Analisis Persediaan Barang Menggunakan Metode Economic Order Quantity di PT Bumen Citra Mandiri
Revikhasa Hilal Kunuzi1, Winarno2
1,2Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
*Koresponden email: [email protected]
Diterima: 10 Juni 2023 Disetujui: 12 Juli 2023
Abstract
Inventory control is a control system to determine the quantity of inventory that needs to be managed, determine the appropriate timing for placing orders to replenish inventory, and determine the quantity of orders to be placed. This research was conducted to determine the most economical and optimal number of O-ring orders, calculate the safety stock value, and determine the reorder point. PT Bumen Citra Mandiri is a trade company that sells forklift spare parts. O-ring is one of the spare parts with highest sales volume.
The company experienced difficulties in controlling the inventory of the spare part which caused frequent stockpiling of goods and also a shortage of stock in the warehouse. In this research the problem is solved by using Economic Order Quantity method. The results of the calculations show that the company should place an order of 1511 pcs in one order with a total purchase frequency of 13 orders in one year period, and optimal ordering time obtained in 28 days and requires 38 pcs of safety stock and the company needs to do a reorder point when the remaining inventory is 183 pcs.
Keywords: inventory, spare part, economic order quantity, reorder point and safety stock
Abstrak
Pengendalian persediaan merupakan suatu sistem pengendalian untuk menentukan jumlah persediaan yang harus dikontrol, menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pemesanan untuk menambah persediaan dan berapa jumlah pesanan harus diadakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah pemesanan O-ring yang paling ekonomis dan juga optimal, menghitung nilai persediaan pengaman, serta menentukan waktu pemesanan kembali. PT Bumen Citra Mandiri adalah perusahaan dagang yang menjual suku cadang forklift. O-ring merupakan salah satu suku cadang dengan volume penjualan tertinggi. Perusahaan mengalami kesulitan dalam mengontrol persediaan suku cadang yang menyebabkan sering terjadi penimbunan barang dan juga kekurangan stok di gudang. Dalam penelitian ini permasalahan tersebut diselesaikan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan pemesanan sebanyak 1511 pcs dalam sekali pesan dengan total frekuensi pembelian sebanyak 13 kali pemesanan dalam periode satu tahun, dan waktu pemesanan optimal diperoleh dalam 28 hari serta membutuhkan safety stock sebanyak 38 pcs dan perusahaan perlu melakukan reorder bila persediaan tersisa 183 pcs.
Kata Kunci: persediaan,, suku cadang, economic order quantity, reorder point dan safety stock.
1. Pendahuluan
Persediaan atau inventory merupakan suatu aset yang cukup penting dan mahal bagi suatu perusahaan [1]. Pada umumnya, setiap perusahaan mempunyai target yang sama baik itu perusahaan produksi manufaktur ataupun perusahaan jasa, yaitu untuk mencapai profit yang optimal [2]. Persediaan barang dagangan adalah barang atau aset yang disimpan oleh perusahaan untuk dimanfaatkan atau dijual kembali oleh perusahaan, maka hal ini harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, karena dengan adanya persediaan barang maka perusahaan tidak harus selalu membeli barang dari tempat lain ketika menerima pesanan dari konsumen. Pada pengendalian persediaan diperlukan sistem untuk mencatat serta menghitung persediaan, sebab persediaan mempengaruhi hasil laporan keuangan [3]. Tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan profit yang maksimal seiring dengan kemajuan perusahaan dalam jangka panjang, supaya dapat menjamin eksistensi perusahaan [4]. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam perkembangan serta kemajuan perusahaan yaitu pengelolaan sistem persediaan yang benar dan baik, karena dengan adanya sistem persediaan yang benar dan baik maka dapat meminimumkan biaya-biaya yang diperlukan sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Sebaliknya, apabila perusahaan kurang memiliki pengelolaan sistem persediaan
yang baik maka akan menyebabkan kerugian pada perusahaan karena kebutuhan barang tidak dapat terpenuhi. Hal itulah yang menjadi alasan perusahaan harus menentukan persediaan dengan tepat [5].
Masalah umum yang sering terjadi dalam persediaan barang dagangan yaitu jumlah barang yang tersedia melampaui keperluan perusahaan maka akan menyebabkan biaya tambahan yang besar sedangkan apabila persediaan disimpan di gudang dalam kurun waktu yang lama akan menimbulkan kerusakan pada persediaan [6]. Jika terjadi penumpukan barang maka perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk biaya simpan. sebaliknya, jika perusahaan kekurangan barang maka perusahaan akan kesulitan dalam memenuhi permintaan konsumen dan mengakibatkan kehilangan konsumen. Perusahaan harus bisa merancang sistem dengan baik untuk mengontrol persediaan barang agar tidak menumpuk dan juga kekurangan [7]. Aset lancar perusahaan yang dapat memberikan keuntungan untuk perusahaan yaitu aset persediaan[8].
Perusahaan perlu memperhatikan mengenai masalah persediaan barang dengan melakukan pengolahan data atas persediaan barang milik perusahaan agar dapat menentukan kuantitas persediaan barang yang tepat [9]. Perusahaan perlu mengetahui serta memperhatikan kuantitas barang yang harus disediakan, mengontrol kuantitas persediaan barang dan persediaan pengaman pada barang dagangan, serta perusahaan harus menentukan kapan perusahaan harus melakukan pembelian barang dari supplier.
Terdapat kapasitas tertentu dari kuantitas barang dagangan yang akan dijual, perlu diketahui jumlah minimum persediaan barang, sehingga dapat diperoleh titik nilai untuk melakukan pemesanan kembali [10].
PT Bumen Citra Mandiri merupakan perusahaan yang berdiri pada tanggal 09 Agustus 1999 ini bergerak di bidang penjualan komponen atau spare-part forklift dan juga perbaikan forklift yang memerlukan sistem persediaan barang untuk memenuhi permintaan konsumen. Pada perusahaan ini sering terjadi penumpukan barang dagangan spare part dan juga sering terjadi kehabisan barang dagangan spare part.
Economic Order Quantity (EOQ) adalah suatu metode dalam pengendalian persediaan yang memperhitungkan biaya pesan dan biaya simpan [11]. Dengan melakukan pendekatan EOQ maka dapat diketahui kuantitas frekuensi pemesanan yang optimal dengan biaya yang minimum. Metode EOQ terdapat 2 model yang digunakan, yaitu model P dan model Q. Sistem dari model P yaitu sistem periode tetap, yaitu pada waktu tertentu yang sudah ditetapkan dilakukan perhitungan persediaan, contohnya perhitungan tiap minggu dan tiap bulan. Sedangkan, sistem model Q yaitu sistem secara aktual dengan mengalkulasi tingkat persediaan serta membuat pemesanan baru jika barang sudah menyentuh reorder point [12].
Mengetahui prinsip serta nilai-nilai metode EOQ menjadi landasan penting bagi manajer dalam mengambil keputusan terkait persediaan [13]. EOQ akan menghasilkan ukuran pemesanan yang optimal bagi bisnis, sehingga biaya persediaan barang dapat dikurangi [14]. Perusahaan berusaha untuk meminimumkan biaya persediaan, serta melakukan upaya-upaya dalam pengoptimalan kuantitas persediaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan tersebut, kesesuaian antara kebutuhan dengan persediaan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh. Untuk mencegah permasalahan persediaan maka diperlukan supaya persediaan bisa seimbang dengan kuantitas unit yang diperlukan. Maka penelitian ini dilakukan agar dapat memperoleh kuantitas pemesanan barang dagangan yang ekonomis dan optimal, memperoleh nilai safety stock, serta memperoleh titik reorder point [15].
2. Metode Penelitian
Analisis yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu analisis kuantitatif dengan menggunakan metode EOQ untuk mengetahui ukuran pemesanan barang yang optimal, perhitungan safety stock, dan reorder point. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari di PT Bumen Citra Mandiri yang diawali dengan melakukan studi literatur untuk mengkaji metode-metode yang dapat digunakan pada penelitian kali ini, kemudian dilakukan studi lapangan untuk meninjau langsung kendala yang ada pada perusahaan, selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang diperoleh dari arsip perusahaan pada periode bulan Januari 2021 hingga Desember 2021 yang berupa data persediaan barang, data pembelian barang, data biaya pemesanan, dan data penyimpanan barang. Setelah data-data tersebut didapatkan, selanjutnya data-data tersebut diolah dengan menerapkan metode EOQ supaya memperoleh kuantitas pemesanan barang dagangan yang paling efektif dan efisien.
Setelah dilakukan olah data, maka data tersebut dianalisis untuk dibuat kesimpulan dan saran yang dapat digunakan oleh perusahaan. Metode EOQ adalah metode pengendalian persediaan yang paling umum digunakan dan juga paling awal ditemukan serta penggunaannya yang simpel. Metode ini dirancang dengan mengasumsikan jika pemesanan yang dibuat akan diterima secara instan, sehingga persediaan tidak mengalami kekurangan [16]. Metode EOQ yaitu suatu metode yang dimanfaatkan untuk mengetahui
jumlah pembelian untuk mengetahui jumlah pesanan paling ekonomis sehingga dapat mengefisiensikan biaya persediaan.
Kemudian Metode EOQ bertujuan untuk memperhitungkan biaya operasi serta biaya finansial sehingga perusahaan dapat menentukan jumlah pemesanan yang bisa meminimumkan biaya-biaya persediaan secara menyeluruh. Dengan menentukan kuantitas dan frekuensi pemesanan yang optimal maka akan menghasilkan pengendalian persediaan yang ideal. Adapun rumus untuk EOQ yaitu:
EOQ atau Q = √2𝐷𝑆
𝐻 ……….. Rumus 1.
Keterangan :
D : Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan.
Q : Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat.
S : Biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesanan dibuat.
H : Biaya simpan per pcs periode.
Perhitungan terhadap frekuensi pemesanan dalam satu tahun atau biasa disebut dengan frekuensi pembelian, adapun rumusnya yaitu :
= D
EOQ ………....………. Rumus 2.
Keterangan :
D : Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan.
EOQ : Kuantitas pemesanan ekonomis
Safety Stock dilakukan untuk mengantisipasi perusahaan dari risiko kehabisan barang dagangan dan telatnya waktu penerimaan barang yang dilakukan. Safety stock diperlukan untuk meminimlisir kerugian yang disebabkan karena kehabisan barang, namun tingkat persediaan dapat dibatasi seminimal mungkin, dengan demikian, maka perusahaan harus melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai safety stock yang paling optimal dengan menggunakan analisa statistik [17]. Adapun rumus untuk safety stock yaitu:
SS = (Maximum Usage – Average Usage) x Lead time ..………. Rumus 3.
Keterangan :
SS : Jumlah persediaan antisipasi (pcs) Maximum Usage : Penggunaan pcs maksimal
Minimum Usage : Penggunaan rata-rata pcs per bulan (pcs)
Lead time : Waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan
Reorder point atau titik pemesanan kembali merupakan nilai persediaan dimana perusahaan perlu mengambil suatu tindakan untuk memenuhi persediaan barang kembali. Dengan menggunakan perhitungan yang tepat pada reorder point, perusahaan tidak perlu khawatir terjadi kelebihan stok barang di gudang yang disebabkan oleh pemesanan yang berlebih, atau harus menghadapi kekecewaan pembeli karena stok barang yang kurang [18]. Adapun untuk rumus reorder point yaitu:
ROP = (LT x AU) + SS ………. Rumus 4.
Keterangan :
ROP : Titik pemesanan kembali LT : Waktu tenggang
AU : Pemakaian rata-rata dalam satuan waktu tertentu SS : Persediaan pengaman
3.1 Pengumpulan Data
Berikut merupakan tahapan pengumpulan data untuk pengelolaan barang dagangan spare part yang dilakukan: 1) persediaan barang dagangan; 2) pembelian barang dagangan; 3) perhitungan biaya pemesanan; dan 4) perhitungan biaya penyimpanan.
Persediaan Barang dagangan
Tabel 1 merupakan data persediaan barang dagangan yang ada pada PT Bumen Citra Mandiri selama periode Januari 2021 hingga Desember 2021.
Tabel 1. Persediaan Barang Dagangan Tahun 2021
No. Bulan Pcs
1. Januari 1470
2. Februari 1799
3. Maret 1371
4. April 1616
5. Mei 1539
6. Juni 1895
7. Juli 1996
8. Agustus 1449
9. September 1840
10. Oktober 1734
11. November 1514
12. Desember 1275
Total 19498
Rata-rata per Bulan 1624,83
Rata-rata per Hari 53,42
Sumber : PT Bumen Citra Mandiri (2021)
Berdasarkan Tabel 1 tersebut, dapat dilihat jika persediaan barang dagang yang ada pada PT Bumen Citra Mandiri selama periode Januari 2022 hingga Desember 2022 bervariasi pada setiap bulannya dengan total kebutuhan persediaan barang yaitu sebanyak 19.498 pcs. Adapun jumlah persediaan paling sedikit terjadi pada bulan Desember dengan jumlah persediaan sebanyak 1.275 pcs, sedangkan jumlah persediaan barang paling banyak terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak 1.996 pcs.
Pembelian Barang Dagangan
Tabel 2 merupakan data pembelian barang dagangan PT Bumen Citra Mandiri periode Januari 2021 hingga Desember 2021.
Tabel 2. Pembelian Barang Dagangan PT Bumen Citra Mandiri Tahun 2021 Bulan Frekuensi
Pemesanan
Jumlah
Pembelian Total
Januari 5
293
1298 206
198 392 209
Februari 3
553
1710 682
475
Maret 3
267
1161 502
392
April 4
411
1799 445
423 520
Mei 2 582
1131 549
Juni 5
483
1500 476
205 100 236
Juli 3
325
1091 345
421
Bulan Frekuensi Pemesanan
Jumlah
Pembelian Total 573
536 451
September 4
346
1805 444
483 532
Oktober 4
314
1573 351
396 512
November 3
434
1375 499
442
Desember 2 621
1130 509
Total 42 17499
Rata-rata per bulan 1458,25
Sumber : PT Bumen Citra Mandiri (2021)
Dilihat dari Tabel 2 tersebut diketahui bahwa frekuensi pembelian periode Januari 2021 hingga Desember 2021 sebanyak 42 kali pesanan dengan total pembelian barang dagang sebanyak 17.499 pcs.
Perhitungan dan Pembahasan Biaya Pemesanan
Tabel 3 merupakan komponen biaya pemesanan di PT Bumen Citra Mandiri, yaitu :
Tabel 3. Biaya Pemesanan
Jenis Biaya Nominal
Biaya telepon Rp 360.000,- Biaya pengiriman Rp 4.200.000,-
Total Rp 4.560.000,-
Sumber : PT Bumen Citra Mandiri (2021) Untuk sekali pesan, biaya pemesanannya sebesar :
= Total Biaya Frekuensi Pemesanan
= Rp 4.560.000 42
= Rp 108.571,-
Berdasarkan Tabel 3. tersebut diketahui jika biaya pemesanan yang dilakukan PT Bumen Citra Mandiri yaitu sebesar Rp 4.560.000,- dengan rincian biaya telepon sebesar Rp 360.000,- dan biaya pengiriman sebesar Rp 4.200.000,- dan untuk biaya pemesanan untuk sekali pesan yaitu Rp 108.571,-.
Perhitungan dan Pembahasan Biaya Penyimpanan
Tabel 4 merupakan data biaya penyimpanan barang yang ada di PT Bumen Citra Mandiri.
Tabel 4. Biaya Penyimpanan
Jenis Biaya Nominal
Biaya listrik gudang Rp 6.000.000,- Biaya administrasi gudang Rp 24.000.000,- Biaya cadangan rusak Rp 2.400.000,-
Total Rp 32.400.000,-
Sumber : PT Bumen Citra Mandiri (2021)
Untuk tiap satuan barang, biaya penyimpanannya sebesar :
= Total Biaya Simpan Total Kebutuhan Barang dagangan
= Rp 32.400.000, − 17499
= Rp 1.852,-
Berdasarkan Tabel 4 diketahui jika biaya penyimpanan yaitu sebesar Rp 32.400.000,- dengan rincian biaya yaitu, biaya listrik gudang sebesar Rp 6.000.000,-, biaya administrasi gudang yaitu sebesar Rp 24.000.000,-, dan biaya cadangan rusak yaitu sebesar Rp 2.400.000,-. adapun biaya penyimpanan untuk tiap satuan barang yaitu Rp 1.852,- per satuan barang.
3.2 Pengolahan Data
Perhitungan dan Pembahasan Ukuran Pemesanan Ekonomis
Metode EOQ dapat digunakan perusahaan dalam menentukan kuantitas pesanan barang dagangan yang paling efektif serta ekonomis sesuai dengan jumlah permintaan dan lead time yang tetap. Adapun perhitungan EOQ pada gudang PT Bumen Citra Mandiri :
D = Kuantitas keperluan barang dalam satu periode (19.498 pcs) S = Biaya pemesanan dalam sekali pesan (Rp 108.571,-)
H = Biaya penyimpanan per satuan barang (Rp 1.852,-)
Setelah diperoleh angka-angka yang dibutuhkan, maka kemudian angka-angka diatas dimasukkan ke dalam Rumus 1, sehingga diperoleh perhitungan seperti berikut :
=√2 x 19498 x 108.571 1.852
= 1511 pcs.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Rumus 1, maka diperoleh jumlah pemesanan ekonomisnya yaitu 1511 pcs. Dengan memanfaatkan metode EOQ, dapat dilakukan perhitungan terhadap frekuensi pemesanan dalam satu tahun atau biasa disebut dengan frekuensi pembelian dengan menggunakan Rumus 2. Berikut adalah hasil perhitungannya:
= 19498 1511
= 12,90 atau dibulatkan menjadi 13
Sehingga pemesanan optimal yang diperoleh adalah 365
13 = 28 hari.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka didapatkan hasil untuk jarak waktu antar pemesanan yaitu selama 28 hari.
Perhitungan dan Pembahasan Safety Stock
Untuk menghitung safety stock maka digunakan data tambahan yaitu, rata-rata keterlambatan setiap pemesanan yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi, keterlambatan setiap pemesanan yang dilakukan PT Bumen Citra Mandiri adalah 3 hari maka dalam 1 bulan hanya terjadi 1/10 lead time. Maka untuk perhitungan safety stock dengan menggunakan Rumus 3., sebagai berikut :
SS = (1996 – 1624,83) x 1
10
SS = 37,117 atau dibulatkan menjadi 38 pcs.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Rumus 3. maka diperoleh hasil jika perusahaan perlu mempersiapkan persediaan cadangan yaitu sebanyak 38 pcs.
Perhitungan dan Pembahasan Reorder Point
Untuk perhitungan reorder point dilakukan oleh perusahaan saat persediaan barang dagangan sudah hampir habis. Adapun perhitungan reorder point dengan menggunakan Rumus 4 untuk PT Bumen Citra Mandiri, sebagai berikut :
ROP = ( 1
10 x 1458,25) + 38 ROP = 145,825 + 38
ROP = 182,425 atau jika dibulatkan menjadi 183 pcs.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus reorder point, maka dapat diketahui jika
4. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengolahan data untuk persediaan barang dagangan pada PT Bumen Citra Mandiri, maka diperoleh hasil dengan perhitungan menggunakan metode EOQ bahwasanya perusahaan sebaiknya melakukan pemesanan dengan jumlah 1.511 pcs setiap kali melakukan pemesanan. Setelah hasil EOQ diketahui maka selanjutnya menghitung frekuensi pemesanan barang untuk satu periode atau biasa disebut dengan frekuensi pembelian yaitu diperoleh hasil sebanyak 13 kali pemesanan dalam satu periode. Nilai ini lebih minim daripada ketentuan perusahaan yang melakukan frekuensi pemesanan sebanyak 42 kali dalam satu periode. Selain itu diperoleh juga nilai untuk pemesanan optimal yang diperoleh yaitu selama 28 hari, nilai ini lebih optimal karena dalam 1 bulan hanya akan terjadi 1 kali pemesanan, tidak seperti kebijakan sebelumnya yang harus memesan 2 hingga 5 kali dalam sebulan. Sehingga hal ini dapat mengurangi ongkos pemesanan yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Hasil perhitungan safety stock dapat digunakan perusahaan untuk menyiapkan stok pengaman untuk menunggu barang yang sedang dipesan maka dari itu perusahaan membutuhkan persediaan barang pengaman sebanyak 38 pcs untuk memenuhi lead time selama 3 hari. Perusahaan juga harus melakukan pemesanan kembali agar tidak kehabisan barang dagangan ketika persediaan barang dagangan sudah mencapai 183 pcs.
5. Referensi
[1] C. Herawan, U. Pramiudi, and E. Edison, “Penerapan Metode Economic Order Quantity Dalam Mewujudkan Efisiensi Biaya Persediaan Studi Kasus Pada PT. Setiajaya Mobilindo Bogor,” J. Ilm.
Akunt. Kesatuan, vol. 1, no. 3, pp. 203–214, 2013, doi: 10.37641/jiakes.v1i3.245.
[2] S. Ayu A, K. Komariah, and F. Mulia Z, “Peran Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku,” J. Manag. Bussines, vol. 4, no. 1, pp. 42–49, 2022, doi:
10.31539/jomb.v4i1.692.
[3] M. A. Swasono and A. T. Prastowo, “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Barang,” JATIKA (Jurnal Inform. dan Rekayasa Perangkat Lunak), vol. 2, no. 1, pp. 134–143, 2021, [Online]. Available: http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/informatika/article/view/734
[4] A. T. Naibaho, “Analisis Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku Terhadap Efektifitas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku,” Anal. Pengendalian Interal J. EMBA , vol. 1, no. 3, pp. 63–
70, 2013.
[5] D. M. Umami, M. F. F. Mu’tamar, and R. Rakhmawati, “Analisis Efisiensi Biaya Persediaan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Pada PT. XYZ,” J. Agroteknologi, vol. 12, no. 01, p. 64-70, 2018, doi: 10.19184/j-agt.v12i1.8100.
[6] I.P.C.P. Dewi, I.N.T.Herawati, I.M.A. Wahyuni, “Analisis Pengendalian Persediaan dengan Metode (EOQ) Economic Order Quantity guna Optimalisasi Persediaan Bahan Baku Pengemas Air Mineral,” J. Akunt. Profesi, vol. 10, no. 2, pp. 54–65, 2019.
[7] E. P. Lahu and J. S. B. Sumarauw, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Guna Meminimalkan Biaya Persediaan Pada Dunkin Donuts Manado,” Anal. Pengendalian… 4175 J.
EMBA, vol. 5, no. 3, pp. 4175–4184, 2017.
[8] P. Pujiastuti and L. Ariyani, “Penerapan Metode Economic Order Quantity pada Sistem Informasi Persediaan Barang Perusahaan Otomotif,” J. Inform. Univ. Pamulang, vol. 6, no. 4, pp. 713–720, 2021, [Online]. Available: http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/informatika713
[9] R. Ratningsih, “Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Untuk Meningkatkan Efisiensi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada CV Syahdika,” J. Perspekt., vol. 19, no. 2, pp. 158–164, 2021, doi: 10.31294/jp.v19i2.11342.
[10] R. Mujiastuti, P. Meilina, M. Anwar “Implementasi Metode Economic Order Quantity ( EOQ ) Pada Sistem Informasi Produksi Kopi,” J. Sist. Inf. Teknol. Inform. dan Komput., vol. 8, no. 2, pp. 119–
126, 2020.
[11] K. Hidayat, J. Efendi, and R. Faridz, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kerupuk Mentah Potato Dan Kentang Keriting Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ),”
Performa Media Ilm. Tek. Ind., vol. 18, no. 2, pp. 125–134, 2020, doi:
10.20961/performa.18.2.35418.
[12] F.P. Kristianto, W. Widianto, and E. Pangestika “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT.
X Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ),” J. Penelit. dan Pengabdi. Kpd.
Masy. UNSIQ, vol. 8, no. 2, pp. 150–158, 2021, doi: 10.35447/jitekh.v8i1.310.
[13] D. Mayasari and Supriyanto, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Pada PT. Suryamas Lestari Prima,” J. Bisnis Administ., vol. 10, no. 02, pp. 44–50, 2022, doi: 10.55445/bisa.v10i02.10.
[14] S. E. Haobenu, A. E. L. Nyoko, A. Molidya, and R. E. Fanggidae, “Perencanaan Persediaan Bahan Baku pada UMK Tiga Bersaudara Kota Kupang dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ),”
Reviu Akuntansi, Manajemen, dan Bisnis, vol. 1, no. 2, pp. 61–75, 2021, doi:
10.35912/rambis.v1i2.653.
[15] C. W. Oktavia and C. Natalia, “Analisis Pengaruh Pendekatan Economic Order Quantity Terhadap Penghematan Biaya Persediaan,” J. PASTI, vol. 15, no. 1, p. 103-117, 2021, doi:
10.22441/pasti.2021.v15i1.010.
[16] Ruspendi, S. Nurmutia “Analisis Pengendalian Persediaan Battery Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Di Shop & Drive Fatmawati Jakarta Selatan,” J. JITSA, vol. 2, no. 2, pp. 37–
41, 2AD.
[17] A. Sutrisna, R. Ginanjar, and S. P. Lestari, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Menerapkan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada PT. Jatisari Furniture Work,” Ekon. J.
Econ. Bus., vol. 5, no. 1, p. 215-225, 2021, doi: 10.33087/ekonomis.v5i1.304.
[18] S. Laoli, K. S. Zai, and N. K. Lase, “Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), Dan Safety Stock (SS) Dalam Mengelola Manajemen Persediaan Di Grand Kartika Gunungsitoli,” J. EMBA, vol. 10, no. 4, pp. 1269–1273, 2022.