• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pengendalian persediaan bahan baku pakan ternak

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis pengendalian persediaan bahan baku pakan ternak"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAN TERNAK DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA KOERASI SAE

PUJON, MALANG Oleh:

Nanda Setyanto

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya nandasetyanto28@gmail.com

Dosen Pembimbing:

Nur Prima Waluyowati

Abstract: The background of this research is concerned in the method that has not been applied especially in managing the supply of raw materials for animal feed in Koperasi Susu SAE Pujon. From that point, it is not only affect the company on the lack of raw materials inventories in the storage warehouse, but also affect the number of orders whenever the company ordering the raw materials. Therefore, the ordering costs and the storage costs are under controlled. The use of EOQ method can show economical order quantities, optimal purchase frequencies, ROP (Re-Order Points), and safety stock quantities. The objectives of the research are to find out the processes of controlling raw materials inventories along with the actual conditions of the company and to find out the effects of applying the EOQ method to the total cost of raw materials inventories in Koperasi Susu SAE Pujon. In collecting the data, the researcher used observation and interview techniques. Then, in analyzing the data, the researcher used EOQ method by taking into TIC (Total Inventory Cost) account, ROP (Re-Order Points), reorders frequency, and safety stock. The results show that the total inventory costs are found less compared to the actual method of the company. Moreover, EOQ method can also help companies to reduce the effect of the demand fluctuations, which rarely happens in stable way.

Keywords: Inventory Control, livestock feed, Economic Order Quantity, Total Inventory Cost, Re-Order Point, Safety Stock.

Abstrak: Latar belakang penelitian ini adalah belum diterapkannya metode dalam mengelola persediaan bahan baku pakan ternak di Koperasi susu SAE Pujon yang mengakibatkan kurangnya jumlah persediaan bahan baku di gudang penyimpanan dan jumlah pemesanan setiap kali memesan bahan baku, sehingga biaya pemesanan dan biaya penyimpanan kurang terkendali. Metode EOQ dapat menunjukan kuantitas pesanan ekonomis, frekuensi pembelian optimal, waktu untuk melakukan pemesanan ulang/ ROP (Re-Order Point), dan jumlah bahan baku pengaman/ safety stock. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengendalian persediaan bahan baku dengan kondisi aktual perusahaan dan pengaruh penerapan metode EOQ terhadap total biaya persediaan bahan baku KOP SAE. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode EOQ dengan memperhitungkan TIC (Total Inventory Cost), ROP, frekuensi pemesanan kembali, dan safety stock. Hasil perhitungan dan analisis data menggunakan metode EOQ menunjukan total biaya persediaan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan metode aktual perusahaan. Metode EOQ juga dapat membantu perusahaan untuk mengurangi pengaruh fluktuatif permintaan yang tidak menentu.

(2)

Kata kunci: Pengendalian Persediaan, Pakan Ternak, Economic Order Quantity, Total Inventory Cost, Re-Order Point, Safety Stock.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Usaha dalam dunia peternakan di Indonesia khususnya di Pulau Jawa dewasa ini merupakan sebuah hal yang semakin berkembang. Pertumbuhan usaha ini didukung dengan program pemerintah yang meluncurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur dalam “Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat” khusus peternakan yang disalurkan melalui bank- bank BUMN dengan suku bunga yang rendah. Program ini membuat peternak atau calon peternak mudah dalam memperoleh modal, yang berdampak pada meningkatnya peternak mikro yang berada di setiap kota. Jumlah usaha peternakan yang meningkat berpengaruh pada perusahaan atau koperasi yang berada di sektor produsen pakan ternak. Perusahaan atau koperasi beroperasi untuk memenuhi permintaan pakan ternak kualitas baik sebagai pemenuh nutrisi ternak pendamping rumput hijau.

Pada industri pakan ternak diperlukan beberapa bahan baku untuk melakukan proses produksinya. Jenis bahan baku yang banyak membuat perusahaan kewalahan

dalam menyediakannya. Bahan baku yang dibutuhakan agar selalu terpenuhi dan menghindari stockout maka perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan bahan baku.

Proses produksi khususnya pada penyediaan bahan baku merupakan faktor yang sangat penting, karena diperlukan pertimbangan dalam pengadaannya.

Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya, ketika perusahaan tidak mempunyai persediaan. (Rangkuti, 2004).

Pada proses manajemen logistik, pengadaaan bahan baku memerlukan banyak biaya yang terdiri dari perencanaan produk, pengadaaan material produksi, pengendalian persediaan, penyimpanan, distribusi, transportasi, dan peramalan kebutuhan (Swastha, 1990). Pengendalian persediaan dapat mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus selalu dilakukan secara berturut-turut untuk mempertahankan stabilitas kegiatan operasi perusahaan,

(3)

sehingga perusahaan dapat terus memenuhi permintaan pasar.

Persediaan bahan baku merupakan salah satu aset perusahaan yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis sehingga pengendalian persediaan perlu dilakukan dengan baik. Perusahaan ingin menyimpan cukup persediaan bahan baku yang cukup untuk dapat memenuhi proses produksi, di sisi yang lain bahan baku yang disimpan dalam waktu lama akan meningkatkan biaya penyimpanan, bahan baku kedaluarsa, dan adanya resiko harga turun sewaktu-waktu. Perusahaan ingin mengurangi biaya dengan cara mengurangi tingkat persediaan bahan baku di tangan yaitu persediaan bahan baku yang sudah ada di gudang, tetapi kondisi ini dikhawatirkan akan mengganggu jalannya proses produksi jika tiba- tiba terjadi peningkatan permintaan, yang berdampak pada kekurangan atau kehabisan persediaan bahan baku. Kekurangan atau kehabisan bahan baku berakibat pada proses produksi bisa terhenti, dan juga akan berakibat bertambahnya biaya pembelian yang dilakukan secara mendadak. Pembeliaan secara mendadak akan berdampak pada meningkatnya biaya tambahan untuk mendapatkan persediaan sehingga mengakibatkan penurunan laba perusahaan.

Pengendalian persediaan bertujuan untuk mengendalikan persediaan bahan baku agar tidak terjadi kekurangan persediaaan bahan baku maupun kelebihan persediaan bahan baku sekaligus meminimalkan biaya persediaan tersebut.

Perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan bahan baku baik untuk poses produksi maupun untuk perencanaan proses produksi berikutnya agar persediaan bahan baku tidak terlalu besar ataupun terlalu sedikit yang dapat mengakibatkan meningkatnya biaya persediaan serta terjadinya kekurangan atau kehabisan persediaan. Pengendalian persediaan bahan baku ini akan menghasilkan jumlah pembelian bahan baku yang tepat waktu dan tepat jumlah. Oleh karena itu pengendalian persediaan bahan baku perlu dilakukan dengan baik agar tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat sehingga proses produksinya tidak terganggu dan biaya-biaya persediaan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin.

KOP SAE Pujon Malang merupakan koperasi yang bergerak dalam menampung

susu anggotanya untuk

diteruskan/disetorkan ke Industri Pengolahan susu. Koperasi ini mempunyai beberapa unit penunjang untuk meningkatkan produksi susu anggotanya yang salah satunya adalah Unit Pakan Ternak. Unit pakan ternak ini bertujuan

(4)

untuk menyuplai permintaan pakan ternak semua anggota koperasi. Pakan ternak ini didistribusikan pada anggota koperasi untuk dapat menghasilkan susu yang tepat waktu dalam proses produksi dan berkualitas sesuai dengan spesifikasi dari industri pengolahan susu.

Unit pakan ternak Koperasi Susu SAE memproduksi sendiri pakan ternaknya, bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pakan ternak berupa limbah industri pengolahan hasil pertanian.

Limbah tersebut seperti limbah hasil pengolahan jagung, tebu, singkong yang diperoleh dari industri makanan yang berbahan baku dari hasil pertanian.

Limbah tersebut merupakan sumber gizi bagi ternak, sehingga bila dicampur dengan metode tertentu dapat digunakan sebagai pendamping rumput hijau dalam pakan ternak. Bahan baku tersebut harus selalu tersedia dan umumnya bersifat konstan karena permintaan anggota di lingkup KOP SAE cenderung konstan dilihat dari lambatnya pertumbuhan hewan ternak dan rendahnya tingkat mortality hewan ternak anggota setiap tahun.

Kelancaran produksi pakan akan berpengaruh pada produktivitas susu yang dihasilkan peternak.

KOP SAE saat ini masih menggunakan metode sederhana untuk melakukan pengendalian persediaan bahan bakunya.

Kebijakan perusahaan dalam melakukan pembelian bahan baku pakan adalah dengan menyesuaikan permintaan dari bagian produksi dan juga memperkirakan jumlah persediaan yang masih tersisa dalam gudang untuk bahan baku pakan.

Jumlah tersebut ditentukan dengan menggunakan perkiraan yang didasarkan pada pengalaman bulan-bulan sebelumnya.

Metode aktual perusahaan ini yang mengakibatkan tingkat persediaan menjadi tidak menentu dan biaya-biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan masih belum dapat dikendalikan. Perusahaan juga tidak memiliki alokasi persediaan yang berguna sebagai persediaan cadangan untuk mengatasi kekosongan persediaan atau melonjaknya permintaan.

Penerapan kebijakan persediaan bahan baku pada perusahaan salah satumya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis

Economic Order Quantity” (EOQ). EOQ adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian (Prawirosentono, 2001). Metode EOQ (Economic Order Quantity) adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang sederhana di mana konsep pengendalian tersebut mampu untuk menentukan jumlah (Q) setiap kali pemesanan sehingga biaya total persediaan dapat diturunkan dan untuk menjaga kelancaran produksi

(5)

dengan biaya yang efisien. Penggunaan metode EOQ dapat mengetahui jumlah pemesanan yang paling ekonomis (optimal) untuk persediaan bagi perusahaan, sekaligus dapat mengetahui biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan persediaan bahan baku yang dimiliki (Total Inventory Cost) dan waktu yang paling tepat untuk mengadakan pembelian/pemesanan kembali bahan baku dengan menggunakan perhitungan ROP (Re-Order Point). Keuntungan dengan adanya penerapan metode EOQ, perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah- masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang seperti bahan pakan kering yang rentan terhadap api. Analisis EOQ ini dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk direncanakan berapa kali suatu bahan dibeli dan dalam kuantitas berapa kali pembeliaan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pengendalian persediaan bahan baku kondisi actual perusahaan dan memeroleh hasil analisis pengendalihan persediaan dengan menggunakan metode EOQ (Economic

Order Quantity) serta pengaruhnya jika diterapkan pada Koperasi SAE Pujon dan perusahaan dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai bahan evaluasi dan penilaian serta penimbangan keputusan yang berhubungan dengan pengendalian bahan baku yang sesuai dengan kondisi perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Operasional

Manajemen operasi menurut Pratama (2009) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Kegiatan produksi dalam perusahaan manufaktur terlihat dengan jelas (berwujud) untuk menghasilkan barang, sementara dalam perusahaan jasa, kegiatan produksinya tidak terlihat dengan jelas dan tidak menghasilkan produk secara fisik, namun dirasakan manfaatnya oleh konsumen.

Harold (2011) menyatakan bahwa pengambilan keputusan pada manajemen operasional bertujuan untuk memudahkan proses pemilihan alternatif atau penggunaan peralatan analisis, bagi penentuan keputusan, sehingga dapat diketahui bagaimana keputusan yang rasional harus diambil, dengan demikian

(6)

dapat ditentukan dan disusun rencana logis dari keputusan-keputusan yang diambil atau dasar peralatan ilmu pengetahuan dan metematika, ataupun analisis kualitatif ataupun realita yang terjadi di lapangan, sehingga ketika melihat dari kondisi perusahaan, makaperusahaan dapat mengambil keputusan berdasarkan kondisi yang terjadi.

Sepuluh Keputusan Manajemen Operasional

Keputusan operasi (operation decisions) adalah keputusan efektif yang dibuat oleh manajer dalam sepuluh wilayah manajemen operasional yang memungkinkan perusahaan untuk dapat melakukandiferensiasi, biaya rendah, dan respons yang cepat (Heizer dan Render, 2015).

 Perancangan Barang Dan Jasa

 Kualitas

 Perancangan Proses dan Kapasitas

 Pemilihan Lokasi

 Perancangan Tata Letak

 Sumber Daya Manusia dan Rancangan Pekerjaan

 Manajemen Rantai Pasokan

 Persediaan

 Penjadwalan

 Pemeliharaan

Persediaan

Menurut Sofyan Assauri (1980) persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang formal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Suyadi Prawirosentono (2007) persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku/raw material), barang setengah jadi (work in process), dan barang jadi). Bahan baku merupakan bahan utama dari suatu produk atau barang. Barang setengah jadi adalah barang yang masih dalam proses pembuatan. Barang jadi adalah barang yang telah siap digunakan atau dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen.

Definisi-definisi persediaan tersebut menunjukan bahwa persediaan memiliki peran yang penting dalam perusahaan di mana peran utama persediaan adalah untuk menjaga keberlangsungan proses produksi.

Bentuk dari persediaan berbagai macam diantaranya dapat berupa bahan mentah atau bahan baku yang nantinya diproses

(7)

menjadi barang jadi, komponen rakitan, serta bahan pembantu lainnya.

Fungsi Persediaan

Menurut Tampubolon (2004) yang mengatakan bahwa mengefektifkan sistem persediaan bahan, efisiensi operasional perusahaan dapat ditingkatkan melalui fungsi persediaan dengan mengefektifkan :

 Fungsi Decuopling

Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah.

 Fungsi Economic Size

Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya diskon atas pembelian bahan, diskon atas kualitas untuk dipergunakan dalam proses konversi, serta didukung kapasitas gudang yang memadai.

 Fungsi Antisipasi

Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan dari pemasok. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi agar tetap berjalan lancar.

Muslich (2009) mengatakan bahwa persediaan barang mempunyai fungsi yang

sangat penting bagi perusahaan.

Perusahaan perlu melakukan penyimpanan terhadap barang persediaannya, seperti bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi, karena:

 Penyimpanan barang diperlukan agar perusahaan dapat memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang cepat. Jika perusahaan tidak memiliki persediaan barang dan tidak dapat memenuhi pesanan pembeli pada saat yang tepat, maka kemungkinannya pembeli akan berpindah ke perusahaan lain.

 Untuk berjaga-jaga pada saat barang di pasar sukar diperoleh, kecuali pada saat musim panen tiba.

 Untuk menekan harga pokok per unit barang dengan menekan biaya-biaya produksi per unit.

METODE PENELITIAN Economic Order Quantity

Heizer dan Render (2015) menyebutkan bahwa metode EOQ adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang sederhana untuk permintaan-permintaan produk yang bersifat independen. Tujuan metode pengendalian ini adalah untuk menentukan jumlah barang atau bahan baku (Q) setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga biaya total persediaan dapat diminimalkan. Rumus dari EOQ adalah sebagai berikut:

(8)

EOQ =

Keterangan:

EOQ = Jumlah unit yang dipesan

D = Jumlah permintaan (per tahun)

S = Biaya pemesanan (per pemesanan)

H = Biaya penyimpanan (per unit per tahun)

Safety Stock

Nafarin (2004) persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan inti dari bahan yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan usaha.

Persediaan pengaman tidak boleh dipakai kecuali dalam keadaan darurat, seperti keadaan bencana alam, alat pengangkut bahan kecelakaan, bahan dipasaran dalam keadaan kosong karena huru hara, dan lain-lain. Persediaan pengaman bersifat permanen, karena itu persediaan bahan baku minimal (persediaan pengaman) termasuk kelompok aktiva. Dapat diformulasikan sebagai berikut:

SS = Z x s

Di mana :

s = √̅̅̅̅̅̅̅̅̅

dan

̅ =

Keterangan : SS = Safety Stock

Z = Nilai tabel service level s = Standar deviasi

D = Jumlah permintaan (per tahun)

̅ = Rata-rata permintaan per bulan

n =Jumlah bulan dalam periode hitung

Re-Order Point

Reorder Point berdasarkan paparan Heizer dan Render (2015) diformulasikan sebagai berikut:

ROP = SS + (d x L) Keterangan :

ROP = Re-Order Point SS = Safety Stock

d = Rata-rata permintaan per hari

L = Lead Time Total Inventory Cost

Dalam perhitungan biaya total persediaan, bertujuan untuk membuktikan bahwa dengan terdapatnya

(9)

jumlah pembelian bahan baku yang optimal, yang dihitung dengan metode EOQ akan dicapai biaya total persediaan baku yang minimal. Total Inventory Cost (TIC) sesuai dengan yang telah dipaparkan oleh Heizer dan Render (2015) dapat diformulasikan sebagai berikut:

TCEOQ = * + * + Keterangan :

TCEOQ = Total biaya persediaan dengan metode EOQ

S = Biaya pemesanan (per pemesanan) H = Biaya penyimpanan per unit (per unit

per tahun)

= Jumlah pemesanan per tahun

= Rata-rata persediaan METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Menurut Sugiyono (2005) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Pendekatan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) mengemukakakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.

Jenis dan Sumber Data

Data primer dalam penelitian ini adalah :

 Profil perusahaan Koperasi SAE Pujon, termasuk didalamnya visi-misi perusahaan, bisnis inti perusahaan, klien yang memesan produk kepada Koperasi SAE Pujon dan informasi lainnya yang berhubungan dengan Koperasi SAE Pujon, yang nantinya data ini akan diperoleh menggunakan metode wawancara secara mendalam dengan orang-orang yang berkontribusi pada Koperasi SAE Pujon.

 Alur pengolahan bahan baku pakan ternak.

 Bukti transaksi bahan baku pakan ternak.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah :

 Data kebutuhan bahan baku pakan ternak selama periode yang diteliti.

 Data persediaan bahan baku pakan ternak selama periode yang diteliti.

(10)

 Data biaya persediaan bahan baku pakan ternak selama periode yang diteliti.

 Biaya pemesanan bahan baku pakan ternak.

 Biaya penyimpanan bahan baku pakan ternak.

Lead time pengadaan bahan baku pakan ternak.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Pengendalian Bahan Baku Metode Aktual Objek Penelitian

Koperasi SAE Pujon melakukan proses produksi pakan ternak di Unit Pakan Ternak Koperasi SAE Pujon. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi

produk-produk pakan ternak yaitu Katul, Polar, Bungkil kelapa, Promix, DDGS, Kulit kacang, Debintox, Molases, Choko, CGFF, Superbrand, dan Mineral yang selanjutnya akan di proses langsung di pabrik Unit Pakan Ternak Koperasi SAE Pujon menjadi produk pakan ternak berupa Saeprofeed, Completefeed, dan Saepro Yunior. Data bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 bahan baku yang terdiri dari katul, pollard, bungkil kelapa, promix, DDGS, bungkil kacang, limbah ulat, tumpi jagung, tepung kacang hijau, debintox, tepung kedelai, tetes, mineral, choco, CGF, dan superbrand pembuatan pakan ternak. Data jumlah bahan baku pakan ternak selama 2018 dijabarkan pada tabel berikut :

(11)

Tabel 1

Persediaan Seluruh Bahan Baku Pakan Ternak Koperasi Susu SAE Pujon Tahun 2018

Bulan Persedian Awal Bulan (kg)

Pengadaan (kg)

Penggunaan (kg)

Sisa (kg) Total Persediaan

(kg) Januari 961,998 2,490,759 2,209,253 1,243,504 3,452,757 Februari 1,243,504 2,052,343 2,047,376 1,248,471 3,295,847 Maret 1,248,471 1,905,016 2,184,929 968,558 3,153,487 April 968,558 2,236,622 2,136,798 1,068,382 3,205,180 Mei 1,068,382 2,779,008 2,223,887 1,623,503 3,847,390 Juni 1,623,503 1,408,217 2,251,910 779,810 3,031,720 Juli 779,810 2,775,371 2,377,446 1,177,735 3,555,181 Agustus 1,177,735 2,268,600 2,312,097 1,134,238 3,446,335 September 1,134,238 2,177,165 2,225,722 1,085,681 3,311,403 Oktober 1,085,681 2,595,203 2,296,023 1,384,861 3,680,884 November 1,384,861 1,933,159 2,229,311 1,088,709 3,318,020 Desember 1,088,709 2,013,588 1,984,547 1,117,750 3,102,297

Total 26,635,051 26,479,299 40,400,501

Sumber : Data diolah, 2019.

Dari tabel 1 diatas diketahui bahwa pengadaan bahan baku pakan ternak dalam satu tahun adalah sebesar 26.635.051 kg.

Rata-rata jumlah pemesanan bahan baku (Q) adalah sebagai berikut:

Dari tabel 1 juga diketahui bahwa persediaan bahan baku pakan ternak dalam satu tahun adalah sebesar 40.400.501 kg.

Rata-rata jumlah persediaan bahan baku per bulan adalah sebagai berikut:

Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan dapat disajikan dalam tabel berikut :

(12)

Tabel 2

Komponen dan Perhitungan Biaya Pemesanan No. Komponen Biaya Jumlah Biaya Sekali Pesan 1. Biaya Telepon dan Internet Rp250.000,-

2. Biaya Bongkar Muat Rp39.952.600,-

Total Rp40.202.600,-

Dari tabel 2 diatas diketahui bahwa biaya pemesanan bahan baku pakan ternak yang dikeluarkan untuk satu kali pemesanan adalah sebesar Rp40.202.600,-.

Biaya penyimpanan

Biaya penyimpanan dapat dijelaskan lebih ringkas dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3

Komponen dan Perhitungan Biaya Penyimpanan

Dari tabel 3 diatas diketahui bahwa biaya penyimpanan bahan baku pakan ternak yang dikeluarkan untuk satu bulan adalah sebesar Rp163.896.250,- atau Rp1.966.755.000,- selama satu tahun.

Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost/TIC) Metode Aktual Perusahaan Berdasarkan metode aktual perusahaan diketahui bahwa biaya pemesanan (S) = Rp40.202.600 per pemesanan, Biaya

Penyimpanan (H) =

Rp1.966.755.000/tahun : 40.400.501 kg/tahun= Rp48,6-/ kg/tahun, Jumlah bahan baku setiap pemesanan (Q) = 2.219.587,58 kg, Jumlah rata-rata bahan baku yang tersimpan di gudang (Qi) = No. Komponen Biaya Jumlah Biaya

1. Biaya Listrik dan Mesin Rp3.006.250,-

2. Biaya Administrasi dan

Biaya Keamanan

Rp160.890.000,-

Total per Bulan Rp163.896.250,-

Total per Tahun Rp1.966.755.000,-

Sumber : Data diolah, 2019.

Sumber : Data diolah, 2019.

(13)

40.400.501 kg : 12 Bulan = 3.366.708,41 kg. Rumus yang digunakan adalah :

TCi = * + + * + TCi = *

+ +

*

+

TCi = [ ] + [ ]

TCi = 479.610.120,17 + 81.811.014,36 TCi = 561.421.135

Total biaya persediaan yang harus dikeluarkan Koperasi SAE Pujon untuk bahan baku pakan ternak selama satu tahun yaitu sebesar Rp561.421.135,-.

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Metode Economic Order Quantity (EOQ) Komponen-kompinen yang dibutuhkan dalam model EOQ sebagai berikut:

 𝐒 = 𝐑𝐩40.202.600 𝐩𝐞𝐫 𝐩𝐞𝐬𝐚𝐧𝐚n

 𝐇 = 𝐑𝐩48,6 𝐩𝐞𝐫 𝐤𝐠 𝐩𝐞𝐫 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧

 𝐃 = 26.479.299 𝐤𝐠

 𝐝 =

kg

 𝐝 =

 Menentukan waktu tunggu atau Lead Time (L)

Economic Order Quantity (EOQ)

EOQ =

EOQ =

EOQ = √ EOQ = 4.480.175,9 kg Frekuensi Pemesanan Metode EOQ

F =

F =

F = 5,6

Persediaan Pengamanan (Safety Stock) Persediaan pengamanan diperlukan di dalam suatu persediaan perusahaan karena memiliki fungsi untuk menjaga ketersediaan bahan baku dalam keadaan darurat serta menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Koperasi SAE Pujon diketahui pada Tabel 4.1. jumlah penggunaan tiap bulan pada periode tahun 2018 tidak konstan, tetapi bervariasi antara bulan yang satu dengan bulan yang lainnya. Oleh karena itu, harus ada stok pengaman untuk memberikan suatu tingkat proteksi terhadap habisnya stok.

Perhitungan safety stock memerlukan adanya analisis standard deviation, di mana rata-rata bahan baku akan

(14)

dibandingkan dengan penggunaan atau penjualan bahan baku sesungguhnya yang kemudian dapat diketahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi.

Perhitungan standar deviasi dilakukan dengan langkah berikut:

s = √∑ ̅

s = √

s = √ s = 109.360,37

Nilai di atas perlu dikonversikan menjadi nilai per hari untuk menyesuaikan dengan nilai Lead Time, dilakukan dengan perhitungan berikut:

s =

s = 4.374,4

Data selanjutnya yang diperlukan dalam perhitungan safety stock adalah tingkat pelayanan atau service level yang ditetapkan perusahaan agar persediaan mampu memenuhi kebutuhan produksi.

Asumsi yang digunakan Koperasi SAE Pujon untuk mampu memenuhi kebutuhan produksi yaitu sebesar 95%, maka nilai Z dapat ditentukan dengan melihat tabel distribusi Z. Dengan nilai Z=0.10 maka dapat diketahui bahwa nilai Z tabel adalah 1.65. Setelah senua komponen perhitungan

safety stock dapat diketauhi, maka nilai safety stock dapat dicari dengan rumus berikut:

SS = Z x s x √

SS = 1,65 x 4.374,4 x √ SS = 19.096.39 kg

Berdasarkan perhitungan di atas, nilai persediaan pengamanan (safety stock) yang harus dimiliki Koperasi SAE Pujon untuk meminimalkan resiko kehabisan stock adalah 19.096,39 kg, atau dibulatkan menjadi 19.097 kg.

Titik Pemesanan Ulang (Re-Order Point) Penentuan jumlah kebutuhan bahan baku per hari yaitu:

d = ̅

d =

d = 88.264,33

Setelah kebutuhan bahan baku per hari sudah diketahui, perhitungan ROP dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

ROP = SS + (d x L)

ROP = 19.096,39 + (88.264,33 x 7) ROP = 19.096,39 + 617.850,31 ROP = 636.946,7 kg

(15)

Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost/TIC) Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Perhitungan total biaya persediaan menurut EOQ dapat dihitung sebagai berikut:

TCEOQ = * + *( ) + TCEOQ = *

+ +*(

) +

TCEOQ = 237.610.462 + 109.796.358,9 TCEOQ = 347.406.821

Besarnya biaya persediaan bahan baku pakan ternak yang dikeluarkan Koperasi SAE Pujon setelah menggunakan metode EOQ adalah sebesar Rp347.406.821,- dengan melakukan enam kali pemesanan dalam satu tahun.

Perbandingan

Hasil perhitungan biaya persediaan bahan baku pakan ternak menurut perhitungan aktual Koperasi SAE Pujon dan metode EOQ menunjukkan angka yang berbeda. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Perbandingan Metode Aktual Koperasi SAE Pujon dengan Metode EOQ No. Uraian Metode

Aktual Koperasi SAE Pujon

Metode Economic Order Quantity (EOQ)

1. Unit yang dipesan (kg)

4.480.176

2. Total biaya persediaan (Rupiah)

561.421.135 347.406.821

3. Biaya pemesanan (Rupiah)

479.610.120 237.610.462

4. Biaya

penyimpanan (Rupiah)

81.811.015 109.796.359

5. Selisih biaya (Rupiah)

214.014.314

6. Frekuensi pemesanan

12 6

7. Safety Stock (kg)

- 19.097

8. Re-Order Point (kg)

- 636.947

Sumber : Data diolah, 2019.

(16)

Berdasarkan informasi perbandingan di atas Tabel 4.5. dapat diketahui perbandingan kedua metode tersebut, metode EOQ menghasilkan kuantitas optimal pemesanan sebesar 4.480.176 kg yang menjadikan pemesanan bahan baku menjadi lebih sedikit menjadi 6 kali dalam satu tahun dibandingkan dengan metode aktual perusahaan sebesar 2.219.588 kg dengan 12 kali pemesanan. Hal ini menjadikan biaya pemesanan pada metode EOQ menjadi lebih rendah sebesar Rp237.610.462 dibandingkan dengan metode aktual perusahaan yaitu sebesar Rp479.610.120.

Metode EOQ dapat meminimalisir total biaya persediaan sekitar 38 % / tahun, atau dengan perhitungan sebagai berikut biaya persediaan aktual – biaya persediaan metode EOQ = Rp 561.421.135 – Rp 347.406.821 = Rp 214.014.314 jadi perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar Rp 214.014.314/tahun.

Metode pengendalian persediaan EOQ lebih dinilai menguntungkan karena perhitungan pada total biaya persediaan KOP SAE memakai kuantitas persediaan yang optimal (EOQ). Sedangkan pada metode aktual KOP SAE, perhitungan total biaya persediaan KOP SAE menggunakan kuantitas pemesanan rata- rata dan kuantitas penyimpanan rata-rata yang menjadikan hasil perhitungan biaya

persediaan bahan pakan ternak dari metode aktual lebih besar dibandigkan dengan metode EOQ. Hal tersebut yang mengakibatkan perhitungan total biaya persediaan metode EOQ lebih dinilai menguntungkan dibandingkan dengan perhitungan total biaya persediaan metode aktual KOP SAE.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

 Proses pengendalian bahan baku pakan ternak yang dilakukan KOP SAE masih menggunakan cara sederhana dengan jumlah biaya persediaan yang cukup besar.

 Berdasarkan metode EOQ dapat diketahui sebagai berikut :

1) Frekuensi pemesanan yang dilakukan KOP SAE lebih sedikit dilakukan, karena kuantitas pemesanan yang dipesan lebih banyak dibandingkan dengan rata- rata kuantitas pemesanan pada metode aktual perusahaan.

2) Metode EOQ dapat menentukan banyaknya jumlah persediaan pengamanan (safety stock) yang dibutuhkan KOP SAE untuk mengantisipasi kekurangan persediaan bahan baku pakan ternak di gudang.

3) Metode EOQ juga dapat menentukan pemesanan kembali

(17)

(Re-Order Point) yang harus dilakukan KOP SAE apabila persediaan bahan baku pakan ternak berada pada titik tertentu.

 Penggunaan metode EOQ sebagai dasar perhitungan dalam pengendalian persediaan mampu membantu dalam merencanakan pengadaan persediaan pada bahan baku pakan ternak di KOP SAE.

Saran

 KOP SAE sebaiknya mulai mempertimbangkan untuk menerapkan metode EOQ (Economic Order Quantity) dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku agar biaya persediaan bahan baku dapat efisien sehingga perusahaan dapat meminimalisir terjadinya pemborosan biaya.

 Metode EOQ juga harus dipertimbangkan oleh perusahaan karena memiliki safety stock dan dapat mengetahui kapan harus memesan kembali (re-order point). Keduanya digunakan sebagai alat untuk mengendalikan persediaan secara lebih sistematis dan ilmiah, sehingga resiko- resiko ketidakpastian dan kerugian yang mungkin muncul dapat diminimalisir.

 Penambahan kapasitas gudang diperlukan apabila metode EOQ bisa

diterapkan, hal tersebut dikarenakan terjadinya penambahan stok bahan baku dua kali lipat dari metode aktual KOP SAE.

 Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai penunjang kelancaran pelaksanaan metode EOQ yaitu KOP SAE harus dapat mengatur dan mengendalikan sistem pembelian yang berkaitan dengan pengadaan bahan baku untuk menjaga pemenuhan bahan baku agar tetap terjamin dan tidak terjadi keterlambatan dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku yang diperlukan KOP SAE.

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi,, S. L., dan Salami, A. O. 2010.

“Inventory Management: A Tool of Optimizing Resources in a Macnufacturing Industry, A case Study of Coca Cola Bottling Company Ilorin Plant” dalam Journal of Social Sciences, Vol. 23 No. 2 Tahun 2010.

Ahyari,, A. 2002. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Buku 1, Edisi 4. Yogyakarta : BPFE UGM.

Ambarwati,, Sri Dwi Ari. 2010.

Manajemen Keuangan Lanjut.

Yogyakarta :Graha Ilmu.

Anggraeni, R. 2007., Analisis Persediaan Bahan Baku Produk Mie Instan di

(18)

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/

handle/123456789/15302/H07ran.pd f) diakses 31 Juli 2019.

Arikunto, S., 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto., S.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Assauri, Sofyan., 1980. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : LBFE UI.

Assauri, Sofyan., 2005. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : LBFE UI.

Basu, Swastha., 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty.

Basuki, Sulistyo., 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Widya Sastra.

Hanaristha, F. Elwidho., 2015.

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ ( Economics Order Quantity) Pada Perusahaan Roti Bonasa. Kediri : Fakultas Ekonomi, Universitas Kediri.

Handoko, T, Hani., 1999. Manajemen.

Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Handoko, T, H., 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.

Yogyakarta : BPFE UGM.

Harold, Koontz., 2011. Administracion.

New York : McGraw Hill USA.

Hasnah, Nur. 2017. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Jagung Untuk Pakan Ayam Broiler Pada PT.

Japfa Comfeed Indonesia, TBK Unit Makassar. Makassar : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar.

Heizer, Jay., dan Barry Render., 2011.

Operation Manajemen. Boston : Pearson USA.

Heizer, Jay., dan Barry Render., 2015.

Manajemen Operasi – Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta : Salemba Empat.

Indrajit, R. E. & Djokopranoto, R., 2003.

Manajemen Persediaan, Barang Umum dan Suku Cadang Untuk Pemeliharaan dan Operasi. Jakarta:

Grasindo.

Indrayati, Rike., 2007. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ (Economics Order Quantity) Pada PT. Tipota Furnishings Jepara.

Semarang : Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Muslich, M., 2009., Metode Kuantitatif.

Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

(19)

Nafarin, M., 2004., Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Nafarin, M., 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta:

Salemba Empat.

Nasution, A.H., 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi.

Nasution, A. H., dan Prasetyawan, Y., 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Pemerintah Indonesia, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48 / Permentan / PK.210 / 10 / 2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting.

Pemerintah Indonesia, Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Pemerintah Indonesia, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 254 / / MPP / Kep / 6 / 1997 tentang Industri Kecil.

Pemerintah Indonesia, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 257 / / MPP / Kep / 7 / 1997 tentang Industri Kecil Menengah.

Pratama, Billy Arma., 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbanakan (Studi pada Bank Umum

di Indonesia Periode Tahun 2005- 2009) Jurnal Bisnis Strategi, Vol 19, No. 2 Tahun 2017.

Prawirosentono, Suyadi., 2001.

Manajemen Operasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Prawirosentono, Suyadi., 2007. Filosofi Baru Tentang Mutu Terpadu Edisi 2.

Jakarta : Bumi Aksara.

Rangkuti, Freddy., 2004. Manajemen Persediaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Rangkuti, Freddy., 2007. Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis.. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Rasyaf, M., 2004. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya.

Riduwan., 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Afabeta.

Ristono, Agus., 2013. Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Slamet, Achmad., 2007. Penganggaran Perencanaan dan Pengendalian Usaha. Semarang : UNNES PRESS.

Sugiyono., 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono., 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

(20)

Sugiyono., 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukamdiyo., 2004. Manajemen Koperasi.

Jakarta: Erlangga.

Sumayang, Lalu., 2012. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Operasi, edisi pertama. Jakarta : Salemba Empat.

Tampubolon, Manahan. P., 2004.

Manajemen Operasional (Operation Management). Jakarta : Ghalia Indonesia.

Uma, Sekaran., 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Warmadewi, Dewi Ayu., 2017.

Manajemen Pabrik Pakan. Denpasar:

Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas Xi

71 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kedelai Menggunakan Metode Economic Order Quantity pada Pabrik Tahu KLB maka kes impulan