REVIEW PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
Tujuan penyusunan review ini adalah untuk menenuhi nilai tugas pada Mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
DI SUSUN OLEH:
AYU ALMASARI_A1G121005 V.A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2023
1. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran merupakan pedoman bagi tenaga pendidik dalam
melangsungkan kegiatan mengajar di kelas. Model ini mencakup pendekatan, strategi, hingga metode pembelajaran. Model pembelajaran ini merupakan cara atau
pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa memahami dan menguasai materi pelajaran. Ada banyak model pembelajaran yang telah diusulkan oleh berbagai ahli Pendidikan.
Model-model Pembelajaran karya Shilphy A. Octavia (2020:12-13), ada beberapa pengertian model pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya:
1. Joce, Weil, Calhoun
Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (dalam Warsono dan Hariyanto, 2013:
172), model pembelajaran adalah deskripsi lingkungan pembelajaran yang meliputi perilaku dalam melangsungkan pembelajaran.
2. Udin
Model belajar menurut Udin (dalam Hermawan, 2006:3) adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar guna mencapai tujuan belajar.
3. Trianto
Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) mengartikan model belajar sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman guna merancang pembelajaran di kelas atau tutorial.
4. Arend
Menurut Arend (dalam Mulyono, 2018:89), model belajar merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar guna mencapai kompetensi belajar.
Pembelajaran materi pendidikan lingkungan hidup di SD dapat menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman siswa. Berikut ini adalah beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi pendidikan lingkungan hidup di SD:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Siswa dapat terlibat dalam proyek-proyek nyata yang berkaitan dengan lingkungan, seperti membuat taman sekolah, mengumpulkan sampah plastik, atau merancang kampanye daur ulang di sekolah mereka. Proyek-proyek ini dapat membantu siswa memahami peran mereka dalam menjaga lingkungan.
2. Pembelajaran Kolaboratif: Siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah lingkungan di sekitar sekolah mereka, mencari solusi, dan menyusun rencana aksi bersama. Ini akan mengajarkan kerjasama dan pengambilan keputusan yang baik.
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Guru dapat menyajikan masalah-masalah lingkungan yang relevan dan menantang siswa untuk mencari solusi. Misalnya, mengatasi masalah sampah plastik di
lingkungan mereka atau menyelidiki perubahan cuaca.
4. Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning): Siswa dapat belajar melalui pengalaman langsung, seperti kunjungan ke taman alam atau kebun binatang, partisipasi dalam kegiatan daur ulang, atau menjalankan eksperimen sederhana tentang polusi air atau udara.
5. Pembelajaran Berbasis Teknologi: Menggunakan sumber daya teknologi seperti video, perangkat lunak interaktif, dan situs web pendidikan yang mengkaitkan materi pendidikan lingkungan hidup dengan dunia nyata.
6. Pembelajaran melalui Cerita dan Permainan: Menggunakan cerita, dongeng, atau permainan yang berfokus pada isu-isu lingkungan hidup untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak.
7. Pembelajaran melalui Observasi: Mengajarkan siswa untuk mengamati alam sekitar mereka, seperti mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan dan
binatang, serta perubahan musim. Ini dapat membangun pemahaman tentang ekosistem.
8. Pembelajaran Berbasis Seni: Menggunakan seni, seperti melukis, menggambar, atau membuat kerajinan dari bahan daur ulang, untuk mengekspresikan pemahaman siswa tentang isu lingkungan.
9. Pembelajaran melalui Permainan Peran (Role-Playing): Siswa dapat
memainkan peran sebagai pahlawan lingkungan atau karakter dalam situasi lingkungan tertentu, yang dapat membantu mereka memahami peran individu dalam menjaga lingkungan.
10. Pembelajaran Berbasis Literasi Lingkungan: Menggunakan buku-buku, artikel, dan sumber literasi lainnya yang fokus pada isu-isu lingkungan hidup untuk membaca dan berdiskusi.
Penting untuk menyesuaikan model pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan siswa di SD, serta mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam kurikulum yang sudah ada untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna dalam bidang pendidikan lingkungan hidup.
2. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif sekaligus sebagai usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pendekatan pembelajaran
menjadi salah satu langkah yang harus digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran
Guru dan siswa adalah variabel utama dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya guru atau siswa maka kegiatan pembelajaran tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran dilihat dari orientasinya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran berorientasi kepada guru (teacher centered approaches) Sesuai dengan namanya, pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru atau teacher centered approaches adalah pendekatan yang berpusat pada guru dan menempatkan siswa sebagai objek dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia pada kurikulum-kurikulum terdahulu. Ciri utama dari pendekatan ini adalah manajemen dan pengelolaan pembelajaran
ditentukan oleh guru sepenuhnya. Siswa hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru sehingga siswa cenderung pasif. Selain itu, siswa juga hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai bakat dan minat mereka, serta terbatasnya pengalaman yang diperoleh siswa dalam belajar. Inilah yang menjadi kelemahan dari pendekatan berpusat pada guru ini. Sementara kelebihannya adalah guru memiliki kebebasan dalam mengatur alokasi pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran berorientasi kepada siswa (student centered approaches) Kebalikan dari pendekatan sebelumnya, pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa atau student centered approaches adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran ini sudah mulai diterapkan sejak Kurikulum 2013 dan berlanjut hingga Kurikulum Merdeka karena lebih cocok diterapkan pada perkembangan zaman saat ini.
Dalam pendekatan pembelajaran ini, siswa berperan sebagai subjek belajar sehingga dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar. Pendekatan pembelajaran ini juga memberikan siswa kesempatan yang luas untuk melakukan aktivitas dan
mengembangkan potensi diri yang sesuai dengan keinginannya.
Sementara itu, guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih terarah.
Sayangnya, pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa ini memiliki kelemahan dari segi alokasi waktu di mana menjadi kurang efisien dan guru tidak dapat
mengetahui kompetensi yang diharapkan, serta tuntutan silabus yang untuk dipenuhi sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam kalender akademik.
Macam-macam Pendekatan Pembelajaran
Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru pada kegiatan belajar mengajar, yaitu:
1. Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran di mana guru berinisiatif sendiri untuk mengembangkan pembelajaran dengan cara menghubungkannya dengan lingkungan sehari-hari siswa. Guru juga dapat mendorong siswa untuk menghubungkan dan mempraktekkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, untuk menggunakan pendekatan kontekstual ini, guru perlu mengajarkan kegunaan, hakikat belajar, dan cara untuk mencapai sebuah tujuan. Hal ini bertujuan agar siswa memahami apa yang dipelajarinya serta manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari.
2. Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan yang fokus pada keikutsertaan dan pengalaman langsung dalam aktivitas belajar. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini akan membuat siswa lebih aktif karena siswa pendekatan
konstruktivisme lebih menekankan pada proses pencapaian pengetahuan tersebut bukan hasilnya.
3. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
aktivitas berpikir dengan menggunakan logika agar dapat menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulannya.
Untuk menggunakan pendekatan ini, Bapak dan Ibu guru harus memilih konsep, prinsip, dan aturan lengkap dengan definisi beserta contohnya yang akan digunakan bersama pendekatan deduktif. Guru juga harus menampilkan bukti-bukti yang dapat menolak atau menunjang kesimpulan.
4. Pendekatan induktif
Selain pendekatan deduktif, guru juga bisa menerapkan pendekatan induktif sebagai pendekatan pembelajaran di kelas. Pendekatan ini merupakan kebalikan dari
pendekatan deduktif.
Jika pendekatan deduktif dimulai dengan mengutarakan konsep terlebih dahulu, lalu menarik kesimpulan, pendekatan induktif justru dimulai dari proses pengamatan lalu mengambil kesimpulan dari pengamatan tersebut.
Untuk menerapkan pendekatan induktif ini, guru harus menyiapkan contoh-contoh yang khusus atau spesifik untuk selanjutnya disimpulkan ke dalam suatu fakta, aturan, atau hukum.
5. Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik merupakan aktivitas pembelajaran yang disiapkan agar siswa dapat dengan aktif membangun keterampilan dan pengetahuan melalui kegiatan pengamatan, bertanya, bernalar, mengumpulkan data, meneliti, dan menyimpulkan.
Pendekatan pembelajaran ini diterapkan dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013.
6. Pendekatan sains, teknologi, dan masyarakat (STM)
Pendekatan ini merupakan kombinasi dari keterampilan proses, pendekatan konsep, inquiry, pendekatan lingkungan, dan discovery. Adapun tujuan dari pendekatan ini adalah agar siswa memiliki pengetahuan yang jelas sehingga dapat membuat keputusan yang tepat ketika terjadi masalah di masyarakat di lingkunganya.
7. Pendekatan open-ended
Pendekatan open-ended adalah pendekatan belajar yang menyajikan suatu masalah yang dirancang agar memiliki beberapa jawaban yang benar. Tujuan utama dari pendekatan ini bukan untuk memperoleh jawaban, melainkan cara agar sampai pada jawaban.
8. Pendekatan realistik
Pendekatan pembelajaran berikutnya adalah pendekatan realistik. Pendekatan ini berfokus pada permasalahan yang nyata atau realistik untuk siswa.
Untuk menerapkan pendekatan ini, harus menggunakan konsep atau situasi, model “model of” dan “model for”, dan hasil pemikiran siswa sendiri. Pada saat diterapkan, guru akan berperan sebagai pembimbing, sedangkan siswa akan melakukan pembelajaran secara mandiri dan aktif agar dapat berdiskusi dan
mengelompokkan jawaban yang benar, serta memahami berbagai sudut pandang dari siswa lainnya.
Pendekatan pembelajaran yang efektif untuk materi pendidikan lingkungan hidup di SD harus dirancang untuk mengenalkan konsep-konsep lingkungan secara sederhana dan relevan bagi anak-anak. Di bawah ini adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan:
1. Pendekatan Bermain dan Aktivitas Praktis: Anak-anak di SD cenderung belajar dengan lebih baik melalui bermain dan aktivitas praktis. Guru dapat mengintegrasikan permainan, eksperimen sederhana, dan aktivitas praktis, seperti menanam tanaman, mengumpulkan sampah, atau merancang poster lingkungan, untuk membantu siswa memahami konsep-konsep lingkungan.
2. Pendekatan Berbasis Cerita: Menggunakan cerita atau dongeng yang mengandung pesan tentang keberlanjutan lingkungan. Guru dapat membacakan cerita tentang bagaimana tokoh-tokoh cerita tersebut menjaga lingkungan mereka atau menghadapi masalah lingkungan.
3. Pendekatan Observasi dan Eksplorasi: Mendorong siswa untuk mengamati alam sekitar mereka, seperti tumbuhan, binatang, dan fenomena alam. Mereka dapat mencatat apa yang mereka lihat dan bertanya tentang lingkungan sekitar mereka.
4. Pendekatan Proyek: Memberikan proyek-proyek kecil kepada siswa yang
berhubungan dengan lingkungan mereka. Misalnya, mereka dapat merancang dan merawat taman sekolah, membuat kompos dari sampah organik, atau mengadakan kampanye daur ulang di sekolah.
5. Pendekatan Berbasis Soal dan Diskusi: Memulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran siswa tentang isu-isu lingkungan. Diskusi kelompok atau perdebatan dapat digunakan untuk menjelaskan sudut pandang yang berbeda tentang masalah lingkungan.
6. Pendekatan Kolaboratif: Mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah lingkungan. Mereka dapat merencanakan dan
melaksanakan proyek-proyek bersama, mengajarkan kerjasama dan tanggung jawab.
7. Pendekatan Berbasis Seni: Menggunakan seni, seperti melukis, menggambar, atau membuat kerajinan, untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan tentang
lingkungan. Ini dapat menjadi cara kreatif untuk menyampaikan pesan lingkungan.
8. Pendekatan Literasi Lingkungan: Menggunakan buku-buku dan sumber literasi lainnya yang cocok untuk usia siswa yang fokus pada isu-isu lingkungan. Setelah membaca, siswa dapat berbicara tentang apa yang mereka pelajari dan tindakan yang dapat mereka ambil.
9. Pendekatan Berbasis Teknologi: Memanfaatkan teknologi seperti video edukasi, permainan komputer pendidikan, dan situs web interaktif yang dirancang khusus untuk mengajarkan konsep-konsep lingkungan hidup.
10. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial: Mengajarkan siswa tentang tanggung jawab mereka terhadap lingkungan melalui contoh-contoh nyata, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai atau berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan di komunitas mereka.
11. Pendekatan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan kurikulum sekolah.
Penting untuk membuat pembelajaran lingkungan hidup menarik, relevan, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa di SD agar mereka dapat menjadi sadar
lingkungan dan berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan.
3. STRATEGI PEMBELAJARAN
strategi pembelajaran itu juga diartikan sebagai suatu set materi dan prosedur pembelajaran untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Dalam implementasinya, strategi pembelajaran terdiri dari berbagai macam teknik dan metode belajar,
contohnya membaca, mengingat, mengulang, dan menerapkan informasi.
Kesimpulannya, maksud dari strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan, yang termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Macam-macam Strategi Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Jenis strategi pembelajaran inkuiri dilakukan dengan cara memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Dalam strategi ini, siswa diajak untuk mengeksplorasi konsep-konsep yang diajarkan melalui pengamatan, tanya jawab, dan percobaan. Tujuan dari strategi pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang baik.
2. Strategi SPBM
Dilansir bakri.uma.ac.id, strategi pembelajaran SPBM adalah jenis strategi pembelajaran dengan menggabungkan beberapa kegiatan pembelajaran, yang memfokuskan proses pemecahan masalah ilmiah.
Umumnya, SPBM akan didasarkan psikologi kognitif, yang dibebaskan dari asumsi bahwa belajar merupakan proses mengubah perilaku melalui
pengalaman.
3. Strategi Koperasi (DSS)
Metode pembelajaran DDS adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu. Misalnya, menggunakan kelompok kecil atau tim yang terdiri dari 4-6 orang yang memiliki latar belakang akademis ras, atau gender, dan lain-lain.
4. Strategi Peningkatan Keterampilan Berpikir (SPKB)
SPKB adalah model pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir siswa, dengan fakta-fakta atau pengalaman sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Materinya akan membimbing siswa untuk menemukan konsep sendiri yang harus dikuasai.
5. Strategi Pembelajaran Cooperative Script
Disebutkan artikel AIM Medical Science dalam researchgate.net, strategi pembelajaran cooperative script merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberikan skenario atau naskah yang harus dijalankan oleh siswa dalam kelompok.
6. Dalam strategi ini, setiap siswa memiliki peran yang berbeda-beda dan harus bekerja sama untuk menyelesaikan skenario atau naskah yang diberikan.
Tujuan dari strategi pembelajaran cooperative script adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan.
7. Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek
8. Strategi pembelajaran berbasis proyek dilakukan dengan cara memberikan siswa tugas atau proyek yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam strategi ini, siswa diajak untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan problem-solving.
9. Tujuan dari strategi pembelajaran berbasis proyek adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang baik dalam situasi nyata.
10. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan cara memberikan suatu masalah atau situasi tertentu yang harus dipecahkan oleh siswa. Dalam strategi ini, siswa diajak untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
11. Tujuan dari strategi pembelajaran berbasis masalah yaitu untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang diajarkan dengan cara yang lebih praktis dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
12. Strategi Pembelajaran Kolaboratif
Strategi pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode ini dilakukan dengan cara membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi pendidikan lingkungan hidup di SD:
1. Pengalaman Lapangan: Mengadakan kunjungan lapangan ke taman alam, kebun binatang, atau tempat lain yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Siswa dapat langsung mengamati alam dan belajar tentang flora dan fauna serta tantangan lingkungan.
2. Diskusi Kelompok: Mengadakan diskusi kelompok di kelas untuk membahas isu-isu lingkungan yang relevan. Ini dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan berbagi ide mereka.
3. Eksperimen Sederhana: Melakukan eksperimen sederhana di kelas untuk mengilustrasikan konsep-konsep lingkungan, seperti polusi air atau daur ulang. Contohnya, mengadakan eksperimen mengenai penjernihan air atau pertumbuhan tanaman dalam berbagai kondisi.
4. Penelitian Mandiri: Memberikan siswa tugas untuk melakukan penelitian kecil tentang isu lingkungan yang menarik mereka. Mereka dapat menyusun laporan atau presentasi tentang temuan mereka.
5. Proyek Kolaboratif: Mengadakan proyek kolaboratif di kelas atau antarkelas, seperti proyek perawatan taman sekolah atau kampanye daur ulang. Ini membantu siswa memahami konsep tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan.
6. Penggunaan Sumber Daya Digital: Memanfaatkan sumber daya digital seperti video, animasi, dan situs web pendidikan tentang lingkungan untuk
menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan interaktif.
7. Permainan Edukasi: Menggunakan permainan edukasi yang dirancang khusus tentang lingkungan untuk mengajarkan konsep-konsep lingkungan hidup secara menyenangkan. Ini dapat mencakup permainan papan, permainan peran, atau permainan komputer.
8. Cerita dan Dongeng: Menggunakan cerita atau dongeng tentang lingkungan untuk membangkitkan minat siswa. Setelah membaca atau mendengarkan cerita, siswa dapat berbicara tentang pesan lingkungan yang terkandung dalam cerita tersebut.
9. Pembuatan Poster atau Presentasi: Meminta siswa untuk membuat poster, presentasi, atau proyek seni yang mengilustrasikan konsep-konsep lingkungan yang telah dipelajari. Ini memungkinkan siswa untuk menyampaikan
pemahaman mereka secara kreatif.
10. Diskusi Etika Lingkungan: Membahas isu-isu etika lingkungan, seperti hak dan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan, serta dampak tindakan manusia terhadap planet kita.
11. Penanaman Tanaman: Melibatkan siswa dalam penanaman dan merawat tanaman di lingkungan sekolah. Mereka dapat memahami proses pertumbuhan tanaman dan pentingnya tanaman dalam menjaga lingkungan.
12. Pemberian Tugas Tanggung Jawab Lingkungan: Memberikan siswa tugas tanggung jawab lingkungan di sekolah, seperti mengelola program daur ulang atau memastikan tempat sampah teratur dikosongkan.
13. Simulasi: Menggunakan simulasi komputer atau permainan peran untuk memungkinkan siswa menjalankan skenario yang melibatkan masalah lingkungan dan mencari solusi.
14. Kolaborasi dengan Komunitas: Melibatkan komunitas lokal dalam
pembelajaran lingkungan dengan mengundang ahli lingkungan, aktivis, atau perwakilan lembaga lingkungan untuk berbicara dengan siswa atau bekerja sama dalam proyek.
15. Evaluasi dan Refleksi: Mendorong siswa untuk mengevaluasi dampak tindakan mereka terhadap lingkungan dan merenungkan cara-cara untuk meningkatkan praktik-praktik yang berkelanjutan.
Strategi-strategi ini dapat digunakan secara fleksibel sesuai dengan tujuan
pembelajaran, kebutuhan siswa, dan sumber daya yang tersedia di sekolah. Yang penting, pendekatan pembelajaran harus memotivasi dan membantu siswa memahami pentingnya menjaga lingkungan hidup dan tindakan-tindakan yang dapat mereka ambil untuk melakukannya.
4. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan Guru pintar untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam bukun yang berjudul “Strategi Belajar Mengajar”, Luluk Suryani dan Leo Agung membedakan strategi pembelajaran dan metode pembelajaran. Strategi pembelajaran masih bersifat konseptual dan untuk mengimplementasikannya ke dalam kelas membutuhkan berbagai metode pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa strategi merupakan a plan of operation achieving something sedangkan metode adalah a way in achieving it.
Dalam Kurikulum 2013 dituliskan bahwa ada banyak sekali metode pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas. Pemilihan metode mengajar itu
tergantung pada penguasaan teknik dan materi yang akan disampaikan. Pada umunya metode yang digunakan dalam proses belajar megajar antara lain ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan juga metode demonstrasi (praktek).
Berikut beberapa metode pengajaran yang efektif yang dapat diterapkan dalam konteks pendidikan :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah pendekatan pengajaran di mana guru secara verbal menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Guru berperan sebagai sumber informasi utama, sementara siswa mendengarkan dan mencatat. Metode ini cocok untuk menyampaikan materi yang kompleks atau konsep teoritis.
Namun, perlu memperhatikan variasi metode pengajaran lain agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2. Diskusi Kelompok
Metode diskusi kelompok melibatkan siswa dalam diskusi berkelompok untuk mendiskusikan topik tertentu. Guru berperan sebagai fasilitator yang
memandu dan mendorong partisipasi aktif siswa. Metode ini mempromosikan pemikiran kritis, kolaborasi, dan keterlibatan aktif siswa dalam membangun pemahaman.
3. Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif melibatkan siswa bekerja secara tim dalam menyelesaikan tugas atau proyek bersama. Para siswa saling mendukung, berbagi pengetahuan, dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Metode ini mendorong kerja tim, keterampilan sosial, dan saling ketergantungan antara siswa.
4. Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode pembelajaran berbasis proyek melibatkan siswa dalam penyelesaian proyek nyata yang relevan dengan materi pembelajaran. Siswa berperan sebagai pembelajar aktif yang menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks praktis. Metode ini merangsang kreativitas, penerapan praktis, dan pemecahan masalah.
5. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Metode pembelajaran berbasis teknologi memanfaatkan alat dan aplikasi teknologi untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran. Ini termasuk penggunaan perangkat lunak edukatif, presentasi multimedia, simulasi, atau platform pembelajaran online. Metode ini memfasilitasi akses ke sumber daya yang lebih luas, interaktif, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi pendidikan lingkungan hidup di SD:
1. Pengalaman Lapangan: Mengadakan kunjungan lapangan ke taman alam, kebun binatang, atau tempat lain yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Siswa dapat langsung mengamati alam dan belajar tentang flora dan fauna serta tantangan lingkungan.
2. Diskusi Kelompok: Mengadakan diskusi kelompok di kelas untuk membahas isu-isu lingkungan yang relevan. Ini dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan berbagi ide mereka.
3. Eksperimen Sederhana: Melakukan eksperimen sederhana di kelas untuk mengilustrasikan konsep-konsep lingkungan, seperti polusi air atau daur ulang. Contohnya, mengadakan eksperimen mengenai penjernihan air atau pertumbuhan tanaman dalam berbagai kondisi.
4. Penelitian Mandiri: Memberikan siswa tugas untuk melakukan penelitian kecil tentang isu lingkungan yang menarik mereka. Mereka dapat menyusun laporan atau presentasi tentang temuan mereka.
5. Proyek Kolaboratif: Mengadakan proyek kolaboratif di kelas atau antarkelas, seperti proyek perawatan taman sekolah atau kampanye daur ulang. Ini membantu siswa memahami konsep tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan.
6. Penggunaan Sumber Daya Digital: Memanfaatkan sumber daya digital seperti video, animasi, dan situs web pendidikan tentang lingkungan untuk
menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan interaktif.
7. Permainan Edukasi: Menggunakan permainan edukasi yang dirancang khusus tentang lingkungan untuk mengajarkan konsep-konsep lingkungan hidup secara menyenangkan. Ini dapat mencakup permainan papan, permainan peran, atau permainan komputer.
8. Cerita dan Dongeng: Menggunakan cerita atau dongeng tentang lingkungan untuk membangkitkan minat siswa. Setelah membaca atau mendengarkan cerita, siswa dapat berbicara tentang pesan lingkungan yang terkandung dalam cerita tersebut.
9. Pembuatan Poster atau Presentasi: Meminta siswa untuk membuat poster, presentasi, atau proyek seni yang mengilustrasikan konsep-konsep lingkungan yang telah dipelajari. Ini memungkinkan siswa untuk menyampaikan
pemahaman mereka secara kreatif.
10. Diskusi Etika Lingkungan: Membahas isu-isu etika lingkungan, seperti hak dan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan, serta dampak tindakan manusia terhadap planet kita.
11. Penanaman Tanaman: Melibatkan siswa dalam penanaman dan merawat tanaman di lingkungan sekolah. Mereka dapat memahami proses pertumbuhan tanaman dan pentingnya tanaman dalam menjaga lingkungan.
12. Pemberian Tugas Tanggung Jawab Lingkungan: Memberikan siswa tugas tanggung jawab lingkungan di sekolah, seperti mengelola program daur ulang atau memastikan tempat sampah teratur dikosongkan.
13. Simulasi: Menggunakan simulasi komputer atau permainan peran untuk memungkinkan siswa menjalankan skenario yang melibatkan masalah lingkungan dan mencari solusi.
14. Kolaborasi dengan Komunitas: Melibatkan komunitas lokal dalam
pembelajaran lingkungan dengan mengundang ahli lingkungan, aktivis, atau perwakilan lembaga lingkungan untuk berbicara dengan siswa atau bekerja sama dalam proyek.
15. Evaluasi dan Refleksi: Mendorong siswa untuk mengevaluasi dampak tindakan mereka terhadap lingkungan dan merenungkan cara-cara untuk meningkatkan praktik-praktik yang berkelanjutan.
Strategi-strategi ini dapat digunakan secara fleksibel sesuai dengan tujuan
pembelajaran, kebutuhan siswa, dan sumber daya yang tersedia di sekolah. Yang penting, pendekatan pembelajaran harus memotivasi dan membantu siswa memahami pentingnya menjaga lingkungan hidup dan tindakan-tindakan yang dapat mereka ambil untuk melakukannya.
5. TEKNIK PEMBELAJARAN
Ialah sebuah cara yang dilakukan seorang guru dalam mengimplementasikan metode pembelajaran secara spesifik. contohnya, penggunaan metode ceramah di sebuah kelas dengan jumlah siswa yang terbatas tentunya secara teknis harus berbeda dengan penggunaan metode ceramah di kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
Teknik Pembelajaran merupakan cara-cara konkrit yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Seorang guru dapat berganti-ganti teknik pembelajaran meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.
Pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar (SD) harus dirancang dengan baik untuk memastikan siswa memahami pentingnya menjaga lingkungan alamiah dan mempraktikkan perilaku berkelanjutan sejak dini. Berikut adalah beberapa teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam materi pendidikan lingkungan hidup di SD:
1. Pembelajaran Aktif:
Diskusi kelompok: Siswa dapat diajak untuk berdiskusi dalam kelompok kecil tentang isu-isu lingkungan hidup dan mencari solusi bersama.
2. Proyek berbasis lingkungan: Mengorganisir proyek-proyek sederhana, seperti penanaman pohon, pengumpulan sampah, atau pencatatan observasi alam di sekitar sekolah.
3. Pengalaman Lapangan:
Kunjungan lapangan: Membawa siswa ke tempat-tempat seperti taman nasional, kebun binatang, atau pusat lingkungan untuk mengamati dan belajar lebih banyak tentang alam.
4. Pemanfaatan Sumber Daya Multimedia:
Menampilkan video, gambar, atau animasi yang relevan untuk menjelaskan konsep-konsep lingkungan hidup dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
5. Kegiatan Interaktif:
Permainan pendidikan: Menggunakan permainan edukatif yang berfokus pada isu-isu lingkungan, misalnya permainan papan tentang daur ulang atau
permainan komputer tentang pelestarian hutan.
6. Kuis dan pertanyaan jawaban: Mengadakan kuis atau sesi pertanyaan jawaban untuk menguji pemahaman siswa tentang materi lingkungan hidup.
Cerita dan Dongeng:
7. Menggunakan cerita atau dongeng yang berkaitan dengan lingkungan untuk mengajarkan nilai-nilai penting seperti kepedulian terhadap alam dan makhluk hidup.
Diskusi Etika:
Membahas nilai-nilai etika dalam lingkungan hidup, seperti tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.
8. Proyek Kolaboratif:
Mengajak siswa untuk bekerja sama dalam proyek-proyek kolaboratif yang melibatkan pemecahan masalah lingkungan hidup dalam komunitas mereka.
9. Menciptakan Kesadaran:
Mendorong siswa untuk mengidentifikasi masalah lingkungan di sekitar mereka dan mencari solusi sederhana yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
10. Penekanan pada Tindakan Nyata:
Memberikan contoh konkret tentang bagaimana siswa dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai atau menghemat air.
11. Evaluasi Berkelanjutan:
Mengukur pemahaman dan tindakan siswa secara berkala untuk memastikan pembelajaran lingkungan hidup berlangsung sepanjang tahun ajaran.
Penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, memotivasi, dan menginspirasi siswa untuk menjadi warga yang peduli terhadap
lingkungan sejak dini. Dengan menggunakan beragam teknik pembelajaran, guru dapat membantu siswa memahami dan menghargai pentingnya menjaga bumi kita untuk masa depan yang lebih baik.
Dari kesimpulam materi diatas yang dapat kita temukan bahwa Perbedaan antara model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Model Pembelajaran:
Definisi: Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan cara suatu proses pembelajaran berlangsung.
Contoh: Model-model pembelajaran termasuk model pembelajaran
kolaboratif, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran spiral, dan lain sebagainya. Model-model ini memberikan panduan tentang
bagaimana pendidikan sebaiknya diorganisasi dan dijalankan.
b) Pendekatan Pembelajaran:
Definisi: Pendekatan pembelajaran adalah cara umum atau filosofi yang mendasari pendekatan guru dalam merancang dan menyampaikan pembelajaran.
Contoh: Beberapa pendekatan pembelajaran yang umum adalah pendekatan konstruktivisme, pendekatan behaviorisme, dan pendekatan kognitif.
Pendekatan ini mengatur kerangka kerja dasar untuk pengajaran dan pembelajaran.
c) Strategi Pembelajaran:
Definisi: Strategi pembelajaran adalah tindakan konkret yang diambil oleh guru untuk mengajarkan materi atau keterampilan tertentu kepada siswa.
Contoh: Beberapa strategi pembelajaran meliputi diskusi kelompok, pemberian tugas proyek, penggunaan multimedia, pengajaran berbasis
masalah, dan lain sebagainya. Strategi ini merupakan langkah-langkah praktis yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
d) Metode Pembelajaran:
Definisi: Metode pembelajaran adalah teknik khusus yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Contoh: Metode pembelajaran meliputi ceramah, demonstrasi, pemecahan masalah, role-playing, eksperimen, dan sebagainya. Metode ini mencakup pendekatan konkret yang digunakan dalam kelas.
e) Teknik Pembelajaran:
Definisi: Teknik pembelajaran adalah detail praktis dalam pelaksanaan metode atau strategi pembelajaran yang membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Contoh: Contoh teknik pembelajaran meliputi pertanyaan terbuka, penggunaan media gambar atau video, pembuatan mind map, berdiskusi dalam kelompok kecil, dan lain sebagainya. Teknik ini adalah langkah-langkah spesifik yang digunakan dalam proses pembelajaran sehari-hari.
Secara ringkas, model pembelajaran memberikan kerangka kerja konseptual, pendekatan pembelajaran adalah filosofi atau paradigma yang mendasari pengajaran, strategi pembelajaran adalah tindakan umum yang diambil oleh guru, metode
pembelajaran adalah pendekatan konkret yang digunakan dalam pengajaran, dan teknik pembelajaran adalah detail praktis yang digunakan dalam pelaksanaan metode atau strategi. Semua elemen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan
pengalaman pembelajaran yang efektif.