KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT.
Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah bahasa indonesia. Dengan judul pengertian dan sejarah ejaan.
Terimakasih kami kepada ibu dosen yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman – teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari,bahwa laporan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan,bahasa,maupun penulisannya.
Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Tangerang, 29 September 2022
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... iii
BAB I HAKIKAT DAN PERKEMBANGAN EJAAN
1.1 Hakikat Ejaan ... 1 1.2 Perkembangan Ejaan ... 2
BAB II SEJARAH DAN PENULISAN EJAAN
2.1 Sejarah Ejaan ...
2.2 Penulisan Ejaan Sesuai Sejarah ...
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...
3.2 Daftar Pustaka ...
BAB I
HAKIKAT DAN PERKEMBANGAN EJAAN
A. Hakikat Ejaan
Hakikat adalah berhubungan dengan makna atau arti, bukan fakta yang terjadi.
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dalam tulisan serta penggunan tanda baca.
Hakikat Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa ejaan adalah aturan dalam kebahasaan yang mengatur tentang ujaran, tanda baca, dan kata. Ketiga hal itu merupakan aspek-aspek yang dibedakan. Ujaran merupakan bahasa lisan yang diganti dengan bahasa tulis melalui lambang- lambang bunyi yang dapat dipahami pengguna bahasa.
Penempatan tanda yang dimaksud adalah pemakaian tanda baca yang disesuaikan sehingga muncul intonasi kalimat yang
memudahkan dalam pemahaman makna kalimat. Kata-kata yang ditulis disesuaikan dengan ejaan yang telah disepakati bersama baik dalam pemenggalan kata maupun penggabungan kata.
i
B. Pekembangan Ejaan
Perkembangan ejaan bahasa Indonesia dimulai pada tahun 1901 hingga tahun 2015.Tahun 1901 ejaan yang diberlakukan bernama Ejaan van Ophuijsen. Tahun 1947 terdapat Ejaan Republik. Tahun 1956 terjadi pembahasan Ejaan Pembaharuan yang urung
diberlakukan. Tahun 1959 terjadi pembahasan Ejaan Melindo yang urung diberlakukan. Tahun 1967 terdapat Ejaan Baru. Tahun 1972 dan tahun 1988 diberlakukan EYD. Tahun 2009 diberlakukan PUEYD. Tahun 2015 diberlakukan PUEBI. Ketujuh ejaan tersebut memiliki ciri khusus. Ejaan van Ophuijsen memiliki enam ciri khusus. Ejaan Republik memiliki lima ciri khusus. Ejaan
Pembaharuan memiliki empat ciri khusus. Ejaan Melindo memiliki enam ciri khusus. Ejaan Baru tidak memiliki ciri khusus karena sama dengan EYD.PUEYD tahun 1972 memiliki tujuh ciri khusus.
PUEYD tahun 1988 memilikilima ciri khusus. PUEYD tahun 2009 memiliki empat ciri khusus. PUEBI memiliki lima ciri khusus.
Kata kunci: ejaan, perkembangan, ciri khusus.
BAB II
SEJARAH DAN PENULISAN EJAAN
A. Sejarah Ejaan
Sejarah ejaan bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen. Ejaan ini dengan menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan bahasa Belanda yang rancang oleh Charles A. van Ophuijsen. Dalam pelaksanaannya, Ch. van Ophuijsen mendapat bantuan dari Engku Nawawi dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. Dengan adanya perubahan pada sisem ejaan, maka ejaan bahasa Melayu yang pada awalnya menggunakan aksara Arab Melayu (abjad Jawi) berubah menjadi aksara Latin. Aksara atau abjad Jawi adalah salah satu dari abjad pertama yang digunakan untuk menulis bahasa Melayu, dan digunakan sejak zaman Kerajaan Pasai, sampai zaman Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, dan juga Kesultanan Aceh serta Kesultanan Patani pada abad ke-17. Bukti dari penggunaan ini ditemukan di Batu Bersurat Terengganu, bertarikh 1303 Masehi (702 H). Penggunaan alfabet Romawi pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19. Abjad Jawi merupakan tulisan resmi dari negeri-negeri Melayu tidak bersekutu pada zaman kolonialisme Britania. Sebelum
kemerdekaan, ejaan yang diberlakukan adalah Ejaan van
Ophuijsen yang diresmikan pada 190. Ejaan ini berlaku sampai dengan tahun 1947. Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia
mengalami enam kali perubahan ejaan, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (1947−1956), Ejaan Pembaharuan (1956−1961), Ejaan Melindo (1961−1967), Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan
Kasusastraan (LBK) (1967−1972), Ejaan yang Disempurnakan (EYD) (1972−2015), dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) (2015 sampai sekarang).
i