PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana analisa hukum dalam Putusan Nomor 2684/Pdt.G/2018/PA.Mdn tentang pembagian subsidi kepada ahli waris yang dihitung sebagai warisan.
Faedah Penelitian
Hasil praktikum penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi kepada para praktisi mengenai pembagian harta warisan kepada ahli waris yang dianggap sebagai harta warisan.
Tujuan Penelitian
Ada orang yang masih hidup sebagai ahli waris yang akan mewarisi bila pewaris meninggal dunia. Menurut KUHPerdata, ahli waris dapat diketahui melalui pertalian darah, perikatan perkawinan dan orang-orang lain yang tidak ada hubungan saudara dengan pewaris (atas wasiat). Muvarri (ahli waris) adalah orang yang meninggal dunia dengan meninggalkan harta warisan untuk dibagikan kepada ahli warisnya.
Sesuatu yang diberikan kepada ahli waris ketika menikah sebagai bekal kehidupan setelah menikah. Selama tidak ada ahli waris yang mempersoalkan sumbangan salah seorang ahli waris, maka harta yang tidak dibagikan itu dapat dibagi kepada semua ahli waris menurut bagiannya. Analisis hukum pada keputusan nomor 2684/Pdt.G/2018/PA.Mdn tentang pembagian subsidi kepada ahli waris yang dianggap sebagai warisan.
Plaintif dan defendan adalah waris sah Xxxxxxxxxx, jadi mereka mempunyai kepentingan (legal standing) dalam kes ini. Disebabkan terbukti bahawa subjek akta hak milik dikawal oleh defendan, maka defendan diperintahkan untuk menyerahkannya kepada ahli waris mengikut bahagian masing-masing ahli waris seperti yang dinyatakan di atas. Ia tidak termasuk waris pemberi wasiat, dan harta yang diperoleh dengan mengeluarkan wasiat tidak boleh digunakan melawan undang-undang.
Analisa hukum dalam putusan nomor 2684/Pdt.G/2018/PA.Mdn tentang pembagian sumbangan kepada ahli waris yang dihitung sebagai warisan, dalam putusan tersebut ditetapkan ada dua benda berupa tanah dan bangunan yang menurut keterangan saksi. terdakwa telah diberikan kepada terdakwa I dan Almh. Nazaruddin Panjaitan, ini menjadi bukti bahwa tergugat dan penggugat adalah ahli waris yang sah dari pewaris.
Definisi Operasioanal
Keaslian Penelitian
Nidaul Hasanah, Mahasiswa Magister Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2021 dengan judul penelitian : “Pembatalan Akad Hibah oleh Pengadilan Agama Berdasarkan. Permasalahan dalam penelitian ini terkait dengan filosofi akad donasi sebagai sarana peralihan hak dalam hukum Islam, konsistensi hakim pengadilan agama dalam pelaksanaan akad donasi terkait warisan (tirkah) dan donasi secara umum, dan peranannya. lembaga Islam dalam kesepakatan alokasi dana di kota Makassar. Permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan analisis pertimbangan hakim dalam memutus perkara banding Nomor 0020/Pdt.G/2019/PTA.Bdl sehubungan dengan sengketa harta warisan yang dihibahkan, dan peninjauan kembali terhadap perkara tersebut. alasan hakim memutus perkara banding Nomor 0020/Pdt.G/2019/PTA.Bdl tentang perselisihan mengenai harta warisan yang dihibahkan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan kedudukan akta hibah wasiat terhadap bagian mutlak ahli waris dalam Surat Keputusan Nomor 1525 K/Pdt/2015, dan perlindungan hukum atas bagian mutlak ahli waris dengan adanya hibah wasiat. akta dalam Keputusan Nomor 1525 K/Pdt/2015.
Metode Penelitian
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Sifat Penelitian
- Sumber Data
- Alat Pengumpul Data
- Analisis Data
Idris Ramulyo mengatakan, hukum waris merupakan kumpulan aturan hukum yang mengatur siapa di antara ahli waris atau badan hukum yang berhak mewarisi harta warisan. Bagaimana kedudukan masing-masing ahli waris dan berapa besarnya yang diterima masing-masing ahli waris dengan adil dan tanpa cela. 18. Harta yang diwariskan sangat sedikit, sehingga hadiah yang diterima salah satu anak tidak dianggap sebagai warisan, dan ahli waris yang lain tidak mendapat bagian yang berarti. pembagian warisan.
Pasal 1096 KUH Perdata memuat apa yang harus disumbangkan, yaitu apa yang telah diberikan oleh ahli waris semasa hidupnya kepada ahli waris untuk memberinya kedudukan, pekerjaan, atau usaha, untuk melunasi hutang-hutang ahli waris yang bersangkutan dan tanpa memberikannya sebagai cerai. uang saku. Walaupun waktu pemberiannya berbeda-beda, namun diberikan kepada anak atau ahli waris karena akan menentukan bagian warisan yang akan diterimanya. Gugatan penggugat sebagaimana dimaksud pada ayat 10.1 gugatan penggugat berupa sebidang tanah beserta bangunan diatasnya seluas 1.651 m2 yang terletak di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. , dikenal masyarakat setempat dengan Jalan Setia Budi Gang Tengah Nomor 34, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, sesuai dengan Sertifikat Hak Milik Nomor: 835 yang terdaftar di Kantor Pertanahan Kota Medan, atas nama Nazaruddin Panjaitan Dibantah oleh para terdakwa, para terdakwa menyatakan bahwa harta tersebut telah dibagikan kepada ahli waris Nazaruddin Panjaitan.
Dalam prakteknya, pemberian wasiat harus memenuhi syarat-syarat tertentu, sehingga pelaksanaannya tidak bertentangan dengan ketentuan hukum waris dan tidak merugikan ahli waris lain yang tidak menerima hadiah melalui pemberian wasiat. Pemberian wasiat tidak boleh melebihi sepertiga dari harta warisan setelah dikurangi seluruh utangnya, karena melebihi sepertiga berarti mengurangi hak ahli waris. Perlindungan hukum bagi ahli waris atas pemberian dari ahli waris yang terhitung sebagai warisan sepanjang tidak ada ahli waris yang mempermasalahkan pemberian yang diterima oleh salah seorang ahli waris, maka harta yang belum dibagikan dapat dibagi kepada semua ahli waris menurut bagiannya.
Ada baiknya juga untuk melibatkan calon ahli waris dalam proses pemberian hadiah dari pemberi kepada penerima agar tidak menimbulkan inkonsistensi di kemudian hari. Indah Sari, “Pembagian Hak Waris Ab Intestato dan Ahli Waris Wasiat Menurut Hukum Perdata Barat (BW)”, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Volume 5, Nomor 1, September 2014.
TINJAUAN PUSTAKA
Harta Warisan
Ab intestato adalah salah satu bentuk pewarisan yang mana hubungan darah menjadi faktor penentu dalam hubungan pewarisan antara ahli waris dan ahli waris. Pembagian hak waris kepada ahli waris berdasarkan wasiat adalah pembagian melalui surat wasiat, yang mana pewaris membuat surat wasiat sebelum meninggal dunia kepada siapa saja yang hendak diwariskannya. Surat wasiat dalam hukum perdata Barat mengenai pewarisan harus dibuat secara tertulis oleh pewaris, untuk menjamin kepastian hukum dalam pembagian warisan menurut cara-cara hukum perdata Barat.
Sekaligus juga sebagai alat bukti yang pasti dan jelas, apabila di kemudian hari ada pihak-pihak yang tidak puas dengan pembagian harta warisan, dan dapat pula dijadikan alat bukti di pengadilan.27. 27 Indah Sari, “Pembagian Hak Waris Ab Intestato dan Ahli Waris Wasiat Menurut Hukum Perdata Barat (BW)”, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Volume 5, Nomor 1, September 2014, halaman 14.
Hibah
Warisan adalah ilmu kaidah fiqh dan cara perhitungan yang dapat menentukan bagian masing-masing ahli waris atas harta warisan.36 Undang-undang telah mengatur dan menentukan cara dan bentuk hibah. Penerima hibah adalah orang-orang kaya dan kaya, sedangkan ahli waris yang lain tidak berkecukupan, sehingga pemberi hibah memperkaya mereka yang sudah kaya dan memiskinkan mereka yang sudah miskin. Sesuatu yang digunakan untuk memberi ahli waris kedudukan dalam masyarakat atau kedudukan atau pekerjaan.
Oleh karena itu mereka harus memenuhi dua syarat, yaitu harus memenuhi syarat sebagai ahli waris dan harus merupakan ahli waris garis lurus ke bawah. Sekalipun seseorang telah menerima hibah dari seorang ahli waris, namun jika yang bersangkutan tidak mempunyai kesanggupan sebagai ahli waris pada saat warisan ahli waris itu terbuka, maka ia tidak wajib memberikan sumbangan. Seseorang yang menerima hibah dari ahli waris, namun merupakan orang luar dan tidak memenuhi syarat sebagai ahli waris, tidak pernah wajib menyumbang.
Seorang ahli waris yang menolak suatu warisan, tidak wajib menghitung apa yang dihibahkan kepadanya, kecuali menambah bagiannya dengan mengurangi bagian mutlak ahli warisnya. Dari tanggapan kedua pihak dalam perkara tersebut, para tergugat membenarkan bahwa Xxxxxxxxxx telah meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 2017 dan ahli waris yang ditinggalkan adalah penggugat dan tergugat, namun para tergugat mengingkari status harta warisan Xxxxxxxxxx yang menurut tergugat adalah para pihak yang sebagian hartanya dialihkan kepemilikannya, sebagian karena penjualan, sebagian karena hibah dari XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Para tergugat mendalilkan harta benda itu dibagi kepada para ahli waris, yaitu penggugat III menerima hasil sewa rumah, penggugat I juga menerima hasil sewa rumah dan menempati rumah induk, sedangkan penggugat III merupakan orang sakit jiwa yang tidak dapat ditinggali. berubah menjadi pihak dalam perkara ini, sebagai penggugat dan sebagai tergugat;.
Karena gugatan pembagian harta warisan telah dikabulkan menurut bagian masing-masing ahli waris sebagaimana tersebut di atas, maka penggugat dan tergugat diperintahkan untuk membagi harta warisan menurut bagian yang sebenarnya masing-masing ahli waris dan bila tidak dapat dibagi secara nyata. , kemudian dijual melalui Kantor Lelang Negara (KLN) dan hasilnya dibagikan kepada ahli waris. Ia memerintahkan para tergugat untuk membagi harta warisan menurut bagiannya dan menyerahkan bagiannya kepada para penggugat, sebagaimana diatur dalam bagian operatif putusan nomor 5 di atas, dengan ketentuan apabila tidak dapat dibagi secara natura, maka akan dilakukan. di lelang melalui negara. Kantor pelelangan dan hasilnya akan dibagi menurut bagian masing-masing ahli waris; Apabila penerima wasiat meninggal dunia setelah meninggalnya pewaris, namun penerima wasiat belum secara tegas menyatakan menerimanya, maka ahli warisnya tetap berhak atasnya.
Berdasarkan pengumuman keputusan no. 2684/Pdt.G/2018/PA.Mdn, menurut penulis, putusan majelis pengadilan memberikan perlindungan hukum terhadap bagian mutlak dari ahli waris (legitimaris), hal ini terlihat dari putusan tersebut, yang selanjutnya bahwa penggugat dan tergugat merupakan ahli waris sah dari almarhum. Nazaruddin Panjaitan, hal ini untuk membuktikan bahwa tergugat dan penggugat adalah ahli waris yang sah dari ahli waris tersebut dan bahwa hibah wasiat dari ahli waris tersebut dapat dicabut menurut Pasal 920 KUH Perdata dan Yurisprudensi Pengadilan Republik Indonesia. Nomor 27.K/AG/2002 tanggal 26.2 tahun 2004. Menurut penulis, putusan majelis pengadilan menjamin perlindungan hukum terhadap ahli waris mutlak (hukum), hal ini terlihat dari putusan yang menyatakan bahwa penggugat dan tergugat adalah ahli waris sah dari almarhum.