• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 17 BOOK SUPIT

N/A
N/A
Hotna Purba

Academic year: 2025

Membagikan "BAB 17 BOOK SUPIT"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Opsi 17

Tujuan dari bab ini adalah memperkenalkan analisis opsi. Secara spesifik, setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai:

 opsi dan mekanisme perdagangannya;

 pengaruh nilai waktu uang dan dividen;

 strategi perdagangan opsi dan penilaian opsi.

Perkembangan dunia investasi tidak saja ditunjukkan oleh semakin meningkatnya jumlah uang yang diinvestasikan ataupun oleh semakin banyaknya jumlah investor yang berinvestasi, tetapi juga ditunjukkan oleh semakin banyaknya alternatif instrumen investasi yang bisa dijadikan pilihan investor dalam berinvestasi. Selain berinvestasi dengan cara memiliki secara langsung sekuritas yang diperdagangkan di pasar, investor juga dapat berinvestasi dengan cara membeli derivasi/turunan dari sekuritas tersebut. Sekuritas yang secara keseluruhan maupun sebagian nilainya merupakan turunan dari sekuritas lain, disebut dengan sekuritas derivatif. Salah satu jenis sekuritas derivatif yang telah banyak dikenal dan diperdagangkan oleh masyarakat adalah opsi. Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian opsi, karakteristik risiko dan return opsi, serta berbagai strategi perdagangan yang bisa diterapkan. Untuk menyederhanakan pembahasan, maka pembahasan opsi dalam bab ini akan dicontohkan dengan jenis sekuritas saham.

Pengertian Opsi

Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller atau writer) dengan pembeli opsi (buyer), di mana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan suatu kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam opsi adalah para investor dengan investor yang lainnya, dan tidak melibatkan perusahaan penerbit sekuritas saham (emiten) yang dijadikan opsi. Opsi diterbitkan oleh

(2)

investor untuk dijual kepada investor lainnya sehingga perusahaan yang merupakan emiten dari saham yang dijadikan patokan tersebut tidak mempunyai kepentingan dalam transaksi opsi tersebut. Emiten saham bersangkutan tidak bertanggung jawab terhadap pembuatan, penghentian atau pelaksanaan kontrak opsi. Dalam prakteknya, jenis sekuritas yang bisa dijadikan patokan dalam opsi tidak hanya saham saja, tetapi bisa berbentuk yang lainnya seperti indeks pasar.

Berdasarkan bentuk hak yang terjadi, opsi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Call option adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dalam jumlah tertentu pada waktu dan harga yang telah ditentukan. Investor yang membeli call option akan berharap harga saham akan naik, dan akan meraih keuntungan dari kenaikan harga saham tersebut. Dengan membeli opsi, investor dapat melakukan spekulasi terhadap kenaikan harga saham tanpa harus mempunyai saham tersebut, dan berharap bisa memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham tersebut di masa datang. Artinya, jika tiba waktu jatuh tempo, dan harga saham di pasar naik di atas harga yang disepakati dalam kontrak opsi, maka investor yang telah memiliki call option, akan bisa membeli saham tersebut dengan harga yang lebih murah dibanding harga pasar (sebesar harga yang disepakati dalam kontrak opsi).

Bentuk sekuritas derivatif lainnya, yaitu put option adalah opsi yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk menjual saham tertentu pada jumlah, waktu, dan harga yang telah ditentukan. Jika kontrak put option dilaksanakan, maka pemegang opsi akan mempunyai hak untuk menjual saham yang telah ditentukan kepada penjual opsi, pada waktu, jumlah dan harga yang telah ditentukan pula. Oleh karena itu investor yang membeli put option mempunyai harapan yang berkebalikan dengan pemilik call option. Pemegang call option akan berharap agar harga pasar saham pada saat jatuh tempo berada di bawah harga yang disepakati dalam kontrak opsi. Jika harga pasar saham di bawah harga yang disepakati dalam kontrak, berarti pemilik call option akan bisa menjual saham tersebut kepada penjual call option dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar saham bersangkutan.

(3)

Terminologi Opsi

Untuk lebih memahami sekuritas opsi, maka terlebih dahulu perlu diketahui beberapa terminologi penting yang berhubungan dengan sekuritas opsi. Istilah- istilah penting yang terkait dengan sekuritas opsi, antara lain sebagai berikut.

1. Exercise (strike) price, yaitu harga per lembar saham yang dijadikan patokan pada saat jatuh tempo. Untuk call option, exercise price berarti harga yang harus dibayar (dibeli) pemilik opsi beli pada saat jatuh tempo. Sedangkan bagi pemegang, put option, exercise price berarti harga yang akan diterima oleh pemilik put option dari penjual put option.

2. Expiration date, yaitu batas waktu di mana opsi tersebut dapat dilaksanakan.

Ada dua model expiration date yang bisa diterapkan, yaitu model Amerika dan model Eropa. Opsi dengan gaya Amerika dapat dilaksanakan kapan saja sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan (expiration date). Sedangkan opsi gaya Eropa dilaksanakan hanya pada saat expiration date.

3. Premi opsi, adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi.

Sebagai contoh, seorang investor (X) membeli call option dengan harga Rp100, dan saham yang dijadikan patokan adalah saham ABC. Informasi lain mengenai call option adalah sebagai berikut ini.

1. Exercise price ditetapkan sebesar Rp1.200.

2. Expiration date adalah tiga bulan dari sekarang, dan opsi tersebut dapat dilaksanakan kapan saja, sampai dengan expiration date dan juga pada saat expiration date (gaya Amerika).

Setelah membeli call option tersebut, si X dapat memutuskan untuk membeli atau tidak membeli saham ABC dari penjual opsi, kapan saja sampai batas waktu tiga bulan (expiration date) dengan harga Rp1.200. Si X akan melaksanakan opsi tersebut jika kondisinya menguntungkan (harga pasar saham ABC lebih dari Rp1.200). Untuk memperoleh opsi tersebut, X membayar premi opsi sebesar Rp100 kepada penjual opsi.

(4)

Dalam kasus di atas, kerugian maksimum yang bisa dialami si X adalah sejumlah harga premi opsi, yaitu Rp100, karena bila kondisinya tidak menguntungkan (harga saham ABC di bawah Rp1.200), maka si X tidak akan melaksanakan opsi tersebut, karena opsi tersebut hanya memberi hak bagi si X, dan bukannya kewajiban untuk membeli berapa pun harga pasarnya. Sebaliknya, dari sisi penjual opsi, keuntungan maksimum yang bisa didapatkan oleh penjual opsi hanyalah sebesar harga premi opsi, karena kerugian pembeli opsi juga merupakan keuntungan penjual opsi. Sedangkan potensi keuntungan yang bisa diperoleh pembeli opsi adalah tidak terbatas, dan sebaliknya potensi kerugian penjual opsi juga tidak terbatas.

Mekanisme Perdagangan Opsi

Pembahasan mekanisme perdagangan opsi dalam bab ini lebih menggambarkan mekanisme perdagangan opsi di Amerika. Seperti halnya sekuritas lainnya, sekuritas opsi bisa diperdagangkan pada bursa efek ataupun pada bursa paralel (over-the-counter market). Pada perdagangan opsi, ada sejenis lembaga kliring opsi (Option Clearing Corporation/OCC) yang berfungsi sebagai perantara antara broker yang mewakili pembeli dengan pihak yang menjual opsi. Lembaga kliring opsi tersebut bertugas untuk memastikan bahwa masing-masing pihak memenuhi kewajibannya.

Dalam mekanisme perdagangan opsi, pihak penjual call option melalui broker yang ditunjuk menyerahkan sejumlah saham yang dijadikan patokan kepada OCC, dan pembeli opsi yang akan melaksanakan call option membeli saham tersebut dari OCC, sehingga transaksi pelaksanaan opsi dilakukan dengan menggunakan perantara OCC, di mana OCC menjadi pembeli untuk semua penjual dan sekaligus menjadi penjual untuk setiap pembeli. Oleh karena itu OCC dapat menjamin bahwa semua hak dapat terpenuhi sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak opsi.

Selanjutnya, investor yang akan melaksanakan opsi akan menghubungi broker mereka, dan broker tersebut akan menghubungi OCC untuk melaksanakan opsi tersebut. Kemudian OCC secara random akan memilih broker yang menjual

(5)

opsi tersebut dan menunjuk mereka untuk melaksanakan kewajibarınya. Dalam proses tersebut, penjual opsi tidak boleh melaksanakan transaksi yang sebaliknya untuk menghindari kewajiban, sehingga penjual call option yang menerima penugasan dari OCC harus menjual saham yang sudah disepakati, dan untuk penjual put option harus membeli saham tersebut.

Opsi Saham di Bursa Eick Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan kontrak opsi saham (KOS) pada tanggal 6 Oktober 2004. Instrumen perdagangan ini melengkapi produk BEI selain saharn, waran, bukti right, dan obligasi yang selama ini telah tersedia.

Dengan menambah KOS, BEI mengharapkan untuk meningkatkan daya tarik investor untuk berinvestasi. Investasi pada KOS ditujukan pada para pemodal atau investor baik investor perorangan maupun investor institusi. KOS merupakan sekuritas yang juga dapat diperjualbelikan antar-investor.

BEI mendefinisikan opsi saham sebagai hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli (call option) dan atau menjual (put ophon) kepada pihak lain atas sejumlah saham (underlying stock) pada harga (strike price) dan dalam waktu tertentu. Jadi yang diperjualbelikan pada KOS adalah hak jual (put option) atau hak beli (call option) atas underlying asset yang berupa saham induk atau saham acuan. Tidak semua saham yang tercatat di BEI menjadi saham induk KOS. Akan tetapi saham induk yang dipilih adalah saham yang memiliki tingkat frekuensi perdagangan dan fluktuasi harga yang tinggi, serta mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang besar.

Saat ini ada empat saham perusahaan tercatat yang menjadi saham induk.

Keempat sahan induk untuk perdagangan KOS di BEI adalah:

 PT Astra International Tbk (ASII);

 PT Bank Central Asia Tbk (BBCA);

 PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF);

 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM);

 PT HM. Sampoerna Tbk (HMSP).

(6)

Selain Bapepam, ada empat pihak pelaku utama perdagangan KOS, yaitu PT BEI, PT KPEI, anggota bursa KOS, dan investor. Fungsi BEI adalah memfasilitasi perdagangan KOS yang teratur dan efisien. PT KPEI (Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia) melaksanakan fungsi kliring, penjaminan, dan penyelesaian perdagangan KOS. Sedangkan investor yang ingin berdagang KOS dapat menghubungi anggota bursa dan mengikuti prosedur perdagangan yang berlaku.

Saat ini terdapat lebih dari 40 anggota bursa KOS.

Untuk bertransaksi KOS, investor seharusnya memahami minimal beberapa istilah dasar opsi. Exerase (strike) price adalah harga yang pemegang opsi akan membayar untuk membeli (dalam kasus coll opties) atau akan menerima dari menjual (dalam kasus put option) per lembar saham induk jika opsi dilaksanakan atau saham induk ditebus. Strike price ini telah disepakati ketika terjadi perdagangan antara pembeli dan penjual kontrak opsi.

Agar mekanisme perdagangan KOS dapat terlaksana secara teratur dan efisien, BEI menetapkan tujuh strike price untuk masing-masing call option dan put option pada setiap saham induk. Harga penutupan saham induk pada hari sebelumnya digunakan sebagai dasar penentuan strike price dalam perdagangan KOS adalah sebagai berikut.

 Untuk harga penutupan kurang dari Rp1.000, perubahan strike price adalah dalam kelipatan Rp50.

 Untuk harga penutupan Rp1.001 sampai dengan Rp5.000, perubahan strike price adalah dalam kelipatan Rp100.

 Untuk harga penutupan Rp5.001 sampai dengan Rp10.000, perubahan strike price adalah dalam kelipatan Rp200.

 Untuk harga penutupan lebih dari Rp10.000, perubahan strike price adalah dalam kelipatan Rp500.

Sebagai contoh, dengan harga penutupan saharn ASII adalah Rp5.100, strike price ditentukan sebagai berikut: strike price 1 (Rp5.700), 2 (Rp5.500), 3 (Rp5.300), 4 (Rp5.100), 5 (Rp4.900), 6 (Rp4.700), dan 7 (Rp4.500).

Expiration date adalah tanggal terakhir opsi dapat dilaksanakan. Setelah waktu jatuh tempo lewat, opsi tidak dapat dilaksanakan. Seluruh put option dan call

(7)

option di BEI dirancang dengan bulan masa berlaku. Masa berlaku opsi saham yang diperdagangkan di BEI adalah 1 bulan, 2 bulan, atau 3 bulan. Jatuh tempo atau hari berakhirnya setiap seri KOS pada setiap bulan adalah hari bursa terakhir pada bulan bersangkutan.

Option premium adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi baik call option maupun put option. Premium opsi ditetapkan atas dasar per saham. Sedangkan besarnya kontrak opsi saham di BEI adalah 10.000 lembar saham per kontrak opsi. Dengan demikian, misalnya premium Rp150 menyatakan Rp150 x 10.000 = Rp1.500.000 untuk membeli 1 kontrak opsi.

Premium ini dihasilkan dari proses tawar menawar antara pembeli dan penjual opsi dalam mesin perdagangan KOS yang diberi nama JOTS (Jakarta Option Trading System).

Baik pembeli opsi (taker) maupun penjual opsi (writer) adalah para investor.

Call option dan put option diciptakan oleh investor yang menjual (write) suatu KOS. Seperti jenis sekuritas lainnya di bursa efek, call option dan put option diperjualbelikan di BEI dengan mempertemukan order beli dan order jual antar para investor.

Pembeli (taker) dan penjual (writer) opsi saham mempunyai harapan yang berlawanan mengenai kinerja saham induk dan karenanya juga kinerja opsi. Untuk put option, pembeli memperkirakan harga saham akan turun, sebaliknya penjual memperkirakan harga saham akan naik. Sedangkan untuk call option, pembeli memperkirakan harga saham akan naik, sebaliknya penjual memperkirakan harga sahan akan turun.

Sebagai contoh, Bapak Nanda merasa optimis bahwa Bank Central Asia (BCA) mempunyai prospek bagus dalam waktu dekat ini. Dengan keyakinan harga saham BCA akan naik, Bapak Nanda memerintahkan brokernya untuk membeli satu kontrak call option bulan Oktober pada BCA dengan strike price Rp2.500 (kode di BEI adalah JBBCA2500). Anggap premium opsi ini setelah proses tawar- menawar di bursa adalah Rp225. Maka Bapak Nanda wajib menyediakan dana pembelian sebanyak Rp225 x 10.000 saham per kontrak = Rp2.250.000, ditambah komisi broker.

(8)

Untuk kasus ini, ada tiga aksi lanjutan yang mungkin dilakukan Bapak Nanda, sebagai berikut.

1. Opsi berakhir begitu saja tidak bernilai

Harga saham BCA selanjutnya bisa berfluktuasi naik dan turun, dalam contoh ini misalkan Rp2.200 pada expiration date yang jatuh pada hari terakhir bulan Oktober. Call option memberi hak pada Bapak Nanda sebagai pemegangnya untuk membeli saham BCA pada harga Rp2.500. Karena Bapak Nanda dapat membeli BCA di pasar saham pada harga Rp2.200, maka dia tentunya tidak akan melaksanakan hak belinya. Oleh karena itu opsi berakhir begitu saja tanpa nilai.

2. Opsi mungkin dilaksanakan

Jika harga saham BCA naik, Bapak Nanda dapat melakukan exercise (melaksanakan hak belinya) dengan membayar uang tebusan sebanyak Rp2.500 x 10.000 saham = Rp25.000.000 dan menerima 10.000 saham BCA. Penyelesaian seperti ini merupakan penyelesaian secara fisik (physical delivery).

Sebagai contoh lanjutan, anggap harga BCA naik menjadi Rp2.800 sebelum jatuh tempo. Bapak Nanda melaksanakan hak beli 10.000 saham BCA pada harga Rp2.500 dan dapat segera menjualnya pada harga Rp2.800. Bapak Nanda akan memperoleh keuntungan sebesar (Rp2.800 x 10.000 saham) [(Rp2.500 x 10.000 saham) + Rp2.250.000 pembelian opsi)) = Rp750.000 di luar komisi broker.

Akan tetapi BEI telah menetapkan untuk tidak menggunakan penyelesaian secara fisik ketika pemegang call option (maupun put option) melaksanakan haknya. Penyelesaian dilakukan secara tunai dan Bapak Nanda sebagai pemegang call option akan memperoleh premium exercise rall per saham secara tunai sebesar:

Premium exercise call = WMA- Strike price

WMA (weighted moving average) untuk harga saham induk adalah harga rata-rata dibobot volume lembar yang ditransaksikan selama periode 30 menit. Di BEI, WMA ini akan muncul setiap 15 menit setiap hari.

(9)

Sebagai contoh, anggap WMA atas saham BCA ini adalah Rp2.750. Ketika Bapak Nanda melaksanakan haknya, dia akan memperoleh premium exercise call sebesar Rp2.750-Rp2.500 = Rp250 dikalikan 10.000 lembar saham = Rp2.500.000.

Dengan demikian, infromasi WMA adalah penting dalam perdagangan KOS.

Investor yang telah berada dalam posisi dapat secepatnya menghubungi anggota bursa KOS untuk melaksanakan haknya.

3. Opsi dapat dijual di pasar sekunder

Jika harga saham BCA naik, nilai (harga) call option juga akan naik. Bapak Nanda dapat menjual call option yang dimilikinya kepada investor lain di pasar sekunder.

Karakteristik Keuntungan dan Kerugian Opsi

Sebagaimana halnya sekuritas lainnya, sekuritas opsi juga bisa memberikan keuntungan atau kerugian yang harus diperhatikan investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Pemahaman karakteristik keuntungan dan kerugian opsi akan menjadi lebih mudah jika kita mengamati nilai opsi tersebut pada saat opsi dilakukan. Sebagai ilustrasi untuk penjelasan karakteristik risiko dan return opsi, maka akan digunakan contoh empat posisi dasar, yaitu pada pembeli call option, penjual call option, pembeli put option, dan yang terakhir penjual put option. Pada penjelasan berikut akan diberikan contoh dengan menggunakan opsi saham, dan pada contoh tersebut diasumsikan tidak ada biaya transaksi.

Pembeli call option. Sebagai contoh, misalnya ada sebuah call option terhadap saham XYZ, dan strike price yang ditetapkan adalah sebesar Rp1.000.

Saham XYZ pada saat itu adalah Rp1.000. Harga premi opsi tersebut adalah Rp50.

Dalam kasus ini, besarnya keuntungan dan kerugian masing-masing pihak sangat tergantung pada harga saham XYZ pada saat opsi tersebut dilaksanakan. Tabel dan Gambar 17.1. berikut ini menunjukkan potensi keuntungan dan kerugian jika membeli call option. Pembeli call option akan memperoleh keuntungan jika harga saham XYZ pada saat expiration date lebih besar dari strike price. Semakin besar harga saham XYZ pada saat expiration date melebihi strike price, semakin besar keuntungan yang akan diperoleh pemegang call option tersebut. Sedangkan, jika

(10)

pada saat expiration date, ternyata harga pasar saham XYZ sebesar Rp1.050 (Rp50 di atas strike price saham), maka pada situasi ini investor pemegang call option dikatakan mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi). Jika ternyata harga sahan XYZ pada saat expiration date di bawah Rp1.050 (Rp50 di atas strike price s aham), maka kerugian maksimum yang bisa dialami adalah sebesar harga premi opsi (Rp50).

Karakteristik keuntungan dan kerugian call option tersebut di atas sedikit berbeda dengan karakteristik keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh investor jika membeli saham. Seperti telah disebutkan di atas, kerugian investor yang membeli call option bersifat terbatas sebesar harga premi opsi, sedangkan jika membeli saham, kerugian yang bisa diderita investor bersifat tidak terbatas, sebesar selisih penurunan harga saham bersangkutan dibanding harga saham pada awal pembelian. Gambar 17.1. dan Tabel 17.1. memperlihatkan perbedaan karakteristik tersebut.

Gambar 17.1. Profit kerugian/keuntungan pembeli call option dan saham

(11)

Tabel 17.1. Profit kerugian/keuntungan pembeli call option Vs pembeli saham Keuntungan (kerugian) untuk:

Harga saham XYZ Pembeli call option1) Pembeli saham XYZ2)

1.200 150 200

1.150 100 150

1.100 50 100

1.050 0 50

1.000 (50) 0

950 (50) (50)

900 (50) (100)

500 (50) (500)

1) Keuntungan (kerugian) investor pembeli call option = harga pasar saham XYZ – 1.000 – Rp50. Catatan: Kerugian maksimum pemegang call option adalah sebesar Premi opsi = Rp50

2) Keuntungan (kerugian) yang diperoleh pembeli saham = Harga pasar saham XYZ - 1.000

Pada Gambar 17.1. dan Tabel 17.1. di atas tampak perbandingan keuntungan (kerugian) investor yang membeli call option atas saham XYZ (underlying asset) dan investor yang membeli saham XYZ. Besarnya keuntungan (kerugian) yang bisa diperoleh kedua investor tersebut tergantung pada harga saham XYZ pada saat expiration date. Tabel dan gambar di atas memperlihatkan bahwa investor yang membeli saham XYZ akan memperoleh keuntungan Rp1 untuk setiap kenaikan harga saham XYZ sebesar Rp1. Demikian pula halnya dengan kerugian yang akan dialami oleh investor tersebut, setiap penurunan harga saham sebesar Rp1 maka investor juga akan mengalami kerugian sebesar Rp1. Dengan demikian, keuntungan (kerugian) untuk investor yang membeli saham XYZ bersifat tidak terbatas, sesuai dengan harga saham XYZ yang terbentuk di pasar. Karakteristik kerugian ini lain dengan posisi investor yang membeli call option, yang hanya akan menderita kerugian maksimum tetap sebesar Rp50.

Dari perbandingan profil keuntungan (kerugian) antara pembeli call option dengan saham XYZ seperti di atas, kemudian timbul satu pertanyaan, yaitu alternatif manakah yang lebih baik, membeli call option ataukah membeli saham?

(12)

Jawaban pertanyaan tersebut sangat tergantung dari apa yang menjadi tujuan investasi investor. Jika tujuan investor adalah untuk memperoleh keuntungan capital gain atas selisih harga di masa depan, tanpa harus memiliki saham bersangkutan, call option mungkin bisa menjadi pilihan yang cukup baik bagi investor. Sedangkan, jika misalnya tujuan investor adalah untuk memperoleh capital gain dan sekaligus dividen, memiliki saham secara langsung merupakan pilihan yang tepat.

Penjual call option. Profil keuntungan (kerugian) penjual call option adalah kebalikan dari profil keuntungan (kerugian) pembeli call option. Oleh karena itu profil keuntungan penjual call option pada saat expiration date besarnya akan sama dengan kerugian yang diderita oleh pembeli call option. Profil keuntungan (kerugian) dari penjual call option ini dapat dilihat pada Gambar 17.2. berikut ini.

Gambar 17.2. Profit keuntungan (kerugian) penjual dan pembeli call option

Pada Gambar 17.2. tampak keuntungan maksimum yang bisa diperoleh penjual call option adalah sebesar premi opsi, yaitu Rp50. Sedangkan kerugian maksimum yang bisa dialami penjual call option tidak terbatas karena ditentukan oleh harga tertinggi yang bisa dicapai saham XYZ sampai dengan expiration date.

Apabila keuntungan (kerugian) yang diperoleh pembeli dan penjual call option dijumlahkan maka hasilnya akan nol, karena kerugian yang dialami penjual call option merupakan keuntungan bagi pembeli. Oleh karena itu perdagangan opsi sering pula disebut sebagai zero-suni game.

(13)

Pembeli put option. Untuk mengilustrasikan profil keuntungan (kerugian) dari pembeli put option akan digunakan contoh sebuah put option terhadap saham XYZ dengan maturitas 1 bulan dan strike price ditetapkan sebesar Rp1.000. Put option tersebut dijual dengan harga Rp50 dan harga saham XYZ pada saat ini adalah Rp1.000. Keuntungan (kerugian) untuk pembeli put option pada saat expiration date akan dipengaruhi oleh harga saham XYZ di pasar. Pembeli put option akan mendapatkan keuntungan jika harga saham XYZ di pasar mengalami penurunan.

Untuk dapat lebih melihat profil risiko dan return pembeli put option maka dilakukan perbandingan keuntungan (kerugian) antara pembeli put option dengan investor yang melakukan short sellinglo terhadap saham XYZ. Sama seperti pembeli put option, investor yang melakukan short selling juga akan memperoleh keuntungan ketika harga saham mengalami penurunan, seperti terlihat pada Gambar 17.3. dan Tabel 17.2.. Dari gambar dan tabel tersebut, terlihat bahwa secara teoritis, keuntungan maksimum yang bisa diperoleh pembeli put option bila harga saham turun sampai dengan angka nol, sedangkan kerugian maksimalnya adalah sebesar premi put option. Untuk investor yang melakukan short selling akan mengalami keuntungan (kerugian) yang sama besarnya dengan penurunan (kenaikan) harga saham yang terjadi.

Gambar 17.3. Profit kerugian/keuntungan pembeli put option dan investor yang melakukan short selling pada saham XYZ.

(14)

Tabel 17.2. Profit kerugian/keuntungan pembeli put option dan investor yang melakukan short selling pada saham XYZ.

Keuntungan (kerugian) untuk:

Harga saham XYZ Pembeli call option1) Pembeli saham XYZ2)

1200 (50) (200)

1150 (50) (150)

1100 (50) (100)

1050 (50) (50)

1000 (50) 0

950 0 50

900 50 100

500 450 500

1) Keuntungan (kerugian) investor pembeli put option = harga pasar saham XYZ – Rp50. Catatan: Kerugian maksimum pemegang put option adalah sebesar = Rp50.

2) Keuntungan (kerugian) yang diperoleh investor yang melakukan short selling = 1.000 harga saham XYZ.

Penjual put option. Keuntungan dan kerugian penjual put option, seperti halnya penjual call option, juga merupakan sisi kebalikan dari keuntungan dan kerugian pembeli put option. Keuntungan maksimum yang bisa diperoleh penjual p ut option adalah harga premi opsi, sedangkan kerugian maksimumnya terjadi pada saat harga saham turun mencapai angka nol. Kerugian maksimum penjual put option adalah sebesar strike price dikurangi dengan harga premi opsi. Gambar 17.4.

berikut ini menunjukkan keuntungan (kerugian) yang bisa diperoleh penjual maupun pembeli put option.

Gambar 17.4. Profit keuntungan (kerugian) penjual dan pembeli put option

(15)

Dari penjelasan tentang keempat posisi dasar dalam perdagangan opsi di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa pembelian call option atau penjualan put option akan memberikan keuntungan bagi investor jika harga saham yang dijadikan patokan mengalami kenaikan. Pembelian call option akan memberikan keuntungan potensial yang sifatnya tidak terbatas, tetapi dengan kerugian maksimum hanya sebesar premi opsi. Sedangkan penjualan put option akan memberikan keuntungan terbatas sebesar premi opsi dengan kerugian maksimum ketika harga saham turun menjadi nol.

Sebaliknya pembelian put dan penjualan call option akan memberikan keuntungan bagi investor bila harga saham yang dijadikan patokan mengalami penurunan. Pembelian put option akan memberikan keuntungan maksimum ketika harga saham turun menjadi nol dan kerugian yang mungkin dialami terbatas sampai dengan premi opsi. Sedangkan penjualan call akan memberikan keuntungan maksimum sebesar premi opsi tetapi kerugian yang mungkin dialami tidak terbatas tergantung dari kenaikan harga saham yang terjadi di pasar.

Pengaruh Nilai Waktu Uang dan Dividen

Penjelasan karakteristik keuntungan dan kerugian opsi dari sudut pandang (posisi) investor seperti telah dibahas di atas, belura memperhitungkan adanya konsep nilai waktu uang (time value of money). Bagaimanakah posisi keuntungan investor maupun penjual opsi jika kita masukkan pengaruh nilai waktu uang?

Seperti kita ketahui, pembeli opsi harus membayar kepada penjual opsi sebesar harga premi opsi pada saat opsi tersebut dibeli. Dalam situasi seperti ini dikatakan terjadi biaya kesempatan (opportunity cost), karena pembeli opsi kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan lainnya, seandainya uang untuk membayar premi opsi tersebut diinvestasikan pada jenis investasi lainnnya.

Di sisi lainnya, pihak penjual opsi juga sebenarnya menanggung biaya kesempatan, karena mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang berasal dari penjualan opsi tersebut oleh investor lainnya.

(16)

Oleh karena itu, jika faktor time value of money kita perhitungkan, keempat profil keuntungan (kerugian) di atas bisa berubah. Harga saham yang merupakan titik impas untuk pembeli dan penjual opsi tidak akan sama dengan yang terlihat pada gambar-gambar di atas. Demikian pula halnya dengan titik impas bagi pembeli yang akan menjadi lebih tinggi dari penjual opsi.

Di samping itu, penjelasan di atas juga tidak memasukkan adanya kemungkinan bahwa saham yang dijadikan patokan tersebut akan memberikan sejumlah dividen, sehingga idealnya kita juga perlu memasukkan adanya tambahan pendapatan dari reinvestasi dividen tersebut. Tetapi untuk mempermudah penjelasan mengenai opsi, maka penjelasan opsi dalam bab ini akan mengabaikan kedua faktor tersebut.

Soal-Jawab 15.1. Return saham

Soal: Anggap Ibu Rina membeli 10.000 saham INDF pada harga Rp500 per lembar.

Jika harga sahan naik menjadi Rp600 per lembar, berapa% return atas investasi Ibu Rina?

Jawab: Ibu Rina memperoleh keuntungan sebesar (Rp600 - Rp500)/Rp500 = 20%.

Soal-Jawab 15.2. Return opsi

Soal: Pada soal-jawab 15.1., anggap juga Bapak Feri membeli saru kontrak call option saham INDF dengan strike price Rp500. pada harga Rp200.000. Jika harga saham naik menjadi Rp600 per lembar sebelum berakhir masa berlaku, apakah Bapak Feri seharusnya melakukan exerrise? Jika Bapak Feri melakukan exercise, berapa% return atas investasinya? Jika tidak melakukan exercise, berapa% return atas investasinya?

Jawab: Besarnya satu KOS di BEI adalah 10.000 lembar saham. Jika Bapak Feri melakukan exercise opsi, dia akan memperoleh Rp100 x 10.000 lembar saham, dikurangi Rp200.000 dari harga pembelian call optiomya sehingga mendapat total keuntungan Rp800.000 atau Rp800.000 / Rp200.00 = 400%. Namun jika tidak melakukan exercise, dia mengalami kerugian sebesar Rp200.000 dari harga pembelian call optiomya sehingga rugi 100%. Oleh karena itu, Bapak Feri seharusnya melaksanakan hak belinya.

(17)

Soal-Jawab 15.3. Perbandingan return opsi dan saham

Soal: Pada soal-jawab 15.1., jika harga saham turun menjadi Rp400 per lembar, berapa% return atas investasi Ibu Rina? Pada soal-jawab 15.2., jika harga saham turun menjadi Rp400, apakah Bapak Feri seharusnya melakukan exercise? Jika Bapak Feri melakukan exercise, berapa % return atas investasinya? Jika tidak melakukan exercise, berapa% return atas investasinya?

Jawab: Jika harga saham INDF turun menjadi Rp400 per lembar, Ibu Rina mendapat rugi sebesar 20%. Sedangkan jika Bapak Feri melakukan exercise opsi, maka dia akan kehilangan Rp1.000.000 ditambah Rp200.000 dari harga

pembelian call option-nya sehingga total rugi adalah Rp1.200.000. Kerugian Bapak Feri ini adalah Rp1.200.000/ Rp200.000 = 600%. Namun jika Bapak Feri tidak melakukan exercise, dia akan membayar harga pembelian call option- nya sebesar Rp200.000 sehingga rugi 100%.

Strategi Perdagangan Opsi

Berdasarkan pengetahuan tentang karakteristik keuntungan dan kerugian opsi, investor akan dapat menggunakan opsi untuk melindungi portofolio terhadap risiko penurunan harga pasar (hedging), dan untuk melakukan spekulasi terhadap pergerakan harga saham (speculation). Investor yang mempunyai ekspektasi bahwa harga saham akan mengalami kenaikan akan membeli call option dan atau menjual put option. Sebaliknya, jika investor berharap bahwa harga saham akan rurun maka investor akan membeli put option dan/atau menjual call option. Dengan demikian, dalam prakteknya, investor bisa saja melakukan berbagai strategi perdagangan opsi dengan menerapkan kombinasi beberapa transaksi pembelian atau menjual opsi pada saat bersamaan agar bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar, dan atau untuk meminimalkan kerugian yang harus dihadapinya.

Dalam kenyataannya, ada banyak strategi perdagangan opsi yang bisa dilakukan investor, tetapi strategi-strategi tersebut pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi lima, yaitu: strategi naked, hedge, straddle, kombinasi, dan spread. Naked strategy merupakan strategi yang hanya memilih satu posisi dari empat posisi dasar di atas, sedangkan ketiga strategi lainnya menerapkan kombinasi keempat posisi tersebut untuk menyeimbangkan keuntungan dan kerugian.

(18)

Naked Strategy

Naked strategy merupakan strategi perdagangan opsi yang memilih satu dari empat posisi di atas, yaitu sebagai pembeli call, penjual call, pembeli put ataukah penjual put option. Disebut dengan naked strategy karena strategi tersebut tidak melakukan tindakan yang berlawanan atau mengambil posisi lain yang dapat mengurangi kerugian dengan cara memiliki saham yang dijadikan patokan. Pilihan posisi yang akan diambil investor akan tergantung dari estimasi mengenai kondisi pasar di masa datang. Tabel 17.3. berikut ini akan meringkas naked strategy dan prakiraan kondisi pasar di masa datang.

Tabel 17.3. Naked strategy dan prakiraan kondisi pasar

Prakiraan kondisi pasar Strategi

Sangat baik Membeli call option

Agak baik Membeli pull option

Agak buruk Membeli call option

Sangat buruk Membeli put option

Dari tabel tersebut di atas, terlihat adanya empat skenario kondisi pasar yang mungkin diperkirakan oleh investor. Setiap skenario kondisi pasar tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan dengan menerapkan strategi tertentu.

Strategi membeli call option menunjukkan bahwa investor mempunyai perkiraan bahwa kondisi pasar akan sangat baik, karena dengan melakukan strategi membeli call option, investor akan mendapatkan keuntungan maksimal jika harga saham mengalami kenaikan dan pada saat yang sama kerugian maksimal yang bisa diderita hanya sebesar premi opsi. Dalam skenario yang lain, jika investor percaya bahwa harga beberapa saham akan mengalami penurunan atau berubah tetapi tidak banyak maka investor akan memilih menjual call option.

Sedangkan strategi membeli put option merupakan strategi yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimal dari penurunan harga saham di masa yang akan datang, dan membatasi kerugian jika ternyata harga saham di masa datang mengalami kenaikan (tidak sesuai dengan yang diharapkan). Strategi yang keempat,

(19)

yaitu strategi menjual put option, dipilih oleh investor yang memperkirakan bahwa harga saham akan naik dengan tingkat yang cukup signifikan.

(20)

GLOSARIUM

put option adalaah kontrak yang dipakai untuk menjual aset turunan atau underlying asset.  Pemilik puts atau pembeli mempunyai hak menjual aktiva di harga tertentu pada waktu yang akan datang.

call option adalah kontrak yang diberikan kepada investor untuk membeli sejumlah saham, obligasi, atau aset tertentu dengan harga dan jangka waktu telah disepakati.

opportunity cost adalah biaya peluang atau opportunity cost adalah salah satu konsep besar penyusun ilmu ekonomi dan bisnis.

short sellinglo adalah transaksi penjualan saham oleh seorang trader tapi saham yang dijual itu belum sepenuhnya menjadi milik trader tersebut. Pihak penjual hanya “meminjam kepemilikan saham” dari perusahaan broker.

sekuritas derivatif adalah kontrak perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk menjual atau membeli aset maupun komoditas.

Referensi

Dokumen terkait

Definisi Sebuah Opsi Call Amerika memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi untuk membeli sebuah saham dari writer dengan harga yang telah disepakati (disebut

Sebuah opsi call Eropa memberikan hak kepada pemiliknya (bukan keharusan) untuk membeli dari penerbit opsi (writer) sebuah saham dengan harga tertentu yang telah disepakati

Jika harga saham pada saat jatuh tempo kurang dari $ 100, maka investor tentu tidak akan menggunakan haknya karena akan lebih menguntungkan untuk membeli saham tersebut di

Ketika opsi call jatuh tempo, harga saham akan mengambil satu di antara dua nilai: meningkat dengan faktor u atau menurun dengan faktor d. Jika meningkat maka harga

Investor sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga atau nilai opsi seperti harga pasar saham, harga pelaksanaan, volatilitas, jangka waktu jatuh tempo, tingkat

Harga yang harus dibayarkan pemilik opsi pada saat ingin menggunakan haknya membeli valuta dinamakan dengan exercise price atau strike price, dan tiap opsi memiliki tanggal

memasukkan faktor diskonto selama waktu jatuh tempo T tahun ke dalam formula harga opsi, diperoleh rumus harga opsi beli model Black Scholes sebagai nilai present

Berdasarkan Tabel 1, kontrak opsi call dengan harga opsi last price yang tercantum pada semua kontrak merupakan rekomendasi opsi beli untuk para investor, hal ini dikarenakan memiliki