• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 1.docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah .

Tradisi Kuda Lumping yang berada di Desa Banding Agung dikenal dengan Tri Manunggal Rhoso, Tradisi Kuda Lumping sebagai salah satu bentuk ritual dalam sebuah religio magis, dimana terdapat unsur tari sebagai pendukung yang mengandung gerak dan irama. Dalam perkembangan zaman Kuda Lumping tetap mempertahankan ciri khas yaitu kerasukan yang menjadi salah satu daya tariknya. Kuda Lumping merupakan salah satu bentuk ritual religi magis masa kuno yang masih ada hingga sekarang. Ritual ini menggunakan media tari dan musik. Gerakan dan musik yang menonton dapat menimbulkan kerasukan yang menjadi ciri khas pertunjukan kuda lumping, yang sebelumnya tentu saja didahului dengan upacara-upacara tertentu.1 Dalam kehidupannya masyarakat Banding Agung sangat menyukai seni budaya misalnya dalam acara pernikahan dan Kitanan, selalu menggunakan orgen tunggal dan juga kesenian Kuda Lumping. Dari hal ini sehingga penulis berminat untuk meneliti permasalahan tersebut terutama Tradisi Kuda Lumping yang mayoritas masyarakatnya menyukai tradisi ini.

Semua jenis kesenian kuda lumping ini pada klimaks pertunjukannya terjadi kesurupan. Pada peristiwa ini, para penari kemasukan roh, sehingga gerak tarinya mengalami kekuatan yang luar biasa, sampai pada akhirnya penari tidak sadarkan diri, dan akhirnya terhuyung-huyung jatuh ke tanah dalam keadaan pingsan. Ketika dalam keadaan kesurupan, para penari sering diberi makan ubi

1Wawancara Bapak Suraji hari Jumat Tanggal 2 Januari 2015 Jam 14.00- 16.00.

1

(2)

kayu, pisang, air dalam ember yang dicampuri dengan bunga dan lain-lain.

Dengan demikian seni tradisional ini memiliki nilai magis. Seperti dalam pertunjukan para pemain juga mengalami kondisi kesurupan . Kondisi ini akan kembali semula bila dibacakan mantra-mantra yang telah menjadi syariatnya yang dibacakan oleh pawang atau dukunnya. Masyarakat mendukung budaya seni Kuda Lumping ini.2

Dalam kehidupanya, manusia tidak pernah terlepas dari sejarah masa lampau. Melalui sejarah manusia mengenal pendahulu mereka. tanpa sejarah manusia tentu tidak mungkin dapat mengetahui bagaimana kehidupan para pendahulu mereka. Pengaruh sejarah tersebut dapat dilihat pada kekayaan budaya suatu bangsa melalui peninggalan yang mengandung nilai sejarah, baik berupa benda maupun tulisan-tulisan yang terdapat pada benda-benda sejarah tersebut.

Melalui peninggalan sejarah, manusia yang hidup di zaman sekarangakan mengetahui hal-hal yang terjadi pada masa lampau.

Pada awal pembentukan pengetahuan, manusia harus mengahadapi alam dan peristiwa-peristiwa alam yang terjadi dalam kehidupan. Ketika dihadapkan suatu peristiwa dan tidak dapat dijawab oleh akal pikiran manusia karena keterbatasan pengetahuan, maka penyelesainya diserahkan kepada hal yang gaib.

Keterbatasan dengan melalui mitos-mitos tersebut memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia baik dalam hubungannya dengan “ suatu yang gaib” ataupun dengan sesama manusia dalam masyarakat. “ Dan beberapa hal itu mengandung konsepsi mengenai beberapa hal, misalnya konsepsi mengenai Tuhan, konsepsi tentang dewa-dewa, tentang orang-orang keramat, tentang roh-roh nenek moyang,

2Wawancara Bapak Rajimin hari Jumat tanggal 2 januari jam 15.00-16.00.

(3)

roh pelindung dan roh jahat. Konsep tentang kekuatan sakti, tentang mistik dan lain-lainnya.3

Agama Islam merupakan agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW, sebagai kelanjutan dan penyempurnaan agama (dalam bentuk aslinya) yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya. Tujuan agama ini ialah untuk keselamatan hidup manusia secara duniawi dan ukhrowi yang dalam istilah agama dikenal sebagai : “keselamatan dunia dan akhirat.”4 Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selain diatur oleh Agama juga diatur oleh adat istiadat yang berlaku. Adat tersebut berupa kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam masyarakat.5 Islam dibawa dari suatu generasi ke generasi, selanjutnya dari suatu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayah, dan petunjuk bagi manusia yang berkelana dalam kehidupan duniawi, merupakan manisfestasi dari sifat rahman dan rahim Allah.6

Seseorang yang mengaku beragama Islam berarti ia melaksanakan, tunduk dan patuh serta berserah diri sepenuh hati terhadap hukum-hukum dan aturan-aturan Allah, yang dalam hidupnya selalu berada dalam kondisi aman dan damai, yang pada akhirnya dapat mendatangkan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Pengertian Islam secara terminologi adalah pengakuan dan berserah diri kepada Allah SWT. Pengakuan dan berserah diri itu diwujudkan dalam

3Kailani HD,Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hlm, 123.

4Kaelany, Islam Iman dan Amal Saleh, Rineka Cipta, Jakarta 1997,Hlm 1 5Abu Ahmad, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Semarang, 1991,hlm. 57.

6Jiharnuddin, Perbandingan Agama Pengantar Studi Memahami Agama, Tata Aksara Yogyakarta. 2010.Hlm 139.

(4)

prilaku nyata, baik prilaku rohani maupun jasmani, seperti sholat, puasa, zakat dan menunaikan ibadah haji.7

Agama terdiri dari serangkaian perintah Tuhan tentang perbuatan dan akhlak, yang dibawa oleh para Rasul, untuk menjadi pedoman bagi umat manusia mengimani dan melaksanakan semua perintah dari Allah SWT akan bisa membawa keberuntungan dan kebahagian hidup menusia di dunia maupun di akhirat. Kita tahu bahwa orang yang beruntung adalah orang yang mempunyai tujuan yang baik dalam hidupnya, yang tidak tersesat ke jalan yang keliru, yang memiliki akhlak yang baik dan terpuji, dan mengerjakan perbuatan yang baik.

Meskipun hidup ditengah hiruk-pikuknya dunia, orang seperti ini hatinya akan selalu tenang, kuat, dan penuh kepastian.8

Didalam kehidupan masyarakat yang sudah mapan, agama merupakan salah satu struktur institusional penting yang melengkapi keseluruhan sistem sosial akan tetapi masalah dalam agama berbeda dengan masalah yang ada dalam pemerintahan dan hukum yang lazim menyangkut alokasi serta pengendalian kekuasaan. Bila ditinjau dari fungsional akan lenyap dengan sendirinya. Karena agama sejak dulu sampai saat ini masih ada, jelas bahwa agama mempunyai fungsi atau bahkan memerankan sejumlah fungsi dalam teori fungsionalisasi di tegaskan bahwa:

Ketidakpastian dan ketidakberdayaan, pengalaman manusia dalam konteks ketidakpastian dan ketidakmungkinan itu membawa manusia keluar dari situasi perilaku sosial dan batasan kultural dari tujuan dan norma sehari-hari sebagai ciri khas yang merupakan bawaan kondisi

7Ramayulis, Psikologi Agama, jakarta Kalam Mulia, 2002, hlm. 181

8Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, Inilah Islam Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam Secara Mudah, Pustaka Hidayah Bandung 1989, Hlm 23.

(5)

manusia, sehingga manusia tersebut mengakui adanya sesuatu kekuatan diluar dirinya yang bersifat gaib.9

Kepercayaan- kepercayaan, yang terdiri dari syahadat-syahadat dan mitos-mitos, dongeng-dongeng, dan pengamalan-pengamalan ibadat yang terdiri dari upacara-upacara keagamaan dan peribadatan, membantu untuk mencapai tujuan tertentu. Kepercayaan keagamaan yang mengakui keberadaan adanya benda-benda dan makhluk-makhluk yang sakral dan hal-hal yang gaib yang mempunyai kekuatan sehingga sering kali memperkuat dan memperkokoh keyakinan terhadapnya.10

Ide demikian terefleksi11 dan terpola sehingga lahirlah sistem kepercyaan.

Sistem kepercayaan ini disepakati dan diterima bersama sebagai salah satu standar moral yang bersifat mengikat para penganutnya. Sehingga dengan demikian pola- pola kepercayaan melembaga dalam struktur masyarakat.

Kebudayaan adalah suatu konsep, keyakinan, nilai, dan norma yang dianut masyarakat yang mempengaruhi perilaku mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya.12 Oleh karena itu, manusia dalam kebudayaanya itu tidak lagi terikat oleh ruang dan waktu maka dapat difahami, bahwa mungkin sekali ada pertukaran kebudayaan dan terutama yang berupa hasil usaha manusia itu sendiri. Kebudayaan yang merupakan kebiasaan dalam tingkah, pakaian, bahasa, struktur masyarakat dan ilmu dapat diambil alih oleh orang dan bangsa lain, malah juga dapat dipakai internasiaonal.

9Thomas F. O’dea, Sosiologi Agama, Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 1995, Hlm 9.

10Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat, Suatu Pengantar Sosiologi Agama, Cv Rajawali, Jakarta 1985, Hlm 15

11Gerakan , Pantulan di luar kemauan atau rencana, gerakan otot yang terjadi karena aksi dari luar cerminan.

12Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu Sosial dan Kebudayaan Dasar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2010, Hlm 141.

(6)

Ilmu bercita-cita bersifat universal, karena hasil budi manusia yang berupa pengertian dan pengetahuan umum juga.13 Jadi dalam hal ini, kebudayaan juga berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Didalam kehidupan sehari-hari istilah dari tradisi masih banyak digunakan, seperti adat jawa, tradisi kraton, tradisi petani, tradisi pesantren dan lain-lain. Sudah tentu mempunyai makna tersendiri.

Tetapi istilah “Tradisi”, biasanya secara umum dimaksudkan untuk menunjuk kepada suatu nilai, norma dan adat istiadat kebiasaan yang berbau lama, dan yang lama tersebut hingga kini masih diterima, diikuti bahkan dipertahankan oleh kelompok masyarakat tertentu.

Menurut khazanah bahasa Indonesia, tradisi berarti segala sesuatu seperti adat. Kebiasaan, ajaran dan sebagainya, yang turun temurun dari nenek moyang.

Ada pula yang menginformasikan, bahwa tradisi berasal dari kata traditum, yaitu segala sesuatu yang ditransmisikan, diwariskan oleh masa lalu ke masa sekarang.14 Berdasarkan dua sumber tersebut jelaslah bahwa tradisi, intinya adalah warisan masa lalu yang dilestarikan terus hingga sekarang. warisan masa lalu itu dapat berupa nilai, norma sosial, pola kelakuan dan adat kebiasaan lain yang merupakan wujud dari berbagai aspek kehidupan.

Menurut Abu Ahmad, dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar, mengatakan bahwa “kebiasaan-kebiasaan ini mempunyai kekuatan meningkat yang lebih besar, kebiasaan dilakukan berulang-ulang yang menunjukan orang tersebut menyukainya”.15 Pelanggaran dari kebiasaan ini akan mengakibatkan seseorang di

13Poedjawijatna, Manusia dengan Alamnya (Filsafat Manusia ),Bina Aksara, Jakarta 198, Hlm 134.

14Imam Bawani MA, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, Surabaya- Indonesia, 1993 Hlm S23-24

15Abu Ahmad, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Semarang 1991, Hlm 57.

(7)

anggap menyimpang dari kebiasaan umum dalam masyarakat. Dari kebiasaan ini akan melahirkan suatu bentuk norma yang selalu ditaati oleh semua warga masyarakat, termasuk umat Islam.

Adanya kepercayaan yang ditinggalkan nenek moyang telah memberikan pengaruh yang besar bagi umat Islam. Kurangnya pemahaman nilai-nilai ajaran Islam akan menciptakan krisis keimanan dikalangan umat Islam itu sendiri.

Keyakinan terhadap Allah SWT sudah mulai menurun dan keyakinan terhadap mitos Agama nenek moyang terus tumbuh dan berkembang. Percaya kepada kuburan yang dianggap mempunyai kekuatan, batu besar, keris pusaka, pohon besar dan semacamnya untuk dijadikan dewa penolong dalam hidup adalah perbuatan yang akan mengarah pada prilaku syirik.16

Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 48 :

              

   s   

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.17

Dari sekilas informasi mengenai adanya tradisi Kuda Lumping yang terjadi di Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. Oku Selatan, maka penulis sangat tertarik untuk membahas masalah tersebut. Dalam hal ini penulis memberikan tema PENGARUH TRADISI KUDA LUMPING TERHADAP

16Perbuatan syirik dalam agama Islam merupakan dosa besar dan bisa merusak aqidah pada diri seseorang. Allah tidak akan mengampuni dosa ini kecuali dengan bertobat yang bersungguh-sungguh.

17Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia ), Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemah, Cv Dipenogoro, Bandung 2010,Hlm 86.

(8)

KEHIDUPAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DESA BANDING AGUNG KECAMATAN BANDING AGUNG KABUPATEN OKU SELATAN.

Dengan pokok permasalahan sebagai berikut :

A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Tradisi Kuda Lumping terhadap aqidah masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. OKU Selatan ?

2. Bagamana pengaruh Tradisi Kuda Lumping terjadap Ibadah masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. Oku Selatan ?

3. Bagaimana pengaruh Tradisi Kuda Lumping terhadap Muamalah masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. Oku Selatan? .

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Tradisi Kuda Lumping terhadap kehidupan keagamaan masyarakat Desa Banding Agung Kecamatan Banding Agung Kabupaten Oku Selatan”. Peneliti menyadari bahwa untuk melakukan penelitian ini cukup sulit jika tida diberikan batasan masalah. Dalam penelitian ini, ruang lingkup atau batasan masalahnya yaitu bagaimana pengaruh tradisi kuda lumping terhadapa kehidupan keagamaan masyarakat desa banding agung kabupaten oku Selatanterhadap tiga pokok: Aqidah, Ibadah, dan muamalah.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian

(9)

Fokus dari permasalahan tersebut diatas, maka tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Tradisi Kuda Lumping terhadap Aqidah masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. Oku Selatan 2. Untuk mengetahui pengaruh Tradisi Kuda Lumping terhadap Ibadah

masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. Oku Selatan 3. Untuk mengetahui pengaruh Tradisi Kuda Lumping terhadap Muamalah

masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. Oku Selatan b. Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian ini berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi nilai- nilai Akademik Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi penelitian selanjutnya dan peneliti juga mengharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung. Kab. OKU Selatan.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk membantu peneliti dalam menulis peneliti ini, penulis mengkaji penelitian yang berhubungan dengan tulisan ini, adapun karya tersebut adalah:

Siti Maesaroh Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang yang berjudul “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Di Desa Merbau Kecamatan Banding Agung Kabupaten Oku Selatan.” disini dia lebih pokus membahas apakah ada

(10)

hubungannya pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri pada remaja berbeda dengan skripsi ini adalah disini membahas Bagaimana pengaruh dari tradisi kuda lumping terhadap kehidupan keagamaan masyarakat yang terdiri dari tiga pokok masalah yaitu Aqidah, Ibadah dan Muamalah masyarakat yang terdapat di Desa Bnading Agung Kec. Banding Agung Kab. OKU Selatan.

Wasir jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang yang berjudul “Fenomena Kesurupan dan solusinya ditinjau dari Aqidah Islam”. Disini dia lebih pokus membahas bagaimana fenomena kesurupan dan apa faktor penyebab kesurupan dan bagaimana islam memberi solusinya dalam kesurupan tersebut berbeda dengan skripsi ini adalah disini membahas Bagaimana pengaruh dari tradisi kuda lumping terhadap kehidupan keagamaan masyarakat yang terdiri dari tiga pokok masalah yaitu Aqidah. Ibadah dan Muamalah masyarakat yang terdapat di Desa Bnading Agung Kec. Banding Agung Kab. OKU Selatan.

Elmala Dewi Jurusan Perbandingan Agama mahasiswi IAIN Raden Fatah Palembang Fakultas Ushuluddin yang berjudul “Pandangan Ajaran Islam Dan Masyarakat Terhadap Anak Zina ( Studi Di Desa Galang Tinggi Kecamatan Banding Agung Ranau Kabupaten Oku Selatan )”. Disini dia lebih pokus membahas bagaimana Pandangan Islam menurut masyarakat Desa Galang Tinggi Kecamatan Banding Agung tentang anak zina berbeda dengan skripsi ini adalah disini membahas Bagaimana pengaruh dari tradisi kuda lumping terhadap kehidupan keagmaan masyarakat yang terdiri dari tiga pokok maslah yaitu

(11)

Aqidah, Ibadah, Muamalah masyarakat yang terdapat di Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. OKU Selatan.

Agus Sulistiyanto Jurusan Tarbiyah Program Studi pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga, yang berjudul Nilai-Nilai Dalam Kesenian Kuda Lumping Turonggo Seto di Desa Medayu Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang”. Disini dia lebih pokus membahas tentang bagaimana pandangan para tokoh desa terhadap kesenian kuda lumping dan bagaimana nilai-nilai dalam kesenian kuda lumping turonggo seto di desa medayu kecamatan suruh kabupaten semarang.

Berbeda dengan skripsi disisniyaitu disini membahas bagaimana pengaruh dari tradisi kuda lumping terhadap kehidupan keagmaan masyarakat terhadap tiga pokok masalah yaitu Aqidah, Ibadah dan Muamalah masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. Oku Selatan.

Dari sekilas informasi di atas belum ada yang membahas tentang Pengaruh Tradisi Kuda Lumping Terhadap Kehidupan Keagamaan Masyarakat Desa Banding Agung Kabupaten Oku Selatan.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini dapat dikategorikan sebagai penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris dilapangan.18Penelitian lapangan juga merupakan penelitian yang langsung berhubungan dengan objek yang diteliti.

18Tim Revisi Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi, Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam IAIN Raden Fatah Palembang, 2011, hlm 6.

(12)

Dalam hal ini penelitian diarahkan untuk memperoleh data yang diperlukan dari objek penelitian yang sebenarnya yakni fakta empiris tentang tradisi kuda lumping di Desa Bandng Agnung Kec. Banding Agung Kab. Oku Selatan.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah ( aera ) atau objek penelitinya.19 Jumlah seluruh populasi terdiri dari 373 kepala keluarga (KK). Dalam penelitian ini data-data yang dihimpun adalah semua data-data yang berkaitan dengan masalah yaitu seluruh masyarakat Desa Banding Agung Kecamatan Banding Agung Kabupaten Oku Selatan .

b. Sampel

Sampel adalah sebagian individu yang hendak diselidiki. adapun dalam penetapan sampel. “Apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka sampelnya di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. sedangkan jika jumlah populasinya lebih dari 100, maka sampelnya dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih “.20

19A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan Penelitian Gabungan, Prenadamedia Group, Kencana, jakarta 2014,Hlm 145.

20Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik), Pt. Rineka Cipta, Jakarta, 2010, Hlm. 177

(13)

Adapun orang yang menjadi responden dalam penelitian ini untuk mendapatkan data-data dan informasi dilapangan. Sampel penelitian ini diambil dari 20% dari 373 KK, Sehingga jumlah kepala keluarga adalah 75 KK.

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

1. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka yang dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar pengaruh tradisi kuda lumping terhadap kehidupan keagamaan masyarakat Desa Banding Agung Kecamatan Banding Agung Kabupaten Oku Selatan.

2. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa non angka yang dimaksudkan untuk mengetahui gambaran sejarah Kuda Lumping dan untuk mengetahui bagaimana sejarah kuda lumping dan bagaimana tradisi kuda lumping yang ada di Desa Banding Agung Kecamatan Banding Agung Kabupaten Oku Selatan.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder.

Data primer yaitu data data yang secara langasung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh secara langsung melalui observasi, dan wawancara.

Sedangkan data skunder yaitu data yang bersumber dari literatur dan buku-buku yang memberikan informasi.

4. Teknik Pengumpulan Data.

(14)

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:

1. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata, tanpa bantuan alat-alat lain.21. Dalam hal ini penulis akan mengadakan pengamatan langsung terhadap masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. OKU Selatan dalam pelaksanaan taradisi kuda lumping yang berlangsung dimasyarakat.

2. Angket

Alat lain untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah daftar pertanyaan yang sering disebut kuesioner.22 Daftar pertanyaan ini yang kemudian dalam penelitian ini dikenal dengan istilah angket. Dalam hal ini penulis akan menyebar angket kepada masyarakat, terutama pada masyarakat yang dijadikan sampel guna memperoleh data mengenai pengaruh tradisi kuda lumping terhadap kehidupan keagamaan masyarakat di Desa Banding Agung Kecamatan Banding Agung Kabupaten OKU Selatan.

3. Wawancara

21Dadang Kahmud, Metode Penelitian Agama: Persfektif Ilmu Perbandingan Agama, Bandung Pusaka Setia 2011, hlm 90.

22Dadang Kahmud, Metode Penelitian Agama...., hlm 94

(15)

Wawancara ialah proses memperoleh keterangan data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau informan dengan menggunakan alat yang dinamakan wawancara.23

4. Dokumentasi

Untuk mendapatkan data yang bersifat atau berupa kearsifan, seperti mengetahui jumlah penduduk, jumlah tokoh agama, pemuka adat dan sebagainya yang diperlukan dalam penelitian.

5. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis data yang terkumpul. Supaya data yang didapat mudah dipahami peneliti dan dapat dipahami maksud sebagai temuan yang dirasakan pembaca. Dalam melakukan analisa data, peneliti menggunakan metode deskriptif yakni menggambarkan apa adanya yang didapatkan dilapangan dan setelah data terkumpul kemudian diolah dengan melalui editing dan klasifikasi data. kemudian analisis diuji statistik dengan rumusan sebagai berikut24:

Sangat berpengaruh M + 1 (SD)

Berpenagruh M – 1 (SD) Sampai M + 1 (SD)

23Dadang Kahmud, Metode Penelitian Agama : Persefktif Ilmu Perbandingan Agama, Bandung, Pusaka Setia, 2011, Hlm 90.

24Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta, Raja Grapindo Persada, 2010, hlm 220.

(16)

Tidak berpengaruh M – 1 (SD)

Karena penelitian ini memakai pendekatan utama yaitu kualitatif, maka disebut dengan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini juga ditemukan pendekatan kuantitatif maka ada data yang dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Hal ini dilakukan guna mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang tradisi kuda lumping yang terdapat di Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. OKU Selatan.

6. Sistematika Penulisan

Skripsi ini secara keseluruhan terdiri atas lima bab. Masing-masing bab memuat pokok-pokok pembahasan sebagai berikut :

Bab Pertama : Pendahuluan berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka metode penelitian, dan sistematika penulisan

Bab Kedua : Deskripsi wilayah Desa Bnading Agung Kec. Banding Agung berisikan keadaan wilayah, keadaan penduduk dan pendidikan, keadaan agama dan mata pencaharian.

Bab Ketiga : Tinjauan umum Tradisi Kuda Lumping, Berisikan sejarah Kuda Lumping, Macam-macam Kuda Lumping, proses Tradisi Kuda Lumping,

Bab Keempat : pengaruh tradisi kuda lumping terhadap kehidupan keagamaan masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. OKU Selatan, yang berisikan pengaruh terhadap Aqidah, Ibadah dan muamalah masyarakat Desa Banding Agung Kec. Banding Agung Kab. OKU Selatan.

(17)

Bab Kelima : Penutup, berisikan kesimpulan dan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bagaimana hubungan antara pola asuh orang tua terhadap kecerdasan emosional remaja, sehingga orang tua dapat menentukan dan menerapkan

permisif orang tua dengan intensi merokok pada remaja awal”. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a). Skala persepsi pola asuh permisif orang tua

Kontribusi Persepsi Remaja Mengenai Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah (Studi Deskriptif tentang Pola Asuh Orang Tua dan Kemampuan Pemecahan

“Berdasarkan jenis-jenis pola asuh orang tua salah satunya adalah pola asuh Authoritative (demokratis). Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua

Orang tua yang cenderung mengasuh remaja dengan menggunakan pola asuh otoriter (aothoritarian) hendaknya lebih memperhatikan perkembangan emosi remaja yang kurang stabil,

1) Pola asuh permisif tidak peduli (Premissive-indiifferent parenting) adalah suatu pola di mana orang tua tidak mau ikut campur dalam kehidupan remaja. Remaja sangat

Untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola asuh permisif mengabaikan dengan perilaku konsumtif pada remaja?. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola asuh

Peran pola asuh orang tua dalam membentuk perilaku remaja Desa Genteng Kulon di era digital a Peran pola asuh orang tua dan bentuknya dalam membentuk perilaku remaja Hurlock75 dan