• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis nilai budaya dalam film maipa deapati dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis nilai budaya dalam film maipa deapati dan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Masyarakat dahulu memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang memuat seluruh wujud kehidupan manusia yang berbudi luhur dan bersifat spiritual, seperti agama, seni, filsafat, ilmu pengetahuan, kenegaraan, dan sebagainya. Moertopo menjelaskan kebudayaan merupakan suatu gerak dinamis, yaitu suatu perkembangan yang terus-menerus mengikuti sejarah kehidupan manusia di dunia. Tampaknya budaya itu kompleks dalam hal ide, konsep, poin, norma, aturan, dan lain-lain.

Pemikiran seperti ini pada akhirnya melahirkan suatu sistem nilai budaya yang berfungsi sebagai pedoman tertinggi dalam berperilaku manusia. Produk film mempunyai kecenderungan terhadap gaya hidup yang menjadi landasan melalui tren dan fashion yang akan melahirkan gaya hidup jika fashion menjadi satu-satunya ritual sehari-hari. Hal ini ditandai dengan cara masyarakat dan kelompok masyarakat menggunakan bahasa dan pola pikir yang pada akhirnya melahirkan keyakinan yang dijadikan pedoman hidup secara turun-temurun, kemudian direfleksikan dalam karya sastra.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Analisis Budaya Film Maipa Deapati Nan Datu Museng Karya Rere Art2tonic dan Kajian Sosiologis Sastra”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian di atas maka untuk menganalisis film Maipa Deapati nan Datu Museng dengan pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi karya sastra, karena melalui karya sastra tersebut akan terlihat kesatuan kehidupan sosial masyarakat. Secara umum sosiologi sastra dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kesatuan antara karya sastra dan masyarakatnya. Kesatuan tersebut dapat bersifat dua arah, yaitu bagaimana konteks sosial mempengaruhi penulis sastra dalam mengkonstruksi imajinasinya dan bagaimana akibat karyanya terlihat dalam kehidupan sosial secara umum.

Dengan menelusuri unsur intrinsik maka aspek kasat mata karya sastra ini akan teridentifikasi secara jelas dan rinci.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

Penelitian Relevan

Penelitian ini dilakukan oleh Nur Baeti Amaliyah (2010), dengan judul : “Resistensi Tokoh Utama Wanita (Lajang) Dalam Film Kapan Menikah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis, untuk mengkaji beberapa kemungkinan resistensi selama film Kapan Kawin.Analisis Unsur Intrinsik dan Poin Budaya dalam Film “Tanah Surga Katanya” karya Nanial Rifki.

Penelitian ini membahas tentang titik-titik budaya yang mungkin ada dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Nanial Rifki, dengan tujuan untuk mengetahui titik-titik budaya mana saja yang selalu mungkin ada dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Nanial Rifki. Poin moral dari film biografi Konfusius (孔子) karya Hu Mei (胡玫) (pendekatan sosiologi sastra)”. Inti moral persatuan antara manusia dengan manusia lainnya nampaknya didasari oleh perilaku cinta kasih, kesetiaan, pengkhianatan, persahabatan dan kekeluargaan.

Inti moral dari kesatuan manusia melalui diri tampaknya adalah pencarian harga diri, balas dendam, kerendahan hati, kebijaksanaan dan tanggung jawab.

Kajian Teori

Sastra merupakan hasil karya seni yang tercipta melalui imajinasi dan penemuan penulis (Suhendi, 2014: 6). Hal ini tentu saja bergantung pada kemampuan menafsirkan makna kalimat dan ungkapan serta karya sastra itu sendiri. Dengan metode ini, kita dapat dengan mudah mereproduksi situasi yang menjadi latar belakang penciptaan, mampu merasakan, menghayati, dan mencerna bahasa karya sastra kata demi kata.

Menghargai suatu karya sastra merupakan upaya menghidupkan kembali semangat pengalaman itu, apabila pengarang membawa pengalaman itu melalui karyanya. Melalui karya sastra pula orang lain akan membuka cakrawala hidup baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Untuk itu lahirnya sebuah karya sastra akan menimbulkan titik terang yang luar biasa bagi komunitas masyarakat tersebut.

Analisis strukturalis berasumsi mengabaikan pentingnya masyarakat yang justru menjadi cikal bakal karya sastra. Oleh karena itu, untuk memahami bahwa karya sastra mempunyai fungsi yang sama dalam aspek kebudayaan lainnya, maka satu-satunya cara adalah dengan mengembalikan karya sastra ke tengah-tengah masyarakat, memahaminya sebagai satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan melalui sistem interaksi secara keseluruhan. Menurut Ratna (2003: 2), sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek sosial yang melatarbelakanginya.

Aspek yang dianalisis adalah aspek kritik sosial, yaitu menganggap karya sastra merupakan cerminan masyarakat. Artinya karya sastra adalah hasil karya sastrawan yang hidup dalam masyarakatnya, menyajikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakatnya.Melalui karya sastra seseorang dapat melihat penampakan dan asal usul masyarakatnya yang dihadirkan dalam karya sastra. Melalui pendekatan sosiologi sastra, kita akan dapat memahami perilaku pencipta dalam kaitannya dengan permasalahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.

Melalui sosiologi sastra kita juga dapat melihat reaksi pencipta terhadap kondisi sosial masyarakatnya, sehingga karya sastra yang dihasilkan adalah karya sastra yang mempunyai efek menentang dan memprotes, yang tidak selalu berupa protes politik, namun dapat pula berupa protes yang menunjukkan keadaan moral dan keagamaan masyarakat pada masanya (Sumardjo, 2000: 12). Dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra merupakan suatu bidang ilmu yang mencari kesatuan antar masyarakat melalui karya sastra. Kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok manusia, yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Narasi adalah rangkaian peristiwa yang menyatu dan terhubung satu sama lain karena logika sebab akibat (kausalitas), yang berlangsung dalam ruang dan waktu (Pratista.

Kerangka Pikir

Setelah menimba ilmu di negeri rantau itu, Datu Museng kembali ke Sumbawa dengan hasrat yang berkobar-kobar untuk mengikut Maipa deapati. Setibanya di Sumbawa, ternyata kekasih yang dirinduinya semasa dia kelihatan sakit, Datu Museng mengubatinya dengan ilmu yang dia dapat dari bumi Mekah. Mendengar berita itu, tunang Maipa jatuh cinta kepada Datu Museng sehingga menimbulkan rasa cemburu di hati putera Mangalasa itu, dan tentu saja dia sedih.

Namun Datu Museng yang sangat sakti tidak dapat dikalahkan karena Pangeran Belanda Mangalasa. Datu Museng nan Maipa Deapati menyuguhkan perpaduan persatuan antar budaya yang dibumbui dengan kisah cinta yang menyedihkan dan mengharukan. Oleh karena itu, para sarjana tertarik untuk mengkaji aspek budaya dalam film Maipadeapati (karya Rereart2tonic).

Untuk memahami poin-poin budaya yang muncul dalam film tersebut, peneliti menggunakan teori sosiologi sastra Wellek dan Warren yang mendefinisikan unit deskriptifnya dalam tiga bentuk, yaitu sosiologi pembaca, sosiologi kemunculan karya sastra, dan sosiologi kemunculan karya sastra. sosiologi. oleh sang pencipta. Sosiologi karya sastra adalah isi karya sastra, tujuan dan hal-hal lain yang dikemukakan oleh karya sastra itu sendiri (film Maipa Deapati) yang berkaitan dengan persoalan sosial. Berdasarkan analisis yang diberikan diharapkan dapat membantu peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang timbul selama penelitian ini.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Jenis nan Desain Penelitiaan 1. Jenis penelitian

Desain penelitiaan

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang didasarkan pada data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan tentang yang diamati. Dapat kita simpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang sifatnya memberikan penjelasan melalui penggunaan analisis. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang didasarkan pada data deskriptif dan mengungkap situasi sosial tertentu.

Data deskriptif dalam bentuk kata berdasarkan teknik pengumpulan data, analisis data yang relevan dan kausal melalui situasi ilmiah.

Definisi istilah

Penelitian ini didasarkan pada teori sosiologi sastra Wellek dan Warren yang bertujuan untuk menciptakan tiga kesatuan bidang dalam memandang karya sastra, yaitu sosiologi pencipta, sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca. berfokus pada sosiologi karya sastra.

Data nan Sumber Data 1. Data

Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik Analisis Data

Hasil Penelitian

Ungkapkan keinginan kakek Addearang untuk mengikuti Datu Museng menuntut ilmu di tanah suci Mekkah dan Madinah, seperti halnya pada kutipan pertama di atas, seperti terlihat pada kutipan kedua yang artinya hamba yang setia adalah orang-orang yang biasanya berkuasa. tentang penyampaian berita dan perintah melalui raja kepada seseorang yang memiliki arti yang sama. Kutipan ketiga adalah sekelompok pejuang dan pahlawan yang bertugas melindungi keluarga kerajaan. Bahasa yang digunakan dalam cerita Datu Museng dan Maipa Deapati, istilah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan kebudayaan Makassar serupa dengan kutipan di atas. Sang pencipta tentunya ingin menampilkan kebudayaan tersebut melalui aspek sistem pengetahuannya, dimana sistem pemerintahan menjadi tolak ukur kekuasaan karena memiliki pengetahuan lebih dengan menaati masyarakat awam, seperti terlihat pada kutipan di atas.

Seperti yang dimaksud dalam kutipan di atas, keturunan raja dan anak raja kecil, dalam hal ini kerajaan sangat dominan dalam hal organisasi sosial dimana perbedaannya sangat jelas terlihat. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial ini dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang menghasilkan sesuatu yang muncul menurut aturan-aturan tertentu seperti yang dapat dikatakan pada kutipan di atas. Sesuai kutipan di atas, Somba adalah nama raja di Gowa dan Tumallompoa adalah nama pembesar yang diberi amanah. Penegakan pemerintah berada di luar Gowa, namun wilayah yang tercantum masih berada di bawah kekuasaan kerajaan Gowa.

Jadi pengertian tentang alat-alat yang digunakan manusia dapat dilihat sesuai pesanan, seperti alat yang digunakan untuk memasak, senjata, alat untuk berinteraksi dan alat transportasi serupa dengan yang dapat digunakan pada kutipan di atas. “Wahai dennangan Sanan, kabar kepergianmu sudah kudengar melalui bisikan-bisikan masyarakat selama ini.” Nampaknya maksud dari kutipan di atas adalah orang-orang yang selalu menari, bermain-main, itulah yang teringat pada inti istilah yang terlihat pada kutipan di atas, dimana kesenian tersebut sangat erat kaitannya dengan budaya makassar. Seni yang ditampilkan oleh masyarakat nampaknya mempunyai beberapa unsur seperti patung tradisional, ukiran tampak, hiasan, musik dan tari.Kutipan di atas menunjukkan bahwa seni yang digunakan adalah musik dan tari.

Sosiologi sastra adalah : Untuk mengkaji karya sastra diperlukan pendekatan yang seimbang terhadap aspek-aspek yang akan dikaji. Analisis strukturalis dinilai mengabaikan relevansi masyarakat yang justru menjadi cikal bakal karya sastra. Oleh karena itu, untuk mewujudkan karya sastra mempunyai fungsi yang sama melalui aspek kebudayaan yang lain, maka satu-satunya cara adalah dengan mengembalikan karya sastra ke pusat masyarakat dan memahaminya sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan melalui sistem interaksi secara keseluruhan.

Satu-satunya hal yang umumnya didapat film adalah lokasi tertentu melalui dimensi spasial yang jelas, yaitu selalu menampilkan lokasi yang jelas. Berdasarkan penjelasan unsur-unsur pokok narasi film, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat cerita (fiksi) film adalah bagaimana seorang tokoh manusia menghadapi segala persoalan dengan tujuan ruang dan waktu saja. Di Pulau Sumbawa, Datu Museng hidup dan berkembang, hal ini berujung pada pertemuan awal melalui Maipa Deapati di Pondok Pesantren Mampewa.

Poin budaya dalam Maipa Deapati nan Datu Museng adalah siri' (percaya diri), pesse'/pacce (kemanusiaan), sipaknan (saling menghormati), awaranieng/berani.

PENUTUP

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Film adalah salah satu media komunikasi massa, film merepresentasikan realitas dari

kebermanfaatannya sebagai bahan bacaan sastra di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan cara deskriptif kualitatif. Pendekatan yang dilakukukan sosiologi

Film Wadjda merupakan salah satu film yang menggambarkan kehidupan perempuan Arab Saudi yang hidup dengan tekanan budaya patriarkhi yang dibalut dengan Ajaran Agama Islam sebagai

Film menjadi bagian dari karya sastra dan sebagai hasil pekerjaan kreasi manusia, karya sastra yang berupa film tidak pernah lepas dari bahasa yang merupakan

Khasan Rochmad. Refleksi Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Jawa dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono Kajian Sosiologi Sastra. Program Studi Sastra

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap sosiologi sastra dan struktur tanda dalam film “surat kecil untuk tuhan” karya Agnes Davonar. Metode penelitian yang

objek, lapis dunia ?, 2). Bagaimanakah analisis Sosiologi sastra dalam ajaran kesatunan jawa yang terdapat dalam Serat Mardibrata ?, 3). Bagaimanakah tanggapan

Dari 133 scene film yang ada, hanya akan dipilih scene yang berkaitan dengan Prinsip – Prinsip Nasionalisme, yaitu ; keinginan untuk mencapai kesatuan nasional