• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU S DENGAN CHOLELITHIASIS POST OP HARI KE 2 DI RUANG BAITUSSALAM 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU S DENGAN CHOLELITHIASIS POST OP HARI KE 2 DI RUANG BAITUSSALAM 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cholelithiasis merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di negara-negara Barat, namun di Indonesia sendiri baru mendapat perhatian, sedangkan penelitian mengenai Cholelithiasis di Indonesia masih sangat terbatas. Pada tahun 2017, sekitar 20 juta orang (10 hingga 20% populasi orang dewasa) menderita kolelitiasis.

Tujuan Penulisan

Standar terbaik pengobatan pasien kolelitiasis tanpa gejala adalah kolesistektomi dengan laparotomi, dengan indikasi batu berukuran besar, diameter lebih dari 5 mm dengan jumlah yang banyak, yang secara total menghambat aliran empedu ke saluran pencernaan. Setiap tahunnya, terdapat sekitar 1 juta orang yang perlu menjalani pengobatan penyakit kolelitiasis, dan terdapat lebih dari 600.000 orang yang perlu menjalani kolesistektomi (Diyono, 2013).

Manfaat Penulisan

TINJAUAN TEORI

Konsep Dasar Penyakit

Dengan USG, Anda dapat melihat penebalan dinding kandung empedu akibat fibrosis atau edema akibat peradangan. USG memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi untuk mendeteksi batu empedu dan dilatasi saluran empedu.

Konsep dasar keperawatan

Digunakan untuk indikasi bedah tambahan atau kandung empedu yang mengandung batu besar, diameter lebih dari 2 cm. Keuntungan cara ini adalah luka operasinya kecil, 2 hingga 10 mm, sehingga rasa sakit pasca operasi bisa diminimalkan. Melakukan penilaian terhadap pasien, apakah pasien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama atau tidak, masih mempunyai riwayat penyakit sebelumnya atau tidak.

Clinical Pathways

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Penyakit yang pernah diderita sebelumnya : Pasien menyatakan tidak pernah menderita penyakit apapun yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya saat ini. Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa ia memahami kesehatannya, namun tidak mengetahui tentang makanan yang dapat menyebabkan penyakit, dan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan, dan selama dirawat, pasien harus mengikuti apa yang diatur oleh perawat, baik kebersihan diri, kesehatan maupun pola makan. Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa ia mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol, seperti daging dan makanan yang banyak mengandung minyak, namun selain mengonsumsi makanan tersebut, ia juga mengonsumsi sayur-sayuran, dan selama perawatan, pasien mengatakan kalau sekarang untuk konsumsi makanannya diatur oleh perawat.

Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa setiap kali berada di rumah, ia melakukan aktivitas yang umumnya dilakukan ibu rumah tangga, seperti menyapu, memasak, membersihkan rumah, dan selama perawatan, pasien mengatakan hanya bisa berbaring di kamar. Sebelum pasien sakit, pasien mengatakan jika ada masalah, biasanya ia meminta bantuan teman dan suaminya, dan selama berobat, pasien mengatakan jika ada masalah, ia meminta bantuan dan bantuan kepada anak-anaknya karena anak-anaknya ada bersamanya. Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang taat beribadah, tidak pernah meninggalkan shalat dan membaca Al-Qur'an, dan selama berobat, pasien mengatakan bahwa meskipun sakit, dia tidak meninggalkannya. doa. padahal dia berdoa sambil berbaring.

Pemeriksaan fisik (Head to toe)

Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit dan selama menjalani perawatan, ia adalah orang yang baik, dekat dengan keluarga, menjaga hubungan baik baik dengan keluarga, tenaga kesehatan, dan pasien lain selama menjalani perawatan, dan kondisinya saat ini tidak menjadi kendala. . Pemeriksaan perut setelah inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi normal, tidak ada kelainan, namun ibu memang merasakan nyeri pada daerah perut. Pada pemeriksaan kulit bersih, berwarna coklat, turgor cepat, tidak ada edema, tidak ada luka.

Data Penunjang

Hepar berukuran besar, parenkimnya heterogen, terdapat lesi heterogen di lobus kanan hepar meluas hingga para-aorta kanan, ukurannya sekitar 6,8 x 12,1 x 10,8 cm setelah penyuntikan kontras tanpa pembesaran heterogen, terdapat tidak tampak trombus pada vena porta, vena hepatika sempit dan saluran vena porta biliabis tidak lebar. Ukuran, posisi dan sumbu ginjal kanan dan kiri normal, parenkim normal, tidak terlihat batu/massa.

Tabel 1 Pemeriksaan laboratorium  2.  Pemeriksaan radiologi
Tabel 1 Pemeriksaan laboratorium 2. Pemeriksaan radiologi

Analisis Data

Diagnosa Keperawatan & Prioritas Keperawatan

Diagnosa baik kurangnya pengetahuan tentang penyakit Kolelitiasis berhubungan dengan kurangnya paparan informasi, ditandai dengan data subjektif, pasien mengatakan tidak memahami penyakitnya, dan tidak memahami apa penyebabnya, dan data objektif, pasien seolah-olah bingung, dan tidak tahu apa penyakitnya, dan apa penyebab penyakitnya.

Planning/Intervensi

Implementasi

Pasien mengatakan tidak ada keluhan atau gangguan pada inderanya (penglihatan, pendengaran) dan kesulitan yang dialaminya (sering pusing, berkurangnya kepekaan terhadap rasa sakit dan panas, dingin), namun pasien mengatakan bahwa dirinya kesakitan. P: Pasien mengatakan dia merasakan sakit saat perutnya digerakkan. , diraba, Q : Pasien mengatakan nyerinya tidak sering, nyerinya seperti ditusuk, R : Pasien mengatakan letak nyerinya di perut, S : Skala nyerinya skala 3 ( sedang), Waktu : Saat pasien mengatakan nyerinya tidak berlangsung lama, nyeri dirasakan pada pagi dan malam hari. Senin 1 Februari 2021 pukul 08.00 selesai diagnosa pertama meliputi pengecekan UC, identifikasi lokasi, skala nyeri, pemberian obat pereda nyeri, data subjektif pasien menyebutkan P : Pasien mengatakan merasakan nyeri saat perut digerakkan, diraba, Q : Kata pasien bahwa nyerinya tidak sering, nyerinya seperti ditusuk, R : Pasien mengatakan letak nyerinya di perut, S : Skala nyerinya skala 3 (sedang), Waktu : Pasien mengatakan bahwa nyerinya tidak berlangsung lama, nyeri dapat dirasakan lama kelamaan, pagi dan sore hari, dan data obyektif menunjukkan pasien meringis kesakitan. Lalu jam 12.00 di periksa KU, identifikasi lokasi, skala nyeri, di beri obat pereda nyeri, data subjektif mengatakan P : Pasien mengatakan merasakan nyeri saat perutnya digerakan, diraba, Q : Pasien mengatakan nyerinya tidak sering, nyerinya seperti ditusuk. titik, R : Pasien mengatakan letak nyerinya di perut, S : Skala nyerinya skala 3 (sedang), Waktu : Pasien mengatakan nyerinya ada. tidak berlangsung lama, nyeri dirasakan pada pagi dan sore hari, dan data obyektif menunjukkan pasien meringis kesakitan.

Kemudian pada pukul 12.00 menjelaskan penyebab dan strategi menghilangkan nyeri, mengajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, merekomendasikan dan mengajarkan teknik memantau nyeri secara mandiri, data subjektif pasien mengatakan masih bingung bagaimana cara mengurangi nyeri. . , dan data objektif. Pada hari Selasa tanggal 02.02.2021 pukul 08.00 dilakukan diagnosa pertama, meliputi pemeriksaan UC, identifikasi lokasi, derajat nyeri, pemberian obat analgetik, data subjektif. Q : Pasien mengatakan masih merasakan nyeri saat perutnya tergerak, tersentuh. , P : Pasien mengatakan nyerinya tidak sering, nyerinya seperti ditusuk, R : Pasien mengatakan letak nyerinya di perut, S : Derajat nyeri grade 3 (sedang), Waktu : Pasien mengatakan nyerinya tidak berlangsung lama, nyeri dirasakan pada pagi dan sore hari, dan data obyektif menunjukkan pasien meringis karena nyeri. Kemudian jam 12.00 cek DIMANA, identifikasi lokasi, derajat nyeri, berikan obat analgesik, data subjektif. tusukan, R : Pasien mengatakan letak nyerinya di perut, S : Derajat nyerinya derajat 2, Waktu : Pasien mengatakan nyerinya tidak berlangsung lama, nyeri dirasakan pada pagi hari dan pada malam hari, dan data objektif menunjukkan bahwa pasien meringis kesakitan.

Kemudian jam 12.00 periksa DIMANA, identifikasi lokasi, derajat nyeri, berikan obat analgetik, data subjektif pasien menyatakan sudah tidak merasakan nyeri lagi, derajat nyeri 0. Pukul 08.00 dilakukan diagnosa kedua, antara lain menjelaskan penyebab dan strategi, meredakan nyeri, mengajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, menganjurkan dan mengajarkan teknik memantau nyeri secara mandiri, data subjektif pasien menunjukkan bahwa mereka sudah memahami teknik mengurangi nyeri dan sudah mengetahui apa itu kolelitiasis. adalah dan penyebabnya.

Evaluasi

Pukul 08.00 juga dilakukan evaluasi untuk diagnosa kedua, data subyektif, pasien mengatakan tidak mengetahui apa penyebab penyakit kolelitiasis, dan bagaimana cara menurunkannya, data obyektif, pasien terlihat kebingungan, pasien mengeluh nyeri, pasien mengikuti arahan perawat untuk mengurangi nyeri, pengkajian masalah belum terselesaikan, perencanaan/intervensi dilanjutkan dengan semua intervensi. Selanjutnya pada pukul 12.00 data subjektif pasien menyatakan belum mengetahui apa penyebab kolelitiasis dan bagaimana cara menurunkannya, data objektif pasien masih terlihat bingung, pasien mengeluh nyeri, pasien sudah mengikuti arahan perawat untuk menguranginya. nyeri, penilaian masalah tidak terselesaikan, perencanaan dilanjutkan dengan semua intervensi. Berikutnya pada pukul 12.00 data subjektif P : Pasien mengatakan masih merasakan nyeri saat perutnya digerakan, diraba, Q : Pasien mengatakan nyerinya tidak sering, nyerinya seperti ditusuk, R : Kata pasien tempat nyeri berada di perut, S : Skala nyeri skala 2 Waktu : Pasien mengatakan nyeri tidak berlangsung lama, nyeri dirasakan pada pagi dan sore hari, dan data objektif menunjukkan bagaimana pasien meringis kesakitan, penilaian masalah tidak terselesaikan, rencana untuk melanjutkan semua intervensi.

Pukul 08.00 juga dilakukan evaluasi untuk diagnosa kedua, pasien mengatakan tidak mengetahui apa penyebab penyakit kolelitiasis, dan. Selanjutnya pada pukul 12.00 data subjektif pasien menyatakan sudah mengetahui apa penyebab penyakit kolelitiasis, dan bagaimana cara menurunkannya, data objektif pasien tampak mulai paham, dan paham, pasien memahami arahan yang diikuti perawat untuk mengurangi nyeri, pasien mengeluh masih merasakan nyeri, penilaian masalah teratasi sebagian, berencana melanjutkan intervensi 2,3,4. Selanjutnya pada pukul 12.00 data subjektif pasien melaporkan sudah tidak merasakan nyeri lagi, nyeri berada pada skala 0, data objektif pasien tidak tampak lagi meringis kesakitan, masalah pengkajian terselesaikan, perencanaan intervensi.

Pada pukul 08.00 juga dilakukan pengkajian untuk diagnosa kedua, data subjektif pasien menyatakan sudah mengetahui dan memahami apa penyebab kolelitiasis dan cara menurunkannya, data objektif pasien seolah paham, pasien tidak merasakan sakit yang lebih. . , skor nyeri 0, masalah evaluasi terpecahkan, berencana menghentikan intervensi. Dari pengkajian yang dilakukan penulis setelah melakukan tindakan keperawatan diperoleh data : S : Pasien mengatakan belum mengetahui apa penyebab penyakit kolelitiasis dan bagaimana cara menurunkannya.

PEMBAHASAN

PENUTUP

Simpulan

Kolelitiasis adalah adanya batu pada daerah kandung empedu, pada saluran empedu atau keduanya, umumnya komponen utamanya adalah kolesterol. Masalah keperawatan yang pertama kali muncul pada Ny. S adalah nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera fisik pada hari kedua pasca operasi, ditandai dengan nyeri menusuk di perut, dan kedua, kurangnya pengetahuan tentang kolelitiasis berhubungan dengan kurangnya paparan informasi, ditunjukkan dengan pasien mengatakan tidak. tidak mengerti penyakitnya dan tidak mengerti apa penyebabnya. Rencana tindakan ditentukan berdasarkan standar intervensi keperawatan Indonesia, sedangkan fokus intervensi yang diberikan pada Ny. S dengan prioritas diagnosis utama adalah teknik relaksasi distraksi yaitu teknik pengalihan nyeri, nyeri dan teknik pernapasan dalam. .

Hasil pengkajian setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari diperoleh pada diagnosa pertama yaitu tujuan tercapai dan masalah teratasi, dan pada diagnosis kedua tujuan tercapai dan masalah teratasi.

Saran

Buku Ajar Keperawatan Bedah Medis Sistem Pencernaan (Dilengkapi Contoh Studi Kasus oleh Aplikasi NANDA NOC NIC). 2010), Jurnal Pengobatan Batu Empedu pada Wanita Besar, Fakultas Kedokteran Unpad-RS Hasan Sadikin Bandung. Buku Ajar Penyakit Liver, Jayabadi, Jakarta. 2010), Penyakit Batu Empedu dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 4, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Analisis Praktik Keperawatan Kesehatan Klinis pada Wanita Lanjut Usia Bandung: Fakultas Kedokteran Unpad-RS Hasan Sadikin. Judul KTI : Asuhan Keperawatan Ny S Penderita Kolelitiasis Posko Hari ke 2 di Ruang Baitussalam 2 RSI Sultan Agung Semarang. Menyatakan mahasiswa sebagaimana tersebut diatas benar-benar berkonsultasi dengan dosen pembimbing CTI pada tanggal 23 Februari 2020 sampai dengan tanggal 9 Mei 2020 pada program studi DIII Keperawatan FIK Unissula Semarang.

Gambar

Tabel 1 Pemeriksaan laboratorium …………………………………………..25  Tabel 2 Pemeriksaan radiologi …………………………………………….....25  Tabel 3 Pemeriksaan mikrobiologi klinik ……………………………….......26
Tabel 2 Pemeriksaan radiologi
Tabel 1 Pemeriksaan laboratorium  2.  Pemeriksaan radiologi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

dengan kurangnya informasi (Nanda NIC & NOC, 2007). Alasan diagnose tersebut diangkat karena ditemukan data-data subjektif yang mendukung yaitu Pasien mengatakan ASI

Analisa data: pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya, dan juga tidak bisa mengakses informasi karena tidak bisa melihat. Data obyektif: saat observasi pasien tampak

Respon hari pertama yang didapatkan oleh penulis data subjektif dari ibu pasien dan data objektif dari pasien yaitu pasien tampak sesak dan terpasang oksigen 1

Didapatkan data subjektif pasien mengatakan sudah tidak kedinginan dan badannya sudah hangat dan data objektif pasien tampak sudah tidak menggigil, hasil observasi dengan lembar PAS

Evalusi Keperawatan Evaluasi dari hasil implementasi keperawatan pada tanggal 05 Maret 2023, evaluasi diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan

Analisa Data Pada tanggal 17 Februari 2021 pukul 21.00 WIB, didapatkan data subjektif yang pertama ibu klien mengatakan anaknya merasa nyeri, meringis dan rewel, nyeri pada luka post

Pada tanggal 27 Februari 2023 pukul 21.00 WIB dilakuakan implementasi diagnose pertama yaitu mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dengan

Implementasi dilakukan pada jam 21.00 WIB ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan pasien sudah