• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA (FORMATIF DAN SUMATIF)

N/A
N/A
eni rulita

Academic year: 2024

Membagikan "ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA (FORMATIF DAN SUMATIF)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ASESMEN DALAM

KURIKULUM MERDEKA

(FORMATIF DAN SUMATIF)

Oleh

Laila Rofiqotut Thoyyibah, M.Pd.

Instruktur Nasional Program Sekolah Penggerak Angkatan 1

▸ Baca selengkapnya: pertanyaan tentang asesmen formatif dan sumatif

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

7. Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

a. Asesmen Formatif

b. Asesmen Sumatif

Asesmen pada Awal Pembelajaran

Asesmen pada Akhir Pembelajaran

Ulangan Harian?

Asesmen pada Saat Pembelajaran

(7)
(8)

Kondisi saat ini

Harapan dengan kurikulum baru

Assessment of Learning

Assessment for Learning

Assessment as Learning

Assessment of Learning

Assessment for Learning

Assessment as Learning

Assessment of learning paling dominan dilakukan oleh Guru Mengutamakan assessment as learning dan assessment for learning

Penekanan pada Asesmen Formatif

Fungsi Asesmen Formatif dan Sumatif

(9)

Penekanan pada Asesmen Formatif

Fungsi Asesmen Formatif dan Sumatif

Proporsi fungsi Assessment as, for, danof learning.

Pada kurikulum ini guru diharapkan memberikan proporsi lebih banyak pada pelaksanaan asesmen formatif daripada menitikberatkan orientasi pada asesmen sumatif.

Harapannya, ini akan mendukung proses penanaman kesadaran bahwa proses lebih penting daripada sebatas hasil akhir.

Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Penting!

(10)
(11)

Penekanan pada Asesmen Formatif

Mengapa Keseimbangan Asesmen Formatif dan Sumatif penting?

Mengubah paradigma belajar yang menitikberatkan pada nilai menjadi belajar yang menitikberatkan pada proses.

Jika ketergantungan pada asesmen sumatif masih terjadi dengan umpan balik yang sedikit, maka dapat menghambat proses murid untuk “mengalami pengetahuan”.

Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Proporsi fungsi Assessment as, for, danof learning.

(12)

a. Asesmen di awal pembelajaran yang dipakai untuk

mengetahui kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan dikategorikan sebagai asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam

merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan

penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.

b. Asesmen di dalam proses pembelajaran, yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk

mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya

asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga

dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif

Asesmen dalam pembelajaran

1. Asesmen formatif, yaitu asesmen

yang bertujuan

untuk memberikan informasi atau

umpan balik bagi pendidik dan

peserta didik untuk memperbaiki

proses belajar.

(13)

Asesmen Awal Pembelajaran

UNTUK APA?

- untuk

mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik,

- hasilnya

digunakan untuk merancang

pembelajaran yang sesuai dengan

tahap capaian peserta didik.

KAPAN DILAKUKAN?

- sesuai kebutuhan,

- awal tahun pelajaran,

- awal semester,

- sebelum memulai satu lingkup materi (dapat berupa 1 atau beberapa TP),

- sebelum menyusun modul ajar secara mandiri.

Dengan demikian, asesmen awal pembelajaran tidak perlu

dilakukan setiap mengawali tatap muka.

BAGAIMANA DILAKUKAN?

- tidak memberatkan pendidik atau satuan pendidikan.

- Jika memiliki kemampuan, dapat melengkapi data

tambahan dengan melakukan asesmen non kognitif yang mencakup, kesiapan belajar, minat, profil belajar, latar belakang keluarga, riwayat tumbuh kembang, dll.

(14)

Jenis, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen

(15)

Agar asesmen formatif berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat bagi siswa dan guru, maka perlu memperhatikan:

1. Tidak berisiko tinggi (high stake). Tidak dirancang untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan penting lainnya

2. Menggunakan berbagai teknik dan/atau instrument

3. Dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.

4. Menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan baliknya dapat diperoleh dengan cepat.

5. Terhadap hasil asesmen ini pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan

pembelajarannya dan/ atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik

6. Menginformasikan kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik dan

mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya atau performa yang diberi umpan balik. Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.

(16)

Contoh asesmen formatif

1. Pendidik memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan konsep atau topik yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

2. Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan meminta peserta didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang mereka belum pahami.

3. Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan hasil percobaan, kemudian pendidik memberikan umpan balik terhadap pemahaman peserta didik.

4. Pendidik memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah selesai menjawab pertanyaan, peserta didik diberikan kunci jawabannya sebagai acuan melakukan penilaian diri.

5. Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar teman dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk menjelaskan secara lisan atau tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman) tentang konsep yang baru dipelajari.

(17)

- dilakukan di akhir proses pembelajaran - dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua

atau lebih TP sesuai pertimbangan pendidik atau satuan pendidikan

- menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran,

dan/atau akhir jenjang.

Asesmen dalam pembelajaran

1. Sumatif lingkup materi (keharusan) 2. Sumatif akhir semester (opsional) 3. Sumatif akhir fase (opsional)

2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk

memastikan ketercapaian

keseluruhan tujuan

pembelajaran

(18)

Asesmen Formatif Asesmen Sumatif Bagi peserta didik digunakan untuk berefleksi, memonitor

kemajuan belajarnya sendiri, mengetahui langkah untuk

meningkatkan pencapaiannya (Upaya untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat)

Bagi guru untuk merefleksi strategi pembelajaran yang digunakan, meningkatkan efektivitas dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran

Digunakan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan (Dasmen) Untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik (PAUD)

Tidak beresiko tinggi Beresiko tinggi (menentukan naik kelas/kelulusan)

Dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran Dilaksanakan di akhir suatu lingkup materi Bisa dilakukan oleh siswa maupun guru Hanya bisa dilakukan oleh guru

Wajib dilakukan dalam 1 TP Yang wajib dilakukan asesmen sumatif lingkup materi, Asesmen Sumatif akhir semester tidak wajib dilakukan

Dilakukan dengan berbagai bentuk asesmen (tidak hanya tes tulis) Dilakukan dengan berbagai bentuk asesmen (tidak hanya tes tulis)

(19)

Dengan cara atau bentuk apakah anda melakukan

penilaian atau asesmen pada

siswa anda?

(20)
(21)

Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang diamati secara berkala.

Observasi dapat difokuskan untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.

Kinerja Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai

macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.

Projek Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.

(22)
(23)
(24)

Contoh Instrumen Penilaian/Asesmen

Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat

menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk

memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai.

Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.

Catatan Anekdotal

Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan.

Grafik

Perkembangan (Kontinum)

Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.

(25)

Contoh:

Merancang Asesmen

Formatif dan Sumatif

(26)

Identifikasi

bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk mengukur

pembelajaran secara formatif maupun sumatif.

2

(27)

Buat instrumen asesmen formatif dan sumatif

bersamaan dengan menyusun modul ajar.

3

Jika asesmen berupa kinerja,

pendidik dapat membuat instrumen dalam bentuk rubrik seperti berikut:

(28)
(29)

Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif

4

(30)

Menentukan Ketercapaian

Tujuan Pembelajaran

(31)
(32)

Apa saja yang akan kita

pertimbangkan?

(33)

Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti

bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran.

Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

(34)

Beberapa pendekatan untuk mengembangkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran:

1. menggunakan deskripsi

apabila peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran

2. menggunakan rubrik

Untuk mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran,

3. menggunakan skala atau interval nilai,

atau pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan

pendidik dalam mengembangkannya.

(35)

Contoh cuplikan CP Bahasa Indonesia Fase C:

Contoh rumusan TP

“peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

Cara Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

(36)

Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi

Kriteria Tidak memadai Memadai

Laporan menunjukkan kemampuan

penulisan teks eksplanasi dengan runtut.

Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas.

Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.

Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan

pembaca.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki.

Pendidik dapat

menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran seperti contoh di atas, atau dapat pula menggunakan

tujuan-tujuan

pembelajaran untuk menentukan ketuntasan CP pada satu fase.

(37)

Pendekatan 2: menggunakan rubrik

Kriteria 1

Baru berkembang Layak Cakap Mahir

Isi laporan

Belum mampu menulis teks eksplanasi hasil pengamatan dan pengalaman belum tertuang jelas

dalam tulisan

• Ide dan informasi dalam laporan tercampur

• antar paragraf

tidak berhubungan.

Mampu menulis teks eksplanasi hasil pengamatan dan pengalaman sudah jelas

• Laporan

menunjukkan hubungan yang jelas di sebagian paragraf.

Mampu menulis

teks eksplanasi hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas

• Laporan

menjelaskan

hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.

Mampu menulis teks eksplanasi hasil

pengamatan, dan pengalaman secara jelas

• Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai

dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca

• serta ada fakta-fakta pendukung yang relevan.

(38)

Pendekatan 2: menggunakan rubrik

Kriteria 2

Baru berkembang Layak Cakap Mahir

Penulisan (tanda baca dan huruf kapital)

Belum

menggunakan tanda baca dan huruf kapital atau sebagian besar tidak digunakan secara tepat.

Sebagian tanda baca dan huruf kapital

digunakan secara tepat.

Sebagian besar tanda baca dan huruf kapital

digunakan secara tepat.

Semua tanda baca dan huruf kapital digunakan secara tepat.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di atas mencapai minimal tahap cakap.

(39)

Pendekatan 3: menggunakan interval nilai

Kriteria Ketuntasan

belum muncul

(1)

muncul sebagian kecil

(2)

sudah muncul di sebagian besar

(3)

terlihat pada keseluruhan

teks (4) Menunjukkan kemampuan penulisan

teks eksplanasi dengan runtut

Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas

Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.

Laporan menjelaskan hubungan

kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.

(40)

Perhitungan nilai = Skor yang didapat x 100%

skor maksimal

= 2 + 3 + 4 + 2 x 100%

16

= 69%

Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik ataupun nilai dari tes), pendidik

dan/atau satuan pendidikan dapat menentukan interval nilai untuk menentukan ketuntasan dan tindak lanjut sesuai dengan intervalnya.

0 - 40% : belum mencapai, remedial di seluruh bagian

41 - 60% : belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan 61 - 80% : sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial

81 - 100% : sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih

(41)

Kesimpulannya

KKTP ditentukan saat guru merancang pembelajaran atau Modul Ajar per Tujuan Pembelajaran (TP)

KKTP dapat ditentukan setelah mengetahui bentuk dan instrumen asesmen yang akan digunakan

KKTP tidak hanya berupa angka saja, disarankan untuk lebih memperbanyak kriteria kualitatif

KKTP bukan Pengganti KKM yang menentukan nasib siswa dalam kenaikan kelas namun lebih kepada memberikan

intervensi yang tepat agar siswa dapat mencapai TP

(42)

Pengolahan dan Pelaporan

Hasil Asesmen

(43)

• Pengolahan Hasil Asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif. Sekolah diberikan keleluasaan untuk

menentukan format laporan hasil belajar.

• Terdapat 2 jenis data, angka (kuantitatif) dan narasi (kualitatif)

• Asesmen Sumatif →→ nilai rapor

• Asesmen Formatif →→ umpan balik, perbaikan pembelajaran, bahan pertimbangan menyusun deskripsi Capaian Kompetensi

• Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan

hasil akhir pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran.

(44)

“ Penting untuk diperhatikan agar tidak mencampur penghitungan hasil asesmen formatif dan sumatif”

karena fungsi keduanya yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.

Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif

(berdasarkan lingkup materinya) agar peserta didik menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat).

Nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut.

(45)

Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor

Contoh data kuantitatif

(46)

Pelaporan Hasil Belajar

(47)

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor.

1. Deskripsi berdasarkan capaian pembelajaran 2. Deskripsi berdasarkan alur tujuan pembelajaran 3. Deskripsi berdasarkan poin penting pada materi

Dalam penyusunan deskripsi, Pendidik harus mengidentikasi capaian kompetensi tertinggi dan terendah.

Pada slide ini, untuk melihat Capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan capaian kompetensi terendah ditantai dengan warna merah.

Capaian tertinggi Capaian terendah

(48)

1) Opsi 1

Penyusunan deskripsi

berdasarkan Capaian

Pembelajaran

(49)

2) Penyusunan deskripsi

berdasarkan Alur Tujuan

Pembelajaran

(50)

3) Penyusunan deskripsi

mengambil dari poin-poin

penting dari materi yang

sudah diberikan

(51)

Contoh Rapor SD

Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk laporan lainnya, seperti portofolio,

diskusi/konferensi, pameran karya, dan skill passport (SMK).

(52)

Mekanisme Kenaikan Kelas

➢ Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas.

➢ Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan

mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang

mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua

mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain

selama 1 (satu) tahun ajaran.

(53)

Mekanisme Kenaikan Kelas

pada fase yang sama (misal fase A)

1. Guru kls 1 dan 2 secara kolaboratif menyusun/menyepakati ATP 2. Menyepakati TP manasaja yang perlu dicapai di kelas I dan TP

manasaja yang akan dicapai di kelas 2.

3. Ketika di akhir kelas 1 ada siswa yang tidak dapat mencapai TP tertentu, guru kelas 1 akan menyampaikan kepada guru kelas 2 agar

pembelajaran di kelas 2 nanti dapat menyesuaikan kebutuhan siswa 4. Di awal tahun ajaran baru, guru kelas 2 melakukan asesmen awal

pembelajaran untuk identifikasi kesiapan siswa belajar di kelas yang baru.

“Jadi peserta didik tadi dapat terus naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di Kelas 1”

(54)

Mekanisme Kenaikan Kelas Pada fase berbeda

Kenaikan kelas dari Kelas IV (Fase B) ke Kelas V (Fase C).

1. Apabila terdapat siswa yang belum mencapai kompetensi dalam Fase B, perlu diidentifikasi oleh guru Kelas V sejak awal tahun ajaran.

2. Informasi tentang tahap capaian peserta didik ini perlu

dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan juga diidentifikasi melalui asesmen di awal pembelajaran Kelas V.

3. Untuk peserta didik yang belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat mengulang konsep atau materi pelajaran yang belum dikuasai peserta didik sebelum peserta didik tersebut mempelajari materi yang

terkandung dalam Capaian Pembelajaran Fase C.

“Dengan demikian, peserta didik dapat terus naik kelas”

(55)

Satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis

Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktualyang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya.

Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan cenderung memberikan dampak buruk terhadap citra diri

Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat banyak mata pelajaran yang tidak tercapai dan/atau terkait isu sikap dan karakter peserta didik, maka satuan pendidikan dapat menetapkan mekanisme untuk menetapkan peserta didik tidak naik kelas. Namun demikian, keputusan ini sebaiknya dipertimbangkan dengan sangat hati-hati mengingat dampaknya terhadap kondisi psikologis

(56)

Mekanisme Kelulusan

Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan kelulusan ditentukan oleh

satuan pendidikan. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:

a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat; dan

b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk

lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang

sederajat

(57)

1.

Portofolio

2.

Diskusi/konferensi

3.

Pameran karya

4.

Laporan hasil belajar (rapor)

Pelaporan Kemajuan Belajar

(58)

Tanya jawab dan diskusi

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

TERIMA KASIH

SAMPAI JUMPA

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN ASESMEN FORMATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENGUNGKAP SELF REGULATION SISWA.. SMA PADA MATERI

1) Pada pertemuan ini, guru telah memetakan peserta didik sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui asesmen formatif dalam kegiatan sebagai berikut. a) Mengenali dan

Titik berat dari asesmen formatif adalah pada proses yang dapat digunakan oleh siswa untuk menunjukkan kemajuan belajarnya dan pada proses yang dapat digunakan

KISI-KISI ASESMEN SUMATIF LINGKUP MATERI KURIKULUM MERDEKA TAHUN PELAJARAN 2022/2023 Mata Pelajaran : MTK Kelas : IV EMPAT Bentuk Soal : Uraian Jumlah Soal : 5 butir soal Waktu :

asesmen diagnosis: asesmen yang dilakukan pada awal tahun ajaran guna memetakan kompetensi para peserta didik agar mereka mendapatkan penanganan yang tepat asesmen formatif:

Desain dari asesmen diagnostik berupa tes dan wawancara, hasil asesmen diagnostik berupa informasi terkait kelemahan peserta didik digunakan sebagai dasar untuk menyusun pembelajaran

 Melalui pengerjaan proyek dalam kelompok, peserta didik dapat mendemonstrasikan proses kerja sistem pernapasan manusia dengan benar... ASESMEN Asesmen Formatif :  Pengetahuan

Pada akhir Bab I ini, guru telah memetakan peserta didik sesuai dengan kemampuan masing- masing melalui asesmen formatif dalam  Memahami dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi