• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DURASI BERKENDARA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SUPIR BIS

N/A
N/A
Sengkey, Mario Malvino

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN DURASI BERKENDARA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SUPIR BIS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DURASI BERKENDARA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

PADA SUPIR BIS

Proposal

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Sarjana Keperawatan (S.Kep.)

Disusun oleh:

Sengkey, Mario Malvino NIM: 106012010119

UNIVERSITAS KLABAT FAKULTAS KEPERAWATAN

Maret, 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya naikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul "Hubungan Durasi Berkendara Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah" tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian di Fakultas Keperawatan Universitas Klabat.

Pada kesempatan ini, saya hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan proposal ini.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin, saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala

kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

(3)

Daftar isi

BAB 1...4

PENDAHULUAN...4

Latar Belakang...4

Rumusan Masalah...6

Apakah gambaran durasi berkendara pada supir bis...6

Apakah gambaran nyeri punggung bawah pada supir bis...6

Tujuan Penelitian...6

Manfaat Penelitian...7

BAB 2...7

Metode Penelitian...12

Desain Penelitian...13

Analisis Data...13

Populasi dan Sampel...14

Instrumen Penelitian...15

Proses Pengumpulan Data...16

Lokasi dan Waktu Penelitian...17

Pertimbangan Etika Dalam Penelitian...18

Anonimity...18

Confidentialy...18

Beneficience...18

Non-maleficence...18

Justice...18

Veracity...18

Fidelity...19

Hambatan dalam Penelitian...19

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan karena posisi tubuh yang salah adalah nyeri punggung bawah. Nyeri dapat terasa pada bagian punggung bawah yang berasal pada tulang belakang daerah spinal, saraf, otot, dan struktur lainnya yang berada pada daerah tersebut (Kumbea et al., 2021). Begitu pula dengan pendapat Haristiani (2020), menurutnya nyeri punggung bawah adalah gangguan muskuloskeletal yang terjadi di punggung bawah yang diakibatkan dari berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik. (Sompa & Andira, 2020)

Nyeri punggung bawah diartikan sebagai keadaan tidak spesifik yang mengacu pada keluhan nyeri dan ketidaknyamanan di area lumbosakral. Keluhan ini paling banyak ditemukan pada masyarakat dan tergolong salah satu gangguan

muskuloskeletal, gangguan psikologis, dan gangguan akibat mobilitas yang salah.

(WHO 2022) menyatakan secara global nyeri punggung bawah berkontribusi besar dari kondisi gangguan muskuloskeletal, yaitu 570.000.000 kasus (7,4%).

Sedangkan jika merujuk pada data Riskesdas dalam Kumbea (2021) angka kejadian penyakit muskuloskeletal di Indonesia yang pernah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 11,9% dan berdasarkan gejala yaitu 24,7%. Penderita nyeri punggung bawah di Indonesia tidak diketahui pasti, tapi diperkirakan antara 7,6% sampai 37%.

(5)

Salah satu transportasi umum yang biasa digunakan jika ingin melakukan perjalanan yang cukup jauh adalah dengan naik bis. Dikarenakan sering malakukan perjalanan jauh, maka dari itu pekerjaan supir bis termasuk dalam faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah. Dikarenakan supir bis akan duduk dalam jangka waktu yang lama. Pernyataan ini didukung oleh Sompa (2020) yang mengatakan kalau durasi kerja yang lama adalah salah satu faktor yang

menyebabkan terjadinya nyeri punggung bawah. UU No. 22 Tahun 2009 dalam Satrio (2020) tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pada pasal 90 ayat (3) dikatakan bahwa pengemudi kendaraan bermotor umum setelah mengemudikan kendaraan selama 4 jam berturut-turut wajib beristirahat paling singkat setengah jam. Karena dengan duduk dalam waktu yang lama bisa mengakibatkan

ketegangan otot-otot di daerah punggung dan memberikan beban yang berlebihan pada vertebralis khususnya pada lumbal. Ini bisa memicu muncul keluhan pada punggung.

Dalam penelitian Afif (2021) didapati variabel durasi mengemudi memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan p value

= 0.047 (p value < 0,05). Hasil ini sejalan dengan ungkapan Satrio (2020) yang menyebutkan bahwa durasi berkendara berlebih adalah salah satu penyebab nyeri punggung bawah. Namun hasil ini tidak sejalan dengan Trimunggara Kantana dalam Afif (2021) dengan variabel yang sama menemukan nilai p value sebesar 0,092. Yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah.

Konsep yang melandasi penelitian ini adalah salah satu dari 14 (empat belas) kebutuhan dasar menurut Virginia Henderson yaitu : Bergerak dan

(6)

mempertahankan posisi tubuh dengan baik. Penting untuk memahami kalau manusia perlu bergerak. Karrena jika posisi duduk dilakukan dalam waktu yang lama maka otot akan berkontraksi lama juga dan akan terjadi penumpukan asam laktak. Kedua hal ini yang akan menyebabkan rasa nyeri (Haristiani et al., 2020).

Peneliti sudah melakukan survei awal di terminal Malalayang lewat perbincangan dan didapati bahwa supir tersebut masuk kedalam kriteria responden.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah gambaran durasi berkendara pada supir bis 2. Apakah gambaran nyeri punggung bawah pada supir bis C. Tujuan Penelitian

Mengetahui hubungan antara durasi berkendara dengan keluhan nyeri punggung bawah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan dan dasar untuk penelitian selanjutnya dan bisa menambah pengetahuan masyarakat umum tentang nyeri punggung bawah.

(7)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah adalah gangguan muskuloskeletal yang terjadi di punggung bawah yang diakibatkan dari berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik (Haristiani et al., 2020). Dan Husada ( 2019) menyatakan bahwa nyeri punggung bawah adalah rasa tidak nyaman atau nyeri pada punggung bagian bawah, yaitu tulang belakang lumbal, otot, ligamen, atau struktur lain yang

berdekatan. Nyeri punggung dapat muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang jika tidak ditangani dengan baik.

Penyebab Nyeri Punggung Bawah

Beberapa faktor yang menyebebkan nyeri punggung bawah adalah postur tubuh ataupun postur kerja. Dalam Afif (2021) dikatakan disana kalau posisi tubuh dipertahankan terlalu lama maka beresiko tinggi mengalami nyeri punggung bawah. Lalu ada indeks masa tubuh yang dibuktikan dengan hasil uji statistic nilai p value =0,013 (p<0,5). Ditambahkan dengan pendapat Pratiwi dalam Mawaddah (2019) kehilangan fleksibilitas otot, dimana jika terjadi ketidakseimbangan antara otot perut dan otot pinggang yang menyangga tulang belakang maka akan

menyebabkan gangguan dan bisa terjadi nyeri punggung bawah.

Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah

(8)

(WHO 2022) menyatakan secara global nyeri punggung bawah berkontribusi besar dari kondisi gangguan muskuloskeletal, yaitu 570.000.000 kasus (7,4%).

Sedangkan jika merujuk pada data Riskesdas dalam Kumbea (2021) angka kejadian penyakit muskuloskeletal di Indonesia yang pernah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 11,9% dan berdasarkan gejala yaitu 24,7%. Penderita nyeri punggung bawah di Indonesia tidak diketahui pasti, tapi diperkirakan antara 7,6% sampai 37%.

Gejala Nyeri Punggung Bawah

Tanda dan gejala nyeri punggung bawah bisa bervariasi tergantung pada penyebabnya. Secara umum, tanda dan gejala nyeri punggung bawah dapat meliputi: Nyeri di bagian bawah punggung yang bisa bersifat tumpul atau akut, kaku atau tegang pada otot-otot punggung, Kesulitan untuk berdiri, duduk atau berjalan, Nyeri menjalar ke pinggul, paha, dan kaki, Sensasi kesemutan atau baal di area punggung, pinggul, atau kaki, Nyeri bertambah parah saat batuk, bersin, atau mengejan, dan Keterbatasan gerak atau kelemahan di kaki(Maher et al., 2017). Menurut Soeradji (2022) gejala nyeri punggung bawah dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Namun, beberapa gejala yang umumnya terkait dengan nyeri punggung bawah antara lain: Nyeri pada area punggung bawah dapat dirasakan sebagai sensasi sakit, tumpul, atau menusuk. Nyeri tersebut dapat bersifat ringan atau berat, dan dapat dirasakan secara konstan atau muncul dan hilang.

(9)

Lalu ada kaku dimana punggung bawah terasa kaku atau sulit digerakkan pada saat tertentu, seperti saat bangun tidur atau setelah lama duduk atau berdiri. Ada juga kesemutan atau mati rasa menyebabkan sensasi kesemutan atau mati rasa pada kaki atau kaki bagian bawah. Rasa lemah akan terasa pada kasus yang parah dan menyebabkan kesulitan untuk bergerak.

Berkendara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat, berkendara

didefinisikan sebagai "mengemudikan kendaraan bermotor". Dan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2018 tentang

Pedoman Berkendara Aman, dijelaskan pengertian berkendara sebagai "kegiatan mengemudikan kendaraan bermotor di jalan raya atau jalan umum dengan menaati ketentuan dan peraturan yang berlaku. Ini sama saja dengan Horswill (2010) yang mengatakan kalau berkendara adalah aktivitas mengendarai

kendaraan seperti mobil, motor, atau sepeda untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Durasi Berkendara

Dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No. 22 Tahun 2009, disebutkan bahwa pengemudi harus dalam keadaan fisik dan mental yang prima saat berkendara, dan dilarang berkendara dalam keadaan lelah, mabuk, atau

terpengaruh obat-obatan. Selain itu, Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 118 Tahun 2018 juga menetapkan bahwa pengemudi wajib berhenti dan istirahat

(10)

setiap 4 jam atau setelah menempuh jarak 200 km.Namun, peraturan ini bukanlah acuan pasti untuk menentukan durasi berkendara ideal. Durasi berkendara yang ideal dapat berbeda-beda tergantung pada jarak tempuh, kondisi lalu lintas, kenyamanan pengemudi, dan lain sebagainya. Menurut Klauer (2016),studi tersebut melibatkan sekitar 90 pengemudi mobil yang melakukan perjalanan antara 30 hingga 180 menit. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama durasi berkendara, semakin tinggi risiko kelelahan pengemudi dan semakin rendah kinerja pengemudi dalam tugas berkendara. Oleh karena itu, para peneliti merekomendasikan bahwa durasi berkendara yang ideal adalah tidak lebih dari 2 jam. Dan menurut Afif (2021) dari 46 supir truk barang ada 39 supir yang lama berkendara lebih dari 8 jam, sehingga didapati hasil adanya hubungan yang signifikan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan p value =0,047 (<0,05).

Kerangka Konseptual

Variabel dependen dan independen adalah konsep yang sering digunakan dalam metode penelitian untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel dalam suatu penelitian. Menurut APA (2021) variabel dependen (dependent variable) diartikan sebagai "variabel yang diukur atau diobservasi dalam suatu penelitian dan dipengaruhi oleh variabel lain dalam penelitian".

Sedangkan variabel independen (independent variable) didefinisikan sebagai

"variabel yang dianggap sebagai faktor penyebab atau yang mempengaruhi variabel lain dalam penelitian". Jadi untuk penelitian ini variable independen adalah durasi berkendara dan variabel dependen adalah nyeri punggung bawah.

(11)

Kendaraan sangat membantu masyarakat melakukan mobilitas dari suatu tempat ke tempat lain. Selain itu kendaraan menjadi alat untuk membatu orang mendapatkan penghasilan dengan kendaraan mereka. Namun dari manfaat yang diberikan oleh kendaraan ada dampak yang tidak baik untuk tubuh jika

menggunakan kendaraan dalam waktu yang lama tanpa beristirahat dan dilakukan setiap hari terlebih posisi tubuh yang tidak ergonomis. Hal ini bisa memberikan beban berlebihan dan menyebabkan gangguan kesehatan termasuk nyeri

punggung bawah yang dapat mempengaruhi aktivitas sehati-hari.

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian diartikan sebagai "pernyataan sementara yang

menghubungkan dua variabel atau lebih dalam suatu penelitian dan dirancang untuk diuji melalui pengumpulan data". Hipotesis dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menentukan metode penelitian, pengumpulan data, dan analisis data yang akan dipakai dalam penelitian (Fraenkel & Wallen, 2019). Ha: Ada hubungan yang signifikan antara durasi berkendara dengan nyeri punggung bawah pada supir bis.

Nyeri punggung bawah (Y) Durasi berkendara

(X)

(12)

BAB 3

Metode Penelitian

Pada bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang akan dipakai oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang akan dibahas mencakup desain penelitian, analisis data, penggunaan statistik dalam analisa data, populasi dan sampel, instrumen penelitian, proses pengumpulan data, lokasi dan waktu, serta pertimbangan etika penelitian yang digunakan dalam penelitian dan keterbatasan penelitian.

Desain Penelitian

Desain penelitian deskriptif korelatif merupakan suatu jenis desain penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel pada suatu populasi (Sugiyono, n.d.). Desain ini bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan karakteristik populasi serta hubungan antarvariabel yang terdapat pada populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang merupakan suatu pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel pada suatu waktu tertentu tanpa melibatkan pengamatan terhadap subjek penelitian secara berkelanjutan (Costello et al., 2013).

(13)

Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dihitung menggunakan SPSS. Untuk menjawab pernyataan masalah pertama dan kedua yaitu: gambaran durasi berkendara dan gambaran nyeri punggung bawa pada supir bis menggunakan rumus persentase.

Untuk menjawab pernyataan masalah kedua yaitu: gambaran nyeri punggung bawah pada supir bis menggunakan Kuesioner Disabilitas Untuk Nyeri Punggung Bawah (Modified Oswestry Low Back Pain Disability Questionare/ODI) versi Indonesia.

Tabel 1

Interpretasi Kuesioner Modified ODI versi Indonesia

(14)

Gambar 2. Rumus untuk menghitung persentase disability

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau obyek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu yang menjadi fokus penelitian (Sekaran & Bougie, 2016).

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih sebagai obyek penelitian karena dianggap mewakili populasi secara keseluruhan (Gay et al., 2012). Penelitian ini menggunakan Teknik purposive sampling untuk

mengumpulkan data. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sengaja memilih unit atau obyek penelitian yang dianggap paling relevan dan representatif untuk tujuan penelitian tertentu (Sekaran &

Bougie, 2016). Teknik ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sebelumnya, seperti karakteristik sosial, latar belakang pendidikan, atau pengalaman.

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah semua supir bis yang

menandatangani informed consent dan supir bis yang melintas antar provinsi.

Untuk kriteria eksklusif adalah supir bis yang tidak menendatangani informed consent dan supir bias yang hanya melintas dalam provinsi.

(15)

Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengukur nyeri punggung bawah adalah dengan

menggunakan kuesioner modified oswestry low back pain disability/ODI versi Indonesia dari (Wahyuddin, 2016). Ada 12 bagian di dalam kuesioner ini, yaitu:

intesitas nyeri, perawatan diri,mengangkat, berjalan, duduk,berdidi, tidur, kehidupan bersosial, bepergian, kehidupan sex dan treveling. Dan tiap bagian memiliki keterangan kondisi yang harus dipilih salah satu yang dialami atau mendekati daripada responden.

Tabel 2

Kisi-kisi kuesioner

Tiap kondisi memiliki skor yang berbeda, dapat dilihat di samping kondisi ada angka atau skor dari kondisi-kondisi tersebut. Lalu jumlah skor akan diubah dalam bentuk persentase dan dari persentase itu akan di interpretasikan sesuai dengan Tabel 1 dan gambar 2.

(16)

Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dibagi dalam dua tahap yaitu umum (tahap persiapan) dan khusus (tahap pengumpulan data).

Umum (Tahap Persiapan)

Tahap persiapan yang dilakukan sebagai berikut:

1. Peneliti menyiapkan materi penelitian.

2. Mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing.

3. Mengurus surat izin untuk melakukan studi pendahuluan kepada sekertaris fakultas yang diperoleh dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Klabat.

Khusus (Tahap Pengumpulan Data)

Adapun tahap pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Mencetak/Print lembar informed consent dan kuesioner 2. Membagikan kuesioner kepada sampel yang akan diteliti

3. Peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan dan cara mengisi kuesioner.

4. Jika partisipan setuju untuk mengisi kuesioner maka partisipan memilih jawaban yang bertuliskan “saya setuju menjadi responden”.

5. Kuesioner telah disebarkan kepada supir bis

(17)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian pada supir bis di Terminal Malalayang Jl. Maruasey, Malalayang satu barat, Kec. Malalayang, Kota manado, Sulawesi Utara. Waktu pengambilan sampel akan dilakukan pada bulan Februari 2023.

Pertimbangan Etika Dalam Penelitian Anonimity

Digunakan untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti sama sekali mengetahui nama dari responden yang ikut serta karena setiap lembaran data hanya bertuliskan nomor kuisioner.

Confidentialy

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.

Peneliti tidak akan menyebar luaskan data yang ada demi menjaga kerahasiaan responden dan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian.

Beneficience

Penelitian harus bermanfaat. Penelitian bukan sekedar menghasilkan data yang diperoleh dari responden tetapi dapat memberikan manfaat bagi respoden.

Non-maleficence

Penelitian harus tidak merugikan. Peneliti harus berusaha agar penelitian yang akan dilakukan ini tidak merugikan pihak manapun dan juga semua orang yang terlibat dalam penelitian ini.

(18)

Justice

Peneliti harus bersikap adil. Peneliti harus bersikap adil kepada siapa saja yang menjadi responden dan memiliki hak yang sama dalam penelitian.

Veracity

Peneliti harus bersikap jujur. Peneliti harus bersikap jujur dalam penelitian, agar data yang dikumpulkan dan teori-teori yang dipaparkan bersifat nyata dan tidak ada rekayasa sehingga penelitian ini dapat dipercaya.

Fidelity

Peneliti harus menepati janji. Peneliti akan menepati janji tentang segala informasi yang telah disampaikan kepada responden.

Hambatan dalam Penelitian

Peneliti sulit untuk mendapatkan akses ke semua supir bis yang bekerja di wilayah yang dituju. Hal ini dapat membatasi jumlah sampel yang dapat dipilih dan mempengaruhi representativitas sampel. Adapun kecenderungan responden untuk memberikan jawaban yang diharapkan: Responden memberikan jawaban yang diharapkan oleh peneliti untuk memenuhi ekspektasi atau menghindari kritik atau masalah.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Afif, N., Jayanti, S., Wahyuni, I., Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, M., Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, F., Keselamatan dan Kesehatan Kerja, B., & Kesehatan Masyarakat, F. (2021a). HUBUNGAN POSTUR KERJA, DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA SOPIR TRUK BARANG ANTAR KOTA DI CV SEMERU PUTRA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 9(1), 65–71.

http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Afif, N., Jayanti, S., Wahyuni, I., Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, M., Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, F., Keselamatan dan Kesehatan Kerja, B., & Kesehatan Masyarakat, F. (2021b). HUBUNGAN POSTUR KERJA, DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA SOPIR TRUK BARANG ANTAR KOTA DI CV SEMERU PUTRA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 9(1), 65–71.

http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

American Psychological Association. (2021). APA Dictionary of Psychology.

Costello, A., Montgomery, H., & Watts, N. (2013). Climate change: the challenge for healthcare professionals. BMJ, 347(oct09 4), f6060–f6060.

https://doi.org/10.1136/bmj.f6060

Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E. (2019). How to Design and Evaluate Research in Education (7th ed.). McGraw-Hill Education.

Gay, L. R., Mills, G. E., & Airasian, P. (2012). Educational research: Competencies for analysis and applications. Pearson Higher Ed.

Haristiani, R., Marten, R., Kesehatan, F., & Patria Artha, U. (2020). CORRELATION BETWEEN WORK DURATION AND DRIVER SITTING POSITION WITH LOW BACK PAIN OF THE DRIVERS AT MALENGKERI STATION MAKASSAR. JOURNAL OF ISLAMIC NURSING, 5.

Horswill, M. S., Pachana, N. A., Wood, J. M., Hatherly, C., & Anstey, K. J. (2010). Driving and dementia: a clinical update for mental health professionals. Australian and New Zealand Journal of Psychiatry, 44(10), 858–865.

Husada, M. N. & L. B., Nurjannah, N., & Lubis, B. (2019). Gambaran Karakteristik Penderita Nyeri Punggung Bawah di Poliklinik Saraf RSUP H. Adam Malik Medan.

Jurnal Ilmiah Kesehatan , 11(1), 17–21.

Klauer, S. G., Dingus, T. A., Neale, V. L., Sudweeks, J. D., & Ramsey, D. J. (2016). The Impact of Driver Inattention On Near-Crash/Crash Risk: An Analysis Using the 100-Car Naturalistic Driving Study Data. Accident Analysis & Prevention, 42, 842–

851.

(20)

Kumbea, N. P., Asrifuddin, A., & Sumampouw, O. J. (2021). Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Nelayan. Journal of Public Health and Community Medicine, 2(1).

Maher, C., Underwood, M., & Buchbinder, R. (2017). Non-specific low back pain. The Lancet, 389(10070), 736–747. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)30970-9 Mawaddah Syafitri, N., Rum Rahim, M., Thamrin, Y., Rachmat, M., Ansar, J.,

Muhammad, L., Keselamatan dan Kesehatan Kerja, D., Kesehatan Masyarakat Unhas, F., Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, D., & Epidemiologi, D. (2019).

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA RUMAH JAHIT AKHWAT MAKASSAR RELATED WORKLOAD AND WORK POSTURE TO THE LOW BACK PAIN COMPLAINT OF THE WORKERS RUMAH JAHIT AKHWAT MAKASSAR. 25 JKMM, 2(1).

Satrio Muhammad Agung, Juhanna, I. V., Winaya, I. M. N., & Wibawa, A. (2020).

HUBUNGAN SIKAP KERJA DAN DURASI BERKENDARA TERHADAP KEJADIAN LOW BACK PAIN NON SPESIFIC PADA PENGEMUDI OJEK ONLINE DI KOTA DENPASAR. 8.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research methods for business: A skill building approach. John Wiley & Sons.

Soeradji Tirtonegoro Klaten. (2022, September 28). Nyeri Punggung Bawah. KEMKES.

Sompa, A. W., & Andira, E. (2020). HUBUNGAN DURASI KERJA DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SOPIR TAXI ONLINE KOTA MAKASSAR Relationship of Work Duration with Low Back Pain in Online Taxi Drivers in Makassar. Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat, 1(2).

Sugiyono. (n.d.). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Alfabeta.

Wahyuddin. (2016). ADAPTASI LINTAS BUDAYA MODIFIKASI KUESIONER DISABILITAS UNTUK NYERI PUNGGUNG BAWAH (MODIFIED OSWESTRY LOW BACK PAIN DISABILITY QUESTIONNAIRE/ODI) VERSI INDONESIA.

World Health Organization. (2022, July 14). Musculoskeletal Health. WHO.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan petunjukNya serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penelitian ini dengan judul “ Hubungan Intensitas Nyeri

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih sayang- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Implementasi

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat dan rahmat-Nya, sehingga laporan penelitian dengan judul: “Hubungan screen

KATA PENGANTAR Bismillahiramanirrohim Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakath Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Berkat Rahmat dan Karunia nya sehingga kami

vi KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh

viii KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian