Begitu pula tidak ada yang mengira bahasa Indonesia mempunyai dialek dan ragam bahasa. Variasi bahasa yang ada pada bahasa Indonesia terjadi karena kehidupan penggunanya yang semakin kompleks. Bahasa Indonesia Baku menyatukan keberagaman rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan melampaui batas-batas wilayah.
Bahasa Indonesia Baku berperan sebagai kerangka acuan bagi penggunanya dengan norma atau aturan yang terkodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah Bahasa Indonesia Baku merupakan kriteria penggunaan Bahasa Indonesia Baku yang benar.
Pengertian Ragam Bahasa Indonesia
Selain itu, pengguna bahasa yang menguasai bahasa Indonesia standard "baik dan benar" mendapat kuasa di mata orang lain. Fungsi berkaitan kewibawaan juga terpenuhi sekiranya bahasa Indonesia baku dapat dikaitkan dengan hasil teknologi baru dan unsur budaya baru. Ahli masyarakat secara psikologi akan mengenal pasti bahasa Indonesia standard dengan masyarakat dan budaya moden dan maju sebagai pengganti peraturan, institusi, bangunan yang indah, jalan raya yang besar.
Gengsi juga melekat pada bahasa Indonesia karena digunakan oleh orang-orang berpengaruh, yang memberikan kewenangan kepada siapa saja yang bisa menggunakan bahasa Indonesia baku. Norma atau kaidah baku bahasa Indonesia juga menjadi acuan umum bagi semua jenis penggunaan bahasa yang menarik perhatian karena bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa periklanan, bahasa media massa, surat menyurat resmi, formulir surat keputusan, undangan. , pemberitahuan, surat.
Perbedaan Ragam Lisan dan Ragam Tulis Ragam Lisan
Ada lawan bicara
Makna dipengaruhi nada suara
Ragam Berdasarkan Situasi Pemakaianya
Macam-macam Laras Bahasa a. Laras ilmiah
KAIDAH PENULISAN UNTUK EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI)
- Perkembangan Ejaan di Indonesia
- TANDA TITIK (.)
- Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang
- Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
- Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf
- TANDA KOMA (,)
- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan
- Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di
- Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
- TANDA TITIK KOMA (;)
- Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
- Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
- TANDA TITIK DUA (
- Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian
- Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian
- Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
- Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara
- Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
- TANDA HUBUNG (-)
- Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris
- Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada
- Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang
- Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal
- Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan
- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat contoh
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, nama agama,
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis
- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama
- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
- Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, adik, kakak, dan
Tanda titik bertindih digunakan (i) antara jilid atau nombor dan muka surat, (ii) antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau (iii) antara (ii) antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau (iii) di antaranya. Huruf besar tidak digunakan sebagai huruf pertama gelaran kehormatan, keturunan dan agama yang tidak diikuti dengan nama kehormatan, keturunan dan agama yang tidak diikuti oleh nama seseorang. Huruf besar digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, cuti dan peristiwa bersejarah.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada seluruh unsur nama negara, lembaga negara, dan tata usaha negara, serta nama negara, lembaga negara, dan tata usaha negara, serta nama dokumen resmi. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada setiap unsur transformasi lengkap atas nama instansi, lembaga transformasi lengkap atas nama instansi, lembaga pemerintah dan negara, serta naskah dinas.
KONSEPSI EJAAN BAHASA INDONESIA
Kaidah Penempatan Ejaan dalam Penulisan
- Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan
- Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf
- Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca
- Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.Angka dipakai untuk menomori
- Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar
- Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci
- Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut
- Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut
- Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut
- Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi
- Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti berikut
- Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf
Dalam buku Panduan Peningkatan Ejaan, ejaan dan tanda baca diatur menurut aturannya masing-masing. Dalam buku Enhanced Spelling Guidelines (disingkat EYD Guidelines), ejaan dan tanda baca diatur dalam aturan sebagai berikut. Angka-angka dalam teks yang dapat dinyatakan dalam satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan. Kata-kata ditulis dengan huruf, kecuali digunakan secara berurutan.
Angka digunakan untuk menyatakan (a) panjang, berat, luas, volume dan waktu, dan (b) nilai moneter. Angka digunakan untuk memberi nomor isi dan waktu serta (b) nilai uang. Angka digunakan untuk penomoran. Penulisan angka dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan hukum, akta dan kuitansi. Sudah diterima Rp dua juta. sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk membayar satu pesawat televisi.
Saya lampirkan kwitansi sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen). Kombinasi kata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman ditulis dengan memberi tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
PENALARAN DALAM PENULISAN ILMIAH
- Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi
- Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu
- Proposisi, mempunyai beberapa jenis, antara lain
- Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah
- Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen alasan,
- Sistematika yaitu seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses
- Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab dibahas dalam karangan
- Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis
- Analisis pembahasan, penguraian dilakukan dengan mengidentifikasi,
- Pembuktian argumentasi yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti
- Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif
- Kesimpulan simpulan yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi
Penalaran induktif merupakan suatu proses berpikir yang bergerak dari sesuatu yang khusus ke sesuatu yang umum. Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang dimulai dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan tentang seluruh atau sebagian gejala atau peristiwa tersebut. Analogi merupakan suatu proses yang dimulai dari peristiwa atau fenomena tertentu yang mempunyai persamaan satu sama lain hingga sampai pada suatu kesimpulan.
Penalaran induktif melalui hubungan sebab akibat (sebab akibat). adalah penalaran yang berangkat dari hukum kausalitas bahwa segala peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab dan akibat. Penalaran deduktif merupakan suatu proses berpikir yang berangkat dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori, atau keyakinan) ke hal yang khusus. Dari sesuatu yang umum ditarik kesimpulan mengenai hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa konkrit.
Silogisme merupakan suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berbeda untuk sampai pada suatu kesimpulan yang merupakan proposisi ketiga. Premis minor memuat suku minor atau tengah dari silogisme, yang berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menetapkan suatu kasus atau peristiwa tertentu sebagai anggota kelas tersebut. Kesalahpahaman muncul di sini karena penulis hanya mempercayai pendapat seseorang karena orang tersebut terkenal atau publik figur, namun bukan ahlinya.
Penalaran induktif merupakan suatu bentuk penalaran dimana proses penarikan kesimpulan berupa prinsip-prinsip atau sikap-sikap yang berlaku secara umum dari fakta-fakta yang konkrit.Penalaran induktif masih terbagi menjadi 3 jenis penalaran induksi yaitu generalisasi, analogi dan hubungan sebab akibat. Kesalahpahaman seringkali terjadi karena disebabkan oleh kesalahan penilaian terhadap suatu hal sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan pendapat. Kesalahpahaman ini bisa muncul ketika orang menganalogikan suatu hal dengan hal lain dengan anggapan bahwa kesamaan satu aspek akan memberikan kepastian.
KALIMAT
- Cook
- Bloomfield
- Hocket
- Lado
- Ramlan
- Alwi dkk
- Kridalaksana
- Chaer
- S (Subjek)
- P (Predikat)
- O (Objek)
- Pelengkap
- K (Keterangan)
Dengan demikian, inferensi adalah cara seseorang menggunakan kemampuan penalarannya untuk mengambil suatu kesimpulan sebelum orang tersebut mengungkapkan pendapatnya kepada orang lain. Pengertian kalimat menurut Bloomfield adalah suatu bentuk linguistik yang tidak termasuk dalam bentuk yang lebih besar karena merupakan konstruksi gramatikal. Hocket (1985) mengatakan bahwa kalimat merupakan bentuk konstitutif atau non-konstitutif; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk dalam konstruksi gramatikal lainnya.
Sedangkan Ramlan (1996) mengatakan suatu kalimat bersifat gramatikal dan dibatasi oleh jeda yang panjang disertai nada akhir yang turun atau meninggi. Pengertian kalimat menurut pandangan Kridalaksana (2001:92) adalah kalimat adalah satuan kebahasaan yang relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi tertentu, dan sebenarnya atau berpotensi terdiri dari klausa; klausa independen yang membentuk bagian kognitif percakapan; kesatuan proposisi itu. Subjek sering juga disebut inti atau unsur utama dalam suatu kalimat, biasanya berbentuk kata benda dan biasanya sebelum unsur predikat.
Namun tidak hanya itu, predikat juga bisa diisi dengan kata sifat dan kata benda. Jadi cara mengetahui predikat dalam sebuah kalimat, Anda bisa menanyakan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” dalam kalimat tersebut. Informasi yang berbentuk kalimat akan ditandai dengan kata depan ke, ke dalam, dari, pada, ke dalam, ke, melawan, untuk, dari dan tentang.
Sedangkan keterangan berupa kalimat ditandai dengan kata depan karena, kapan, jika, meskipun, demikian dan demikian. Gunakan urutan yang logis pada setiap kata atau kelompok kata penunjang fungsi (SPOK) dan disusun dalam satuan-satuan sesuai fungsinya. Dalam suatu paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut disusun menjadi satuan-satuan makna pikiran yang saling berkaitan.
Jenis Kalimat
Berbagai Macam Bentuk Kalimat
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri dari klausa dasar dan klausa terikat. Jenis-jenis kalimat majemuk dan contohnya. Klausa dapat dibagi menjadi kalimat majemuk bertingkat berdasarkan peran yang berbeda. Oleh karena itu, kalimat tersebut terdiri dari tiga kalimat tunggal, satu klausa utama, dan dua klausa bawahan.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang hanya mempunyai 3 unsur kalimat yaitu Subjek (S), Predikat (P) dan Objek (O). Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang harus mempunyai 4 unsur kalimat yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O) dan pelengkap (pel.). Kalimat pasif adalah kalimat yang mengandung subjek yang melakukan pekerjaan dengan ciri utama menggunakan akhiran di-, ke-an dan ter- pada verba yang tertanam dalam kalimat pasif tersebut.
Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan predikatnya menjadi kalimat pasif dengan predikat sebagai tindakan dan kalimat pasif dengan predikat sebagai syarat. Kalimat pasif transitif adalah kalimat pasif yang dilengkapi objek kalimat, terlepas apakah objek tersebut dilengkapi keterangan/pelengkap. Kalimat pasif jenis ini dapat diketahui apakah kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat aktif atau tidak.
Kalimat yang baik dan benar tentunya mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu mengandung unsur-unsur seperti S (Subjek), P (Predikat), O (Objek) dan K (Deskripsi), atau disingkat dengan pola S-P-O-K. Selanjutnya jenis-jenis kalimat terdiri atas: Kalimat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Dalam bahasa lisan, diawali dengan keheningan dan juga diakhiri dengan keheningan.
Kalimat Efektif
- Kelogisan
- Ketegasan
- Kehematan
- Ketepatan
- Kecermatan
- Kepaduan
- Kesejajaran
- Kesepadanan
- Kalimat Mudah Dipahami
- Kalimat Enak Didengar atau Dibaca
- Kalimat Sudah Dianggap Benar
Menurut Arifin, hukuman yang efektif adalah hukuman yang memenuhi kriteria dan kaidah serta jelas dan mudah dibaca. Sedangkan menurut Rahay, kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis, serta kalimatnya mudah dipahami dan mampu menggugah imajinasi pembaca. Disebutkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan mampu menyampaikan informasi secara akurat sehingga pembaca mudah memahami apa yang disampaikan.
Menurutnya, kalimat yang efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan penulis dapat diterima dan dipahami oleh pembaca. Dijelaskan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan informasi secara lengkap karena memenuhi syarat-syarat pembentukan kalimat efektif. Oleh karena itu, agar dapat menggunakan kalimat efektif dengan baik, kita mempelajari ciri-ciri dan syarat-syarat kalimat efektif.
Hal penting berikutnya dalam menyusun kalimat yang memenuhi syarat kalimat efektif adalah kalimat yang benar. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sebagaimana yang diharapkan oleh penulis atau pembicara. Kalimat efektif juga mempunyai beberapa arti dalam kamus, salah satunya mempunyai arti 'mempengaruhi'.
Artinya kalimat efektif juga dapat diartikan sebagai kalimat yang mempengaruhi – terutama dalam bentuk kemudahan – pembaca atau pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan. Kalimat efektif bekerja dengan cara merepresentasikan pemikiran penulis atau pembicara secara akurat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pemikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap sesuai dengan maksud penulis atau pembicara. Kalimat efektif artinya dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sehingga fungsi kalimat sebagai alat komunikasi dapat terwujud dengan baik dan baik.