• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSEPSI KONFLIK PERAN GANDA PADA WORKING MOM DI KOTA PALOPO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS PERSEPSI KONFLIK PERAN GANDA PADA WORKING MOM DI KOTA PALOPO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JEMMA (Jurnal of Economic, Management, and Accounting)

p-ISSN : 2615-1871/ e-ISSN : 2615-5850 http://www.ojs.unanda.ac.id/index.php/jemma/index

ANALISIS PERSEPSI KONFLIK PERAN GANDA PADA WORKING MOM DI KOTA PALOPO

Erwina1,a,Khaerana2,b,

1, 2, Program Studi Manajemen, Universitas Andi Djemma

a, b,Email:[email protected] , [email protected]

*Correspondent Email:[email protected] Article History:

Received: 10-08-2023; Received in Revised: 25-08-2023; Accepted: 03-09-2023 DOI: http://dx.doi.org/10.35914/jemma.v6i2.2314

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi wanita yang bekerja terhadap konflik peran ganda di Kota Palopo dengan menggunakan dimensi konflik berdasarkan waktu (time based conflict), konflik berdasarkan tekanan (stain based conflict) dan konflik berdasarkan perilaku (behavior based conflict). Sampel pada penelitian ini sebanyak 420 working mom atau wanita menikah yang bekerja dan telah memiliki anak. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebar secara langsung dan melalui google form. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dengan tools SPSS. Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi working mom atau ibu bekerja di Kota Palopo akan konflik peran ganda masuk pada kategori setuju atau baik. Ibu bekerja mampu menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan. Tumpang tindih antara tugas pekerjaan dengan tugas rumah tangga mampu diatasi dengan baik oleh working mom. Indikator dengan nilai rataan tertinggi yakni konflik berdasarkan perilaku, sedangkan indikator dengan nilai rataan terendah yaitu konflik berdasarkan waktu.

Kata kunci: konflik peran ganda, working mom Abstract

This study aims to analyze the perceptions of working mom regarding dual role conflict in Palopo City using the dimensions of time based conflict, stain based conflict, and behavior based conflict.

The sample in this study was as large as 420 working mom or married women who work and have children. Data collection techniques used questionnaires distributed directly and via Google Form.

Data analysis used descriptive analysis with SPSS tools. The results of the study found that the perception of working moms in Palopo City dual role conflict falls into the agree or good category.

Working moms are able to balance family and work. The overlap between work tasks and household tasks can be handled well by working moms. The indicator with the highest average value is behavior based conflict, while the indicator with the lowest average value, time based conflict.

Keywords:work family conflict, working mom’s

(2)

1. Pendahuluan

Pada era saat ini menjadi wanita yang memiliki karir merupakan impian dari kebanyakan wanita. Wanita tidak hanya menuntut kesetaraan gender dengan kaum pria, tetapi juga ingin menunjukkan kualitas dirinya sebagai manusia yang bermanfaat dan juga berguna bagi bangsa dan Negara. Indriyani dalam Billah (2018), menyatakan bahwa partisipasi wanita menyangkut peran tradisi dan transisi. Peran tradisi mencakup peran seorang wanita sebagai istri, ibu, dan juga pengelola dalam sebuah rumah tangga. Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan juga manusia pembangunan.

Peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis yakni mencari nafkah dalam berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan, keahlian, kemampuan dan juga pendidikan yang dimiliki serta kesesuaian dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Motivasi wanita untuk terjun dalam dunia karier tidak terlepas dari aspirasi yang ada pada wanita.

Aspirasi tersebut berkaitan dengan cita-cita, tujuan, rencana, serta dorongan untuk bertindak dan berkarya. Faktor yang menyebabkan wanita untuk berkarier tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, melainkan juga faktor individu yang ditimbulkan oleh keinginan untuk mengembangkan diri dan berperan di dalam masyarakat (Ermawati, 2016)

Menjalani lebih dari satu peran, yaitu sebagai wanita karir, ibu rumah tangga dan istri tidaklah mudah. Sebuah penelitian yang dilakukan Rahmayati (2020) menunjukkan bahwa wanita karier dengan peran ganda mengalami konflik. konflik yang terjadi pada wanita karier diantaranya ada tumpang tindih antara tugas pekerjaan dengan tugas rumah tangga. Dalam tugas ibu rumah tangga tuntutan keluarga berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menangani pekerjaan atau tanggung jawab di dalam rumah tangga, menjaga anak, atau mengurus orang tua. Sedangkan tuntutan di dalam karier (pekerjaan) berkaitan dengan tekanan yang berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu. Wanita karir yang telah menikah tentu memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada wanita yang belum menikah. Karena wanita karir yang telah menikah harus membagi waktu yang dimiliki untuk pekerjaan yang mereka jalani dan untuk keluarga yang mereka miliki. Adanya ketidakmampuan wanita dalam menjalani peran ganda maka akan membuat wanita sering mengalami konflik peran ganda dalam kehidupan mereka. Maharani (2019) menemukan bahwa wanita berperan ganda mengalami konflik. Konflik peran ganda pada wanita karier terjadi karena adanya tumpang tindih antara tugas dalam pekerjaan kantor dan mengurus rumah tangga sehingga harus mengorbankan salah satu tugas ketika terjadi permasalahan dalam satu waktu.

Ernawati (2016) mengemukakan bahwa dalam banyak kasus, wanita karier seringkali dihadapkan pada konflik keluarga dan juga konflik pekerjaan. Konflik keluarga dan pekerjaan yang tidak dapat dikendalikan dengan baik akan berpotensi menghambat keberhasilan wanita karier dalam perannya sebagai ibu dan istri di rumah, perannya di dalam pekerjaan atau di dalam kedua-duanya

Menurut Greenhaus dan Beutell dalam Billah (2018), konflik peran ganda (work family conflict) didefinisikan sebagai suatu bentuk konflik peran dalam diri seseorang yang muncul karena adanya tekanan peran dari pekerjaan yang bertentangan dengan tekanan peran dari keluarga. Konflik peran ganda bisa terjadi akibat lamanya jam kerja dari seseorang tersebut, sehingga waktu bersama keluarga menjadi berkurang. Shein et al. dalam Riyanto &

(3)

Juanah, (2020), menyatakan bahwa dimensi konflik peran ganda terdiri dari 3 yaitu konflik berdasarkan waktu (time based conflict), konflik berdasarkan tekanan (stain based conflict) dan konflik berdasarkan perilaku (behavior based conflict)

Konflik peran ganda menarik untuk diteliti, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi wanita yang bekerja terhadap konflik peran ganda di Kota Palopo dengan menggunakan dimensi konflik berdasarkan waktu (time based conflict), konflik berdasarkan tekanan (stain based conflict)dan konflik berdasarkan perilaku (behavior based conflict). Data dari dinas ketenagakerjaan kota Palopo menunjukkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sepanjang 2016 – 2020 di Kota Palopo masih jauh tertinggal dibawah laki-laki. Olehnya pengarusutamaan gender dalam aspek ketenagakerjaan di Kota Palopo perlu agar ke depan TPAK perempuan terus meningkat. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan melibatkan ibu bekerja dari berbagai profesi seperti dari instansi pemerintah (ASN), tenaga kesehatan, tenaga pendidik, karyawan swasta dan BUMN di Kota Palopo. Ibu bekerja di berbagai profesi ini sebagai keterwakilan kaum perempuan yang bekerja di Kota Palopo.

2.

Metodologi

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palopo. Variabel pada penelitian ini yaitu konflik peran ganda yang terdiri dari 3 dimensi yaitu konflik berdasarkan waktu (time based conflict), konflik berdasarkan tekanan (stain based conflict)dan konflik berdasarkan perilaku (behavior based conflict). Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disebar dengan dua cara yakni dengan bertemu langsung dengan responden dan melalui google form. Selain kuesioner, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara wawancara. Sampel pada penelitian ini berjumlah 420 orang working mom di kota palopo dengan berbagai macam profesi seperti tenaga kesehatan, tenaga pendidik, karyawan swasta, aparatur sipil Negara dan lain-lain. Teknik sampling yang digunakan yaitu incidental/aksidental sampling yaitu pengambilan sampel secara kebetulan dan cocok sebagai responden dalam penelitian. Pada penelitian ini, untuk mendapatkan hasil penelitian digunakan analisis deskriptif yaitu analisis yang menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran sebaran jawaban responden akan konflik peran ganda di Kota Palopo. Berikut adalah rumus analisis deskriptif dalam penelitian ini yaitu :

Rentang skala =���� �������(5)−���� �������(1) / �����ℎ�����(5)= 0,8 yang kemudian tiap range dikali dengan 20% untuk mendapatkan konversi persentase persepsi responden akan konflik peran ganda. Range pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 1: Range persepsi responden

Range Keterangan

1.00-1.80 Sangat Tidak Setuju/Sangat tidak baik/sangat tidak sesuai 1.81-2.60 Tidak setuju/tidak baik/tidak sesuai

2.61-3.40 Cukup setuju/cukup baik/cukup sesuai 3.41-4.20 Setuju/Baik/Sesuai

4.21-5.00 Sangat setuju/sangat baik/sangat sesuai

(4)

3. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Analisis konflik peran ganda pada working mom di Kota Palopo menggunakan tiga dimensi yang kemudian dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini. Tiga dimensi tersebut yakni konflik berdasarkan waktu (time based conflict), konflik berdasarkan tekanan (stain based conflict) dan konflik berdasarkan perilaku (behavior based conflict).Setiap indikator pada penelitian ini terdiri dari empat pernyataan. Adapun hasil analisis persepsi responden untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel 2,3, dan 4 berikut:

Tabel 2. Analisis persepsiworking momdi Kota Palopo untuk indicatortime based conflic

No Pernyataan Rataan Skor Keterangan

1 Time based conflict_1 3.30 Cukup Setuju

2 Time based conflict_2 3.24 Cukup Setuju

3 Time based conflict_3 3.86 Setuju

4 Time based conflict_4 3.70 Setuju

Sumber: Data diolah (2023)

Berdasarkan tabel dua diatas, dapat dilihat bahwa dua pernyataan memiliki nilai pada range cukup setuju. Dua pernyataan tersebut yakni pernyataan satu yaitu beban kerja yang banyak tidak mengakibatkan berkurangnya waktu untuk keluarga serta pernyataan dua yakni jadwal kerja yang sering berubah (lembur) tidak membuat waktu bersama keluarga terganggu.

Dua pernyataan lain dari indicator pertama berada pada range setuju. Artinya bahwaworking mom di kota Palopo dapat menyesuaikan waktu dengan baik antara keluarga dan juga pekerjaan, selain ituworking mom masih memiliki waktu untuk mengaplikasikan diri dalam pergaulan dengan masyarakat.

Tabel 3. Analisis persepsiworking momdi Kota Palopo untuk indicatorstain based conflict

No Pernyataan Rataan Skor Keterangan

1 Stain based conflict_1 3.61 Setuju

2 Stain based conflict_2 3.66 Setuju

3 Stain based conflict_3 3.71 Setuju

4 Stain based conflict_4 3.56 Setuju

Sumber: Data diolah (2023)

Indikator kedua konflik peran ganda yakni stain based conflict atau konflik berdasarkan tekanan. Didasarkan pada hasil penyebaran kuesioner terhadap 420 working momdi Kota Palopo diperoleh bahwa dari empat pernyataan terhadap indikator ini, semuanya masuk pada range setuju. Hasil analisis persepsi responden yakni working momdapat dilihat pada tabel 3. Dimana pernyataan dengan nilai terendah yakni pada pernyataan keempat yaitu tidak pernah terdapat keluhan dari anggota keluarga akibat bekerja. Sedangkan pernyataan dengan nilai tertinggi yakni pada pernyataan ketiga yaitu tuntutan pekerjaan tidak mempengaruhi hubungan dengan keluarga.

(5)

Tabel 4. Analisis persepsiworking momuntuk indicatorbehavior based conflict

No Pernyataan Rataan Skor Keterangan

1 Behavior based conflict_1 4.00 Setuju

2 Behavior based conflict_2 4.02 Setuju

3 Behavior based conflict_3 3.18 Cukup Setuju

4 Behavior based conflict_4 3.79 Setuju

Sumber: Data diolah (2023)

Analisis persepsi working mom untuk indikator behavior based conflict atau konflik berdasarkan perilaku, tiga pernyataan yakni pernyataan 1,2, dan 4 masuk dalam kategori setuju, sedangkan pernyataan ketiga pada kategori cukup setuju. Pernyataan dengan nilai terendah yaitu tidak sering merasa lelah setelah pulang bekerja. Artinya bahwaworking mom mengalami kelelahan setelah pulang bekerja sehingga perilaku dengan anggota keluarga kurang berkualitas. Walaupun demikian, pernyataan dengan nilai tertinggi yaitu pernyataan kedua dimana anak dari seorang working mom tetap merasa mendapat dukungan dari peran sebagai ibu. Berdasarkan tabel 2,3, dan 4 diperoleh hasil persepsi konflik peran ganda pada working momdi Kota Palopo untuk setiap indikator yang disajikan pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Analisis persepsi konflik peran ganda padaworking momdi Kota Palopo

No Pernyataan Rataan Skor Keterangan

1 Time based conflict 3.53 Setuju

2 Stain based conflict 3.64 Setuju

3 Behavior based conflict 3.75 Setuju

Rata-Rata 3.64 Setuju

Sumber: Data diolah (2023)

Berdasarkan tabel 5, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.64 dengan kategori setuju.

Indikator dengan nilai rataan skor terendah yaknitime based conflictatau konflik berdasarkan waktu. Sedangkan indikator dengan nilai tertinggi yaitu indikator ke 3 yaknibehavior based conflictatau konflik berdasarkan perilaku.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa persepsi working mom di Kota Palopo akan konflik peran ganda berada pada rataan skor dengan kategori setuju atau baik. Artinya bahwaworking momdi Kota Palopo yang terdiri dari berbagai macam profesi seperti tenaga perawat, tenaga pendidik (dosen dan guru), aparatur sipil negara pada pemerintahan, karyawati swasta, dan BUMN mampu menyeimbangkan antara pekerjaan dan urusan rumah tangga nya dengan baik. Tumpang tindih antara tugas pekerjaan dengan tugas rumah tangga mampu diatasi dengan baik oleh working mom. Konflik peran ganda berupa tekanan peran dari pekerjaan yang bertentangan dengan tekanan peran dari keluarga juga masih tetap dialami oleh wanita karir, namun mereka mampu menjalani dan menyeimbangkan keduanya.

Konflik peran ganda terdiri dari tiga dimensi. Konflik peran ganda yang diungkap oleh Greenhaus dan Beutell dalam Akbar dan Kartika (2016) yaitu konflik berdasarkan

(6)

waktu (time based conflict), konflik berdasarkan tekanan (stain based conflict) dan konflik berdasarkan perilaku (behavior based conflict.

Konflik berdasarkan waktu (Time based conflict) merupakan konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan untuk memenuhi satu peran tidak dapat digunakan untuk memenuhi peran lainnya artinya bahwa disaat yang bersamaan seorang yang mengalami konflik peran ganda tidak akan bisa melakukan dua atau lebih peran sekaligus (Greenhaus dan Beutell dalam Riskasari 2016). Menurut Pratiwi dan Betria (2021) waktu untuk keluarga yang dimiliki oleh seorang wanita yang memiliki peran ganda pasti akan relatif lebih sedikit dari pada wanita yang hanya berperan sebagai seorangibu rumah tangga. Didasarkan pada hasil analisis persepsi responden, secara keseluruhan ditemukan bahwa konflik berdasarkan waktu pada working mom di Kota Palopo penerapannya masih dalam kategori baik. Working mom masih mampu menyeimbangkan waktu antara keluarga dan pekerjaan. Namun jika dilihat secara detail, untuk mengukur penerapan konflik berdasarkan waktu dapat dilihat dari 4 aspek yang dibuat dalam bentuk pernyataan. Working mom masih berada pada posisi yang ragu jika dihadapkan pada pernyataan tentang “waktu kerja yang banyak tidak mengakibatkan berkurangnya waktu untuk keluarga”.

Menurut Stoner et al dalam Riskasari (2016) salah satu faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda yaitu time pressure, semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja maka semakin sedikit waktu untuk keluarga. Karena pada dasarnya melaksanakan peran dalam keluarga dan pekerjaan dalam waktu yang bersamaan cukup sulit untiuk dilakukan oleh working mom. Sehingga pilihannya adalah salah satu diantaranya yakni apakah melaksanakan peran sebagai istri dan ibu dengan meninggalkan pekerjaan ataukah melaksanakan pekerjaan dengan meninggalkan peran dalam keluarga untuk sementara waktu.

Sehingga semakin besar beban kerja yang diemban seorang working mom maka sedikit banyak berakibat terhadap waktu yang berkurang untuk keluarga. Selain itu pernyataan lain yang masih dijawab ragu olehworking mom di Kota Palopo yakni “ waktu kerja yang sering berubah tidak membuat waktu bersama keluarga terganggu”. Pernyataan ini hampir sama dengan pernyataan sebelumnya yakni tentang waktu. Perbedaannya adalah waktu yang sering berubah.

Perubahan waktu kerja berakibat pada rencana waktu dengan keluarga yang juga berubah dan semakin sedikit. Akbar (2017), mengemukakan bahwa ada beberapa kiat untuk menangani konflik peran ganda yaitu kiat untuk individu dan kiat untuk perusahaan. Kiat untuk individu berupa pengaturan waktu atau manajemen waktu yang baik. Manajemen waktu adalah strategi yang perlu diterapkan oleh working mom untuk mengatur sebaik mungkin waktu untuk keluarga dan waktu untuk pekerjaan. Manajemen waktu menurut Santrock dalam Azkiyati (2018) merupakan hal yang dapat membantu individu lebih produktif, memberikan keseimbangan antara bekerja dan bermain serta mencegah stress.

Konflik Berdasarkan Tekanan (Stain Based Conflict) menurut Greenhaus dan Beutell dalam Riskasari (2016) yaitu ketegangan yang dihasilkan oleh salah Satu peran membuat seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan perannya yang lain. Sebagai contoh,

(7)

seorang ibu yang seharian bekerja, ia akan merasa lelah, dan hal itu membuatnya sulit untuk duduk dengan nyaman menemani anak menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ketegangan peran ini bisa termasuk stres, tekanan darah meningkat, kecemasan, cepat marah dan sakit kepala. Dan begitu pula sebaliknya, seorang working mom yang memiliki tekanan atau permasalahan dalam keluarga, yang berdampak terhadap pekerjaannya. Dari hasil analisis persepsi responden terhadap working mom untuk dimensi tentang konflik berdasarkan tekanan, working mom di Kota Palopo secara keseluruhan menganggap bahwa dimensi ini masih bisa diatasi dengan rataan pada range baik atau setuju.

Jika dilihat secara detail, dari empat pernyataan tentang konflik berdasarkan waktu, working mom setuju bahwa tuntutan pekerjaan tidak mempengaruhi hubungan dengan keluarga. Ketegangan yang dihasilkan dari pekerjaan rata-rata tidak membuat working mom untuk sulit memenuhi tuntatan perannya dalam keluarga dan begitu pula sebaliknya. Namun, jika dibandingkan dengan pernyataan” permasalahan dalam keluarga tidak berdampak terhadap waktu untuk bekerja”, pernyataan ini sama-sama berada pada rataan setuju atau baik namun nilainya lebih rendah jika dibandingkan dengan pernyataan” permasalahan dalam pekerjaan berdampak terhadap pekerjaan”. Pratiwi dan Betria (2021) menjabarkan bahwa salah satu aspek yang mempengaruhi konflik peran ganda yaitu tekanan karir dan tekanan keluarga. Hal ini sangat mungkin terjadi ketika banyak tekanan yang terjadi di dalam keluarga, dimana ketika konflik keluarga tersebut tidak dapat diatasi dengan baik maka tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi cara individu tersebut dalam menjalankan tuntukan pekerjaan di kantor. Selain itu, Priastuty dan Mulyana (2021) mengemukakan bahwa tekanan dari salah satu peran mampu mempengaruhi turunnya kualitas hidup dari peran lainnya.

Konflik berdasarkan perilaku (Behavior Based Conflict) menurut Greenhaus dan Beutell dalam Riskasari (2016) merupakan konflik yang muncul ketika pengharapan dari suatu perilaku yang berbeda dengan pengharapan dari perilaku peran lainnya. Didasarkan hasil penelitian terhadap analisis persepsei working mom di Kota Palopo, diperoleh bahwa rataan skore berada pada range setuju. Artinya bahwa konflik yang didasarkan pada perilaku bisa atau mampu untuk diatasi oleh working mom. Walaupun ada rasa lelah atau letih yang dirasakan olehworking momsetelah bekerja namun peran sebagai istri dan ibu mampu untuk dilakukan dengan baik sehingga suami dan anak tetap merasa mendapat dukungan dan peran sebagai istri dan juga anak.

Dukungan keluarga berupa sifat pengertian dari keluarga seperti suami dan anak sangat dibutuhkan working mom dalam menjalani konflik peran ganda. Selain itu, Kebijakan pimpinan yang sangat memperhatikan kefleksibelan waktu antara pekerjaan dan keluarga juga sangat dibutuhkan. triaryati dalam riskasari (2016) ada beberapa kiat untuk perusahaan dalam menghadapi masalah konflik peran ganda yaitu waktu kerja yang lebih fleksibel, jadwal kerja alternate, tempat penitipan anak, taman kanak-kanak, kebijakan ijin keluarga, job sharing. Penyelesaian konflik peran ganda bergantung pada dukungan dari anggota keluarga terutama suami, kemampuan manajemen waktu dan strategi dalam penyelesaian konflik (Maharani, 2019)

(8)

4. Kesimpulan

Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi working mom atau ibu bekerja di Kota Palopo akan konflik peran ganda masuk pada kategori setuju atau baik. Ibu bekerja mampu menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan. Tumpang tindih antara tugas pekerjaan dengan tugas rumah tangga mampu diatasi dengan baik olehworking mom. Indikator dengan nilai rataan tertinggi yakni konflik berdasarkan perilaku, sedangkan indikator dengan nilai rataan terendah yaitu konflik berdasarkan waktu.

5. Ucapan Terima Kasih

Artikel ini merupakan bagian dari penelitian penulis yang berjudul Pengaruh Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja Working mom di Kota Palopo. Penelitian tersebut merupakan Penelitian Dosen Pemula (PDP) yang lolos untuk didanai di tahun 2023 oleh Kementrian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (KEMDIKBUDRISTEK). Oleh karenanya penulis sampaikan terimakasih kepada KEMDIKBUDRISTEK yang telah memberikan kesempatan dan mendorong penulis menghasilkan karya ilmiah. Bantuan dalam bentuk materiil ini sangat membantu penulis. Terimakasih pula penulis sampaikan kepada mahasiswa kami yang membantu penulis dalam mengumpulkan data dalam bentuk kuesioner.

Semoga hasil karya ilmiah ini bermanfaat.

6.

Daftar Pustaka

Akbar, D. A. (2017). Konflik peran ganda karyawan wanita dan stres kerja.An Nisa'a,12(1), 33-48.

Akbar, Z., & Kartika, K. (2016). Konflik peran ganda dan keberfungsian keluarga pada ibu yang bekerja.Jurnal Penelitian Dan Pengukuran Psikologi: JPPP,5(2), 63-69.

Azkiyati, N. (2018). Hubungan konflik peran ganda dan manajemen waktu dengan stres kerja pada wanita menikah yang berprofesi sebagai guru.Psikoborneo,6(1), 9-16.

Billah, F. A. (2018). Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Dosen Wanita Di Institut Agama Islam Negeri (Iain) Jember. In Skripsi. Universitas Jember

Ermawati, S. E. (2016). Peran ganda wanita karier (konflik peran ganda wanita karier ditinjau dalam prespektif islam).Edutama,2(2), 59-69.

Maharani, E. P. (2019).Konflik peran ganda wanita karier(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Pratiwi, T. Y., & Betria, I. (2021). Konflik Peran Ganda Dan Stres Kerja Pada Karyawan Perempuan.Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos,10(2), 1-14.

Priastuty, B. A. D., & Mulyana, O. P. (2021). Hubungan antara Konflik Peran Ganda dengan Stres Kerja pada Tenaga Kesehatan Wanita di Puskesmas. Jurnal Penelitian Psikologi,8(2).

Rahmayati, T. E. (2020). Konflik Peran Ganda Pada Wanita Karier: Konflik Peran Ganda Pada Wanita Karier.Juripol (Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan),3(1), 152- 165.

(9)

Riskasari, W. (2016). Konflik peran ganda wanita berkarir. Al-Qalb: Jurnal Psikologi Islam,7(2), 74-81.

Riyanto, I., & Juanah. (2020). Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Wanita pada PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Cilegon.

Ekonomi Dan Publik,16(1), 1–14.

RKPD 2022 (Rencana kerja pembangunan daerah). (2021). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kota palopo

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konflik peran ganda ( Work Family Conflict dan Family Work Conflict ) terhadap stres kerja pada karyawan wanita di

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konflik peran ganda dengan stres kerja pada wanita. Kata Kunci : Konflik Peran Ganda,

BAB I PENDAHULUAN ... Latar Belakang Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Konflik Peran Ganda ... Pengertian Konflik ... Pengertian peran ganda ....

Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung konflik peran ganda yang terdiri dari konflik pekerjaan-keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan

Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana konflik peran ganda dialami oleh mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang yang telah menikah ditinjau dari respon

Greenhaus dan Beutell (1983), konflik peran ganda sebagai suatu bentuk konflik antara peran dimana tekanan-tekanan dari pekerjaan dan keluarga saling tidak cocok satu sama

Data konflik peran ganda diperoleh dengan menggunakan skor skala konflik peran ganda yang terdiri dari 4 pernyataan yang sahih. Pemberian skor terhadap setiap item pernyataan

Hasil penelitian ini menghasilkan hubungan antara konflik peran ganda (work family koefisien korelasi Pearson sebesar -0,274 yang conflict) dengan kepuasan kerja pada