• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 RENCANA POLA RUANG

N/A
N/A
Agisti Amelia Putri

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 4 RENCANA POLA RUANG"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Klasifikasi Zona

Rencana pola ruang pada kawasan perencanaan merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:

 Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam kawasan perencanaan;

 Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

 Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan

 Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada kawasan perencanaan.

Rencana pola ruang wilayah perencanaan dirumuskan berdasarkan :

 Kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan perencanaan;

 Daya dukung dan daya tampung pada kawasan perencanaan;

 Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan

 Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Rencana pola ruang pada kawasan perencanaan dirumuskan dengan kriteria :

 Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Mukomuko 2012-2032;

 Memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah kabupaten;

 Menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas wilayah kabupaten;

(2)

 Menyediakan ruang terbuka non hijau untuk menampung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat kabupaten;

Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya, sebagai berikut :

1. Kawasan lindung yang terdiri atas:

 Hutan Lindung yang merupakan bagian dari kawasan lindung.

 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan resapan air; lindung gambut.

 Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/kawasan sekitar mata air;

 Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, dan taman kota;

 Konservasi

2. Kawasan budidaya yang terdiri atas:

 Kawasan perumahan yang dapat dirinci, meliputi perumahan dengan kepadatan tinggi, sedang, dan perumahan dengan kepadatan rendah.

 Kawasan perdagangan dan jasa, yang terdiri dari skala kota, skala WP, skala sub-WP

 Kawasan perkantoran yang dikembangkan adalah perkantoran pemerintah dan swasta;

 Kawasan Industri

 Kawasan ruang terbuka hijau;

 Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang- ruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi seperti gempa bumi dan kebakaran;

 Kawasan peruntukan lainnya yang meliputi kawasan pertanian (lahan kering dan lahan basah) dan pariwisata,

 Kawasan sarana pelayanan umum (transportasi, pendidikan, kesehatan, peribadatan dan lain-lain) sesuai dengan peran dan fungsi kawasan

Memperhatikan karakteristik dan daya dukung fisik lingkungan, Kawasan Perencanaan dan sekitarnya dibagi dalam dua zona:

ZONA LINDUNG (Conservation Zone)

adalah kawasan yang dibatasi pemanfaatannya hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu dengan maksud untuk pelestarian lingkungan, melindungi kawasan dari kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan, mencegah terjadinya kerusakan eksosistem, memperkecil dampak

(3)

kerusakan lingkungan, dan mencegah kemungkinan- kemungkinan lain yang bersifat negatif terhadap tatanan kehidupan manusia, flora dan fauna.

ZONA BUDIDAYA (Development Zone)

adalah kawasan yang direncanakan dan diarahkan pemanfaatannya untuk mendukung berbagai aktifitas perkotaan, seperti untuk permukiman, perdagangan dan jasa, industri dan pergudangan, Fasilitas Pelayanan sosial, Pemerintahan, Transportasi, RTH serta kegiatan dan pertanian perkotaan (urban farming).

Pengklasifikasian pola ruang/zona dan sub zona yang akan direncanakan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah.

Tabel 4.1. Klasifikasi Zona dan Sub Zona di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

No Zona Sub Zona Kode

Zona Lindung 1. Perlindungan Setempat

Sempadan Sungai PS

Sempadan Pantai PS

Sempadan Danau PS

2. Konsevasi Cagar Budaya CA

3. Ruang Terbuka Hijau

RTH Rimba Kota RTH-1 RTH Taman Kota RTH-2 RTH Taman Kecamatan RTH-3 RTH Taman Kelurahan RTH-4 Zona Budidaya

1 Perumahan Rumah Kepadatan

Sedang R-3

2 Perdagangan dan Jasa Perdagangan Jasa Skala

Kota K-1

3 Perkantoran Perkantoran KT

4 Campuran Campuran Intensitas

Tinggi C-1

5 Transportasi Transportasi TR

6 Sarana Pelayanan Umum

SPU Skala Pelayanan

Kota SPU-1

7 Pertanian Perkebunan P-3

8 Badan Jalan Badan Jalan BA

4.2. PEMBAGIAN WP, SUB WP DAN BLOK

Rencana pola ruang di Wilayah Perkotaan (WP) mengacu pada pengelompokan fungsi-fungsi di masing-masing blok dan sub blok berdasarkan kondisi penggunaan lahan eksisting dan kecenderungan pemanfaatan ruang serta kebutuhan pengembangan pola ruang di masa mendatang.

(4)

Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi kondisi eksisting, kecenderungan dan arahan pola ruang serta memudahkan mengendalikan rencana tersebut dengan memdistribusikannya dalam level kelurahan yang dibagi ke dalam kelompok wilayah yang lebih kecil berupa “Blok”.

Blok peruntukan adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik nyata (seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan (ekstra) tinggi, pantai, dan Iain-Iain), maupun yang belum nyata (rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota).

a. Batas peruntukan blok yang nyata Batasan fisik yang nyata dapat berupa:

 jaringan jalan,

 sungai,

 selokan,

 saluran irigasi,

 garis pantai, dan lain-lain.

b. Batas peruntukkan blok yang belum nyata

Batas blok peruntukan yang belum nyata dapat berupa:

 Rencana jaringan jalan,

 Rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota,

 Rencana sektoral lainnya.

Nomor blok peruntukan adalah nomor yang diberikan pada setiap blok peruntukan, blok peruntukan dibatasi oleh batasan fisik yang nyata (batas fisik) maupun yang belum nyata (rencana).

Untuk memberikan kemudahan referensi (georeference), maka blok peruntukan perlu diberi nomor blok. Penomoran blok peruntukan dapat didasarkan pada kode pos (berdasarkan kelurahan) atau kode batas wilayah administrasi yang telah ada diikuti dengan 2 atau 3 digit nomor blok. Pembagian wilayah perencanaan ke dalam Sub Wilayah Pengembangan (SWP) merupakan usaha untuk mempermudah perwujudan perencanaan. Sedangkan maksud dari langkah pembagian ini adalah:

1. Memberi batasan Zona fungsional dominan di tiap Sub WP.

2. Menciptakan keseimbangan dan keserasian Zona dan keseimbangan antar Sub WP.

(5)

3. Meningkatkan daya guna fasilitas serta pengoptimalan pelayanan.

4. Memudahkan dalam membentuk struktur pusat pelayanan yang terarah.

5. Memberikan kemudahan bagi aparat terkait dalam mengelola dan melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil perencanaan pembangunan.

Tabel 4.2. Pembagian Sub Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko Wilayah Perencanaan SUB WP BLOK LUAS (Ha)

Kota Mukomuko

Sub WP A

A-1 692.4

A-2 701.9

A-3 1.446.3

A-4 793.3

A-5 806.1

A-6 514.1

Sub WP B

B-1 188.3

B-2 1.130.8

B-3 1.746.7

B-4 516

Sub WP C

C-1 816.4

C-2 329.5

C-3 2.118.9

C-4 2.110.8

Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2021

(6)

Gambar 4.1. Peta Rencana Pembagian Wilayah Perencanaan dan Blok di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

4.3. RENCANA POLA RUANG

(7)

Rencana pola ruang di wilayah perencanaan terbagi atas 2 zona yaitu zona lindung dan zona budidaya. Adapun yang termasuk dalam Zona Lindung antara lain: Zona perlindungan setempat (sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan danau) dan zona ruang terbuka hijau. Sedangkan Zona Budidaya terdiri atas perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, campuran, pertanian, dan transportasi. Untuk lebih jelasnya mengenai pola ruang RDTR Kawasan Kecamatan Kota Mukomuko, dapat diihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Zona Peruntukan Kegiatan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

No Zona Sub Zona Kode

Zona Lindung 1. Perlindungan

Setempat

Sempadan Sungai PS

Sempadan Pantai PS

Sempadan Danau PS

2. Zona Konservasi Cagar Alam CA

3. Ruang Terbuka Hijau

Taman Kota RTH-2

Taman Kecamatan RTH-3 Taman Kelurahan RTH-4 Zona Budidaya

1 Perumahan Rumah Kepadatan

Sedang R-3

2 Perdagangan dan Jasa Perdagangan Jasa

Skala Kota K-1

3 Perkantoran Perkantoran KT

4 Campuran Campuran Intensitas

Tinggi C-1

5 Transportasi Transportasi TR

6 Sarana Pelayanan Umum

SPU Skala Pelayanan

Kota SPU-1

7 Pertanian Perkebunan P-3

8 Badan Jalan Badan Jalan BA

Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2021

(8)

4.3.1. Rencana Zona Lindung

Penentuan kawasan lindung bertujuan memberikan perlindungan terhadap kelestarian lingkungan dan mempertahankan pengadaan sumber air baku (fungsi hidrologis), dan diharapkan dapat menjaga iklim makro serta mempertahankan keindahan. Mengingat pentingnya kawasan lindung tersebut untuk menjaga keseimbangan lingkungan, dimana keberadaanya perlu dipertahankan. Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan Kawasan Lindung mengarahkan perlunya upaya perlindungan terhadap kawasan yang termasuk dalam kategori kawasan lindung.

Zona Lindung yang terdapat pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kecamatan Kota Mukomuko terbagi atas dua zona yaitu zona perlindungan setempat (PS) dan Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Peruntukan Zona Lindung Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

Zona Sub Zona KODE SUB BWP BLOK LUAS

(Ha) Kelurahan

Zona Perlindungan

Setempat Perlindungan

Setempat PS

Sub BWP A

A-1 326,08Ujung Padang, Bandar Ratu A-2 267.9Bandar Ratu, Pasar Sebelah

A-6 54Bandar Ratu

Sub BWP B

B-1 54.7Pasar

Mukomuko B-2 70.34Pondok Batu,

Tanah Harapan B-4 58.47Selagan Jaya

Sub BWP C

C-1 142.8

Koto Jaya, Pondok Batu, Tanah Harapan, Tanah Rekah

C-2 60.9Koto Jaya

C-3 278.2Pondok Batu Tanah Harapan

C-4 54.4Koto Jaya

Luas Zona Perlindungan Setempat 1.367.8 Ruang Terbuka

Hijau

RTH Rimba Kota RTH-1 Sub BWP C C-3 629,85Pondok Batu,Tanah Harapan

C-4 9,99Tanah Harapan

RTH Taman Kota RTH-2 Sub BWP A A-6 7,75Ujung Padang

Sub BWP B B-1 28,5Pasar

(9)

Mukomuko RTH Taman

Kecamatan RTH-3 Sub BWP B

B-2 34,73Pondok Batu

B-3 31,35Pasar Mukomuko

RTH Taman

Kelurahan RTH-4

Sub BWP A

A-1 25,65Ujung Padang,Bandar Ratu A-2 153,07Pasar Sebelah,Bandar Ratu

A.4 75,7Bandar Ratu

Sub BWP B B-2 15,5Pondok Batu

B-4 62,22Selagan Jaya Sub BWP C

C-1 52,54Koto Jaya

C-2 12.18Koto Jaya

C-3 15,52Pondok Batu

Luas Zona Ruang Terbuka Hijau 1.154,55

Zona Konservasi Cagar Alam CA

Sub BWP A

A-1 35,14Bandar Ratu, Ujung Padang A-2 107,68Bandar Ratu, Pasar Sebelah Sub BWP B B-1 5,13Pasar Mukomuko Sub BWP C C-1 30,82Koto Jaya

C-2 14,28Koto Jaya

Luas Zona Konservasi 193,05

Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2021

(10)

Gambar 4.2. Peta Rencana Zona Lindung di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

(11)

4.3.1.1. Perlindungan Setempat (PS)

Kawasan perlindungan setempat yaitu peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai perindungan terhadap sempadan panai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau, dan kawasan sekitar mata air. Kawasan perindungan setempat bertujuan untuk untuk melindungi keberlangsungan sumber air baku, ekosistem daratan, keseimbangan lingkungan kawasan, menciptakan kepentingan masyarakat, serta meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar dan indah. Zona perlindungan setempat yang terdapat di Kawasan BWP Kecamatan Kota Mukomuko adalah sempadan sungai, sempadan pantai, dan sempadan danau.

A. Sempadan Sungai

Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menyebutkan bahwa:

1) Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu

sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.

2) Bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan/atau kanan palung sungai.

3) Garis sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.

4) Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung danau.

Pasal 3 Permen PUPR tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menyebutkan bahwa, penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau dimaksudkan sebagai upaya agar

Salah Satu ilustrasi Konsep Penataan Sempadan Sungai dan Kolong

(12)

kegiatan perlindungan, penggunaan, dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai dan danau dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya. Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau bertujuan agar:

1. fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktifitas yang berkembang di sekitarnya;

2) kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada di sungai dan danau dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai dan danau; dan 3) daya rusak air sungai dan danau terhadap lingkungannya dapat

dibatasi.

Pasal 5 Permen PUPR tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menyebutkan bahwa:

1) garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan:

a) paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter;

b) paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter; dan c) paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan

palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua puluh) meter.

2) sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan:

a) garis sempadan sungai besar dengan luas daerah aliran sungai lebih besar dari 500 (lima ratus) Km², ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai;

b) garis sempadan sungai kecil dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama dengan 500 (lima ratus) Km², ditentukan paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.

(13)

3) garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai;

4) garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan ditentukan paling sedikit berjarak 5 (lima) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

5) garis sempadan sungai yang terpengaruh pasang air laut dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan garis sempadan sungai sesuai dengan cara di atas yang diukur dari tepi muka air pasang rata- rata.

6) garis sempadan mata air ditentukan mengelilingi mata air paling sedikit berjarak 200 (dua ratus) meter dari pusat mata air.

Sungai utama yang melintasi Kota Mukomuko adalah selagan dan air Majunto, namun demikian Air majunto tidak bermuara di Kecamatan Kota Mukomuko, berbeda halnya dengan Air Selagan yang bermuara di Kelurahan Bandara Ratu yang membagi 2 wilayah kota yaitu wilayah Ilir dan wilayah Ulu. Di wilayah Ilir terdapat anak-anak sungai di Desa Koto Jaya, Pasar Mukomuko Ujung Padang dan Desa Pondok Batu sedangkan bagian ulu anak-anak sungai menyebar di Desa Selagan Jaya, Tanah Harapan dan Tanah Rekah.

B. Sempadan Pantai

Perpres No. 51 Tahun 2016 tentang Batas Sempadan Pantai menyebutkan bahwa batas sempadan pantai adalah ruang sempadan pantai yang ditetapkan berdasarkan metode tertentu. Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian pantai, yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi kearah darat. Pantai adalah daerah antara muka air surut terendah dengan muka air pasang tertinggi.

Sempadan Pantai ditetapkan dengan kriteria;

a) Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertingi ke arah darat.

b) daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai; dan/atau

(14)

c) kawasan untuk pemertahanan titik referensi dan titik-titik garis pangkal.

d) sempadan pantai ditetapkan di wilayah pesisir di sebagian wilayah Kecamatan XIV Koto, sebagian wilayah Kecamatan Kota Mukomuko, sebagian wilayah Kecamatan teras terunjam, sebagian Kecamatan Air Dikit, sebagian wilayah Kecamatan Penarik, sebagian wilayah Kecamatan Teramang Jaya, sebagian wilayah Kecamatan Pondok Suguh, sebagain wilayah Kecamatan Sungai Rumbai, sebagian wilayah Kecamatan Ipuh, dan sebagian wilayah Kecamatan Air Rami;

Sempadan sungai harus mempertimbangkan karakteristik geomorfologi sungai, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, serta memperhatikan jalan akses bagi peralatan, bahan, dan sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai.

Sempadan sungai ditetapkan di sepanjang DAS yang melewati Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko adalah DAS Air Slagan.

Penetapan batas sempadan pantai dilakukan dengan tujuan untuk melindungi dan menjaga:

1) kelestarian fungsi ekosistem dan segenap sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;

2) kehidupan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dari ancaman bencana alam;

3) alokasi ruang untuk akses publik melewati pantai; dan 4. alokasi ruang untuk saluran air dan limbah.

Adapun berdasarkan PP tentang RTRWN menyebutkan bahwa, sempadan pantai ditetapkan dengan kriteria 1) daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau 2) daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.

C. Kawasan Sekitar Danau

Terdapat perbedaan karakteristik antara danau dan waduk. Danau merupakan tampungan air yang terbentuk secara alami, sedangkan

(15)

waduk merupakan wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan. Oleh karena itu, digunakan dua peraturan untuk menentukan kawasan sekitar danau atau waduk.

Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menyebutkan bahwa:

1. Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan.

2. Danau paparan banjir adalah tampungan air alami yang merupakan bagian dari sungai yang muka airnya terpengaruh langsung oleh muka air sungai.

3. Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung danau.

Pasal 12 Permen PUPR tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menyebutkan bahwa, garis sempadan danau ditentukan mengelilingi danau paling sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi muka air tertinggi yang pernah terjadi. Muka air tertinggi yang pernah terjadi, menjadi batas badan danau. Badan danau merupakan ruang yang berfungsi sebagai wadah air.

Kawasan sekitar danau ditetapkan dengan kriteria;

a) Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau tertinggi; atau

b) Daratan sepanjang tepian danau yang lebarnya proposional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau.

Kawasan sekitar danau ditetapkan dengan mempertimbangkan karakterisktik danau, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan kegiatan operasi dan pemeliharaan danau. Kawasan sekitar danau yang berada di Kawasan Perencanaan Kota Mukomuko adalah Danau Nibung di Kecamatan Kota Mukomuko.

Maksud penghijauan sepanjang alur sungai, pantai dan danau adalah untuk menahan erosi, serta fungsi-fungsi lainnya yaitu :

(16)

 Menjaga ketersediaan air, mengamankan sumber air dan mengatur tata air.

 Memberikan lingkungan yang mendukung kehidupan, aman terhadap bencana banjir.

Jenis vegetasi yang sebaiknya ditanam di kawasan ini berupa tanaman yang mempunyai akar panjang yang menembus jauh kedalam tanah dengan jarak tanam cukup rapat. Hal ini dimaksudkan agar jalur hijau ini mampu menyimpan cadangan air yang cukup banyak.

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat di Kawasan Kecamatan Kota Mukomuko ditujukan untuk melindungi kawasan sempadan sungai, pantai, danau dari kemungkiman gangguan kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestariannya. Untuk memantapkan fungsinya, kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat diarahkan untuk melindungi sungai, pantai, danau dari kegiatan penduduk yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai,danau kondisi fisik dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai dan danau.

Bertolak dari keadaan nyata yang ada di wilayah perencanaan, keberadaan sungai sejalan dengan pengembangan tata ruang kota perlu dilakukan penataan terutama pada ketetapan sempadannya. Rencana kawasan perlindungan setempat untuk kawasan sempadan sungai 20 (dua puluh) tahun mendatang meliputi:

 Pengendalian terhadap kegiatan yang telah ada di sepanjang sungai, pantai, danau agar tidak berkembang lebih jauh;

 Pengamanan aliran sungai, danau dengan memberi pagar dan papan peringatan;

 Setiap muka bangunan diarahkan pembangunannya agar menghadap sungai, sehingga sungai harus menjadi muka dari orientasi bangunan;

 Secara berkala melakukan pengerukan dan atau pembersihan sampah/limbah padat yang terdapat di sungai, danau untuk mengurangi akumulasi sedimentasi;

 Melakukan kegiatan/atraksi/wisata air seperti lomba perahu, ski air, dan lain-lain secara berkala, yang dilakukan di sepanjang sungai,danau sehingga masyarakat mempunyai kepedulian terhadap kondisi sungai;

 Penanaman pohon di sepanjang pinggiran sungai, danau yang berfungsi sebagai sempadan, juga dapat meningkatkan nilai ruang visual sungai;

(17)

 Menyiapkan perangkat hukum mengenai pengenaan tindakan hukum bagi masyarakat yang menganggu kelestarian fungsi sungai;

 Bersama-sama dengan warga masyarakat secara berkala melakukan kegiatan ‘prokasih’ (program kali/danau bersih); dan

 Memberikan reward/insentif bagi kelompok warga masyarakat yang dapat mempertahankan kondisi lingkungan sekitar kali/sungai secara bersih

Berikut ini adalah Zona Perlindungan Setempat di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko.

Tabel 4.5. Zona Perlindungan Setempat di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

Zona Sub Zona KODE SUB BWP BLOK LUAS

(Ha) Kelurahan

Zona Perlindungan

Setempat Perlindungan

Setempat PS

Sub BWP A

A-1 326,08Ujung Padang, Bandar Ratu A-2 267.9Bandar Ratu, Pasar Sebelah

A-6 54Bandar Ratu

Sub BWP B

B-1 54.7Pasar Mukomuko B-2 70.34Pondok Batu,Tanah Harapan B-4 58.47Selagan Jaya

Sub BWP C

C-1 142.8

Koto Jaya, Pondok Batu, Tanah Harapan, Tanah Rekah

C-2 60.9Koto Jaya

C-3 278.2Pondok Batu Tanah Harapan

C-4 54.4Koto Jaya

Luas Zona Perlindungan Setempat 1.367.8

Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2021

4.3.1.2. Kawasan Konservasi (CA)

Berdasarkan Pedoman Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi dan Penertiban Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana Detail Tata Ruang menjelaskan bahwa kawasan konservasi terdiri atas:

1. kawasan suaka alam (KSA) meliputi

(18)

a) cagar alam dan cagar alam laut; dan/atau b) suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;

2. kawasan pelestarian alam (KPA), dapat meliputi a) taman nasional;

b) taman hutan raya; dan/atau

c) taman wisata alam dan taman wisata alam laut.;

3. kawasan taman buru; dan/atau

4. kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:

a) kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, yang dapat meliputi 1) suaka pesisir; 2) suaka pulau kecil; 3) taman pesisir; dan/atau 4) taman pulau kecil.

Kriteria Kawasan Suaka Alam (KSA)

UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, PP Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan, dan PP Nomor 28 Tahun 2011 jo PP No. 108 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam menyebutkan bahwa:

1. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

2. Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

3. Suaka Margasatwa adalah KSA yang mempunyai kekhasan/keunikan jenis satwa liar dan/atau keanekaragaman satwa liar yang untuk kelangsungan hidupnya memerlukan upaya perlindungan dan pembinaan terhadap populasi dan habitatnya.

Pasal 4 PP tentang Pengelolaan KSA dan KPA menyebutkan bahwa, KSA terdiri atas 1) cagar alam; dan 2) suaka margasatwa, serta KPA terdiri atas 1) taman nasional; 2) taman hutan raya; dan 3) taman wisata alam.

(19)

Pasal 7 PP tentang Pengelolaan KSA dan KPA dan PP tentang RTRWN menyebutkan bahwa, kawasan suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut ditetapkan dengan kriteria:

1. merupakan tempat hidup dan berkembang biak satu atau beberapa jenis satwa langka dan/atau hampir punah;

2. memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi;

3. merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migrasi tertentu;

dan/atau;

4. mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Mukomuko di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko memiliki rencana kawasan konservasi yang bertujuan melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan, dan pembangunan pada umumnya di Kabupaten Mukomuko. Kawasan Konservasi di Kabupaten Mukomuko yang termasuk kedalam Wilayah Perencanaan Kota Mukomukom adalah Cagar Alam Mukomuko I.

Berikut ini adalah Zona Konservasi di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko.

Tabel 4.6. Zona Konservasi di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

Zona Sub Zona KODE SUB BWP BLOK LUAS

(Ha) Kelurahan

Zona Konservasi Cagar Alam CA

Sub BWP A

A-1 35,14Bandar Ratu, Ujung Padang A-2 107,68Bandar Ratu,

Pasar Sebelah

Sub BWP B B-1 5,13Pasar

Mukomuko Sub BWP C C-1 30,82Koto Jaya

C-2 14,28Koto Jaya

Luas Zona Konservasi 193,05

Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2021

4.3.1.3. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu kawasan yang berfungsi lindung. RTH adalah areal memanjang/jalur dan/atau areal mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

(20)

tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Fungsi RTH pada dasarnya untuk menjamin :

 Kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologi;

 Kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;

 Area pengembangan keanekaragaman hayati;

 Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;

 Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;

 Tempat pemakaman umum;

 Pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;

 Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;

 Penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria pemanfaatannya;

 Area mitigasi/evakuasi bencana; dan

 Ruang penempatan pertandaan (signage) bagi kegiatan tertentu seperti papan reklame, landmark kota dan lain-lain.

Rencana RTH di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko adalah sebagai berikut:

4. Ruang Terbuka Hijau Taman Kota (RTH-2)

Ruang terbuka hijau taman kota adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota .

Tujuan penetapan RTH-2 yaitu

 menciptakan kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi

 menyediakan area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan

 menyediakan tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kota

 menyediakan area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana

 menciptakan ruang alternatif sebagai landmark kota

 mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Kriteria Performa RTH-2 yaitu

 tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi

 tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan

 tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kota

(21)

 tersedianya area terbuka sebagai

 ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana

 tersedianya ruang alternatif sebagai landmark kota

 tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati.

Kriteria Perencanaan RTH-2 yaitu

 taman dapat berbentuk RRTH

 luas taman minimal 0,3 m2 per

 penduduk RW, dengan luas minimal 144.000 m2.

 dapat dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80%-90% dengan fasilitas yang terbuka untuk umum.

 jenis vegetasi dapat berupa pohon tahunan, perdu, dan semak yang ditanam secarberkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan.

Rencana RTH Taman Kota yang direncanakan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko ini terdiri atas RTH Taman seluas 36,25 ha terletak di Blok A-6 dan Blol B-1.

5. Ruang Terbuka Hijau Taman Kecamatan (RTH-3)

Ruang terbuka hijau taman kecamatan adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kecamatan.

Tujuan penetapan RTH-3 yaitu

 menciptakan kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi

 menyediakan area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan

 menyediakan tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kecamatan

 menyediakan area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana

 mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati Kriteria Performa RTH-3 yaitu

 tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi

 tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan

 tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kecamatan

(22)

 tersedianya area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana

 tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati

Kriteria Perencanaan RTH-3 yaitu

 lokasi taman berada pada wilayah kecamatan yang bersangkutan

 luas taman minimal 0,2 m2 per

 penduduk RW, dengan luas minimal 24.000 m2

 luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80%- 90% dari luas taman,

 sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas.

 pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman, juga terdapat minimal 50 (lima

 puluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman aktif dan minimal

 100 (lima puluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

Rencana RTH Taman Kecamatan yang direncanakan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko ini terdiri atas RTH Taman Kecamatan seluas 66 ha terletak di Blok B-2 dan Blok B-3

6. Ruang Terbuka Hijau Taman Kelurahan (RTH-4)

Ruang terbuka hijau taman kelurahan adalah taman yang ditunjukan untuk melayani penduduk satu kelurahan.

Tujuan penetapan RTH-4 yaitu

 menciptakan kawasan pengendalian air larian

 menyediakan area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan

 menyediakan tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kelurahan

 menyediakan area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana

 mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati

Kriteria Performa RTH-4 yaitu

 tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi

 tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan

(23)

 tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kecamatan

 tersedianya area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana

 tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati

Kriteria Perencanaan RTH-4 yaitu

 lokasi taman berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan

 luas taman minimal 0,3 m2 per

 penduduk RW, dengan luas minimal 9.000 m2

 luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80%- 90% dari luas taman,

 sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas.

 pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman, juga terdapat minimal 25 (dua puluh

 lima) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman aktif dan minimal

 50 (lima puluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

Rencana RTH Taman Kelurahan yang direncanakan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko ini terletak di Blok A-1, Blok A-2, Blok A-4, Blok B-2, Blok B-4, Blok C-1, Blok C-2, Blok C-3.

Berikut ini adalah Zona Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko.

Tabel 4.7. Zona Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

Zona Sub Zona KODE SUB BWP BLOK LUAS

(Ha) Kelurahan Ruang Terbuka

Hijau RTH Rimba Kota RTH-1 Sub BWP C C-3 629,85Pondok Batu,Tanah Harapan

C-4 9,99Tanah Harapan

RTH Taman Kota RTH-2

Sub BWP A A-6 7,75Ujung Padang

Sub BWP B B-1 28,5Pasar Mukomuko RTH Taman

Kecamatan RTH-3 Sub BWP B

B-2 34,73Pondok Batu

B-3 31,35Pasar Mukomuko RTH Taman

Kelurahan RTH-4 Sub BWP A A-1 25,65Ujung Padang,

Bandar Ratu

(24)

A-2 153,07Pasar Sebelah, Bandar Ratu

A.4 75,7Bandar Ratu

Sub BWP B B-2 15,5Pondok Batu

B-4 62,22Selagan Jaya Sub BWP C

C-1 52,54Koto Jaya

C-2 12.18Koto Jaya

C-3 15,52Pondok Batu

Luas Zona Ruang Terbuka Hijau 1.154,55 Sumber : Hasil Anaisis, 2021

4.3.1.4. Pertanian Lahan Pangan Berkelanjutan (LP2B)

Apabila di lihat pada peta Tutupan lahan dominasi yang paling besar adalah kawasan perkebunan sawit yang merupakan unggulan produksi Kota Mukomuko dan sekaligus unggulan produksi Kabupaten Mukomuko, sektor pertanian terutama padi sawah di Kota Mukomuko tidak dominan walaupun banyak lahan pertanian dan perladangan. Dengan demikian dalam perencanaan Detail Tata Ruang Wilayah Kota Mukomuko ini tidak ada zona pertanian Tanaman Pangan Berkelanjutan. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Mukomuko menempatan kawasan zona tanaman pangan berkelanjutan ini pada kawasan strategis pertanian yaitu di Kecamatan Lubuk Pinang , IX Koto dan Kecamatan Air Majunto.

4.3.2. Rencana Zona Budidaya

Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Berdasarkan Permen PU No. 11 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi, kawasan budidaya terdiri dari:

1) Zona perumahan, yang dapat yang dapat dirinci ke dalam perumahan dengan kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah kopel, rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dan sebagainya); zona perumahan juga dapat dirinci berdasarkan kekhususan jenis perumahan, seperti perumahan tradisional, rumah sederhana/sangat sederhana, rumah sosial, dan rumah singgah;

2) zona perdagangan dan jasa, yang meliputi perdagangan jasa skala kota, perdagangan dan jasa skala WP, perdagangan dan jasa skala SWP;

3) zona perkantoran, yang meliputi sub zona perkantoran;

(25)

4) zona sarana pelayanan umum, yang antara lain meliputi SPU skala kota, SPU skala kelurahan, SPU skala RW;

5) zona kawasan peruntukan industri, yang meliputi kawasan peruntukan industri;

6) zona pertanian, yang meliputi sub zona tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan;

7) Zona perikanan, yang meliputi sub zona perikanan tangkap dan perikanan budi daya;

8) Zona campuran, yang meliputi sub zona campuran intensitas tinggi, campuran intensitas menengah/sedang;

9) Zona perkantoran, yang meliputi sub zona perkantoran;

10) Zona transportasi, yang meliputi transportasi;

11) Zona pengolahan persampahan, yang meliputi pengolahan persampahan;

12) Zona pertahanan dan keamanan , yang meliputi pertahanan dan keamanan;

13) Zona pariwisata, yang meliputi sub zona pariwisata;

14) Zona Pembangkitan Tenaga Listrik, yang meliputi pembangkitan tenaga listrik

15) Zona Hutan Produksi, yang meliputi hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan produksi yang dapat dikonversi

16) Zona Badan Jalan

Rencana kawasan/ zona budidaya yang terdapat di Kawasan Perencanaan Kota Mukomuko meliputi:

 Zona perumahan

 Zona perdagangan dan Jasa

 Zona perkantoran

 Zona Campuran

 Zona Transportasi

 Zona Sarana Pelayanan Umum

 Zona pertanian

 Zona Badan Jalan

Pengaturan pemanfaatan ruang/lahan untuk kegiatan-kegiatan budidaya tersebut memperhatikan beberapa hal, yaitu:

 Perkembangan sosial-kependudukan;

 Prospek pertumbuhan ekonomi;

 Kondisi dasar serta daya dukung fisik dan lingkungan;

 Daya dukung prasarana dan fasilitas perkotaan;

 Penggunaan lahan eksisting dan kecenderungan perkembangan fisik kota;

 Batas kawasan lindung;

 Kebijakan pembangunan dan tata ruang yang hendak dituju;

 Perkembangan dan kebijakan pembangunan wilayah sekitar.

(26)

Tabel 4.8. Peruntukan Zona Budidaya di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

Zona Sub Zona KODE SUB BWP BLOK LUAS

(Ha) Kelurahan

Perumahan Perumahan

Kepadatan Sedang R-3

Sub BWP A

A-1 154,7Bandar Ratu, Ujung Padang A-2 18,99Bandar Ratu,

Pasar Sebelah A-3 419,24Bandar Ratu,

Pasar Sebelah A-4 132,96Bandar Ratu A-5 341,12Bandar Ratu,

Ujung Padang A-6 88,3Bandar Ratu,

Ujung Padangg

Sub BWP B

B-1 55,9Pasar Mukomuko B-2 331,7Pondok Batu,

B-3 221,97

Pasar Mukomuko, Selagan Jaya, Pondok Batu B-4 121,8Selagan Jaya

Sub BWP C

C-1 181,7

Koto Jaya, Tanah Harapan, Tanah Rekah C-2 141,7Koto Jaya,

Tanah Rekah C-3 283,58Pondok Batu,

Selagan Jaya C-4 42,5Tanah Harapan

Luas Zona Perumahan 2.536,58

Zona Perdagangan dan

Jasa Perdagangan dan

Jasa Skala Kota K-1 Sub BWP C C-2 8,7 Koto Jaya

Luas Zona Perdangangan dan Jasa 8,7

Zona Perkantoran Perkantoran KT Sub BWP A A-1 36,6Bandar Ratu

A-5 9,1Bandar Ratu

Luas Zona Perkantoran 45,7

Zona Transportasi Transportasi TR Sub BWP A A-2 42,8Bandar Ratu

Luas Zona Transportasi 42,8

Zona Campuran Campuran

Intensitas Tinggi C-1

Sub BWP A

A-1 86.8Bandar Ratu, Ujung Padang A-3 34.1Bandar Ratu,

Pasar Sebelah A-4 59,578Bandar Ratu Sub BWP B

B-1 24,4Pasar Mukomuko, Ujung Padang B-2 34,5Pondok Batu B-4 30,2Selagan Jaya

Sub BWP C C-3 46,7Pondok Batu

C-4 10,3Koto jaya

Luas Zona Campuran 326,2

Zona Pertanian Perkebunan P3 Sub BWP A A-1 54Bandar Ratu, Ujung

Padang A-2 217,9Pasar Sebelah,

(27)

Bandar Ratu A-3 983,8Bandar Ratu,

Pasar Sebelah A-4 566,3Bandar Ratu A-5 451,2Pasar Mukomuko,

Ujung Padang A-6 325,4Bandar Ratu, Ujung

Padang

Sub BWP B

B-1 13,8Pasar Mukomuko B-2 652,6Pondok Batu,

Selagan Jaya

B-3 2.604,81

Pasar Mukomuko, Pondok Batu, Selagan Jaya B-4 257,6Selagan Jaya

Sub BWP C

C-1 438,6

Koto Jaya, Tanah Harapan, Tanah Rekah C-2 106,7Koto Jaya

C-3 1.612,4

Pondok Batu, Tanah Harapan, Selagan Jaya

C-4 1.915,9

Koto Jaya, Tanah Harapan, Tanah Rekah

Luas Zona Pertanian 10.201,12

Zona Badan Jalan Badan Jalan BJ

Sub BWP A

A-1 16.7Bandar Ratu, Ujung Padang

A-2 1.1Bandar Ratu

A-3 9Bandar Ratu,

Pasar Sebelah

A-4 4.6Bandar Ratu

A-5 4.7Bandar Ratu, Ujung Padang A-6 1.5Ujung Padang

Sub BWP B

B-1 7.8Koto Jaya, Pasar Mukomuko B-2 11,57Pondok Batu B-3 2.9Pasar Mukomuko B-4 4.6Selagan Jaya

Sub BWP C

C-1 7.1

Koto Jaya, Tanah Harapan, Tanah Rekah

C-2 3Koto Jaya

C-3 12,84Pondok Batu, Selagan Jaya

C-4 10.8

koto Jaya, Tanah Harapan, Tanah Rekah

Luas Zona Badan Jalan 98,07

Zona Sarana Pelayanan

Umum SPU Skala Kota SPU-1 Sub BWP A A-5 16,7Ujung Padang

Luas Zona Sarana Pelayanan Kota 16,7

(28)

Sumber : Hasil Anaisis, 2021

Gambar 4.1. Peta Rencana Zona Budidaya di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

(29)

4.3.2.1. Perumahan (R)

Kawasan perumahan adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama sebagai temppat tinggal atau lingkungan hunian. Penetapan dan pengembangan kawasan perumahan ditujukan untuk:

1. Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman;

2. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat;

3. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat. aman, serasi, dan teratut;

4. Mendukung pertumbuhan wilayah dan peneybaran penduduk yang rasional melalui pertumbuhan kawasan dan lingkungan perumahan sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

5. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan;

6. Memberdayakan para pemangku kepentngan bidang pembangunan perumahan dan permukiman;

7. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional, dan

8. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, serasi, aman, terpadu, teratur, terencana, dan berkelanjutan.

Kawasan perumahan dan permukiman memiliki fungsi antara lain:

1) Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial, dan

2) Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga.

Untuk kawasan perumahan di Kawasan Kecamatan Kota Mukomuko direncanakan pengembangan perumahan yaitu

(30)

Kawasan perumahan kepadatan sedang yaitu peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang antara jumlah bangunan rumah dengan luas lahan dengan tujuan menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat kepadatan sedang.

Adapun kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan perumahan adalah sebagai berikut:

 Zona dengan wilayah perencanaan yang memiliki kepadatan bangunan 40 (empat puluh) – 100(seratis) rumah/hektar

 Zona peruntukan hunian dengan luas persil dari 150 m2 sampai dengan 250 m2

 Ketentuan pokok tentang perumahan, permukiman, peran masyarakat dan pembinaan perumahan dan permukiman nasional mengacu kepada peraturan perundang-undangan terkait perumahan dan permukiman;

 pemanfaatan ruang untuk kawasan perumahan dan permukiman harus sesuai dengan daya dukung tanah setempat dan harus dapat menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup;

 kawasan perumahan dan permukiman harus memiliki prasarana jalan dan terjangkau oleh sarana transportasi umum;

 pemanfaatan dan pengelolaan kawasan perumahan dan permukiman harus didukung oleh ketersediaan fasilitas fisikk atau utilitas umum (pasar, pusat perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana air bersih, persampahan, penanganan air limbah dan drainase) dan fasilitas sosial (kesehatan, pendidikan, agama);

 tidak mengganggu fungsi lindung yang ada;

 tidak mengganggu di upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam Didalam pemenuhan kebutuhan perumahan tersebut, perlu dibedakan pula antara pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang dilaksanakan secara individu serta suplai kebutuhan perumahan yang dilaksanakan oleh pengembang, baik yang dilakukan oleh Perumnas, Koperasi ataupun pengembang lainnya yang umumnya menyelenggarakan

(31)

pengembangan perumahan skala besar. Kecenderungan pola perkembangan kegiatan perumahan dan permukiman yang dilakukan oleh individu, umumnya memiliki pola menerus atau contiguous (perluasan kluster permukiman yang telah ada, adapun pola yang dikembangkan oleh pengembang perumahan umumnya mengikuti pola melompat (skipping), yaitu memilih lokasi yang diperkirakan memiliki nilai jual yang menguntungkan secara ekonomi.

Berdasarkan ijin lokasi yang telah diterbitkan, persebaran lokasi perumahan teratur yang dikembangkan oleh pemerintah daerah atau swasta.

Selain itu di kawasan pusat kota, yaitu di Kelurahan Bandar Ratu telah dikembangkan beberapa perumahan oleh pengembang. Pengembangan perumahan dan permukiman baru dapat dirangsang perkembangannya melalui penyiapan lahan Kasiba atau Lisiba. Selain itu, ada kecenderungan upaya pengembangan lahan rawa melalui reklamasi rawa yang potensial melaui aplikasi teknologi untuk dikembangkan sebagai cadangan lahan bagi kepentingan pengembangan kegiatan perkotaan, salah satu diantaranya adalah peruntukan lahan perumahan dan permukiman. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan didalam pengembangan perumahan teratur (yang dikembangkan oleh pengembang) termasuk penyediaan kavling siap bangun, antara lain :

 Kecenderungan untuk memanfaatkan kawasan terbangun disekitarnya dalam wujud kegiatan sektor perkotaan seperti perdagangan, perkantoran, industri dan sebagainya serta ketersediaan berbagai sarana dan fasilitas pendukungnya sebagai daya tarik pemasarannya;

 Menghindari kawasan pusat kota, namun memiliki aksesibilitas yang baik dari dan menuju kawasan ke pusat-pusat aktifitas perkotaan; dan

 Harga lahan yang relatif rendah.

Dengan pertimbangan tersebut, maka kawasan yang terdapat di Wilayah Kelurahan Pasar Mukomuko dan Kelurahan Bandar Ratu serta Kelurahan Koto Jaya memiliki daya tarik bagi sektor pengembang perumahan sejalan dengan pengembangan kegiatan Pada wilayah Ilir, pengembangan perumahan teratur dapat diarahkan pada kawasan-kawasan yang relatif masih memiliki cadangan

(32)

lahan potensial pengembangan perumahan, seperti di desa Pondok Batu, Tanah Harapan dan Tanah Rekah.

Adapun untuk bagian kawasan yang termasuk dalam kawasan perkotaan di bagian wilayah Ilir, seperti Desa Pasar Sebelah dan Ujung Padang pemanfaatan lahannya sudah semakin intensif sehingga kurang dapat memberikan kenyamanan untuk dijadikan sebagai lahan perumahan dan permukiman. Adapun bagian wilayah Seberang Ulu yang berbatasan langsung dengan tepi Sungai selagan terutama beberapa kelurahan di wilayah Selagan Jaya dan Tanah Harapan karena keterkaitan fungsional dengan kawasan pusat kota, maka lebih memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga diarahkan untuk pengembangan kegiatan sektor perdagangan dan jasa serta pariwisata dengan menerapkan konsep waterfront city. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 Zona Perumahan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko.

Tabel 4.9. Zona Perumahan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

Zona Sub Zona KODE SUB BWP BLOK LUAS

(Ha) Kelurahan

Perumahan Perumahan

Kepadatan Sedang R-3

Sub BWP A

A-1 154,7Bandar Ratu, Ujung Padang A-2 18,99Bandar Ratu,

Pasar Sebelah A-3 419,24Bandar Ratu,

Pasar Sebelah A-4 132,96Bandar Ratu A-5 341,12Bandar Ratu,

Ujung Padang A-6 88,3Bandar Ratu,

Ujung Padangg

Sub BWP B

B-1 55,9Pasar Mukomuko B-2 331,7Pondok Batu,

B-3 221,97

Pasar Mukomuko, Selagan Jaya, Pondok Batu B-4 121,8Selagan Jaya

Sub BWP C

C-1 181,7

Koto Jaya, Tanah Harapan, Tanah Rekah C-2 141,7Koto Jaya,

Tanah Rekah C-3 283,58Pondok Batu,

Selagan Jaya C-4 42,5Tanah Harapan

Luas Zona Perumahan 2.536,58

Sumber : Hasil Anaisis, 2021

(33)

4.3.2.2. Perdagangan dan Jasa (K)

Sektor perdagangan dan jasa merupakan sektor kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PDRB kabupaten Mukomuko setelah industri pengolahan. Saat ini perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa terkonsentrasi pada bagian kawasan pusat kota serta pada beberapa koridor jalur jaringan jalan utama kota, yaitu :

1. Ruas Jl. Sudiman – RA. Kartini

2. Pasar Tradisonal Mukomuko–Kantor Pemerintahan 3. Jln. Trans Sumatera – Jln. Sam Ratulangi;

4. Komplek Perkantoran Bandar Ratu – Pasar Sebelah 5. Pasar Tradisonal Mukomuko – Ujung Padang

6. Ruas Jalan Koto Jaya – Pasar Mukomuko

Kegiatan perdagangan sebagaimana dimaksud, umumnya terdiri dari pusat perbelanjaan retail dalam berbagai tingkatan skala pelayanan, ruko-ruko dan pertokoan, rumah makan, pasar tradisional dan sebagainya. Adapun kegiatan jasa seperti perhotelan, perbankan, pom bensin, jasa travel dan lain- lain. Kegiatan-kegiatan tersebut umumnya terdapat di kawasan pusat kota antara pasar mukomuko menuju pusat perkantoran Pemerintah di Kelurahan Bandar Ratu.

Arahan pemanfaatan ruang untuk kegiatan perdagangan dan jasa diarahkan pada upaya penegasan, reformulasi dan pengendalian dalan arahan RTRW Kabupaten Mukomuko sebelumnya berkaitan dengan upaya pemisahan antara kegiatan perdagangan dan jasa yang memiliki skala pelayanan regional dan kegiatan perdagangan yang memiliki jangkauan pelayanan internal Kota Mukomuko dan pelayanan lokal. Arahan pemanfaatan ruang untuk kegiatan perdagangan dan jasa tersebut, yaitu Berikut blok Perdagangan dan Jasa (K-1) yang berada di Kelurahan Koto Jaya.

Tabel 4.10. Zona Perdagangan dan Jasa di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

Zona Sub Zona KODE SUB BWP BLOK LUAS

(Ha) Kelurahan Zona Perdagangn dan

Jasa

Perdagangan dan Jasa Skala

Kota K-1 Sub BWP C C-2 8,7Koto Jaya

Luas Zona Perdangangan dan Jasa 8,7

Sumber: Hasil analisis, 2021

(34)

Kawasan perdagangan dan jasa adalah lokasi yang ditetapkan untuk transaksi langsung antara pembeli dan pedagang atau kegiatan pelayanan yang wadah fisiknya antara lain berupa pertokoan, pasar, pusat belanja dan pertokoan.

Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa ditujukan untuk menyediakan ruang bagi pengembangan sektor ekonomi melalui lapangan usaha perdagangan, pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Kawasan perdagangan memiliki fungsi antara lain:

 memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa antar masyarakat yang membutuhkan (sisi permintaan) dan masyarakat yang menjual jasa (sisi penawaran); dan

 menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang dominan terhadap PDRB.

Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan perdagangan dan jasa adalah:

 peletakan bangunan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung disesuaikan dengan kebutuhan konsumen;

 jenis-jenis bangunan yang diperbolehkan antara lain:

 bangunan usaaha perdagangan (eceran dan grosir); toko, warung;

 tempat penginapan : hotel, guest house, motel, dan penginapan lainnya;

 bangunan penyimpanan dan pergudangan : tempat parkir, gudang;

 bangunan tempat pertemuan: aula, tempat konferensi;

 bangunan pariwisata/rekreasi (di ruang tertutup) : bioskop, area bermain

 pemanfaatan ruang di kawasan perdagangan dan jasa diperuntukan untu sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai kaidah cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian fungsi lingkungan hidup.

A. Perdagangan dan Jasa Skala Kota

Kawasan pusat kota ”CBD” dan sekitarnya. Kelurahan-kelurahan yang termasuk dalam lingkup kawasan ini, yaitu:

1) Kelurahan Pasar Mukomuko dan Kelurahan Bandar Ratu, sebagai CBD dalam Kecamatan Kota Mukomuko;

2) Kelurahan Ujung Padang. Merupakan kawasan perluasan kegiatan pusat kota di Kelurahan Bandar Ratu. Kawasan pusat kota ini tetap

(35)

dipertahankan fungsinya untuk melayani skala kota dan regional selain karena kecenderungan perkembangan yang ada, juga sekaligus merupakan pusat ”kota lama” yang menjadi landmark Kecamatan Kota Mukomuko;

3) Kelurahan Koto Jaya. Merupakan pengembangan kegiatan yang direncanakan sebagai upaya percepatan dan distribusi kegiatan pembangunan, yaitu :

 Perdagangan skala regional di Kelurahan Pasar Mukomuko yang didukung oleh pembangunan Terminal Terpadu terminal Tipe C,

 Pasar Tradisonal di Desa Pasar Sebelah dan Kelurahan Koto Jaya merupakan pusat perdagangan grosir atau skala internal Kecamatan.

4) Kawasan koridor Jln Sudirman-Jalur Dua sampai pusat perkantoran Bandar Ratu mulai dari simpang Jl. Ahmad Yani. Pengembangan kawasan perdagangan di bagian kawasan ini diarahkan untuk berperan sebagai countermagnet bagi kawasan pusat kota lama (pusat utama). Pengembangan kegiatan komersil pada bagian kawasan ini erat kaitannya didalam mendukung kebijakan relokasi kegiatan perkantoran pemerintahan Kabupaten Mukomuko dari bagian wilayah Ilir ke bagian Kelurahan Pasar Mukomuko. Kebijakan relokasi ini memberikan implikasi perlunya dukungan pengembangan sarana dan fasilitas perkotaan di bagian wilayah Kelurahan Bandar Ratu untuk menghindari konsentrasi pergerakan ke kawasan perkantoran. Pada kawasan ini juga perlu diarahkan untuk mengalokasikan kawasan untuk pengembangan kegiatan perumahan dan perlu direncanakan untuk pembangunan pusat perbelanjaan, mini market untuk mengurangi pergerakan ke kearah pusat perkantoran.

B. Perdagangan dan Jasa Skala Bagian Wilayah Lokal

Perdagangan dan jasa yang memiliki skala pelayanan bagian wilayah kota, relatif tersebar pada beberapa spot kawasan dan koridor ruas-ruas jaringan jalan utama kota, seperti :

(36)

1) Jln Trans Sumatera dari kelurahan Kota Jaya akan menjadi SPOT perdagangan di BWP C;

2) Kelurahan Pasar Mukomuko merupakan sentra perdagangan untuk BWP B

3) Kelurahan Bandar Ratu adalah sentra perdagangan untuk BWP A Perkembangan pada bagian kawasan ini cukup dinamis dan memiliki prospek ekonomi yang baik, terutama pada kawasan persimpangan di Bundaran dan Pusat Perkantaron di Bandar Ratu yang ditinjau dari aspek jangkauan pelayanannya mencakup tidak saja bagian wilayah kota melainkan skala kota bahkan regional :

1) Perkembangan kegiatan komersil pada koridor Jl. Sudirman saat ini memang belum menunjukkan tingkat yang dinamis, namun karena memiliki nilai aksesibilitas yang baik karena merupakan jalur perlintasan alternatif menghindari kemacetan pada ruas Jl.

Sudirman terutama pada saat jam sibuk (peak hour) menuju kawasan pusat kota, maka kawasan ini memiliki nilai strategis dan ekonomi. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk mengalokasikan ruang untuk kegiatan komersil pada ruas jalan tersebut selain berfungsi untuk menahan pergerakan dari arah barat ke arah pusat kota dengan tujuan berbelanja. Kawasan yang dapat dikembangkan untuk kegiatan komersil ini yaitu Kel. Bandar Ratu, Desa Ujung Padang, Kel. Pasar Mukomuko dan sebagian Kel.

Koto Jaya

2) Kelurahan Koto Jaya, Desa Ujung Padang, Kelurahan Bandar Ratu dan Kelurahan Pasar Mukomuko merupakan bagian dari kawasan pusat kota, dan direncanakan akan dijadikan kawasan perkotaan.

3) Desa Pasar Sebelah merupakan kawasan yang berpotensi untuk Pengembangan kawasan agropolitan pada dasarnya upaya untuk menggali potensi kegiatan sektor pertanian terutama subsektor unggulan yang telah ditentukan, berdasarkan kriteria tertentu antara lain produknya mempunyai daya saing yang cukup besar.

Pada pengembangan agropolitan perlu adanya kawasan pusat produksi yang menjadi andalan untuk menghasilkan komoditi unggulan dan yang lainnya adalah kawasan pusat pelayanan bagi berkembangnya kawasan agropolitan.

(37)

4.3.2.3. Perkantoran (KT)

Zona perkantoran diartikan sebagai bagian dari kawasan budidaya perkotaan dengan fungsi dominan berupa kantor, mengelompok atau berada dalam satu kesatuan wilayah dengan kesamaan aktivitas, sebagai wadah kegiatan perdagangan, jasa, maupun pelayanan umum. Secara umum, kawasan perkantoran dibedakan menjadi kantor pemerintah dan swasta. Pengembangan kawasan perkantoran pemerintah ditujukan untuk menyediakan ruang bagi kegiatan pemerintahan baik untuk pemerintah tingkat kelurahan, kecamatan, kota maupun provinsi. Adapun untuk perkembangan perkantoran swasta dan jasa komersial diarahkan pada kawasan perdagangan dan jasa.

Alokasi rencana pemanfaatan ruang untuk kegiatan perkantoran dan pemerintahan, dibedakan berdasarkan hirarki perkantoran pemerintahan serta jangkauan pelayanan kegiatan perkantoran yang dimaksud. Didasarkan atas kedudukan status dan fungsi yang diemban Kota Mukomuko, maka dari aspek ketataprajaan, Kota Mukomuko mengemban dua fungsi pemerintahan, yaitu sebagai pusat kegiatan pemerintahan Kabupaten Mukomuko dan fungsi sebagai pusat wilayah administrasi wilayah Mukomuko yang memiliki status administrasi sebagai wilayah Kota. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi saat ini sebagai implementasi arahan RTRW Kabupaten Mukomuko 2012 - 2022, maka alokasi pemanfaatan ruang untuk kegiatan perkantoran pemerintahan Kecamatan Kota Mukomuko diarahkan di bagian wilayah Kelurahan Bandar Ratu.

Adapun untuk kegiatan pusat pemerintahan Kota Mukomuko relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan rencana sebelumnya yaitu cenderung terkonsentrasi di kawasan pusat kota. Didasarkan pada Aturan Pola Pemanfaatan Ruang (zoning regulation) pada Kawasan Perkotaan yang dikeluarkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah tahun 2003, maka alih fungsi peruntukan bangunan dalam satu zona peruntukkan di bagian wilayah Ilir ini relatif tidak mengubah struktur dan pola pemanfaatan ruang yang telah ada. Pada tingkat yang lebih rendah, kegiatan perkantoran pemerintahan dan kegiatan perkantoran lainnya yang memiliki skala pelayanan lokal tersebar pada 4 wilayah kelurahan yaitu Kel. Bandar ratu, Kel. Ujung Padang, Kel. Pasar Mukomuko dan Kel.Koto Jaya.

Berikut blok Perkantoran (KT) di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko:

Gambar

Tabel 4.1. Klasifikasi Zona dan Sub Zona di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko
Tabel 4.2. Pembagian Sub Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko Wilayah Perencanaan SUB WP BLOK LUAS (Ha)
Tabel 4.3. Zona Peruntukan Kegiatan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko
Tabel 4.4. Peruntukan Zona Lindung Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kawasan peruntukan pertanian meliputi: kawasan pertanian pangan berkelanjutan, tegalan (tanah ladang), lahan kering, dan hortikultura.. Kawasan pertanian pertanian

a. Mengembangkan PKW Tilamuta sebagai pusat industri pengolahan hasil perikanan yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu. Mengembangkan kawasan peruntukan

Untuk pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Bondowoso seluas kurang lebih 6.303,81 Ha, yang meliputi seluruh wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan

(4) Kawasan peruntukan industri rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa kawasan aglomerasi industri rumah tangga ditetapkan di sebagian

c. Dari sisi lingkungan meliputi keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitarnya, keseimbangan peruntukan lahan dengan daya dukung lingkungan, serta

Pada kawasan perkotaan diarahkan pengembangannya untuk berbagai kegiatan perkotaan yang meliputi; permukiman perkotaan, sarana dan prasarana permukiman (fasilitas sosial dan umum),

 Kawasan peruntukan permukiman perdesaan, penetapan lokasi sebagai fungsi kawasan peruntukan permukiman perdesaan meliputi seluruh desa di Kecamatan Loceret,

c. Dari sisi lingkungan meliputi keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitarnya, keseimbangan peruntukan lahan dengan daya dukung lingkungan, serta