• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perlakuan Aset Tetap Berwujud Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Perlakuan Aset Tetap Berwujud Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007)"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

Penerapan model revaluasi dalam penilaian aset tetap mempengaruhi pengungkapan dalam laporan tahunan. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap khususnya aktiva tetap pada PD. mengacu pada PSAK 16 tentang aset tetap).

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ...................................................................
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ...................................................................

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Pembatasan Masalah

Tujuan Masalah

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORITIS

Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Menurut Sugiono (2010), yang dimaksud dengan analisis rasio adalah suatu angka yang mewakili hubungan antar unsur dalam suatu laporan keuangan.

Definisi Aset Tetap

  • Pelaporan Aset Tetap
  • Pengakuan Aset Tetap
  • Biaya Perolehan Awal Aset Tetap
  • Biaya-biaya Setelah Perolehan Awal
  • Penyusutan Aset Tetap
    • Pengertian Penyusutan Aset Tetap
    • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusutan
    • Metode Penyusutan Aset Tetap

Tidak seluruh biaya yang timbul setelah perolehan dapat dikategorikan sebagai bagian dari aset tetap (dikapitalisasi dalam aset tetap). Penetapan harga perolehan aktiva tetap bagi pihak yang memperoleh atau membeli aktiva tetap tersebut akan menimbulkan keuntungan (kerugian) atas pengalihan aktiva bagi pihak yang mengalihkan atau menjual aktiva tetap tersebut; Antara SAK dan pajak penghasilan terdapat persamaan atau perbedaan dalam penentuan harga perolehan aset tetap dan pengakuan laba (rugi) atas pengalihan aset tersebut (Pardiat, 2007). Agar lebih jelas, berikut contoh perhitungan transaksi aset tetap dari pertukaran zat komersial.

Biaya pembelian aset tetap mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan dan mempersiapkan aset tersebut untuk digunakan. Dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap maka biaya yang dikeluarkan aktiva tetap merupakan biaya pemeliharaan dan perbaikan (pemeliharaan dan perbaikan berkala). Biaya perpanjangan masa manfaat aset tetap merupakan biaya perbaikan atau perbaikan luar biasa aset.

Menurut definisinya, perusahaan mengkapitalisasi setiap penambahan aset tetap ketika aset baru diciptakan. Perusahaan melakukan perbaikan rutin setelah aset diperoleh dan digunakan untuk menjaga aset tetap agar tetap berfungsi dengan baik. Untuk mengalokasikan biaya perolehan aset tetap ke periode manfaatnya, ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan.

Tabel No. 2.1 Metode Penyusutan Declining-Balance
Tabel No. 2.1 Metode Penyusutan Declining-Balance

Penilaian Aset Tetap

16 Tahun 2009 bagi perusahaan yang menentukan model revaluasi, setelah diakui sebagai aset, maka aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat sebesar nilai revaluasi, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. . kerugian yang terjadi pada tanggal tersebut. Penerapan model revaluasi pada suatu perusahaan mempunyai keterbatasan dan kelebihan, begitu pula dengan penerapan model biaya. 2011) penerapan model revaluasi ini dapat memberikan informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan pengguna laporan keuangan.

Keterbatasan model revaluasi adalah nilai yang diperoleh dari penggunaan model ini tidak dapat diandalkan. Jika nilai buku aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut segera dikreditkan ke modal sebagai bagian dari surplus revaluasi. Namun penurunan nilai akibat revaluasi segera didebitkan ke modal sebagai bagian dari surplus revaluasi, hingga pengurangan tersebut melebihi kredit surplus revaluasi aset.

Bismuth harus membuat jurnal untuk mencatat revaluasi aset tetap pada tanggal 31 Desember tahun pertama dan kedua.

Tabel 2.3. Pencatatan Revaluasi dengan Penyajian Kembali Secara Proporsional (dalam  ribuan)
Tabel 2.3. Pencatatan Revaluasi dengan Penyajian Kembali Secara Proporsional (dalam ribuan)

Ketentuan PSAK No. 16 Tentang Pengungkapan

Sedangkan aset tetap bagi perusahaan yang menggunakan metode revaluasi pada saat mengakui aset tetap yang dimilikinya harus dicatat sebesar jumlah revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Pengungkapan aktiva tetap dalam laporan keuangan harus memenuhi kualitas informasi yang diinginkan pengguna dalam pengambilan keputusan. Nilai buku bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.

Besarnya imbalan dari pihak ketiga atas aktiva tetap yang disusutkan, hilang, atau dihentikan, dimasukkan dalam laporan laba rugi, jika tidak diungkapkan tersendiri dalam laporan laba rugi.

Penentuan Nilai Wajar berdasarkan PSAK No. 48

Estimasi arus kas masuk dan keluar di masa depan dari penggunaan dan penghentian aset; Dan. Dasar estimasi arus kas masa depan ketika mengukur nilai perusahaan meliputi: (PSAK No. 48). Proyeksi arus kas jangka pendek harus didasarkan pada anggaran atau perkiraan keuangan yang disetujui oleh manajemen yang tepat.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 48, estimasi arus kas masuk hanya mencerminkan arus kas masuk yang berkaitan dengan aset yang pertama kali diakui atau sisa aset jika sebagian dari aset tersebut telah digunakan. Arus kas masuk atau keluar dari aktivitas pendanaan, karena nilai waktu uang dipertimbangkan dengan mendiskontokan arus kas masa depan, dan. Penerimaan atau pembayaran pajak penghasilan yang dihasilkan dari tingkat diskonto ditentukan sebelum pajak, sehingga estimasi arus kas masa depan juga ditentukan sebelum pajak.

Berikut penerapan perhitungan nilai yang digunakan dari lampiran Pernyataan Standar Akuntansi no. 48 Tahun 2009: Perusahaan menyusun revisi perkiraan arus kas untuk lima tahun ke depan (tahun lima sampai sembilan) dan arus kas berikutnya. kelas (tahun -10 hingga 15).

TABEL 2.5. Perhitungan Nilai Pakai Unit Penghasilan Kas pada Akhir Tahun ke  empat
TABEL 2.5. Perhitungan Nilai Pakai Unit Penghasilan Kas pada Akhir Tahun ke empat

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

  • Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder adalah data dalam bentuk lengkap melalui publikasi dan informasi yang disajikan oleh perusahaan, misalnya buku dan berita media serta dokumen dan data yang tersedia di perusahaan (Sekaran, 2010). Pasar Jaya, mengaudit laporan keuangan tahun 2009-2010 dan data lain yang berkaitan dengan penelitian. Teknik dokumentasi adalah dengan mengumpulkan segala jenis data baik berupa invoice, jurnal, surat, notulensi rapat maupun dalam bentuk laporan program (Indriantoro, 2005).

Data yang diperoleh dari teknik dokumentasi berupa buku-buku yang berkaitan dengan praktek akuntansi (sesuai dengan Kebijakan Pengurus PD. Pasar Jaya No: 14/2008 tanggal 9 Januari 2008, buku-buku yang berkaitan dengan pendirian perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan perusahaan serta tanggal 31 Desember 2010, laporan auditor independen atas keuangan perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (perbandingan tahun 2009) dan dokumen lain yang mendukung penelitian b) Teknik wawancara. Data yang diperoleh dari teknik wawancara berupa filosofi perusahaan, awal berdirinya gedung sebagai tempat kegiatan perusahaan dan informasi yang lebih jelas mengenai ketidakpastian data dokumentasi.

Data diperoleh melalui pengamatan atau observasi berupa saat penulis hadir secara langsung, namun tidak terlibat dalam aktivitas kerja staf jasa keuangan dalam pelaksanaan prosedur pelaporan keuangan penyelesaian dan perlakuan akuntansi aktiva tetap.

Metode Analisis Data

Di bawah ini (tabel 4.1.) rincian pengeluaran aset tetap bangunan dan prasarana, harga pembelian tanggal 31.12.2010 setelah kapitalisasi sebesar Rp. Berdasarkan perhitungan penulis (tabel 4.3.) dengan model nilai pembelian diperoleh nilai buku bangunan dan prasarana sebesar Rp. Pasar Jaya (pasar pramuka) perlu menghitung proyeksi arus kas keluar pada tahun 2010 dari biaya operasional perusahaan yang berkaitan dengan bangunan dan infrastruktur.

Pasar Jaya bagi pegawai yang mengelola bangunan dan prasarana serta menyelenggarakan operasional kegiatan pasar sehari-hari. Berdasarkan perhitungan di atas, perkiraan arus kas masa depan dari bangunan dan infrastruktur sebesar Rp. Pasar Jaya dapat menurunkan profitabilitas perusahaan karena revaluasi bangunan dan infrastruktur meningkat sebesar Rp.

Berdasarkan metode revaluasi atau metode nilai wajar, nilai bangunan dan prasarana pada tanggal 31/12/2010 adalah Rp.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

Penerapan PSAK No. 16 Tahun 2009 (revisi 2007) atas Aset

  • Biaya Perolehan Awal Aset Tetap
  • Biaya Setelah Perolehan Awal
  • Penyusutan Aset Tetap
  • Pengungkapan Aset Tetap

Bangunan dan prasarana di pasar pramuka hanya melakukan perbaikan apabila terdapat kerusakan dan pemeliharaan untuk menjaga bangunan tetap awet seumur hidupnya. Biaya tersebut juga dapat mencakup pemeliharaan rutin yang harus dilakukan agar bangunan dan infrastruktur selalu dalam kondisi baik. Selama masa penggunaan sejak awal perolehan sampai dengan tahun 2010, bangunan tersebut mengalami perluasan bangunan, penambahan atau perbaikan besar-besaran, pemugaran dan pengeluaran lainnya yang digunakan untuk meningkatkan umur bangunan dan prasarana.

Perseroan terakhir melakukan penyertaan modal pada tahun 2008, sehingga harga perolehan bangunan dan infrastruktur pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Rp. Biaya-biaya yang timbul dari beban-beban operasional perusahaan dicatat dalam jurnal sebagai Beban Pemeliharaan Gedung dan Prasarana. Perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran untuk biaya bangunan dan infrastruktur sebagai pengeluaran pendapatan karena pengeluaran tersebut digunakan untuk memelihara aset sampai masa manfaatnya diperkirakan berdasarkan keputusan dewan.

Pasalnya, perseroan memperkirakan masa manfaat selama 20 tahun atau tarif 5% untuk setiap investasi bangunan dan infrastruktur dalam bentuk belanja modal yang diakui sebagai aset dengan menggunakan metode garis lurus.

Tabel 4.1. Kapitalisasi Harga Perolehan  Tahun
Tabel 4.1. Kapitalisasi Harga Perolehan Tahun

Penilaian Aset Tetap Penerapan Model Biaya

Pasar Jaya menggunakan metode garis lurus dengan masa manfaat 20 tahun dan tarif penyusutan yang digunakan sebesar 5%. Perusahaan menghitung nilai buku pada setiap akhir periode tahunan. Pasar Jaya telah melaporkan nilai bangunan pasar pramuka sesuai dengan model biaya yang ditetapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. Dengan menggunakan metode model biaya, nilai buku bangunan yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah Rp.

Nilai tersebut berasal dari nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp. Namun cara penghitungan nilai buku yang dilakukan perusahaan kurang tepat karena perhitungannya sesuai dengan cara penghitungan penyusutan seperti yang dibahas pada (4.2.3. penyusutan aktiva tetap). Apabila berdasarkan hasil uji penurunan nilai nilai wajarnya lebih besar dari nilai buku bangunan pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu Rp.

Apabila nilai wajar lebih rendah dari nilai buku bangunan maka akan terjadi penurunan nilai, sehingga nilai bangunan yang disajikan dalam laporan tahunan perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah nilai wajar hasil perhitungan penurunan nilai. tes. .

Tabel 4.5. Penilaian Bangunan dan Prasarana  Tahun  Harga
Tabel 4.5. Penilaian Bangunan dan Prasarana Tahun Harga

Perhitungan Aset Tetap Menggunakan Model Revaluasi

  • Taksiran Arus Kas Masuk
  • Taksiran Arus Kas Keluar
  • Taksiran Arus Kas Masa Depan
  • Perhitungan Nilai Wajar
  • Penyesuaian atas Penerapan Model Revaluasi

Pendapatan kotor yang diharapkan sehubungan dengan bangunan pasar dan prasarana diperoleh dari pembayaran pengguna tempat usaha. Tabel di atas menunjukkan bahwa total pendapatan kotor yang diharapkan perusahaan sampai dengan akhir Desember 2010 dari bidang bangunan dan prasarana adalah Rp. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa total perkiraan arus kas masa depan yang dihitung berdasarkan biaya operasional perusahaan terkait bangunan dan infrastruktur pada tahun 2010 adalah Rp.

Pasar Jaya (pasar pramuka) dimana perkiraan arus kas masa depan diperoleh dari selisih antara perkiraan arus kas masuk yang berasal dari pendapatan kotor yang berkaitan dengan bangunan dan prasarana dengan perkiraan arus kas keluar yang berasal dari beban usaha yang berkaitan dengan bangunan dan prasarana tersebut. Saat menentukan tingkat diskonto, terdapat keterbatasan dalam menentukan besarnya risiko spesifik yang terkait dengan bangunan dan infrastruktur PD. Akumulasi penyusutan yang dicatat pada jurnal di atas adalah jumlah akumulasi penyusutan bangunan dan prasarana sampai dengan tanggal 31 Desember 2010.

Nilai yang dicatat dalam jurnal untuk mencatat surplus revaluasi bangunan dan prasarana di atas adalah sebesar selisih antara nilai buku dan nilai wajar.

Tabel 4.6. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010
Tabel 4.6. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010

Kinerja Aset Tetap

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Pasar Jaya hendaknya dapat menggunakan metode revaluasi atau metode nilai wajar dalam menilai aset tetapnya sehingga nilai pelaporan aset tetap dan kualitas laporan keuangan secara keseluruhan menjadi lebih tepat. Doupnik, Timohty dan Hector Perera (2009), Akuntansi Internasional, AS: Mc Graw Hill Companies Sekaran, Uma dan Roger Bougie (2010), Metode Penelitian untuk Bisnis, Edisi ke-5, AS: John Wiley&Sons, Inc. 16 (REVISI 2007) tentang Aset Tetap pada Badan Layanan Umum Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.” Skripsi, Jurusan Akuntansi, STIE Indonesia Banking School.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ...................................................................
Tabel No. 2.1 Metode Penyusutan Declining-Balance
Tabel No. 2.2 Metode Penyusutan Sum-of-The-Years’-Digits
Tabel 2.3. Pencatatan Revaluasi dengan Penyajian Kembali Secara Proporsional (dalam  ribuan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai

Biaya perolehan aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau

Menurit Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2018:16.2) menyatakan bahwa: “Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar

mempengaruhi penentuan harga perolehan aktiva tetap tersebut.Menurut IAI PSAK No.16 Tahun 2011yaitu : “biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai

Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat

Sedangkan menurut PSAK 16 Revisi 2015 biaya Perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan