BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Teori Stres
2.1.1 Definisi Stres
Stres adalah ketidakmampuan individu menhadapi ancaman baik secara mental, fisik, emosional dan spiritual, yang pada suatu saat dapat berpengaruh pada kesehatan fisik manusia tersebut. Selain itu stres juga didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap situasi atau kondisi yang ada disekitar lingkungan. Stres sudah menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari dan selalu muncul dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, kerja, dan dimanapun individu berada ( Handayani, 2022 )
2.1.2 Penyebab Stres
Beberapa sumber stress yang biasa terjadi dalam kehidupan seseorang diantaranya yaitu :
1)
Sumber Stres IndividuHal yang menjadi sumber stres individu antara lain penilaian motivasi yang bertentangan, penyakit yang dialami, situasi yang mengharuskan seseorang menentukan pilihan yang sama
pentingnya.
2) Sumber Stres dalam Keluarga
Hal yang menjadi sumber stres dalam keluarga diantaranya yaitu;
kelahiran, kematian, pengasuhan, perceraian, penambahan jumlah anak, keuangan, hubungan suami istri.
3) Sumber Stres Lingkungan dan Komunikasi
Lingkungan dan komunikasi saat menjadi stressor tersendiri seperti stressor dari lingkungan kerja, beban pekerjaan yang tinggi,
interaksi sosial yang negative (Handayani,2022).
Sumber atau penyebab stress lainnya berdasarkan tiga pendekatan teori stress (Gaol,2016) yaitu :
1) Stres Model Stimulus ( Rangsangan )
Stres model ini menjelaskan bahwa stres merupakan penyebab stres itu sendiri, dengan kata lain stres merupakan kondisi yang dialami seseorang akibat dari situasi lingkungan yang dirasa begitu
menekan, rangsangan stres langsung diterima oleh individu tanpa didahului oleh proses penilaian
2) Stres Model Response ( respons )
Stres model ini didefinisikan sebagai respons (reaksi atau tanggapan) tubuh individu secara spesifik terhadap stimulus (penyebab stres) yang diberikan dan mempengaruhi individu, baik secara fisik, emosional dan psikologis. Penggambaran stress respons yaitu saat individu berada pada situasi yang yang mengancam atau mengkhawatirkan maka tubuh akan otomatis berespons terhadap anacaman tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa respons tubuh tidak dapat dipisahkan dari sumber stres yang ada dengan kata lain tubuh tidak akan berespons jika tidak ada stimulus. Oleh sebab itu dapat disimpulkan stress respons sebagai reaksi tubuh terhadap sumber stres (stimulus/rangsangan) yang menyerang tubuh.
3) Stres Model Transactional ( Transaksional )
Berfokus pada respons emosi dan kognitif berdasarkan interaksi manusia dan lingkungan, model ini juga menekankan bahwa respons individu terhadap stres ditentukan oleh penilaian individu terhadap penyebab stres. Saat situasi stres memberikan rangsangan, maka individu akan melakukan appraisal (penilaian) dan coping
(penanggulangan). Oleh karena itu, stres bisa berlanjut ke tahap yang lebih parah atau sedikit demi sedikit semakin berkurang. Hal tersebut ditentukan bagaimana usaha seseorang berurusan dengan sumber stres
2.1.3 Gejala Stres
Nabila ( 2021 ) menyatakan bahwa gejala stres yang dirasakan oleh
mahasiswa berasal dari segi fisik dan dari segi psikis. Gejala pada segi fisik adalah mudah lelah. Gejala ini dirasakan oleh mahasiswa ketika mengalami burnout, yaitu kelelahan secara fisik, mental, dan emosional yang sering dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir karena disebabkan oleh
keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang penuh dengan tekanan dan
tuntutan. Gejala stres dari segi fisik yang kedua adalah jantung berdebar-
debar ketika bertemu dengan dosen pembimbing.
Menurut Azmy (2017) indicator stress yang dialami mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Sakit kepala
2. Tubuh tidak mampu istirahat maksimal 3. Kelelahan fisik
4. Telapak tangan berkeringat 5. Gugup
6. Suka menyendiri 7. Sulit konsentrasi 8. Kehilangan harapan
9. Tidak memiliki prioritas hidup 10. Berpikir negative
11. Mudah tersinggung 2.1.4 Tingkat Stres
Priyoto dalam (Anggraini,2022) stress dibagi menjadi 4 tingkat meliputi : 1) Stres ringan
Stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang dewasa secara teratur, seperti selalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam. Stressor ringan biasanya tidak disertai timbulnnya gejala
2) Stres sedang
Berlangsung lebih lama sampai beberapa hari. Situasi
perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak sakit, atau ketidak hadiran yang lama dari anggota keluarga
merupakan penyebab stres. Sedangkan ciri-cirinya yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan tegang, gangguan tidur, badan terasa dingin
3) Stres berat
Stres berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, seperti perselisihan secara terus-menerus, kesulitan finansial yang berlangsung lama karena tidak ada perbaikan,
berpisah dengan keluarga, berpindaah tempat tinggal, mempunyai penyakit kronis, dan termasuk perubahan fisik, psiologis, sosial, Makin sering dan makin lama stress, maikin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan. Stres yang
berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan
4) Stres sangat berat
Situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa bulan dan dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan. Biasanya seseorang untuk hidup cenderung pasrah dantidak memiliki motivasi untuk hidup. Seseorang dalam tingkat stres ini biasanya teridentifikasi mengalami depresi berat kedepannya 2.1.5 Dampak Stres
Banyak dampak negatif yang dihasilkan dari distress. Winkleman (1994, dalam Misra & Castillo, 2004) menyebutkan bahwa distress secara fisik akan mengakibatkan kurangnya energi dari tubuh secara persisten, kurangnya nafsu makan, sakit kepala dan lambung.
Penelitian lain menyebutkan bahwa tingginya tingkat distress, khususnya pada mahasiswa, berpengaruh terhadap kecemasan dan depresi, keinginan untuk bunuh diri, pola hidup yang buruk, gangguan pola tidur, sakit kepala, dan perasaan tidak berdaya (Oman, Shapiro, Thoresen, & Plante, 2008). Bressert (2016) juga menglasifikasikan dampak stress ke dalam empat aspek yaitu fisik, kognitif, emosi, dan perilaku. Menurut Bressert (2016), beberapa tanda bahwa stress telah berdampak pada fisik diantaranya adalah adanya gangguan tidur, peningkatan detak jantung, ketegangan otot, pusing dan demam, kelelahan, dan kekurangan energi. Adanya dampak pada aspek kognitif ditandai dengan adanya kebingungan, sering lupa, kekhawatiran, dan kepanikan. Pada aspek emosi, dampak dari stress diantaranya adalah mudah sensitif dan mudah marah, frustrasi, dan merasa tidak berdaya.
Pada aspek perilaku, stress berdampak pada hilangnya keinginan untuk bersosialisasi, kecenderungan untuk ingin menyendiri, keinginan untuk menghindari orang lain, dan timbulnya rasa malas (Musabiq, 2018).
2.1.6 Pengukuran Tingkat stress
Tingkat stres adalah tingkatan yang memaksakan seseorang untuk berubah, tumbuh, berjuang, beradaptasi agar mampu melewati masala yang sedang dihadapi. Depresion Anxiety Scale (DASS 42) merupakan alat ukur stress yang dikemukakan olh Lovibond pada tahun 1995. Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat stress adalah DASS (Depresion Anxiety Scale ) DASS adalah laporan yang di isi oleh orang yang bersangkutan untuk mengukur tingkat emosi negative dan depresi, anxietas dan stress. Item pertanyaan yaitu terdiri dari 14 pertanyaan, dengan 4 point jawaban. Kategori ini hasil dari pengisian kuisioner dibagi dalam 5 jenjang untuk menghindari kesalahan
interpretasi seperti norma, ringan, sedang, berat, sangat berat ( Anggraini,2022). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Tingkat stress dikategorikan sebagai berikut :
a. Normal : 0-14
b. Stres Ringan : 15-18 c. Stres Berat : 19-25 d. Sangat Berat : >34 2.1.7 Manajemen Stres
Nabila (2021), menyatakan bahwa terdapat beberapa kegiatan untuk mengurangi stres pada mahasiswa tingkat akhir sebagai berikut ;
1)
Beristirahat sejenak ketika sedang merasa lelah dalam mengerjakan skripsi2)
Berpikir positif terhadap sesuatu yang dikerjakannya.3)
Berdiskusi dengan teman ketika sedang kesulitan mengerjakan skripsi.4)
Mengalihkan kebosanan mengerjakan skripsi ke kegiatan lain.Kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi stres tersebut seperti mendengarkan musik, menonton tv, jalanjalan, membaca novel, bermain games,
5)
Meluangkan waktu berkumpul dengan keluarga dan teman.Sementara menurut Setyoadi dalam ( Anggraini,2022) menyebutkan bahwa penatalaksanaan stres yang sangat efektif yaitu melalui teknik terapi, ada beberapa teknik terapi yang bisa digunakan untuk
mengurangi stres, antara lain :
1)
Terapi KognitifTerapi kognitif adalah terapi jangka pendek yang berorientasi pada masalah saat ini dan bersifat individu, yang bertujuan meredakan gejala penyakit serta membantuklien agara dapat mempelajari cara yang efektif untuk mengatsi masalah yang menyebabkan stress.
2)
Terapi MusikTerapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang
menggunakan musik dimana bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosional, kognitif dan sosisal bagi individu.
3)
Terapi SpiritualTerapi spiritual adalah terapi dengan pendekatan kepercayaan yang di anut dengan tujuan untuk memperkuat mentalitas dan konsep diri, mengembalikan persepsi yang buruk mengenai pandangannya, serta dapat menurunkan stress
4)
Terapi Relaksasi Nafas DalamRelaksasi nafas dalam adalah pernafasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama dan nyaman dengan memejamkan mata. Tekni relaksasi ini merupakan metode untuk mengurangi ketegangan, mengurangi rasa nyeri, mendapatkan perasaan nyaman dan tenang, mengurangi kecemasan serta stres.
2.2 Konsep Teori Musik 2.2.1 Definisi Musik
musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk ataustruktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan (Pramuditha,2019).
2.2.2 Unsur Musik
Memahami pengaruh musik terhadap manusia untuk kemudian melihat peranan musik dalam kehidupan manusia dapat diperoleh dari
pemahaman mengenai unsur-unsur dari musik itu sendiri (Rahmawati, 2005).
1)
Suara2)
Suara merupakan perubahan getaran udara (Djohan, 2006).Dalam musik gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dari frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik dijelaskan dalam tala (tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas dan timbre (warna bunyi).
3)
Nada4)
Pembagian suara ke dalam frekuensi tertentu disebut dengan nada. Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut 21 terhadap tinggi nada patokan. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda- beda, tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik.5)
Ritme atau Irama6)
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Irama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda iramamenunjukan jumlah ketukan dalam birama dan not yang mana dihitung dan dianggap sebagai ketukan. Irama adalah suatu ketertiban terhadap gerakan melodi dan harmoni atau suatu ketertiban atas tinggi rendahnya nada-nada.
7)
Melodi8)
Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkain tersebut dapat dibunyikan sendiri yaitu tanpa iringan atau merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu9)
Harmoni10)
Harmoni adalah kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan11)
Notasi12)
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik.Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu digambarkan secara horizontal Elemen musik terdiri dari lima unsur penting, yaitu pitch (frekuensi), volume, timbre (warna nada), interval, dan rhytm (tempo atau durasi).
2.2.3 Manfaat Mendengarkan Musik
Menurut Suryana dalam (Anggraini,2022) Mendengarkan music
bermanfaat untuk membantu mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi serta mengurangi tingkat kecemasan pada pasien . Terapi musik digunakan untuk berbagai kondisi termasuk gangguan kejiwaan, masalah medis, cacat fisik, gangguan sensorik, cacat
perkembangan, masalah penuaan, meningkatkan konsentrasi belajar, mendukung latihan fisik, serta mengurangi stres dan kecemasan.
Manfaat mendengarkan musik ada delapan yaitu :
1)
merangsang fungsi otak2)
merangsang otak secara fisik3)
meningkatkan fungsi kognitif4)
merangsang proses asosiatif5)
merangsang rekognisi6)
musik memperluas gudang ingatan7)
merangsang perkembangan Bahasa8)
merangsang berpikir ritmis (Paramuditha,2019).