PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian Anggaran
- Karakteristik Anggaran
- Kegunaan Anggaran
- Keunggulan dan Keterbatasan Anggaran
- Jenis-Jenis Anggaran
- Proses Penyusunan Anggaran
- Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian
- Anggaran Penjualan
- Pengertian Anggaran Penjualan
- Manfaat Anggaran Penjualan
- Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Penjualan
- Bentuk Anggaran Penjualan
- Kerangka Pemikiran
Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba menjalankan aktivitas dengan lebih yakin dan terarah dalam mencapai tujuan perusahaan. Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba dapat memberikan rincian pendukung yang lebih realistis untuk proposal mereka. Dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan merupakan rencana penjualan perusahaan dimasa yang akan datang dimana dalam menyusun anggaran penjualan perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyusunan anggaran penjualan.
Dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan merupakan alat untuk menyusun anggaran-anggaran lain di dalam perusahaan dan juga sebagai alat bagi manajemen dalam menjalankan fungsinya di dalam perusahaan. Anggaran penjualan digunakan sebagai alat perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan penjualan perusahaan guna mencapai keuntungan optimal yang diinginkan. Anggaran penjualan sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan laba yang direalisasikan serta rencana anggaran penjualan yang dibuat dapat menunjukkan apakah kegiatan penjualan perusahaan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.
METODOLOGI PENELITIAN
- Desain Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Unit Analisis
- Teknik Analisis Data
Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan, dengan tahapan analisis sebagai berikut. Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuntungan 4.4.1 Analisis selisih penjualan produk pintu kayu. Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba Berikut rangkuman selisih realisasi penjualan produk pintu kayu terhadap anggaran penjualan yang disusun perusahaan.
Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuntungan Varian menguntungkan/menguntungkan karena mempunyai nilai positif. Berikut rangkuman selisih realisasi penjualan produk jendela kayu terhadap anggaran penjualan yang dibuat perusahaan. Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuntungan 4.4.3 Analisis perbedaan penjualan produk ventilasi jenis kayu.
Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba Untuk tahun 2006, laba yang dihasilkan memiliki varian yang menguntungkan. Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuntungan 4.4.5 Analisis selisih laba kotor jendela jenis kayu. Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuntungan 4.4.6 Analisis selisih laba kotor ventilasi jenis kayu.
Anggaran Penjualan Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Keuntungan Berdasarkan analisis selisih penjualan dan analisis selisih laba kotor yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa produk Pintu Kayu, Jendela dan Ventilasi Bytis mempunyai prospek yang baik untuk terus dipasarkan. Wilayah Kalimantan Tengah, Surabaya dan Jakarta. . Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba Tingkat penjualan yang dihasilkan perusahaan untuk tahun 2005: 460 pintu, 800 jendela, 1500 unit ventilasi.
PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Perusahaan
Untuk meningkatkan hasil produksinya, perseroan terus melakukan pembenahan dengan menambah mesin produksi dan pendapatan.
Struktur Organisasi
Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba. Pernyataan lain menyebutkan bahwa organisasi adalah suatu sistem perkumpulan orang-orang yang formal, terstruktur dan terkoordinasi, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Malayo S.P. Hasibuan, 1996: 24). Kerja sama didasarkan pada hak, kewajiban dan tanggung jawab individu untuk mencapai tujuan. Dari pola hubungan kerja serta alur wewenang dan tanggung jawab, dapat dibedakan struktur atau bentuk organisasi.
Tingkatan kemudian merupakan struktur organisasi garis, yaitu wewenang dan tanggung jawab diarahkan sepanjang garis vertikal yang mengalir dari pimpinan ke departemen, kemudian ke pegawai di bawahnya, artinya tanggung jawab bersifat bottom-up. Petunjuk, pengarahan dan koordinasi langsung dilakukan oleh pimpinan yang membawahi seluruh bagian struktur organisasi yang ada. Untuk memperjelas bagan atau susunan organisasi mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dapat dilihat sebagai berikut.
Sebagai pengurus tertinggi dalam perusahaan, tetapi juga sebagai pemilik perusahaan, mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh atas kelancaran perusahaan, menyusun rencana, mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, mengawasi pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. tanggung jawab karyawan, memelihara dan mengembangkan dinamika bisnis, Bertanggung jawab terhadap perkembangan keseluruhan kegiatan perusahaan di dalam dan di luar perusahaan. Bagian produksi bertugas melaksanakan segala kegiatan yang berkaitan langsung dengan proses produksi sampai produk siap dipasarkan.Bagian produksi membawahi seluruh pekerja harian atau pekerja harian yang melakukan kegiatan produksi dan bertanggung jawab atas pemeliharaan seluruh peralatan produksi. dan peralatan serta menjaga kualitas hasil produksi. Bagian ini bertugas memasarkan seluruh hasil produksi perusahaan kepada pelanggan, serta bertanggung jawab dan mengendalikan persediaan produk jadi yang dimiliki perusahaan.
Bagian ini bertanggung jawab atas keseluruhan pembelian dan pengadaan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk proses produksi dan pemantauan bahan baku di perusahaan. Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengelolaan keuntungan bagi CV KADAR pada seluruh rangkaian kegiatan usahanya, mulai dari proses produksi hingga produk yang dihasilkan siap dipasarkan, mempekerjakan 30 orang pekerja/buruh, sedangkan jumlah karyawan tetap dan upah penerima manfaat. bulan dapat dilihat pada tabel 1 adalah sebagai berikut.
Hal yang Berhubungan dengan Produksi
Bangunan usaha terbagi menjadi dua, yaitu bangunan samping untuk melakukan proses produksi dan bangunan lainnya digunakan sebagai kantor serta tempat melaksanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan transaksi usaha. Fasilitas ini digunakan oleh kantor untuk pendingin ruangan, sedangkan mesin dan peralatan yang digunakan untuk melakukan proses produksi ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut. Proses produksi adalah suatu cara, cara dan teknik menghasilkan suatu produk yang diolah melalui serangkaian kegiatan, mulai dari mengolah bahan mentah menjadi produk yang siap dipasarkan, dan memberikan nilai tambah dengan menggunakan sumber tenaga kerja, peralatan produk, dan modal yang ada.
Sama halnya dengan perusahaan industri lainnya, CV KADAR dalam menjalankan kegiatan manufakturnya yaitu pengolahan bahan baku berupa kayu besi dan bytis menjadi produk jadi berupa pintu, jendela, ventilasi dan kusen juga memerlukan tahapan atau rangkaian dalam proses produksi. . Untuk lebih jelasnya, penulis hanya akan memperkenalkan proses produksi yang berlangsung di CV. Tahap akhir dari proses produksi adalah pengecatan dan pemolesan hasil produksi agar sesuai dengan selera konsumen, selanjutnya bahan baku yang telah melalui proses produksi hingga menjadi produk jadi siap untuk diperdagangkan.
KADAR tentunya sudah mempunyai strategi pasar yaitu kualitas produksi yang dihasilkan cukup baik, adapun bentuk produksi yang dihasilkan oleh perusahaan ini cukup beragam dan untuk lebih jelasnya simak selengkapnya berikut ini. HASIL PRODUKSI BENTUK PINTU, JENDELA DAN VENTILASI PRODUK KAYU DAN BESI DI CV.KADAR BANJARMASIN TRIWULAN 1. Bila melihat perkembangan hasil produksi tentunya tidak lepas dari pemasaran hasil produksi. karena diketahui bahwa kegiatan perusahaan tidak hanya terbatas pada produksi produk saja, melainkan kemana hasil produksi tersebut akan dipasarkan dan bagaimana cara memasarkannya, seperti yang terjadi pada CV.
KADAR Banjarmasin dalam pemasaran hasil produksinya mempunyai pelanggan tetap dan supplier untuk memasarkan hasil produksi yang ada. Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuntungan, sedangkan wilayah pemasaran tidak hanya mencakup seluruh wilayah Kalimantan Selatan saja, namun sudah menjangkau luar wilayah Kalimantan Selatan yaitu Kalimantan Tengah, bahkan saat ini karena minat konsumen yang semakin meningkat. untuk produksi yang dihasilkan perusahaan, wilayah pemasarannya semakin meluas hingga meninggalkan Kalimantan yaitu di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
Analisis Selisih Penjualan dan Analisis Selisih Laba Kotor
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, berikut adalah analisis penjualan produk pintu kayu tahun 2005-2007. Untuk tahun 2006, realisasi penjualan produk pintu kayu mengalami penyimpangan yang kurang baik dari segi variasi kuantitas yaitu (Rp. Penjualan lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya, padahal anggaran penjualan tahun 2006 lebih kecil dibandingkan anggaran penjualan tahun 2005.
Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan dan pengendalian laba Dalam hal ini, perusahaan dapat bertindak dengan memasarkan produknya dengan harga yang tidak terlalu mahal dengan terlebih dahulu meningkatkan volume penjualan (satuan). Pada periode tahun 2007, realisasi penjualan produk pintu kayu menghasilkan varian selisih kuantitas yang tidak menguntungkan yaitu (Rp 7.500.000). Meskipun perusahaan membuat anggaran penjualan yang sama dengan realisasi penjualan tahun lalu, namun penjualan produk kayu masih belum mencapai anggaran yang ditetapkan perusahaan.
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dibawah ini adalah analisa penjualan produk jendela kayu pada tahun 2005-2007. Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dibawah ini adalah analisa penjualan produk jendela kayu pada tahun 2005-2007. Namun kenaikan varian harga dinaikkan menjadi Rp. Berikut rekapitulasi selisih realisasi penjualan produk ventilasi jenis Kayu terhadap anggaran penjualan yang ditetapkan perusahaan.
KADAR BANJARMASIN dan pembahasan permasalahan tersebut pada bab sebelumnya skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai pengendalian anggaran penjualan serta saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi CV. Mengenai peranan anggaran penjualan dalam mencapai laba yang sesuai dengan harapan perusahaan, maka anggaran penjualan mempunyai peran atau peranan yang sangat penting bagi para pelaku penjualan sehingga dengan tercapainya tingkat penjualan yang dianggarkan, bahkan penjualan yang melebihi anggaran akan mempunyai dampak yang besar. berpengaruh positif terhadap pencapaian laba yang diharapkan perusahaan. Dengan anggaran penjualan ini, setiap departemen di perusahaan mempunyai tujuan dan arah yang jelas dalam menjalankan aktivitas mulai dari proses produksi hingga penjualan.
Penulis menyarankan agar pihak manajemen perusahaan membuat anggaran penjualan produk kayu bytis CV KADAR BANJARMASIN pada tahun 2008 dengan lebih baik, mengingat pada tahun 2007 meskipun penjualan meningkat namun masih dibawah anggaran yang ditetapkan.
PENUTUP
Kesimpulan
PERINGKAT BANJARMASIN cukup baik karena didukung dengan jelasnya prosedur pengawasan, fungsi dan wewenang, serta dokumen pendukung. Dari hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya pada Bab IV terlihat bahwa produk kayu bytis CV KADAR BANJARMASIN memberikan kontribusi penjualan yang menggembirakan bagi perusahaan. Tercapainya target penjualan dan merealisasikan keuntungan yang telah ditetapkan perusahaan menunjukkan bahwa produk kayu bytis CV KADAR BANJARMASIN mempunyai pasar yang potensial dan memiliki masa depan yang baik untuk terus dipasarkan.
Saran-saran
Perusahaan diharapkan dapat lebih memperkuat posisi produknya di pasar sehingga pada tahun-tahun mendatang produk ini akan terus menghasilkan tingkat penjualan dan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan. Pada tahun 2013 diangkat menjadi Dosen Tetap UNISKA MAB Banjarmasin, sebagai Dosen Luar Biasa Akademi Perhotelan Nasional Banjarmasin (Akparnas) pada tahun 2009 hingga sekarang. Lulus S1 Program Studi Manajemen (Manajemen Keuangan) Fakultas Ekonomi, lulus tahun 2000, melanjutkan studi Magister Ekonomi dan Akuntansi di Universitas Padjadjaran Bandung (Jawa Barat), lulus tahun 2005.
Sebagai dosen pernah menjabat sebagai Unit Penjaminan Mutu Program Studi Manajemen pada tahun 2015-2017 dan kini menjabat sebagai Koordinator Manajemen Publikasi dan Jurnal pada tahun 2017 hingga saat ini.