ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KELUARGA ALUMNI POLITEKNIK KOTABARU
MUKADIMAH
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bahwa Ikatan Keluarga Alumni Mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Kotabaru, bertekad melaksanakan dan mengembangkan organisasi, dan untuk itu perlu diatur pedoman dalam bentuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Ikatan Keluarga Alumni Mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Kotabaru.
BAB I
NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1
NAMA
Perkumpulan ini bernama Ikatan Keluarga Alumni Mahasiswa Teknik Sipil, selanjutnya disebut IKA-MTS yang adalah perkumpulan berbadan hukum dan merupakan wadah tunggal
alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Kotabaru.
Pasal 2 KEDUDUKAN
IKA-MTS berkedudukan di Politeknik Kotabaru, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Pasal 3 WAKTU
1. IKA-MTS didirikan di Semarang pada tanggal 16 September 2018 untuk waktu yang tidak ditentukan.
2. Tanggal 16 September 2018 ditetapkan sebagai hari lahir IKA-MTS.
BAB II
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN Pasal 4
ASAS
IKA-MTS berasaskan Pancasila.
Pasal 5 SIFAT
IKA-MTS bersifat kekeluargaan yang demokratis, keilmuan, profesional, kemandirian, nirlaba dan kemasyarakatan.
Pasal 6 TUJUAN
IKA-MTS didirikan dengan tujuan:
1. Membina hubungan dengan Politeknik Kotabaru dalam upaya untuk menunjang pencapaian tujuan Politeknik Kotabaru.
2. Melaksanakan hal-ihwal kealumnian sebagai bagian tak terpisahkan dari Politeknik Kotabaru.
BAB III KEGIATAN Pasal 7
KEGIATAN
IKA-MTS melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Membina hubungan dengan Politeknik Kotabaru dalam rangka pencapaian tujuan Politeknik Kotabaru dan IKA-MTS.
2. Mengupayakan ruang kreasi dan inovasi bagi alumni dalam rangka memperkuat keanggotaan dan kelembagaan IKA-MTS.
3. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan keilmuan untuk kepentingan anggota dan masyarakat umum.
4. IKA-MTS dan anggotanya berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kenegaraan dan kebangsaan.
5. Menyelenggarakan pembinaan dan pendayagunaan alumni dalam kegiatan-kegiatan, baik secara internal maupun eksternal IKA-MTS.
6. Melakukan kerjasama dengan Pemerintah dan non-Pemerintah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
BAB IV KEDAULATAN Pasal 8
KEDAULATAN
Kedaulatan IKA-MTS berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Musyawarah Anggota atau Musyawarah Anggota Luar Biasa IKA-MTS.
BAB V KEANGGOTAAN Pasal 9
KEANGGOTAAN
1. Pada dasarnya seluruh alumni Jurusan Teknik Sipil Politeknik Kotabaru adalah anggota IKA-MTS.
2. Keanggotaan IKA-MTS terdiri atas:
a. Anggota Biasa; adalah orang yang telah mengikuti atau lulus dari pendidikan Teknik Sipil Politeknik Kotabaru.
b. Anggota Kehormatan; adalah orang yang dianggap berjasa dan telah mengabdi kepada Politeknik Kotabaru dan/atau IKA-MTS atau seseorang yang sedang atau pernah
menduduki jabatan kehormatan tertentu di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Kotabaru.
Pasal 10 HAK ANGGOTA 1. Hak Anggota Biasa:
a. Memilih dan dipilih dalam kegiatan-kegiatan IKA-MTS.
b. Menyampaikan pendapat dan pemikiran dalam IKA-MTS.
c. Memperoleh bantuan hukum dan advokasi apabila terlibat kasus hukum yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan IKA-MTS.
2. Hak Anggota Kehormatan:
a. Menyampaikan pendapat dan pemikiran dalam IKA-MTS.
Pasal 11
KEWAJIBAN ANGGOTA 1. Kewajiban Anggota Biasa:
a. Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan Politeknik Kotabaru dan/atau IKA- MTS.
b. Mematuhi dan mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan IKA-MTS lainnya.
c. Aktif dalam kegiatan-kegiatan IKA-MTS.
2. Kewajiban Anggota Kehormatan:
a. Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan Politeknik Kotabaru dan/atau IKA- MTS.
b. Mematuhi dan mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan IKA-MTS lainnya.
c. Aktif dalam kegiatan-kegiatan IKA-MTS.
BAB VI
STRUKTUR DAN SUSUNAN IKA-MTS Pasal 12
STRUKTUR IKA-MTS
1. Struktur IKA-MTS terdiri dari:
a. Ketua Umum b. Sekertaris c. Bendahara Umum d. Bidang-bidang lainnya
2. Ketua umum adalah sebagai mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan program kegiatan IKA-MTS
3. Sekertaris merupakan pembuat pengesahan keputusan dan kebijakan organisasi bersama-sama dengan ketua umum dalam bidang administrasi dan penyelenggaraan
organisasi
4. Bendahara Umum membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi bersama-sama dengan ketua umum dalam hal keuangan dan kekayaan organisasi 5. Bidang merupakan perpanjangan tangan Ketua Umum yang melaksanakan tugas-
tugas tertentu berdasarkan bidangnya masing-masing
6. Struktur lain di luar sebagaimana yang telah disebutkan dalam Ayat (1) hingga (5) diakui oleh IKA-MTS; meliputi organisasi alumni Politeknik Kotabaru yang didasarkan pada
kegiatan ekstra-kurikuler, minat, bakat, keahlian, Program Studi atau jurusan, bidang kehidupan, profesi dan lain-lain yang dalam pembentukannya berkoordinasi dengan Pengurus
IKA-MTS.
BAB VII
PENGURUS IKA-MTS Pasal 13
KEWENANGAN PENGURUS IKA-MTS
1. Pengurus IKA-MTS berwenang untuk:
a. Melaksanakan program kerja dan kebijakan sebagai bagian dari pelaksanaan program kerja selama periode kepengurusan
b. Melaksanakan program kerja dan kebijakan IKA-MTS yang ditetapkan oleh Musyawarah Anggota maupun Rapat Kerja Pengurus IKA-MTS.
c. Menetapkan keputusan-keputusan Alumni yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketetapan IKA-MTS.
d. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Alumni yang diperlukan dalam rangka melaksanakan ketetapan Musyawarah Anggota.
e. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan IKA-MTS.
f. Melaksanakan kewenangan-kewenangan lain berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Keluarga Alumni Mahasiswa Teknik Sipil Politeknik
Kotabaru.
2. Pengurus IKA-MTS mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam Musyawarah Anggota dan melaporkan pertanggungjawabannya kepada seluruh Anggota IKA-MTS
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT Pasal 14
MUSYAWARAH
1. Dalam rangka mewujudkan kedaulatan anggota, IKA-MTS mengadakan permusyawaratan sesuai dengan struktur IKA-MTS.
2. Permusyawaratan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) meliputi:
a. Musyawarah Anggota (Musta)
b. Musyawarah Anggota Luar Biasa (Mustalub).
4. Permusyawaratan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan (2) menetapkan antara lain:
a. Kebijakan Umum IKA-MTS.
b. Program Kerja.
c. Rekomendasi.
d. Kepengurusan.
Pasal 15 RAPAT
Rapat-rapat IKA-MTS terdiri atas:
a. Rapat Kerja Anggota (Rakerta).
f. Rapat Pleno.
g. Rapat Pengurus Harian.
h. Rapat Bidang.
BAB X
KEUANGAN DAN ASET Pasal 16
KEUANGAN DAN ASET
1. Keuangan IKA-MTS berasal dari:
a. Iuran anggota.
b. Hasil usaha yang sah dan halal.
c. Sumbangan yang tidak mengikat.
d. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IKA-MTS maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Aset IKA-MTS berupa aset berwujud dan tidak berwujud, bergerak dan tidak bergerak; yang berasal dari pembelian, sumbangan maupun perolehan lain yang sah dan
halal.
3. Pengelolaan keuangan dan aset IKA-MTS menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing struktur kepengurusan IKA-MTS.
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 17
KEKUASAAN MENGUBAH ANGGARAN DASAR
1. Perubahan yang berkaitan dengan Anggaran Dasar IKA-MTS ditentukan melalui Sidang Pleno Musyawarah Anggota (Musta).
2. Perubahan atas Anggaran Dasar dapat ditentukan atas usul sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah utusan yang hadir, dan keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat atau aklamasi atau melalui pemungutan suara dengan dukungan sekurang-kurangnya
2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta yang hadir pada saat Sidang Pleno Musyawarah Anggota (Musta).
BAB XII PEMBUBARAN
Pasal 18
PROSEDUR PEMBUBARAN IKA-MTS
1. Pembubaran IKA-MTS hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Anggota Luar Biasa (Mustalub) yang diadakan khusus untuk itu, dengan ketentuan pembubaran sebagai
berikut:
a. Atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) jumlah Pengurus IKA- MTS.
b. Mendapatkan izin dan persetujuan dari Ketua Program Studi Teknik Sipil Politeknik Kotabaru.
c. Dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) jumlah Anggota IKA-MTS.
d. Disetujui secara musyawarah mufakat atau aklamasi atau melalui pemungutan suara dengan dukungan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah peserta yang hadir
pada saat Sidang Pleno Musyawarah Anggota Luar Biasa (Mustalub) tersebut.
2. Pemberitahuan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Mustalub) sebagaimana disebut dalam Ayat (1) harus disampaikan kepada Peserta paling lama dalam 15 (lima belas) hari
kalender sebelum waktu pelaksanaan.
3. Musyawarah Nasional Luar Biasa (Mustalub) yang memutuskan pembubaran IKA- MTS harus menetapkan keputusan tentang pelaksanaan likuidasi kekayaan (keuangan dan
aset) IKA-MTS, serta menunjuk pelaksana likuidasi (likuidator).
4. Musyawarah Nasional Luar Biasa (Mustalub) juga dapat diselenggarakan apabila kepengurusan Dewan Pengurus Pusat tidak sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga IKA-MTS maupun ketentuan yang berlaku.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19
KETENTUAN PERALIHAN
1. Dengan disahkannya Anggaran Dasar IKA-MTS ini, maka segala peraturan atau ketentuan yang pernah ada dan bertentangan atau menyimpang dari Anggaran Dasar IKA-
MTS ini dinyatakan tidak berlaku.
2. Segala penyesuaian dan perubahan yang diperlukan sebagai akibat perubahan Anggaran Rumah Tangga ini sudah harus diselesaikan oleh Pengurus IKA-MTS 1 (satu)
tahun setelah tanggal penetapan perubahan Anggaran Rumah Tangga BAB XIV
PENUTUP Pasal 20 PENUTUP
1. Setiap keputusan maupun ketetapan yang dihasilkan dalam Musyawarah Nasional maupun Musyawarah Nasional Luar Biasa merupakan akta otentik yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IKA-MTS.
3. Anggaran Dasar ini berlaku untuk seluruh struktur kepengurusan dan anggota dalam IKA-MTS dan sebagai pedoman bagi Alumni Teknik Sipil Politeknik Kotabaru dalam
menetapkan Anggaran Dasar atau Peraturan.
4. Anggaran Dasar IKA-MTS ini mulai berlaku pada hari dan tanggal ditetapkan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KELUARGA ALUMNI POLITEKNIK KOTABARU
BAB I KEANGGOTAAN
Pasal 1 KEANGGOTAAN
1. IKA-MTS melakukan pengelolaan database dan potensi anggota secara bertahap dan berjenjang.
2. Ketentuan lebih lanjut tentang pengelolaan database dan potensi anggota IKA-MTS selanjutnya akan diatur dengan Peraturan IKA-MTS.
BAB II KEPENGURUSAN
Pasal 2 PEDOMAN KERJA
1. IKA-MTS dalam menjalankan roda perkumpulan diatur dengan Pedoman Kerja IKA- MTS.
2. Pedoman Kerja IKA-MTS ditetapkan oleh Pengurus IKA-MTS selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Musyawarah Anggota (Musta).
Pasal 3 PENGURUS
1. Setiap anggota IKA-MTS berhak memilih dan dipilih sebagai Pengurus IKA-MTS.
2. Untuk menjadi Pengurus, anggota IKA-MTS harus memenuhi persyaratan yang akan diatur dalam Peraturan IKA-MTS.
Pasal 4
PEMILIHAN PENGURUS
1. Pengurus dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah sesuai dengan tingkatannya melalui penunjukkan Formatur.
2. Apabila Formatur dengan berbagai sebab tidak dapat menyusun kepengurusan, maka Ketua Formatur memilih dan menetapkan susunan Pengurus Harian untuk selanjutnya
Pengurus Harian melengkapi susunan kepengurusan masing-masing.
Pasal 5 FORMATUR
1. Ketua Formatur adalah Ketua Pengurus IKA-MTS yang dipilih oleh Musyawarah Aggota (Musta).
2. Formatur Musyawarah Anggota adalah 3 (tiga) orang yang terdiri dari:
a. 1 (satu) orang Ketua Umum terpilih.
b. 1 (satu) orang Sekertaris terpilih.
c. 1 (satu) orang Bendahara Umum terpilih.
9. Tugas Formatur dinyatakan selesai setelah terbentuknya Pengurus IKA-MTS sesuai bidang masing-masing.
10. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Formatur ditetapkan oleh Musyawarah dengan mendasarkan pada Hasil Sidang Musyawarah Anggota.
Pasal 6 SERAH TERIMA
1. Serah terima jabatan dari Pengurus demisioner kepada Pengurus baru dilaksanakan dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah terbentuknya Pengurus
baru.
2. Serah terima sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) antara lain menyangkut pemindahan yang jelas dari sekurang-kurangnya:
a. Harta kekayaan organisasi.
b. Kegiatan organisasi yang sedang berjalan.
3. Selama masa antara terpilihnya Pengurus baru dan belum dilakukan serah terima, maka Dewan Pengurus demisioner mendampingi Pengurus baru dalam pengambilan
keputusan, penentuan sikap dan hubungan-hubungan keluar yang diperlukan.
Pasal 7
PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN PENGURUS
1. Pengurus dinyatakan berhenti atau tidak dapat meneruskan jabatannya sampai akhir masa bakti, apabila:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri secara tertulis.
c. Diberhentikan untuk sementara waktu atas laporan pelanggaran terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IKA-MTS maupun aturan yang berlaku.
2. Pemberhentian seperti yang dimaksud dalam Ayat (1) huruf (c) diawali dengan pembekuan status pengurus dan evaluasi oleh pengurus yang bersangkutan.
3. Apabila oleh salah satu sebab yang disebut dalam Ayat (1) di atas, Ketua Umum tidak dapat terus memegang jabatannya sampai akhir masa bakti, maka untuk sisa masa bakti
tersebut akan secara langsung dijabat oleh Sekertaris.
BAB III
MUSYAWARAH DAN RAPAT Pasal 8
PESERTA
1. Peserta Musyawarah terdiri dari Peserta Biasa dan Peserta Peninjau.
2. Peserta Musyawarah Anggota adalah seluruh Alumni Mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Kotabaru sebagai peserta penuh, serta Undangan dan simpatisan lainnya sebagai
peserta peninjau Pasal 9 HAK SUARA
1. Hak Suara adalah hak yang dimiliki secara mutlak oleh Peserta Musyawarah Anggota sebagai representasi kelembagaan Pengurus IKA-MTS yang dipergunakan apabila
pengambilan keputusan atau ketetapan Musyawarah dilakukan melalui pengambilan suara terbanyak.
Pasal 10 MUSYAWARAH
1. Musyawarah Anggota diselenggarakan oleh Pengurus IKA-MTS yang untuk itu dapat membentuk Panitia atau Penyelenggara yang bertugas mempersiapkan Musyawarah
Nasional.
2. Musyawarah Anggota wajib dihadiri oleh seluruh anggota IKA-MTS Pasal 11
MUSYAWARAH ANGGOTA LUAR BIASA
1. Musyawarah Anggota Luar Biasa seperti yang dimaksud dalam Anggaran Dasar, dapat diselenggarakan jika memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut:
a. Diusulkan oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) Pengurus IKA-MTS dengan dilampiri bukti autentik keputusan pengusulannya.
b. Diputuskan oleh suatu Rapat Pleno Pengurus yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota IKA-MTS.
c. Diputuskan oleh Rapat Kerja yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah Peserta Rapat Anggota yang sah dan berhak hadir.
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa tersebut harus diselenggarakan oleh Pengurus selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah ketentuan-ketentuan pada Ayat
(1) di atas dipenuhi.
3. Jika Pengurus tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Anggota Luar Biasa setelah 90 (sembilan puluh) hari kalender, maka Pengurus yang mengusulkan
penyelenggaraan tersebut dapat membentuk Panitia atau Penyelenggara untuk melaksanakan Musyawarah Anggota Luar Biasa tersebut.
Pasal 12
RAPAT KERJA ANGGOTA
1. Rapat Kerja Anggota diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat; yang untuk itu dapat membentuk Panitia atau Penyelenggara Rapat Kerja Anggota.
2. Peserta Rapat Kerja Anggota terdiri dari pengurus seluruh anggota IKA-MTS
3. Pengurus IKA-MTS dapat mengundang anggota maupun pihak lain dalam Rapat Kerja Anggota.
4. Persidangan Rapat Kerja Naggota dipimpin oleh Pengurus IKA-MTS 5. Rapat Kerja Anggota dapat diadakan sewaktu-waktu bilamana dipandang perlu.
Pasal 13 RAPAT PENGURUS
1. Rapat Pengurus diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan.
2. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua Umum. Dalam hal Ketua Umum berhalangan maka Pimpinan Rapat dapat diambil alih oleh Sekertaris, apabila Sekertaris berhalangan
maka Rapat dapat dipimpin oleh salah seorang Ketua yang ditunjuk oleh Ketua Umum maupun Sekertaris.
3. Rapat dinyatakan sah jika dihadiri lebih dari 1/2 (setengah) dari jumlah yang berhak hadir.
BAB IV
TATA TERTIB MUSYAWARAH DAN RAPAT Pasal 14
TATA TERTIB
1. Setiap Musyawarah atau Rapat Kerja diatur dengan Tata Tertib Musyawarah atau Tata Tertib Rapat Kerja.
2. Tata Tertib sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IKA-MTS.
3. Selain Tata Tertib sebagaimana disebutkan dalam Ayat (1) dan (2), masing-masing Pengurus menetapkan Tata Tertib Musyawarah maupun Tata Tertib Rapat untuk internal
Pengurus.
Pasal 15 SUSUNAN ACARA
Susunan acara Musyawarah atau Rapat harus terlebih dahulu mendapat pengesahan dari Musyawarah atau Rapat bersangkutan, kecuali jika Musyawarah atau Rapat tersebut bersifat
melanjutkan Musyawarah atau Rapat sebelumnya.
Pasal 16
KORUM KEHADIRAN
1. Musyawarah atau Rapat dinyatakan sah jika dihadiri oleh peserta yang memenuhi korum.
2. Korum untuk Musyawarah Anggota adalah jika dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah Pengurus dan lebih dari 1/2 (setengah) jumlah anggota IKA-MTS
Pasal 17
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Keputusan Musyawarah atau Rapat diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan dapat diambil dengan pemungutan suara.
3. Keputusan yang diambil dengan pemungutan suara dianggap sah apabila pengambilan keputusan itu memenuhi kuorum kehadiran dan keputusan tersebut mendapat dukungan lebih
dari 1/2 (setengah) dari jumlah peserta hadir yang memiliki Hak Suara.
4. Tata cara Pemungutan Suara diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib Musyawarah atau Rapat.
Pasal 18
PIMPINAN SIDANG DAN ACARA
1. Pimpinan Sidang pada Musyawarah Anggota terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua dan 1 (satu) orang Sekretaris; yang mempresentasikan Pengurus IKA-
MTS
2. Pimpinan Sidang Pleno Pertama dalam Musyawarah Nasional yang membahas Tata Tertib, Jadwal dan Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional dipimpin oleh Pengurus IKA-
MTS.
3. Pimpinan Sidang/Rapat pada Musyawarah Anggota, Presidium pada sidang pleno pertama
6. Tata Tertib dan Jadwal Acara Musyawarah disahkan oleh Sidang Musyawarah.
BAB V
HARTA KEKAYAAN Pasal 19
SUMBER KEUANGAN
1. Besaran dan kriteria uang pangkal dan iuran anggota serta pembagian penggunaannya ditetapkan oleh Pengurus atas rekomendasi Rapat Kerja Anggota.
2. Usaha-usaha yang sah dan halal untuk memperoleh dan mengembangkan dana sebagaimana Pasal 36 Ayat (1) Anggaran Dasar IKA-MTS dapat dilaksanakan oleh Badan
Usaha, Lembaga serta Yayasan yang dimiliki oleh IKA-MTS.
Pasal 20 PEMBUKUAN
1. IKA-MTS melaksanakan pembukuan atas keuangan, aset dan kekayaan lainnya secara tertib, transparan dan akuntabel.
2. Pengurus IKA-MTS mempertanggungjawabkan hasil pembukuan keuangan melalui Musyawarah Anggota.
3. Pembukuan IKA-MTS dimulai tanggal 1 Januari dan ditutup pada tanggal 31 Desember.
BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 21
KEKUASAAN MENGUBAH ANGGARAN RUMAH TANGGA
1. Perubahan yang berkaitan dengan Anggaran Rumah Tangga IKA-MTS hanya dapat ditentukan melalui Sidang Pleno Musyawarah Anggota (Musta).
2. Perubahan atas Anggaran Rumah Tangga dapat ditentukan atas usul sekurang- kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah utusan yang hadir, dan keputusan diambil berdasarkan
musyawarah mufakat atau aklamasi atau melalui pemungutan suara dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta yang hadir pada saat Sidang Pleno
Musyawarah Anggota (Musta).
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28
KETENTUAN PERALIHAN
1. Dengan disahkannya Anggaran Rumah Tangga IKA-MTS ini, maka segala peraturan atau ketentuan yang pernah ada dan bertentangan atau menyimpang dari Anggaran Rumah
Tangga IKA-MTS ini dinyatakan tidak berlaku.
2. Segala penyesuaian dan perubahan yang diperlukan sebagai akibat perubahan Anggaran Rumah Tangga ini sudah harus diselesaikan Pengurus selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan setelah tanggal penetapan perubahan Anggaran Rumah Tangga.
BAB VIII PENUTUP Pasal 29 PENUTUP
1. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku untuk seluruh struktur kepengurusan dalam IKA-MTS dan sebagai pedoman bagi Alumni Teknik Sipil Politeknik Kotabaru dalam
menetapkan Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan.
2. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada hari dan tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Kotabaru Pada tanggal : 16 Oktober 2018