• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONSEP DASAR RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SURABAYA TAHUN 2021-2026

N/A
N/A
Claudia Ursula

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KONSEP DASAR RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SURABAYA TAHUN 2021-2026"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS 1 PERENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH

ANALISIS KONSEP DASAR RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SURABAYA TAHUN 2021-2026

Oleh : Claudia Ursula Violent Octricya

NIM : A032222001

Dosen Pengampu : Dr. Abd. Rahman Razak, SE., MS.

PROGRAM STUDI MAGISTER

EKONOMI PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2023

(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

Berikut adalah gambaran umum kondisi daerah Kota Surabaya : 1.1 Kondisi Geografi dan Demografi

1.1.1 Kondisi Geografi Kota Surabaya

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 12 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014-2034, bahwa luas wilayah Kota Surabaya meliputi daratan seluas ± 33.451,14 Ha dengan wilayah laut sejauh 1/3 dari wilayah kewenangan Provinsi Jawa Timur. Wilayah Kota Surabaya terbagi menjadi 31 Kecamatan dan 154 Kelurahan, dengan batas sebagai berikut : sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Selat Madura, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik, dan sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura.

Sebagian besar wilayah Kota Surabaya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut pada kemiringan kurang dari 3%. Wilayah barat dan selatan Kota Surabaya merupakan daerah perbukitan landai dengan ketinggian 25-50 meter di atas permukaan laut dan pada kemiringan 5-15 persen.Jenis batuan yang ada terdiri dari 4 jenis yang pada dasarnya merupakan tanah liat atau unit-unit pasir. Sedangkan jenis tanah, sebagian besar berupa tanah alluvial, selebihnya tanah dengan kadar kapur yang tinggi (daerah perbukitan).

Kota Surabaya terletak di hilir sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang bermuara di Selat Madura. Beberapa sungai besar yang berasal dari hulu mengalir melintasi Kota Surabaya, yaitu Kali Surabaya, Kali Mas, Kali Jagir, dan Kali Lamong. Sebagai daerah hilir, Kota Surabaya sehingga dengan sendirinya Kota Surabaya merupakan daerah limpahan debit air dari sungai yang melintas

(3)

2

sehingga rawan terjadi genangan pada musim penghujan.

Sebagaimana daerah tropis lainnya, Surabaya mengenal 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Juanda, suhu rata-rata berkisar antara 26,5°C hingga 30,2°C.

Kota Surabaya sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur memiliki peran strategis pada skala nasional sebagai pusat pelayanan kegiatan Indonesia Timur. Kota Surabaya dalam skala regional sebagai kota perdagangan dan jasa yang pada simpul transportasi (darat, udara dan laut) nasional dan internasional, sehingga memberi peluang bagi Kota Surabaya untuk meningkatkan perannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Letak Kota Surabaya sangat strategis, menghubungkan antara Kota Surabaya dengan kota-kota di sekitarnya yaitu kota/kabupaten yang ada dalam Gerbangkertosusilo, sehingga sangat mendukung percepatan pembangunan di Kota Surabaya. Demikian juga sebaliknya, pertumbuhan Kota Surabaya juga berpengaruh pada perkembangan kota/kabupaten di sekitarnya, secara sektoral maupun keruangan.

Kota Surabaya memiliki kawasan strategis yang berpotensi dikembangkan secara berkelanjutan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah kota di masa mendatang, diantaranya adalah:

a. Kawasan Strategis pendukung Pertumbuhan Ekonomi, antara lain:

- Kawasan Pegudangan dan Industri Margomulyo (di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun) karena letaknya berdekatan dengan Tanjung Perak dan Jalan Tol Trans Jawa.

- Kawasan Tunjungan dan sekitarnya (di Unit Pengembangan VI Tunjungan) sebagai pusat perdagangan dan perkantoran karena memiliki sejarah dan mengalami masa keemasan pada masa 1940-an hingga akhir 1970-an dengan karakteristik shopping-street dan shopping arcade.

(4)

3

- Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu-Pantai Kenjeran dan Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Bulak (di Unit Pengembangan III Tambak Wedi) karena lokasinya yang berpotensi besar untuk berkembang sebagai wisata pesisir dan laut, juga dengan adanya Sentra Ikan Bulak dapat menyumbang kontribusi PDRB pada kategori Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor.

- Kawasan Kota Tepi Pantai di Kecamatan Asemrowo dan Kecamatan Benowo (di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun) dengan konsep pengembangan penggunaan lahan mixed-use pendukung kawasan pelabuhan yang terintegrasi dengan rencana pengembangan Terminal Multipurpose Teluk Lamong sebagai kawasan pelabuhan penunjang Pelabuhan Utama Tanjung Perak.

- Kawasan Terpadu Surabaya Barat di Kecamatan Pakal (di Unit Pengembangan XII Sambikerep) dan Benowo (di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangon) merupakan kawasan terpadu yang pusatnya akan dikembangkan di Stadion Gelora Bung Tomo sebagai pusat olahraga berskala internasional dan akan terintegrasi dengan pengembangan fungsi perdagangan dan jasa di sekitarnya.

b. Kawasan Strategis untuk Kepentingan Sosial Budaya, antara lain:

- Kawasan Makam Sunan Ampel di Kecamatan Semampir (di Unit Pengembangan V Tanjung Perak) merupakan kawasan cagar budaya sebagai objek wisata ziarah di Indonesia dan memiliki kultur religi yang kuat.

- Kawasan Kota Lama Surabaya di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan (di Unit Pengembangan V Tanjung Perak

(5)

4

dan Unit Pengembangan VI Tunjungan) yang pada era kolonial terdelienasi sebagai kawasan eropa, kawasan arab dan kawasan cina.

- Bangunan dan lingkungan pada kawasan Darmo-Diponegoro serta kawasan kampung lama Tunjungan di Kecamatan Tegalsari (di Unit Pengembangan VI Tunjungan) yang merupakan kawasan bangunan dan lingkungan cagar budaya.

c. Kawasan Strategis untuk Penyelamatan Lingkungan Hidup, antara lain :

- Kawasan Kebun Binatang Surabaya di Kecamatan Wonokromo (di Unit Pengembangan VII Wonokromo), merupakan hutan kota di kawasan Wonokromo dengan luas lahan 15,3 Ha memiliki fungsi sebagai tempat perlindungan satwa, hutan kota dan rekreasi alam, juga berperan dalam mengatur iklim mikro di Kota Surabaya.

- Kawasan Pantai Timur Surabaya di Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Rungkut, Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo(di Unit Pengembangan I Rungkut dan Unit Pengembangan II Kertajaya), merupakan kawasan lindung alam berupa vegetasi mangrove yang berada di pesisir timur Kota Surabaya. Kawasan Mangrove Pamurbaya sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan sebagai barrier alami dari proses abrasi dan intrusi air laut.

- Kawasan sekitar Kali Lamong di Kecamatan Benowo dan Kecamatan Pakal yang berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun dan Unit Pengembangan Sambikerep XII, merupakan kawasan perlindungan setempat/sempadan sungai yang dimanfaatkan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), penyediaan vegetasi, dan pendukung utilitas kota.

(6)

5

d. Kawasan Strategis Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tinggi, antara lain :

- Kawasan Industri Pengembangan Perkapalan di Kecamatan Pabean Cantian (di Unit Pengembangan V Tanjung Perak), digunakan dalam pengembangan teknologi perkapalan tingkat nasional.

- Kawasan Industri di Kecamatan Rungkut (di Unit Pengembangan I Rungkut), merupakan kawasan industri dan pergudangan yang telah lama berdiri di Kota Surabaya dan diarahkan menjadi kawasan industri dengan teknologi tinggi yang ramah lingkungan.

- Kawasan Depo dan Pengolahan BBM (di Unit Pengembangan V Tanjung Perak) yang memiliki fungsi sebagai penyimpanan bahan bakar minyak dan pengelolaan BBM.

- Kawasan pengelolaan sampah teknologi tepat guna penghasil energi pada TPA Benowo di Kecamatan Benowo (di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun, merupakan kawasan yang digunakan untuk pemrosesan akhir sampah di Kota Surabaya dengan konsep: “Waste to Energy”.

Selain potensi pengembangan kawasan strategis, perkembangan Kota Surabaya juga didukung oleh pengembangan dan pembangunan infrastruktur yang meliputi: pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak untuk Terminal Peti Kemas/Reklamasi di Teluk Lamong, pengembangan jaringan jalan arteri yang menghubungkan antar pusat utama kota dengan pusat kota di kabupaten yang berbatasan langsung. dan pengembangan jalur komuter/kereta api double track serta angkutan massal dan prasarana pendukungnya yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan kota.

Ditinjau dari segi wilayah rawan bencana, Kota Surabaya tidak berhadapan langsung dengan samudera sehingga “relatif aman” dari

(7)

6

bencana alam laut seperti tsunami. Namun pada perkembangannya sesuai dengan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ditemukan potensi sumber gempa tektonik terbaru dari pergerakan Sesar Kendeng dari Surabaya ke arah barat sampai Jawa Tengah yang sebelumnya tidak teridentifikasi sebagaimana pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Sesar Kendeng

Kota Surabaya diidentifikasi sebagai wilayah yang rawan genangan air dari limpahan debit air sungai dan saluran pada musim penghujan serta banjir rob khususnya wilayah pesisir pantai Surabaya Utara.

Jenis bencana lainnya adalah kebakaran. Kejadian kebakaran adalah jenis bencana yang tidak dapat diprediksi akan tetapi dapat dicegah.

Penentuan daerah rawan kebakaran di Kota Surabaya didasarkan atas kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, data kejadian kebakaran, kondisi bangunan dan proporsi kegiatan terbangun dengan luas lahan.

1.1.2 Kondisi Demografi Kota Surabaya

Keberadaan penduduk sangat penting dalam proses pembangunan, karena penduduk akan menjadi beban apabila tidak dikelola dengan baik dan sebaliknya akan menjadi modal potensial apabila mampu dikelola dengan baik. Kota Surabaya memiliki jumlah

(8)

7

penduduk per tahun 2022 adalah sebesar 2.887.223 jiwa di 31 wilayah kecamatan. Kota Surabaya pada tahun 2022 memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,45 persen dengan rasio jenis kelamin Kota Surabaya pada tahun 2022 sebesar 98. Kepadatan penduduk Kota Surabaya tahun 2022 mencapai 8.633 jiwa/km2. Angka kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Simokerto sebesar 33.186 jiwa/km2 dan kepadatan terendah di Kecamatan Benowo dan Asemrowo sebesar 2.886 jiwa/km2. Jumlah laki-laki penduduk Kota Surabaya sebanyak 1.431.041 jiwa dan perempuan 1.456.182 jiwa. Gambar 2 dibawah menunjukkan usia 35-39 tahun populasinya tertinggi dari kelompok usia lainnya Kemudian diikuti berturut-turut oleh kelompok usia 40-44 tahun, 30-34 tahun, dan 25- 29 tahun. Ini menunjukkan bentuk piramida penduduk Kota Surabaya cenderung ke arah bentuk piramida penduduk stasioner (Gambar 2).

Gambar 2. Piramida Penduduk Kota Surabaya Tahun 2022 Sumber : BPS, diolah.

Berdasarkan pekerjaan, jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas di Kota Surabaya yang termasuk angkatan kerja sebanyak 1.643.314 jiwa, dengan jumlah yang bekerja sebanyak 1.518.038 jiwa

(9)

8

dan jumlah Pengangguran Terbuka sebanyak 125.276 jiwa, sedangkan yang bukan angkatan kerja sekitar 704.744 jiwa. Sebagian besar penduduk di Kota Surabaya bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dan juga sebagai pengusaha (bekerja sendiri). Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang memiliki pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Surabaya yang termasuk angkatan kerja memiliki pendidikan tertinggi paling banyak yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak sekitar 706 ribu jiwa.

Terbanyak kedua adalah Perguruan Tinggi sebanyak sekitar 379 ribu jiwa.

1.2 Kondisi Kesejahteraan

1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Pertumbuhan Ekonomi

Kota Surabaya memiliki fungsi strategis dalam perekonomian Indonesia dan memiliki beragam infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi termasuk aktivitas perdagangan, baik perdagangan antar pulau maupun perdagangan antar Negara.

Kinerja perekonomian Kota Surabaya salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kota Surabaya pada tahun 2022 meningkat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha yang sudah bebas dari pengaruh inflasi. Hal ini merupakan sinyal bahwa ekonomi mulai pulih. Nilai PDRB Kota Surabaya tahun 2022 atas dasar harga konstan 2010, mencapai 434,27 triliun rupiah. Angka tersebut naik dari 407,73 triliun rupiah pada tahun 2021. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2022 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,51 persen (Gambar 3), naik jika dibandingkan

(10)

9

dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,29 persen. Pandemi Covid19 yang sudah terkendali mempengaruhi pemulihan ekonomi berbagai sektor, terutama sektor tersier. Kinerja lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan dan Lapangan usaha Jasa lainnya yang semakin membaik ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya.

Gambar 3. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2018-2022

Sumber: BPS Kota Surabaya

Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh Transportasi dan Pergudangan yaitu sebesar 14,14 persen, hal ini karena berkurangnya pembatasan bepergian yang pada akhirnya dicabutnya pembatasan bepergian oleh pemerintah. Jasa lainnya

(11)

10

mengalami pertumbuhan sebesar 13,26 persen, sedangkan Pertambangan dan Penggalian mengalami kontraksi sebesar 1,98 persen. Beberapa lapangan usaha mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2022, yaitu lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; lapangan usaha Informasi dan Komunikasi dan lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Dari empat lapangan usaha tersebut, lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami perlambatan ekonomi terbesar, yaitu sebesar 3,55. Pandemi Covid-19 yang mulai terkendali mengakibatkan berkurangnya jumlah pengguna jasa kesehatan yang cukup besar. Hal ini tentu didukung dengan keberhasilan pelaksanaan imunisasi dan pelaksanaan semua kegiatan menggunakan protokol Kesehatan.

Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh setiap lapangan usaha menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.

Selama lima tahun terakhir (2018-2022) struktur perekonomian Kota Surabaya (Gambar 4) didominasi oleh 4 (empat) kategori lapangan usaha, diantaranya: Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor yaitu mencapai 28,16 persen (angka ini naik dari 27,66 persen di tahun 2018); Industri Pengolahan sebesar 19,22 persen; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 15,60 persen; serta Konstruksi sebesar 9,37 persen. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Kota Surabaya.

Lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

(12)

11

dan Sepeda Motor memiliki peranan sangat besar pada PDRB Kota Surabaya, bahkan sejak pandemi covid-19 memiliki kecederungan tren naik. Hal ini menunjukkan bahwa lapangan usaha ini mampu bertahan terhadap pandemi Covid-19 dan pulih relatif cepat.

Gambar 4. Distribusi Persentase PDRB Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2018-2022

Sumber: BPS Kota Surabaya

Kota Surabaya dikenal sebagai kota bisnis dan perdagangan.

Hal ini juga didukung oleh perilaku masyarakat Kota Surabaya yang memiliki daya beli yang tinggi. Proporsi konsumsi

(13)

12

masyarakat Kota Surabaya sendiri memiliki peran penting dari total komponen pembentuk perekonomian Kota Surabaya dari sisi permintaan. Hal ini sekaligus mendorong tumbuhnya sektor industri dan makan minum yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya. Tingginya tingkat konsumsi tersebut turut berkontribusi dalam menstimulus tingginya peran lapangan usaha Industri Pengolahan dan Penyediaan Makan Minum di Kota Surabaya.

Selain itu, dari lapangan usaha konstruksi, menunjukkan bahwa kondisi Kota Surabaya saat ini telah berubah sangat dinamis, pembangunan infrastruktur dan banyaknya bangunan tinggi dan megah mulai dari hunian, kantor, maupun mall yang telah dibangun di Kota Surabaya. Banyaknya pembangunan baru salah satunya dipengaruhi oleh tingginya permintaan akan hunian maupun tempat hiburan sebagai imbas risiko urbanisasi dan gaya hidup penduduk Kota Surabaya.

Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita (Gambar 5), yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB) menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Nilai PDRB per kapita Kota Surabaya atas dasar harga berlaku sejak tahun 2018 hingga 2022 memiliki tren positif, hanya pada tahun 2020 nilainya mengalami penurunan. Pada tahun 2018 PDRB per kapita tercatat sebesar 186,74 juta rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun 2019 mencapai 200,43 juta rupiah, tahun 2020 turun menjadi 193,01 juta rupiah. Kemudian pada tahun 2021 kembali

(14)

13

naik dan tahun 2022 menjadi 227,08 juta rupiah. Kenaikan angka PDRB per kapita ini masih dipengaruhi oleh faktor inflasi.

Gambar 5. PDRB dan PDRB Per Kapita Kota Surabaya, 2018- 2022

Sumber: BPS Kota Surabaya b. Indeks Gini

Tingkat pemerataan distribusi pendapatan sering diukur dengan koefisien gini. Koefisien Gini bernilai nol, jika pendapatan secara nyata menyebar merata, dan mendekati 1 jika secara nyata distribusi pendapatan menyebar tidak merata. Berdasarkan nilai gini ratio, terdapat tiga kelompok ketimpangan yaitu:

ketimpangan tinggi jika nilai koefisien gini ratio 0,5 atau lebih, sedang jika nilainya antara 0,30-0,49 dan rendah jika kurang dari 0,30. Nilai Indeks Gini Kota Surabaya selama kurun waktu 5 tahun berada pada kisaran 0,3 – 0,4, yang tergolong dalam kategori sedang. Oleh karena itu, tingkat pemerataan distribusi pendapatan perlu menjadi perhatian Pemerintah Kota Surabaya agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi yang dapat berakibat pada kesenjangan sosial dan menimbulkan konflik karena tujuan akhir dari pembangunan ekonomi adalah rakyat sejahtera. Oleh

(15)

14

karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk pemerataan ekonomi melalui peningkatan produktivitas usaha masyarakat.

Gambar 6. Indeks Gini Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional Tahun 2016-2020

Sumber : BPS Kota Surabaya dan Jawa Timur c. Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. TPT adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Selama periode 4 tahun terakhir TPT Kota Surabaya menunjukkan tren yang menurun, menunjukkan keberhasilan Kota Surabaya dalam mengurangi pengangguran di Kota Surabaya. TPT 2017 tercatat sebesar 5,98 persen, sampai pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi 5,47 persen. Namun, pada tahun 2020 TPT mengalami peningkatan signifikan menjadi 9,79 persen, termasuk TPT di Jawa Timur maupun secara Nasional. Hal ini dikarenakan dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penurunan penyerapan tenaga kerja dan jumlah karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena

(16)

15

terdampaknya perekonomian Kota Surabaya, Indonesia dan ekonomi gobal.

Gambar 7. Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional, 2016-2020

Sumber : BPS Kota Surabaya dan Jawa Timur d. Laju Inflasi

Berdasarkan data rilis BPS Kota Surabaya pada Gambar 8, inflasi Kota Surabaya pada tahun 2020 sebesar 1,33 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi Kota Surabaya pada tahun 2019 sebesar 2,21 persen. Bila dibandingkan dengan kondisi di Jawa Timur dan Nasional, Pergerakan inflasi Kota Surabaya dari tahun ke tahun selalu selaras dengan inflasi Jawa Timur dan Nasional sebagaimana terangkum dalam grafik pada Gambar 8. Meski rata-rata inflasi Kota Surabaya cenderung lebih rendah dibandingkan angka inflasi nasional, namun pada periode tertentu nilai inflasi tersebut bisa tinggi melampaui tingkat pertumbuhan ekonomi, sehingga tetap perlu dilakukan kontrol berkala terhadap komoditas-komoditas penyumbang inflasi di Kota Surabaya.

Inflasi Kota Surabaya yang rendah di tahun 2020 ini merupakan capaian keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya dalam menjaga stabilitas harga di Kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya selama ini terus berupaya menjaga stabilitas harga

(17)

16

untuk mendorong konsumsi masyarakat tinggi melalui koordinasi intensif antar instansi terkait maupun pengawasan dan survei perkembangan harga di pasaran.

Gambar 8. Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional, 2016-2020

Sumber : BPS Kota Surabaya dan Jawa Timur 1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Gambar 9. Persentase IPM Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional Tahun 2016-2020

Sumber : BPS Kota Surabaya dan Jawa Timur

(18)

17

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan indeks komposit yang meliputi aspek kesehatan melalui pengukuran angka harapan hidup saat lahir, pendidikan melalui pengukuran angka harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta aspek kesejahteraan melalui pengukuran daya beli atau pengeluaran per kapita.

Perkembangan angka IPM Kota Surabaya (Gambar 9) selama 5 tahun terakhir menunjukkan semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian pembangunan manusia di Kota Surabaya semakin membaik. IPM Kota Surabaya sejak Tahun 2016 hingga Tahun 2020 mengungguli IPM Provinsi Jawa Timur dan juga Nasional.

b. Angka Harapan Hidup (AHH)

Salah satu indeks komposit penyusun IPM adalah derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah yang salah satunya dapat diukur dengan Angka Harapan Hidup (AHH) dan penurunan balita gizi buruk. Perkembangan AHH Kota Surabaya disajikan pada Gambar 10. Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kota Surabaya pada tahun 2016 sebesar 73,87 persen, meningkat 0,01% pada tahun 2017 sebesar 73,88%, tahun 2018 meningkat sebesar 0,10% menjadi 73.98%, dan tahun 2019 meningkat sebesar 0,15% menjadi 74,13%. Pemerintah Kota Surabaya perlu meningkatkan program kesehatan dan gizi secara kuantitas maupun kualitasnya, agar AHH masyarakat Kota Surabaya semakin tinggi.

Seiring peningkatan AHH, status gizi pada balita di Kota Surabaya secara umum terus menunjukkan kemajuan signifikan yang ditandai dengan menurunnya angka prevalensi gizi buruk pada balita. Persentase balita gizi buruk pada tahun 2017 sebesar 0,15 persen, pada tahun 2018 menurun menjadi 0,14 persen, dan

(19)

18

tahun 2019 menurun menjadi 0,13 persen, serta pada tahun 2020 kembali turun pada angka 0,11 persen (Gambar 11).

Gambar 10. Angka Harapan Hidup Kota Surabaya, 2016-2020 Sumber : BPS Kota Surabaya

Gambar 11. Pravelinsi Balita Gizi Buruk Kota Surabaya, 2016- 2020

Sumber : BPS Kota Surabaya

c. Angka Kemiskinan

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan atau batas kemiskinan menurut BPS adalah representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2.100 kkal/kapita/hari dan kebutuhan pokok bukan makanan.

(20)

19

Gambar 12. Angka Kemiskinan Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional 2016-2020

Sumber : BPS Kota Surabaya dan Jawa Timur

Pada tahun 2020, batas garis kemiskinan yang ditentukan BPS Kota Surabaya meningkat menjadi Rp 592.137 perkapita perbulan dibandingkan Tahun 2019. Jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan pada tahun 2020 menjadi 145.670 jiwa sehingga persentase penduduk miskin sebesar 5,02 persen.

Kondisi tersebut disebabkan karena pada tahun 2020 terjadi pandemi covid-19 yang berdampak pada sektor ekonomi dan daya serap tenaga kerja.

(21)

20 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perencanaan Pembangunan Wilayah

Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang terbatas, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Ruang lingkup perencanaan pembangunan mencakup penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Perencanaan pembangunan disusun secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Pembangunan Tahunan/Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Tujuan dari perencanaan pembangunan wilayah adalah untuk merumuskan suatu agenda pembangunan sebagai pedoman pemerintah daerah menyelenggarakan pembangunan yang dilatarbelakangi oleh kesanggupan dan kemampuan sumber daya yang mencakup Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Modal, maupun berbagai faktor pendukung yang tersedia agar efektif, efisien, dan mendatangkan kesejahteraan. Manfaat dari perencanaan pembangunan ini adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menikmati kehidupan yang lebih layak dari sebelumnya, juga suatu wilayah dapat berkembang cepat dan berkelanjutan.

(22)

21

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak dilantik sampai dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah. RPJMD dimaksudkan untuk menjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan, serta program perangkat daerah dan lintas perangkat daerah disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN secara sinergis dan terpadu. RPJMD ini bertujuan sebagai: (a) pedoman bagi perangkat daerah dalam menyusun Renstra Perangkat Daerah dan Renja-Perangkat Daerah; (b) pedoman pemerintah daerah dalam menyusun RKPD; dan (c) pedoman dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPJMD. RPJMD juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

2.2 RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026

RPJMD Kota Surabaya adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5(lima) tahun terhitung sejak dilantiknya Eri Cahyadi, S.T., M.T. dan Ir. Armuji sebagai Walikota dan Wakil Walikota Surabaya, tanggal 26 Februari 2021, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.35-368 Tahun 2021 tanggal 24 Februari 2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.25-312 Tahun 2021 tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Hasil Pemilihan Kapala Daerah Serentak Tahun 2020 di Kabupaten dan Kota pada Provinsi Jawa Timur. RPJMD Kota Surabaya dimaksudkan untuk memberikan arahan sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan di Kota Surabaya dalam menyelenggarakan aktivitas pembangunan.

(23)

22

Proses penyusunan RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dilaksanakan setelah pelantikan Walikota dan Wakil Walikota terpilih dengan tujuan agar visi, misi dan program unggulan Walikota dan Wakil Walikota dapat dijabarkan ke dalam visi, misi, program prioritas dan arah kebijakan jangka menengah Kota Surabaya tahun 2021-2026. Termasuk di dalamnya adalah kebijakan jangka panjang Kota Surabaya dalam menghadapi Pandemi Covid-19, yaitu pemulihan ekonomi dan struktur sosial di tahun 2021-2026.

Penyusunan RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dimaksudkan sebagai rencana induk jangka menengah sebagai acuan untuk merumuskan arah kebijakan tahunan. RPJMD menyajikan informasi mengenai data dan informasi pembangunan daerah antara lain, kondisi umum daerah, kondisi keuangan daerah serta permasalahan dan isu-isu strategis daerah yang mendukung penapaian Visi, Misi dan Program Prioritas Daerah. Sedangkan tujuan penyusunan RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi data capaian pembangunan dan kondisi keuangan lima tahun terakhir untuk merumuskan permasalahan pembangunan dan Isu Strategis;

b. Menjabarkan Visi, Misi dan Program Prioritas Walikota dan Wakil Walikota terpilih menjadi Visi, Misi dan Program Prioritas RPJMD Kota Surabaya tahun 2021-2026;

c. Merumuskan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah sebagai acuan untuk merumuskan kebijakan pelaksanaan program Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah tahun 2021-2026;

d. Merumuskan target pembangunan jangka menengah sebagai acuan untuk penyusunan target tahunan sebagaimana dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Surabaya.

(24)

23

Kedudukan RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 merupakan pelaksanaan dari Sasaran Pokok RPJPD Kota Surabaya tahun 2005-2025 khususnya pada tahapan lima tahun ke-empat yaitu tahun 2021-2024.

Dengan demikian, tujuan dan target pembangunan RPJMD tahun 2021-2026 mengacu pada target RPJPD Kota Surabaya di tahun tersebut. Berdasarkan 30 (tiga puluh) Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok tahun 2021-2024 RPJPD Kota Surabaya, terdapat lima Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok yang perlu mendapat perhatian karena merupakan sasaran akhir (the ultimate goals) pada RPJPD Kota Surabaya, yaitu;

Sasaran Pokok 1 : Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik didukung oleh SDM aparatur yang cerdas, kompeten, berakhlak, inovatif, kreatif, transparan dapat dipertanggungjawabkan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Sasaran Pokok 2 : Terwujudnya Pelayanan publik prima yang berbasis Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK),

Sasaran Pokok 3 : Terwujudnya peningkatan efektivitas perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pembangunan,

Sasaran Pokok 5 : Terwujudnya penataan ruang kota yang optimal melalui integrasi perencanaan sistem transportasi yang memadai,

Sasaran Pokok 21 : Terwujudnya efisiensi dan efektivitas perdagangan yang sinergis dengan wilayah sekitar.

Visi RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 adalah Gotong Royong Menuju Kota Dunia yang Maju, Humanis, dan Berkelanjutan. Makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Gotong Royong

Gotong Royong merupakan nilai luhur yang tumbuh di kawasan desa di Jawa khususnya wilayah Jawa Timur. Gotong royong diyakini sebagai potensi sosial yang dapat dijadikan sebagai bagian yang signifikan dalam pemecahan berbagai masalah yang kemasyarakatan termasuk dalam upaya pembangunan daerah.Kota Surabaya merupakan kota terbesar di Jawa Timur yang memiliki dinamika pembangunan yang sangat komplek.

(25)

24

Guna mencapai upaya pembangunan, Kota Surabaya menjadi kota dengan tatanan yang dinamis kelas dunia, sehingga dibutuhkan kerjasama dan semangat gotong royong dari berbagai elemen masyarakat. Peran aktif serta gotong royong berbagai elemen tersebut dapat diwujudkan melalui penyampaian aspirasi pembangunan, mendukung program pembangunan sampai melestarikan hasil pembangunan.

b. Maju

Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia tentu menjadi barometer perkembangan ekonomi bukan hanya di tingkat Jawa Timur namun juga di tingkat Nasional. Perwujudan pada Visi menjadikan Kota Surabaya sebagai wilayah dengan tingkat Maju perekonomiannya adalah sebagai wujud upaya pembangunan daerah yang mengoptimalkan segala bentuk potensi ekonomi daerah sebagai penopang perekonomian daerah. Pertumbuhan ekonomi yang dituju bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi semata namun bagaimana upaya pencapaian pertumbuhan ekonomi yang inklusif atau pertumbuhan ekonomi yang manfaatnya mampu dirasakan oleh masyarakat Kota Surabaya.

c. Humanis

Dalam hal ini, Pemerintah Kota Surabaya menciptakan Kota Surabaya sebagai tempat yang mendukung terwujudnya keamanan dan ketentraman masyarakat. Aman yang berarti kesiagaan perlindungan atas resiko kejadian bencana alam dan bencana sosial serta terjaganya kualitas lingkungan hidup, dengan melakukan penataan ruang publik yang hijau sehingga nyaman dan ramah untuk anak, lansia serta difabel.

Kemudian rasa nyaman, yang berarti menggambarkan sebagai daerah yang kondusif untuk tempat tinggal, tempat berusaha atau bekerja, mengakses pelayanan publik, rekreasi dan berkreasi melestarikan adat istiadat. Nyaman berarti juga lingkungan hidup yang sehat dan baik untuk pertumbuhan generasi dan tersedianya sumber daya alam dengan daya dukung lingkungan yang optimal.

(26)

25 d. Kota Dunia Berkelanjutan

Pembangunan Kota Surabaya harus mengedepankan model pembangunan yang berkelanjutan (Sustainablity Development) yaitu bagaimana pembangunan yang menedepankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial serta budaya. Pembangunan Kota Surabaya mengintegrasikan upaya pertumbuhan ekonomi dengan upaya perwujudan keadilan sosial, kelestarian lingkungan, partisipasi masyarakat serta keragaman budaya. yang menedepankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial serta budaya.

Pembangunan Kota Surabaya mengintegrasikan upaya pertumbuhan ekonomi dengan upaya perwujudan keadilan sosial, kelestarian lingkungan, partisipasi masyarakat serta keragaman budaya.

Dalam rangka mewujudkan Visi pembangunan Kota Surabaya yang telah ditetapkan, maka ditetapkan Misi pembangunan Kota Surabaya tahun 2021-2026 yakni sebagai berikut :

a. Misi 1 : Mewujudkan perekonomian inklusif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pembukaan lapangan kerja baru melalui penguatan kemandirian ekonomi lokal, kondusifitas iklim investasi, penguatan daya saing Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau serta internasional;

b. Misi 2 : Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul berkarakter, sehat jasmani rohani, produktif, religius, berbudaya dalam bingkai kebhinekaan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan serta kebutuhan dasar lainnya;

c. Misi 3 : Memantapkan penataan ruang kota yang terintegrasi melalui ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota yang modern berkelas dunia serta berkelanjutan;

d. Misi 4 : Memantapkan transformasi birokrasi yang bersih, dinamis dan tangkas berbasis digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik; dan

(27)

26

e. Misi 5 : Menciptakan ketertiban, keamanan, kerukunan sosial dan kepastian hukum yang berkeadilan.

Keterkaitan Visi dengan Misi Kota Surabaya Tahun 2021-2026 adalah sebagai berikut :

RPJMD Kota Surabaya harus diselaraskan dengan RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Timur, RPJMD Daerah lain yang berbatasan, dan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Jawa Timur, serta RTRW Daerah lain, karena perencanaan pembangunan harus disusun secara terpadu dan dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang baik Nasional maupun Provinsi, dan juga daerah di sekitar wilayah tersebut, sehingga proses perubahan dapat berjalan dengan maksimal dan hasil pembangunannya dapat dirasakan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah antar dokumen tersebut :

(28)

27

a. Hubungan antara RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dengan RPJMN Tahun 2020-2024

b. Hubungan antara RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dengan RTRWN Tahun 2020-2024

Kebijakan dalam RTRWN yang dijadikan acuan pengembangan Kota Surabaya, yaitu :

- Kota Surabaya menjadi kota perdagangan dan industri yang tetap harus mempertahankan aspek lingkungan, yaitu proporsi tersedianya ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas seluruh Kota;

- Kota Surabaya menjadi kota titik pertumbuhan perekonomian Jawa Timur dan Nasional yang berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas perekonomian regional, nasional dan internasional harus terus dipastikan arah pengembangan kotanya selaras dengan kebijakan nasional dan provinsi.

(29)

28

c. Hubungan antara RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dengan Perubahan RPJMD Jawa Timur Tahun 2019-2024

d. Hubungan antara RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dengan RPJPD Kota Surabaya Tahun 2005-2025

Guna menjamin keselarasan dan konsistensi antara dokumen perencanaan jangka menengah (RPJMD) dengan jangka Panjang (RPJPD), maka pembangunan lima tahun keempat 2021-2026 perlu difokuskan pada Sasaran Pokok RPJPD periode lima tahunan ke-empat tahun 2021-2024. Periode keempat merupakan periode Pencapaian visi Kota Surabaya; sebagai kota perdagangan dan jasa internasional berkarakter lokal yang cerdas, bersih manusiawi, dan berbasis ekologi.

(30)

29

Hubungan misi antara RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dengan RPJPD Kota Surabaya Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut:

e. Hubungan antara RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dengan Dokumen Daerah Sekitar

(31)

30

Strategi merupakan serangkaian upaya mengenai gambaran proses pencapaian sasaran strategis pembangunan. Strategi Umum merupakan pilihan Langkah dan kebijakan Kota Surabaya dalam mewujudkan Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan. Terkait dengan hal tersebut maka perlu dilakukan analisis terhadap kondisi obyektif internal dan eksternal yang berpengaruh selama periode RPJMD. Penentuan alternatif strategi yang tepat sesuai kebutuhan tersebut adalah analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats atau yang dikenal dengan Analisis SWOT. Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan saat penyusunan RPJMD, dapat dirumuskan 6 (enam) Strategi pembangunan Kota Surabaya yang menjadi acuan dalam menentukan kebijakan dalam mencapai tujuan pembangunan sebagai berikut :

a. Penguatan Daya Saing untuk Mendukung Kota Surabaya sebagai Pusat Perdagangan Nasional dan Dunia

b. Pengembangan Infrastruktur Hijau dan Sistem Transportasi Perkotaan Terpadu

c. Pemerataan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang Unggul, Bermartabat dan Mandiri

d. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif yang Berdampak pada Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran.

e. Peningkatan Pengembangan Kualitas Tata Kelola Pemerintah, Reformasi Birokrasi dan Layanan Publik.

(32)

31

f. Mewujudkan Keharmonisan Sosial, Keamanan dan Ketentraman Wilayah serta Pencegahan dan Mitigasi Bencana Berbasis Masyarakat.

Arah Kebijakan pembangunan Kota Surabaya Tahun 2021 – 2026 dirumuskan berdasarkan Strategi Umum yang dijabarkan pelaksanaannya dalam lima tahun ke depan. Hal ini dapat dijadikan tema pembangunan tahunan, yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan jangka menengah, serta memperhatikan strategi dan arah kebijakan pembangunan, maka dapat disusun program-program pembangunan yang akan dilaksanakan dalam lima tahun kedepan berdasarkan janji politik Walikota dan Wakil Walikota Surabaya periode tahun 2021-2026. Guna menjadikan Surabaya Gotong Royong Menuju Surabaya Kota Dunia yang Maju, Humanis dan Berkelanjutan 7(tujuh) agenda pokok yang diturunkan dalam program prioritas perangkat daerah, adalah sebagai berikut :

a. Surabaya Lapangan Kerja untuk Rakyat b. Surabaya Generasi Cerdas

c. Surabaya Hidup Sehat d. Surabaya Bersih Melayani e. Surabaya Maju Hijau Tertata f. Surabaya Peduli dan Harmonis

g. Surabaya Berbudaya dan Berkarakter

(33)

32 BAB III PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2021-2026 merupakan dokumen yang strategis bagi pembangunan Kota Surabaya untuk menerjemahkan cita-cita Kepala Daerah terpilih yang dijelaskan dalam Visi dan Misi. RPJMD telah mengacu pada pasal 27 dan pasal 42 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Keterpaduan langkah yang harus ditempuh dalam mencapai tujuan, sasaran, dan program pembangunan, upaya-upaya yang harus dilakukan, serta penentuan keterlibatan dan peran dari berbagai pihak serta pemangku kepentingan dijabarkan dalam dokumen RPJMD ini.

Dokumen RPJMD ini selanjutnya menjadi pedoman dalam merencanakan dan mewujudkan pembangunan yang dijabarkan dalam RKPD.

Dengan adanya rencana pembangunan, diharapkan sumber daya pembangunan, baik itu Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Modal, serta faktor-faktor pendukung aktivitas pembangunan, seperti infrastruktur, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan internal dan eksternal, juga lembaga pendukung yang terbatas ini, dapat mengalami proses perubahan sehingga dapat tercipta masyarakat yang semakin sejahtera. Hal ini tentu saja harus didukung oleh masyarakat, pemerintah, pengusaha, dan seluruh stakeholder.

(34)

33

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2022. PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Surabaya 2021. Berita Resmi Statistik No.05/04/3578/Th.V, 1-6.

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2023. Kota Surabaya Dalam Angka 2023.

Surabaya : Badan Pusat Statistik Kota Surabaya.

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2023. Produk Domestik Regional Bruto Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha, 2018-2022. Diakses tanggal 31 Agustus 2023 dari https://www.surabayakota.bps.go.id/.

Pemerintah Kota Surabaya. 2021. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2021-2026. Surabaya: Sekretariat Daerah Kota Surabaya.

Gambar

Gambar 1. Peta Sesar Kendeng
Gambar 2. Piramida Penduduk Kota Surabaya Tahun 2022  Sumber : BPS, diolah.
Gambar  3.  Laju  Pertumbuhan  Produk  Domestik  Regional  Bruto  Atas  Dasar  Harga  Konstan  2010  Kota  Surabaya  Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2018-2022
Gambar  4.  Distribusi  Persentase  PDRB  Kota  Surabaya  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Menurut  Lapangan  Usaha  (Persen),  2018-2022
+7

Referensi

Dokumen terkait

RPJMD: penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program

Lebih jauh Bappeda Kota Pekanbaru melakukan berbagai proses tahapan dari penyusunan dokumen RPJM ini dimulai dengan penyusunan draf yang didasarkan pada visi,

Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Visi tersebut diharapkan mampu mendukung pencapaian “Visi pembangunan Kabupaten Serang tahun 2006 – 2026” yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

RPJMD sebagai dokumen perencanaan strategis dirumuskan berdasarkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang konsisten dengan visi, misi dan program Kepala Daerah

RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Periode 2010-2015, yang dalam penyusunannya berpedoman

Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016- 2021 adalah menjabarkan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS LINGKUNGAN HIDUP LAPORAN TAHAPAN PROSES PEMBUATAN LAPORAN TAHAPAN PROSES PEMBUATAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS KLHS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA