• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHA ANYAMAN KETAK DI NYURBAYE GAWAH KECAMATAN LINGSAR

N/A
N/A
Cerita Film

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS USAHA ANYAMAN KETAK DI NYURBAYE GAWAH KECAMATAN LINGSAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHA ANYAMAN KETAK DI NYURBAYE GAWAH KECAMATAN LINGSAR

Disusun oleh :

Nama : Ni Luh Sagita Dewi

Nim : 22071570076

Prodi : Ekonomi Hindu

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM

TAHUN AJARAN 2022-2023

(2)

ANALISIS USAHA ANYAMAN KETAK DI NYURBAYE GAWAH KECAMATAN LINGSAR

Ni Luh Sagita Dewi Prodi Ekonomi Hindu

Institute Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram Email : [email protected]

Abstrak :

Anyaman ketak adalah suatu bentuk kerajinan tangan yang telah lama menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Di desa Nyurbaye Gawah, Kecamatan Lingsar, usaha anyaman ketak telah menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk setempat. Namun, seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan industri, usaha anyaman ketak di daerah tersebut menghadapi beberapa tantangan. Metode penelitian yang digunakan meliputi wawancara langsung dengan para pengrajin anyaman ketak, pengamatan lapangan, dan studi literatur terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha anyaman ketak di Nyurbaye Gawah memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain perubahan pola konsumsi masyarakat, persaingan dengan produk anyaman modern, dan kurangnya akses pasar yang luas. Untuk meningkatkan keberlanjutan usaha anyaman ketak, beberapa strategi dapat dilakukan. Pertama, pengrajin perlu melakukan inovasi dalam desain dan teknik anyaman ketak agar produknya tetap relevan dengan selera pasar yang berubah. Kedua, kolaborasi antara pengrajin dan pemerintah setempat dapat membantu meningkatkan akses pasar melalui promosi dan pemasaran yang lebih efektif. Ketiga, pelatihan dan pendidikan keterampilan anyaman ketak perlu ditingkatkan untuk memastikan transfer pengetahuan kepada generasi muda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi usaha anyaman ketak di Nyurbaye Gawah, Kecamatan Lingsar, dan memberikan rekomendasi strategis untuk meningkatkan keberlanjutan dan perkembangan usaha tersebut. Selain itu, hasil penelitian ini

(3)

dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian terkait di bidang seni dan budaya serta pengembangan ekonomi lokal.

Kata kunci : anyaman ketak, kerjajinan, rotan.

PENDAHULUAN

Anyaman ketak adalah salah satu produk kerajinan tradisional yang berasal dari daun ketak (Fimbristylis globulosa). Anyaman ketak memiliki nilai estetika dan fungsional yang tinggi, sehingga banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun wisatawan. Anyaman ketak dapat dibuat menjadi berbagai macam bentuk, seperti tas, dompet, tempat tisu, dan sebagainya. Selain itu, anyaman ketak juga memiliki nilai ekonomi yang potensial, karena dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang menggeluti usaha ini.

Salah satu sentra produksi anyaman ketak di Lombok Barat adalah Nyurbaye Gawah, sebuah desa adat yang terletak di Kecamatan Lingsar. Desa ini memiliki sekitar 100 orang pengrajin anyaman ketak, yang sebagian besar adalah perempuan. Usaha anyaman ketak di desa ini sudah berlangsung sejak tahun 1980-an, dan merupakan warisan budaya yang turun-temurun dari generasi ke generasi. Usaha anyaman ketak di desa ini juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat, baik dalam hal bahan baku, peralatan, pemasaran, maupun pelatihan.

Namun, meskipun usaha anyaman ketak di desa ini memiliki prospek yang baik, masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin.

Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah ketersediaan dan kualitas bahan baku, persaingan pasar, rendahnya harga jual, kurangnya inovasi produk, serta kurangnya manajemen usaha yang profesional. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah analisis mengenai usaha anyaman ketak di desa ini, untuk mengetahui kondisi usaha saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha, serta strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja usaha.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis usaha anyaman ketak di Nyurbaye Gawah Kecamatan Lingsar, dengan menggunakan pendekatan analisis

(4)

SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Dengan demikian, diharapkan artikel ini dapat memberikan gambaran mengenai usaha anyaman ketak di desa ini, serta memberikan rekomendasi-rekomendasi yang dapat membantu para pengrajin untuk mengembangkan usaha mereka secara lebih optimal.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang berusaha untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena yang diteliti secara mendalam dan komprehensif, dengan menggunakan data verbal atau non-numerik. Metode kualitatif deskriptif ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menganalisis usaha anyaman ketak di Nyurbaye Gawah Kecamatan Lingsar. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi pasar

Pasar untuk usaha anyaman ketak terdiri dari pasar lokal dan pasar global.

Pasar lokal meliputi masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Lombok, khususnya Mataram, yang tertarik dengan produk kerajinan tradisional yang memiliki nilai estetika dan fungsional yang tinggi. Pasar lokal dapat dijangkau melalui berbagai pusat oleh-oleh atau pasar seni di Mataram, salah satunya Pasar Seni Sayang-Sayang yang berada di Kecamatan Cakranegara. Selain anyaman ketak, pasar seni ini juga menjual berbagai jenis kerajinan tangan lainnya, seperti kendi maling, gerabah, tenun ikat, dan sebagainya.

Pasar global meliputi negara-negara yang telah mengimpor produk kerajinan anyaman ketak dari Lombok, seperti Kanada, Filipina, Uni Emirat Arab (UEA), India, Inggris, Perancis, dan Jerman23. Pasar global dapat dijangkau melalui kerjasama dengan eksportir, pameran, atau media online.

(5)

Pasar global menawarkan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pengrajin anyaman ketak, karena permintaan yang tinggi dan harga jual yang lebih tinggi. Namun, pasar global juga menuntut kualitas produk yang lebih baik, variasi motif yang lebih banyak, dan manajemen usaha yang lebih profesional.

B. Deskripsi bisnis

Usaha anyaman ketak adalah usaha yang mengolah daun ketak (Lygodium circinatun) menjadi berbagai produk kerajinan, seperti tas, dompet, tempat tisu, dan sebagainya. Usaha ini merupakan salah satu industri rumah tangga yang ada di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur, dengan 64 sentra, 15.004 unit usaha, dan 25.631 tenaga kerja. Usaha ini mayoritas dilakukan oleh wanita untuk meningkatkan pendapatan keluarganya. Usaha ini juga merupakan warisan budaya yang turun-temurun dari generasi ke generasi.

Usaha anyaman ketak memiliki prospek yang baik, karena produknya memiliki nilai estetika dan fungsional yang tinggi, serta banyak diminati oleh pasar lokal maupun global. Produk anyaman ketak telah banyak diekspor ke berbagai negara, seperti Kanada, Filipina, Uni Emirat Arab (UEA), India, Inggris, Perancis, dan Jerman²³. Usaha anyaman ketak juga mendapat dukungan dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta, dalam hal bahan baku, peralatan, pelatihan, pemasaran, maupun pengembangan desain.

Usaha anyaman ketak juga menghadapi beberapa tantangan, seperti ketersediaan dan kualitas bahan baku yang semakin menurun, persaingan pasar yang semakin ketat, rendahnya harga jual yang tidak sebanding dengan biaya produksi dan kualitas produk, kurangnya inovasi produk yang sesuai dengan selera konsumen, serta kurangnya manajemen usaha yang profesional dan akuntabel. Oleh karena itu, usaha anyaman ketak perlu melakukan berbagai strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, seperti melakukan budidaya tanaman ketak secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas produk

(6)

melalui peningkatan keterampilan dan peralatan pengrajin, menciptakan produk-produk baru yang lebih variatif dan menarik, serta memperbaiki sistem administrasi dan keuangan usaha.

(7)

Salah satu artshop yang menjalankan usaha ini adalah Bina Usaha yang berada di desa nyurbaye gawah kecamatan lingsar. Murnah, pemilik dari artshop ini mengatakan dia memiliki lebih dari 150 pegawai yang di berdayakan sebagai pengerajin.

(proses pembuatan kerajinan ketak)

Murnah juga mengatakan modal usaha yang diperlukan untuk memulai usahanya ini adalah sekitar 100 juta lebih dengan keuntungan yang sangat menjajinkan. Artshop ini menyediakan bahan baku untuk pengerajinnya dan setiap kerajinan yang sudah jadi akan dibeli Kembali oleh murnah dan akan dijual ke tengkulak atau makelar yang kemudian dikirim ke luar negri oleh para makelar. Jadi, bina usaha disini menjadi tangan ketiga dari proses penjualan kerajinan anyaman ketak ini. Bina usaha hanya menyediakan bahan baku yang dujual ke para pengerajinnya, dan kemudian akan dibelikembali oleh bina usaha yang selanjutnya akan dikirim ke luar negri.

Bina usaha akan mengambil keuntungan dari selisih penjualan bahan baku dan juga kerajinan yang sudah dikirim. Sebgai contoh murnah akan menjual bahan baku yang harganya 35.000 menjadi 50.000 ke pengerajin. Sedangakan dari kerajinan yang sudah jadi, jika dari pengerajin harganya 125, maka murnah akan menjualnya dengan harga 150 ke makelar dan setiap kali pengiriman ia bisa mengirim sampai 1000 pcs.

(8)

C. Analisis SWOT

Berikut adalah analisis SWOT untuk usaha anyaman ketak:

1. Strengths (Kekuatan):

- Produk anyaman ketak memiliki nilai estetika dan fungsional yang tinggi, serta dapat dibuat menjadi berbagai bentuk dan fungsi.

- Produk anyaman ketak memiliki pasar yang luas, baik lokal maupun global, serta banyak diminati oleh masyarakat dan wisatawan.

- Usaha anyaman ketak merupakan warisan budaya yang turun- temurun, sehingga memiliki nilai sejarah dan kearifan lokal.

- Usaha anyaman ketak dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya wanita, yang menggeluti usaha ini.

- Usaha anyaman ketak mendapat dukungan dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta, dalam hal bahan baku, peralatan, pelatihan, pemasaran, maupun pengembangan desain.

2. Weaknesses (Kelemahan):

- Ketersediaan dan kualitas bahan baku anyaman ketak semakin menurun, karena faktor alam, lingkungan, dan eksploitasi yang berlebihan.

- Persaingan pasar anyaman ketak semakin ketat, baik dari produk sejenis maupun produk alternatif yang lebih murah dan mudah diperoleh.

- Rendahnya harga jual anyaman ketak yang tidak sebanding dengan biaya produksi dan kualitas produk, sehingga mengurangi keuntungan dan motivasi pengrajin.

(9)

- Kurangnya inovasi produk anyaman ketak yang sesuai dengan selera konsumen, sehingga menyebabkan stagnasi dan penurunan daya saing produk.

- Kurangnya manajemen usaha anyaman ketak yang profesional dan akuntabel, sehingga menyulitkan pengawasan, evaluasi, dan pengembangan usaha.

3. Opportunities (Peluang):

- Adanya permintaan pasar yang tinggi terhadap produk kerajinan tradisional yang memiliki nilai estetika dan fungsional yang tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.

- Adanya kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya lokal dan mengapresiasi produk-produk yang berasal dari daerahnya sendiri.

- Adanya kemajuan teknologi dan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi produksi, serta promosi dan pemasaran produk.

- Adanya rencana pemerintah untuk menjadikan paku ketak sebagai hasil hutan bukan kayu (HHBK) unggulan di Provinsi NTB, sehingga dapat memberikan perlindungan dan insentif bagi usaha anyaman ketak.

4. Threats (Ancaman):

- Adanya perubahan iklim dan bencana alam yang dapat mengancam ketersediaan dan kualitas bahan baku anyaman ketak.

- Adanya produk-produk sejenis atau alternatif yang lebih murah, mudah diperoleh, atau lebih berkualitas dari usaha anyaman ketak.

- Adanya perubahan selera konsumen yang lebih menyukai produk- produk modern, praktis, atau bergaya minimalis daripada produk- produk tradisional.

(10)

- Adanya peraturan atau kebijakan pemerintah yang dapat membatasi atau menghambat usaha anyaman ketak, seperti pajak, bea cukai, standar kesehatan, atau perlindungan lingkungan.

D. Teknologi yang diperlukan

Beberapa teknologi yang diperlukan dalam usaha anyaman ketak adalah:

 Teknologi untuk mengolah bahan baku anyaman ketak, seperti alat untuk mengeringkan, membentuk, dan mengupas daun ketak. Teknologi ini dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan baku yang tersedia, serta mengurangi biaya dan waktu produksi1.

 Teknologi untuk membuat produk anyaman ketak, seperti alat untuk menenun, menjahit, dan menghias produk. Teknologi ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dan kreativitas pengrajin, serta menciptakan produk-produk baru yang lebih variatif dan menarik2.

 Teknologi untuk memasarkan produk anyaman ketak, seperti media online, website, sosial media, dan e-commerce. Teknologi ini dapat membantu meningkatkan promosi dan pemasaran produk, serta menjangkau pasar yang lebih luas, baik lokal maupun globa

KESIMPULAN

Anyaman ketak dinarmada memiliki potensi pasar yang menjanjikan, baik secara domestik maupun internasional. Produk ini menarik minat konsumen yang menghargai keunikan dan keaslian produk lokal serta memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi lokal dan pelestarian budaya tradisional.

Namun, pelaku usaha anyaman ketak juga dihadapkan pada tantangan yang perlu ditangani secara efektif. Tantangan tersebut meliputi kurangnya akses ke pasar yang lebih luas, perubahan tren desain yang terus berkembang, dan keberlanjutan pasokan bahan baku alam. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan strategi yang komprehensif, termasuk upaya pemasaran yang lebih

(11)

intensif melalui platform online dan media sosial, pengembangan keterampilan pengrajin, dan pemilihan bahan baku yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dengan implementasi strategi yang tepat, diharapkan usaha anyaman ketak dinarmada dapat terus tumbuh dan berkembang, mencapai pasar yang lebih luas, dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat.

Selain itu, upaya pelestarian budaya tradisional juga harus terus diperkuat untuk menjaga keaslian dan keunikan anyaman ketak dinarmada sebagai warisan budaya Indonesia.

Dalam rangka menjaga keberlanjutan dan kesinambungan usaha anyaman ketak, kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, akademisi, dan masyarakat secara luas sangat penting. Dengan demikian, usaha ini dapat menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya tradisional, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Awaludin. 2022. Tembus pasar global, anyaman ketak Lombok mendunia.

Diakses dari Tembus Pasar Global, Anyaman Ketak Lombok Mendunia (beritasatu.com)

Fadly. 2021. Sejarah Anyaman Ketak Desa Beleka di Lombok yang Mendunia.

Diakses dari Sejarah Anyaman Ketak Desa Beleka di Lombok yang Mendunia (breezelombok.com)

Budiastuti ni ketut sri, made suma wedasta. Peranan Agroindustri Dalam Pemberdayaan Ekonomi Wanita Perajin Anyaman Ketak Di Kabupaten Lombok Barat. GaneÇ Swara Vol. 6 No.1 Maret 201

Velarosdela rindi nuris. 2018. Kisah Sahniati Rintis Usaha Anyaman Ketak Beromzet Rp 70 Juta Seminggu. Kompas.com. diakses dari Kisah Sahniati Rintis Usaha Anyaman Ketak Beromzet Rp 70 Juta Seminggu Halaman all - Kompas.com

Kuswantoro Devy Priambodo. 2015. Peluang dan Tantangan Pengembangan Paku Ketak (Lygodium circinnatum (Burm.f.) Sw.) di Pulau Lombok. Diakses dari (PDF) Peluang dan Tantangan Pengembangan Paku Ketak (Lygodium circinnatum (Burm.f.) Sw.) di Pulau Lombok (researchgate.net)

(12)

Ntb.idntimes. 2021. Anyaman Ketaq, Produk Lokal Asal NTB yang Tembus Pasar Ekspor. Diakses dari Anyaman Ketaq, Produk Lokal Asal NTB yang Tembus Pasar Ekspo (idntimes.com)

Literasi. 2019. Kerajinan Ketak Didorong Tembus Pasar Dunia. Diakses dari Kerajinan Ketak Didorong Tembus Pasar Dunia – Literasi Pariwisata

Referensi

Dokumen terkait

Industri anyaman bambu yang ada di daerah Kecamatan Sukoharjo merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan yang besar dalam sumbangan taraf hidup masayarakat desa Dukuh

Menurut Hendar dan Kusnadi (2005) dalam pasar persaingan sempurna, persaingan harga tidak cocok untuk masing-masing penjual (termasuk.. Yang memungkinkan adalah

Dari analisa Sensitivitas diketahui bahwa perusahaan sangat sensitif terhadap perubahan harga bahan baku yang akan juga diikuti dengan kenaikan harga jual produk sampai

D = Pasar masih dikuasai oleh produk berbahan baku sintetis. E = Kecenderungan meningkatnya persaingan internasional,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis kelayakan finansial usaha agroindustri anyaman purun di Desa Menang Raya Kecamatan Pedamaran, (2) mengukur

1) Terdapat 25 responden yang mengemukakan bahwa mereka menggunakan internet untuk mencari informasi pasar. Hal ini menunjukkan persaingan yang ketat antar usaha

Permasalahan yang ada pada petani ikan lele dalam kolam terpal adalah: mahalnya harga pakan ikan, rendahnya harga jual ikan, terbatasnya modal usaha, sifat kanibal dari

Predictors: (Constant), Jumlah Produksi, Harga Jual, Harga beli, Jumlah tenaga kerja Pengupas, Jumlah bahan baku.. Error