Kegiatan pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tapi materi matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah disesuaikan dengan standar kompetensi yang harus dicapai siswa. Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi manusia yang dilakukan dan harus ditunjukan oleh siswa sebagai hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar
38bid, hlm. 41.
ini dirinci dalam kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok, untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian materi pada aspek tersebut didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin dicapai.39
Adapun ruang lingkup untuk pembelajaran matematika SD/MI sebagai berikut:
Bilangan
Geometri
Pengolahan data
f. Indikator Pembelajaran Matematika Tabel 1.1
Indikator Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Semester 2
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pembelajaran 1.1. Membedakan sifat-
sifat segibanyak beraturan dan tidak beraturan
1.1.1. Membedakan sifat- sifat segibanyak beraturan dan tidak beraturan
1.2. Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang dan segitiga serta hubungan pangkat dua dan
1.2.1. Menentukan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga.
1.2.2. Menentukan luas daerah persegi, persegi panjang,
39 Nasarudin, “Karakteristik dan Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di Sekolah”, Jurnal Pendidikan, Vol. 2, Nom 2, Oktober 2013, hlm. 68.
dengan akar. dan segitiga.40 4.1. Menjelaskan data
diri peserta didik dan lingkungannya yang disajikan dalam bentuk diagram batang.
4.1.1. Menjelaskan data diri peserta didik dan lingkungannya yang disajikan dalam bentuk diagram batang 4.2. Mengumpulkan data
diri peserta didik dan lingkungannya dan menyajikan dalam bentuk diagram batang.
4.2.1. Mengumpulkan data diri peserta didik dan lingkungannya.
4.2.2. Menyajikan data diri dan peserta didik dalam bentuk diagram batang.41 3.12. Menjelaskan dan
menentukan ukuran sudut pada bangun datar dalam satuan
baku dan
menggunakan busur derajat
3.12.1.Membaca alat ukur sudut dalam satuan baku berupa busur derajat.
3.12.2. Menulis lambang sudut dalam satuan 4.12. Mengukur sudut pada baku
bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan busur derajat.
4.12.1.Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku, dalam kehidupan sehari- hari.
4.12.2.Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan pengukuran sudut dalam kehidupan sehari-hari.42
40 Hobri, dkk, Senang Belajar Matematika: Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), hlm. 117.
41Ibid., hlm. 157.
42Ibid., hlm. 185.
g. Tujuan Pembelajaran Matematika
Beberapa tujuan pembelajaran matematika agar siswa memiliki kemampuan:
1) Konsep matematika, pemahaman konsep adalah salah satu kemahiran matematika yang diharapkan bisa dicapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukan pemahahaman konsep matematika yang dipelajari, mejelaskan hubungan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam memcahkan masalah.43
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pengetahuan matematika.
3) Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, matematika menggunakan hitungan yang nyata dan
43 Dilla Desvi Yolanda, Pemahaman Konsep Matematika Dengan Metode Discovery, (Jakarta: Guepedia, 2020), hlm. 10.
merumuskan hasil pemecahan masalah dengan jelas.
Sehingga tidak heran, hampir disemua bidang membutuhkan ilmu matematika untuk memecahkan masalah dengan baik. Karena dengan adanya ilmu matematika para ilmuan bisa membuat dan menciptakan teknologi yang sangat canggih.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.44
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya dalam memecahkan masalah.45
3. Konsep Bangun Datar
a. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar merupakan suatu bangun yang
44Depdiknas. 2006.Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika.
45 Sulaiman, Memecahkan Masalah Sehari-hari Dengan Matematika, (Bandung: Penerbit Duta, 2014), hlm. 4.
permukaannya datar yang dibatasi atau dikelilingi oleh kurva tertutup sederhana yang disebut sisi.46 b. Jenis Bangun Datar
1) Bujur sangkar yaitu segi empat yang keempat sudutnya siku-siku dan keempat sisinya sama panjang.
2) Persegi panjang yaitu bentuk segi empat yang keempat sudutnya siku-siku dan sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
3) Jajar genjang yaitu bentuk segi empat dimana sisi yang berhadapan sama panjang dan saling sejajar.
4) Belah ketupat yaitu segi empat yang memiliki sisi sama panjang dan sisi saling berhadapan sejajar dan perpotongan diagonalnya membentuk siku-siku.
5) Layang-layang yaitu bentuk segi empat dengan dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang
46 Rizki Wahyu Yunian Putra dkk, Mengupas Materi dan Soal Bangun Datar, (Bandar Lampung: Arjasa Pratama, 2021), hlm. 11.
dan perpotongan diagonalnya membentuk siku- siku.
6) Trapesium adalah bentuk segi empat dengan sisi alas dan sisi atas sejajar.
7) Segitiga adalah bidang datar yang dibatasi oleh garis lurus yang membentuk tiga sudut.
8) Lingkaran adalah himpunan semua titik dibidang datar yang berjarak sama dari suatu titik tetap dibadang tersebut. Titik tetap lingkaran dinamakan pusat lingkaran, sedangkan jarak dari suatu titik pada lingkaran ke titik pusat dinamakan jari-jari lingkaran.47
c. Sifat Bangun datar Persegi dan Persegi Panjang 1) Sifat bangun datar persegi memiliki empat
sisi yang sama panjang, memiliki empat sudut siku-siku 900, memiliki diagonal yang sama pada dasarnya membagi dan sama panjang.
47 Lia Nur Aisyah, Ringkasan Mudah Matematika, (Jakarta: Media Pussindo, 2017), hlm. 21.
2) Sifat bangun datar persegi panjang memiliki dua pasang sisi berhadapan sama panjang, memiliki empat sudut siku-siku 900, memiliki diagonal yang sama panjang dan saling membagi dan sama panjang.48
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Dalam bukunya, Sugiyono menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme (memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang hoilistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif), digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah
48 Rizki Wahyu Yunian Putra dkk, Mengupas Materi dan Soal Bangun Datar, (Bandar Lampung: Arjasa Pratama, 2021), hlm. 21.
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.49
Peneliti menggunakan Jenis penelitian kualitatif deskriptif karena pada dasarnya penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala ataupun keadaan.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti berfungsi sebagai instrument utama, dalam artian peneliti langsung sebagai pengumpul data. Dengan demikian peneliti mutlak hadir di lapangan.
Peneliti bertanggung jawab melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung tanpa adanya perwakilan dari pihak manapun.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SDN 1 Batu
49 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D , (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 9.
Mekar, yang terletak di desa Batu Mekar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Hal ini dipilih karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar.50
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data skunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama.51 Dalam penelitian ini sumber data primer adalah siswa-siswi kelas IV dan guru matematika SDN 1 Batu Mekar.
b. Sumber Data Skunder
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, literatur yang berhubungan dengan fokus penelitian.52 Sumber data skunder pada penelitian ini yaitu hasil belajar siswa melalui tes.
50Bambang Satriawan,Wawancara, Batu Mekar, 7 Maret 2022.
51 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 42.
52 Asep Hermawan,Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, (Jakarta:
PT Grasindo, 2005), hlm. 168.
5. Prosedur Pengumpulan Data a. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.53 Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal isian untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan agar mengetahui bentuk kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar siswa kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
Tabel 1. 2
Indikator Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV b SDN 1 Batu Mekar Kompetensi
Dasar (KD) Indikator
Pembelajaran Indikator Kesulitan Belajar Kriteria
Kesulitan No
Soal Jumlah Siswa 3.2 Menjelaska
n dan menentukan keliling dan luas daerah persegi,
3.2.1. Menentukan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga.
Konsep No 1 -
No 2No 3 No 4No 5
Prinsip No 4 -
53Arief Furchan,Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2007), hlm. 268.
persegi panjang, dan segi tiga serta hubungan pangkat dua dengan akar.
3.2.2.Menentukan luas daerah persegi, persegi panjang, dan segitiga.
No 5
Simbol No 1 -
No 2No 3 No 4No 5 Bahasa
Matemat ika Yang
Kurang
No 1 -
No 2No 3 No 4No 5
Tabel 1.3
Kategorisasi Penilaian54
Interval Kriteria Tally Frekuensi
90-100 Sangat Baik - (F)-
71-89 Baik - -
51-70 Rendah - -
10-50 Sangat Rendah - -
Dengan kategorisasi penilaian di atas akan mempermudah peneliti dalam menemukan data yang berkaitan dengan bentuk kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
b. Wawancara
Wawancara (interview) merupakan komunikasi atara dua individu atau lebih yang dilakukan dengan
54Etta Mamang Sugadji, Pendekatan Praktis dalam Penelitian, (Yogyakarta: CV Andi, 2010), hlm. 205.
tatap muka.55 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur. Sebelum melakukan wawancara, peneliti sudah menyiapkan pedoman wawancara agar proses wawancara tetap fokus dan tidak keluar dari konteks penelitian. Dengan teknik ini peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan:
1) Bentuk kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
2) Faktor penyebab kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
3) Cara mengatasi kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
c. Observasi
Oservasi adalah kegiatan pengumpulan data secara langsung dari lapangan. Data yang diobservasi dapat berupa sikap, kelakuan, prilaku, tindakan ataupun keseluruhan interaksi yang dilakukan oleh manusia.
55Fadhallah,Wawancara, (Jakarta Timur: PT UNJ Press, 2021). Hlm. 2.
Observasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu observasi partisipan dan non partisipan.56 Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi non partisipan yaitu peneliti tidak berperan secara aktif untuk mendapatkan data melainkan hanya akan menjadi pengamat. Dengan teknik ini peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan:
1) Bentuk kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
2) Faktor penyebab kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
d. Dokumentasi
Menurut Usman metode dokumentasi merupakan
“suatu cara pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen”.57 Adapun dokumen yang dimaksud adalah hasil wawancara, lembar hasil tes siswa, serta
56Suwartono,Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014), Hlm. 42.
57Husaini Usman,Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 73.
potret-potret sepanjang penelitian berlangsung. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara dokumentasi untuk memperoleh data-data seperti gambaran umum lokasi penelitian SDN 1 Batu Mekar, sarana prasarana, data siswa, data guru dll.
6. Teknik Analisis Data
Analisis berarti mengolah data, mengorganisir data, memecahkannya dalam unit-unit yang lebih kecil, mencari pola dan tema-tema yang sama.58 Analisis data dalam menyelsaikan suatu kegiatan penelitian ilmiah sangat penting. Data yang sudah terkumpul tanpa dianalisis menjadi data yang tidak bermakna dan berarti. Dari itu analisis data merupakan tahapan yang penting untuk memberi makna dan nilai yang terkandung dalam data.59 Pada tahap analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini diantaranya:
a. Reduksi Data
58Conny R. Setiawan,Metode..., hlm. 122.
59 Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2017), hlm. 243.
Reduksi data berarti memilih, memusatkan perhatian, penyederhanaan atau merangkum catatan -catatan lapangan untuk diolah dari data yang mentah menjadi data yang bermakna.60Sehingga data yang sudah tereduksi dapat memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Pada penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data dengan cara tes, wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian peneliti merangkum dan memilih data sesuai dengan fokus penelitian yang dilakukan.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan rangkuman informasi tersusun bertujuan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk teks naratif, uraian singkat, bagan,
60 Hardani, dkk, Metode Penelitian kualitatif dan kuantitatif, (Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu, 2020), hlm. 163.
hubungan antar kategori dan sejenisnya.61 Dalam penelitian ini, peneliti menyusun data secara sistematis dan melakukan penyajian data dengan bentuk uraian atau deskriptif terkait gambaran kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data melalui tes, wawancara, observasi dan dokumentasi.
Pada penarikan kesimpulan maka sudah dapat disimpulkan tentang kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar di kelas IV SDN 1 Batu Mekar.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data maka harus dijamin kebenaran dan keabsahannya. Suatu data
61Ibid, hlm. 167.
bisa diyakini kebenarannya bila data yang didapatkan oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya tidak bertolak belakang. Berikut beberapa beberapa pengecekan keabsahan data yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan:
a. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan peneliti dalam melakukan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Hal tersebut agar memperoleh data dan urutan persitiwa dapat direkam secara sistematis. Ketekunan peneliti dalam melakukan pengamatan akan menentukan data yang telah dikumpulkan salah atau tidak sehingga data yang akan terkumpul merupakan data yang akurat.62
b. Triangulasi
Triangulasi merupakan usaha untuk
62 Elidawaty dkk, Metode Penelitian Ekonomi, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021),``hlm. 143.
memeriksa kembali kebenaran dan kevalidan data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagi perspektif yang berbeda-beda dengan mengurangi bias saat mengumpulkan data.
a) Triangulasi sumber yaitu mengecek kembali kredibilitas data melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.63
b) Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji dengan melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya data yang diperoleh melalui wawancara, lalu dicek dengan observasi dan tes di kelas untuk memastikan data yang diperoleh.
H. Sistematika Pembahasan
Dalam hal ini akan dipaparkan isi dari setiap bab yang meliputi:
1. Bab 1 pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup
63 Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2014), hlm. 170.
dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian.
2. Bab II Paparan data dan temuan, pada bagian ini diungkapkan seluruh data temuan, pada bagian ini peneliti mengungkapkan hasil data yang ditemukan pada saat menganalisis kesulitan belajar matematika pada siswa.
3. Bab III pembahasan, pada bagian ini peneliti memaparkan data yang ditemukan berdasarkan perspektif dan menulis ulang data-data yang telah ditemukan pada bab sebelumnya.
4. Bab IV penutup, yang berisikan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh saat melakukan penelitian.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDN 1 Batu Mekar64 Berdasarkan observasi, wawancara, serta dokumentasi peneliti mendapatkan gambaran umum lokasi dari tempat penelitian, yaitu letak geografis SDN 1 Batu Mekar, visi-misi SDN 1 Batu Mekar, Struktur organisasi SDN 1 Batu Mekar, keadaan guru dan siswa, serta sarana dan prasarana yang ada di SDN 1 Batu Mekar. Berikut ini adalah pemaparan dari gambaran umum lokasi penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Letak Geografis65
SDN 1 Batu Mekar berada di dusun Endut, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Berikut adalah batas-batas Wilayah SDN 1 Batu Mekar secara geografis.
Sebelah selatan : Berbatasan dengan pemukiman warga Hindu.
Sebelah Utara : Berbatasan dengan pemukiman
64SDN 1 Batu Mekar ,Dokumentasi, 13 Juli 2022.
65Ibid.
warga muslim .
Sebelah Timur : berbatasan dengan pemukiman muslim dan hindu.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan pasar Endut.
2. Visi-Misi SDN 1 Batu Mekar66 a. Visi
Berahlak mulia, cerdas, dan berprestasi.
b. Misi
1) Terlaksananya pendidikan keagamaan yang berkualitas dengan pendidik yang berkompeten.
2) Terwujudnya situasi pembelajaran berbasis pendidikan karakter bangsa.
3) Membudayakan 7s yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun, sabar, dan syukur.
4) Meningkatkan nilai ujian sekolah.
5) Menghasilkan siswa berprestasi.
6) Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan kondusif.
66Ibid.
3. Struktur Organisasi
Dalam menggapai suatu tujuan dari lembaga pendidikan maka diperlukan struktur organisasi yan baik, suatu lembaga akan berhasil menggapai tujuannya apabila struktur organisasi di dalamnya jelas dan baik.
Struktur yang jelas akan berguna untuk menjalankan sistem pendidikan dengan tepat. Untuk lebih jelasnya, berikut struktur organisasi SDN 1 Batu Mekar.
Struktur 2.1
Struktur Organisasi SDN 1 Batu Mekar Tahun Ajaran 2021/202267
67SDN 1 Batu Mekar ,Dokumentasi, 15 Juli 2022.
4. Keadaan Guru68
Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan yang sangat penting karena guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam berjalannya proses pembelajaran, selain untuk memberikan dan menjelaskan materi guru juga berperan dalam membimbig peserta didik guna menggapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tabel 2.1
Keadaan Guru SDN 1 Batu Mekar
NO NAMA L/P JABATAN
68Ibid.
1. Arigunawansih BA. L Pet Keamanan 2. Abdul Rauf Singki S.Pd L Guru Mapel
3. Baehaki S.Pd L Guru Mapel
4. Bambang Satriawan S.Pd L Guru Kelas
5. Ermini Zainab P Guru Kelas
6. I Nengah Swarta S.Pd P Guru Kelas 7. Ida Ayu Sumawati S.Pd P Guru Kelas 8. Linda Lidia Wati S.Pd P Guru Kelas
9. M.Fauzi S.Pd L Guru Mapel
10. Manik Indah Purnami S.Pd P Guru Kelas 11. Muhammad Syahrudin S.Pd L Guru Kelas 12. Ni Komang Kertiasih S.Pd P Guru Kelas 13. Ni Putu Purnama Dewi S.Pd P Guru Mapel
14. Nursaid S.Pd L Guru Mapel
15. Rahnawan S.Pd L Guru Kelas
16. Runiati S.Pd P Kepala Sekolah
17. Sofian Alan Hadisaputra S.Pd L Guru Kelas
18. Udiati S.Pd P Guru Kelas
19. Vin Rosma S.Pd.I P Guru Kelas
Berdasarkan tabel keadaan guru di SDN 1 Batu Mekar menunjukan bahwa guru dan pegawai di SDN 1 Batu Mekar berjumlah 19 orang yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran.
Adapun guru kelas berjumlah 12 orang yang mengajar di kelas 1 sampai 6, guru mata pelajaran berjumlah 5
orang, dan 1 petugas keamanan. Kapasitas guru sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, berdasarkan hasil penelitian di SDN 1 Batu Mekar kesesuaian jumlah guru dan jumlah siswa sebanding karena setiap kelas dipegang oleh 1 guru kelas.
5. Keadaan Siswa69
Siswa menjadi tokoh utama dalam proses pembelajaran dan menjadi tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam proses belajar mengajar peran aktif dan keberadaan siswa sangatlah dibutuhkan. Siswa SDN 1 Batu Mekar tergolong dalam jumlah siswa yang paling banyak diantara SD yang ada di desa Batu Mekar. Berikut daftar jumlah seluruh siswa SDN 1 Batu Mekar.
Tabel 2.2
Daftar Jumlah Seluruh Siswa di SDN 1 Batu Mekar
NO Nama
Kelas Jumlah
Siswanya Wali Kelas
1. Kelas 1A 25 Siswa I Nengah Swarta S.Pd 2. Kelas IB 24 Siswa M. Syhrudin S.Pd
3. Kelas 2A 28 Siswa Ni Putu Purnama Dewi S.Pd
69Ibid.
4. Kelas 2B 37 Siswa Linda Lidiawati S.Pd 5. Kelas 3A 29 Siswa Ermini Zaenab S.Pd 6. Kelas 3B 17 Siswa Udiati S.Pd
7. Kelas 4A 28 Siswa Sofian Alan Hadi Saputra S.Pd 8. Kelas 4B 29 Siswa Bambang Satriawan S.Pd 9. Kelas 5A 31 Siswa Alfan Buhrozi S.Pd 10. Kelas 5B 27 Siswa Rahnawan S.Pd
11. Kelas 6A 40 Siswa Ni Komang Kertiasih S.Pd 12. Kelas 6B 28 Siswa Ida Ayu Sumawati S.Pd
Total 343 Siswa 6. Sarana dan Prasarana70
Dalam proses belajar mengajar, sarana dan prasarana juga berperan penting untuk menunjang proses belajar mengajar. SDN 1 Batu Mekar tergolong mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap, di bawah ini adalah sarana dan prasarana yang ada di SDN 1 Batu Mekar.
Tabel 2.3
Keadaan Sarana dan Prasarana SDN 1 Batu Mekar NO Sarana & Prasarana Jumlah Kondisi
Bagus Rusak
1. Ruang Kelas 10 90% 10%
2. Rung Guru 2 92% 8%
3. Kamar Mandi Siswa 8 75% 25%
70SDN 1 Batu Mekar ,Dokumentasi, 13 Juli 2022.
4. Kamar Mandi Guru 2 90% 10%
5. Perpustakaan 1 95% 5%
6. Musholla 1 100% 0
7. Pura 1 90% 10%
8. Lapangan Sepak Bola 1 95% 5%
9. Kantin 1 85% 15%
10. Garasi 1 85% 15%
11. Gudang 1 70% 30%
12. Rumah Negara Gol. III Perm
A 1 53% 47%
13. Rumah Negara Gol.III Perm
B 1 52% 48%
14. Ruang Penjaga Malam 1 55% 45%
15. Meja & Kursi Guru 19 95% 5%
16. Papan Tulis 11 100% 0
17. Ruang Agama Hindu 1 95% 5%
18. Lemari Kelas & Guru 15 90% 10%
19. Alat Peraga 12 75% 25%
20. Jam Dinding 10 90% 1 0%
21. Bak Sampah 15 80% 20%
22. Wastafel Panjang P&L 2 70% 30%
23. Peralatan Atletik 12 95% 5%
24. Meja Baca & Kursi Baca 15 85% 15%
SDN 1 Batu Mekar mempunyai sarana dan prasarana gedung atau ruang yang tergolong lengkap dengan kondisi yang bagus. Sarana dan prasarana di SDN 1 Batu Mekar bisa dikatakan lengkap sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
Meskipun ruang kelas 2A dan 2B belum tersedia, karena jumlah siswa di SDN 1 Batu Mekar sangat
banyak namun mereka ditempatkan di ruangan khusus yaitu ruangan RNG III perm A & RNG III Perm B.
B. Temuan Data
Proses penelitian dilakukan melalui tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa di SDN 1 Batu Mekar. Dari hasil tes peneliti mengumpulkan 29 lembar jawaban, selanjutnya dari beberapa jawaban tadi dipilih jawaban siswa dengan kesalahan yang paling banyak, kesalahan yang mewakili kesalahan yang dilakukan oleh teman dan yang paling banyak benarnya. Selain itu utuk memperkuat data, peneliti juga mewawancarai beberapa subjek penelitian. Pekerjaan dari subjek penelitian tersebut akan di analisis terkait bentuk kesalahannya. Penjelasan mengenai paparan data dan temuan akan dijelaskan tentang bentuk kesulitan belajar matematika dan faktor penyebab kesulitan belajar matematika pada materi bangun datar.
1. Bentuk Kesulitan Belajar Matematika Pada Materi Bangun Datar
Jawaban siswa yang sudah dianalisis akan dijabarkan kembali dengan penjelasan. Di bawah ini adalah kesalahan yang dialami siswa ketika mengerjakan soal tes terkait kesulitan dalam memahami konsep, kesulitan dalam memahami prinsip, kesulitan dalam memahami simbol, pemahaman bahasa matematika yang kurang pada materi bangun datar dan dikuatkan oleh hasil wawancara dan dokumentasi. Berikut daftar nama- nama siswa berdasarkan kemampuan matematika.
Tabel 2.471
Daftar Nilai Siswa Kelas IV SDN 1 Batu Mekar Berdasarkan Kemampuan Matematika
Dari Hasil Tes
No Nama Inisial Nilai Kriteria
Kemampuan
1. Ahmad Januardi AJ 0 Sangat Rendah
2. Baiq Kanaya BQ 75 Baik
3. David Maulana DM 75 Baik
4 Desak Made Sanny
Santia DMSS 100 Sangat Baik
5. Dinda Rahayu Utami DRU 60 Rendah
6. Dody Saputra DS 80 Baik
7. Egis Hendri Adi EHA 50 Sangat Rendah
8. Fatir Ibnu Sina FIS 80 Baik
9. Husna Maulidiya HM 60 Rendah
10. I Gede Pendan IGPRP 90 Sangat Baik
71SDN 1 Batu Mekar ,Dokumentasi, 13 Juli 2022.