BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL 4.1.1 Pengkajian
4.1.1.1 Pasien 1
Ny. R berumur 32 tahun,, pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, status perkawinan menikah, pendidikan smp, beragama islam dan beralamat di desa randugunting rt 03 rw 01 Kota Tegal. Diagnosa medis abdominal pain. Identitas penanggung jawab Tn. S berumur 36 tahun, pekerjaan wiraswasta, hubungan dengan pasien menikah dan beralamat di desa randugunting rt 03 rw 01 Kota Tegal.
Keluhan utama klien mengatakan nyeri pada bagian perut kiri atas sejak 1 hari yang lalu, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5 berlangsun g 5-10 menit hilang timbul, wajah pasien tampak menahan rasa sakit, mual muntah 5 kali sehari, kurang nafsu makan. Klien tidak memiliki riwayat penyakit. Ny. R tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan atau pun makanan. Hasil pemeriksaan sementara didapatkan tanda-tanda vital pernapasan : 20 kali per menit, tekanan darah : 100/80mmHg, suhu : 36,6 c, nadi :87 kali per menit, pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis dengan Glasglow Coma Scale, eyes 4, motorik 5, verbal 6 (E/M/V)
hasilnya 15. Hasil pengukuran kekuata otot didapatkan ekstermitas bawah bagian sinitra dan dekstra bernilai 5, ekstermitas bawah bagian sinitra dan dekstra bernilai 5.
Pola persepsi, pasien mengatakan bahwa Kesehatan itu penting dan Ketika pasien atau anggota keluarganya ada yang sakit segera dilarikan ke pelayanan Kesehatan terdekat.
Pola nutrisi dan metabolik, pasien mengatakan sebelum sakit makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk, sayur dan makanan kesukaan telor balado, minum 6-8 gelas sehari. Selama sakit makan masakan dari rumah sakit dan hanya menghabiskan 1/3 porsi karna tidak nafsu dan mual muntah setiap habis makan, minum pasien hanya 2-3 kali sehari.
Pola eliminasi, pasien mengatakan sebelum sakit bab 1 kali sehari tidak ada lendir maupun darah dengan frekuensi warna kuning kecoklatan, bak 2-3 kali sehari warna kuning jernih dan bau khas. Selama sakit bab 1 kali sehari dengan frekuensi warna kuning kecoklatan, bak 2-3 kali sehari warna kuning jernih dan bau khas.
Pola aktivitas, pasien mengatakan sebelum sakit menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai irt. Pada waktu senggang pasien biasanya menonton tv, bermain hp atau kumpul dengan keluarganya. Selama sakit pasien mengtakan hanya berbaring main hp saja dirumah sakit.
Pola kognitif, pasien mengatakan sebelum sakit dapat berbicara dengan jelas, orientasi jelas dan dapat menjawab sempurna dengan verbal.
Selama sakit pasien dapat berbicara dengan jelas, orientasi sadar tampak lemah dan dapat menjawab sempurna dengan verbal.
Pola istirahat dan tidur, pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur kurang lebih 8 jam dengan kriteria pada malam hari dan siang hari hanya kurang lebih 2 jam. Selama sakit pada siang hari tidak bisa tidur karna nyeri muncul dan pada malam hari kurang lebih 5 jam.
Pola konsep diri gambaran diri : pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, ideal diri : pasien mengatakan berharap agar cepat sembuh dan bisa berkumpul dengan aggota keluarganya, harga diri : hubungan pasien dengan perawat dan orang disekitarnya baik, peran diri : pasien dirumah sebagai irt, identitas diri : pasien dirumah sebagai irt dan melakukan kewajiban dirumah.
Pola peran dan hubungan, hubungan pasien dengan keluarga, masyarakat, orang sekitar dan perawat baik.
Pola seksual, pasien berjenis kelamin perempuan dan sudah mempunyai anak 2
Pola mekanisme dan koping, pasien mengatakan jika mempunyai masalah biasanya menyelesaikan masalahnya dibantu suami dengan cara berunding.
Pola nilai kepercayaan, pasien mengatakan beragama islam dan menjalankan kewajibanya sebagai umat muslim.
Pemeriksaan rambut berwarna hitam dan beruban dibeberapa ba gian kepala dengan tekstur lurus, turgor kulit kurang dari 3 detik, CRT kuku kurang dari 2 detik. Pemerksaan bagian kepala hingga leher, mata tidak menggunakan alat bantu penglihatan, konjungtiva tidak anemis, sim etris kanan dan kiri, telinga tidak ada gangguan pendengaran, bersih dan simetris kanan dan kiri, mulut bersih tidak ada sariawan dan mukosa bibi r kering, leher tidak ada benjolan dan pembesaran kelenjar tiroid.
Pemeriksaan Toraks dan Paru-paru, jantung inspeksi ictus cardik tidak teraba, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi redup, auskultasi s1 da n s2 reguler. Paru-paru inspeksi perkembangan dada simetris, palpasi tida k ada nyeri tekan, perkusi resoran, auskultasi tidak ada suara tambahan.
Abdomen inspeksi tidak ada bekas luka, auskultasi peristaltik usus 19x/m enit, perkusi timpani, palpasi ada nyeri tekan dibagian perut kiri atas kuadran 3.
Pemeriksaan pada Genetalia tidak terpasang kateter. Pemeriksaa n Anus tidak ada benjolan dan tidak nampak pembesaran kelenjar hemor oid. Pemeriksaan Ektremitas Ny. R yaitu dengan kekuatan otot normal 5 pada bagian atas bawah kanan dan kiri.
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien 1 Ny. R Set Darah Lengkap pada tanggal 29 Mei 2023 Hemoglobin 13.8 q/dL, Leukosit 9.65 10ˆ3/ul,
Hemotokrit 43.5 §, Trombosit 300 10ˆ3/ul, Eritrosit 7.1 10ˆ6/ul, MCV 22.3 fL, MCH 7.1 pq, MCHC 31.4 g/d.
4.1.1.2 Ny. K berumur 30 tahun,, pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, status perkawinan menikah, pendidikan sma, beragama islam dan beralamat di desa dampyak rt 03 rw 02 Kota Tegal. Diagnosa medis gastritis.
Identitas penanggung jawab Tn. A berumur 33 tahun, pekerjaan wiraswasta, hubungan dengan pasien menikah dan beralamat di desa dampyak rt 03 rw 02
Keluhan utama klien mengatakan nyeri pada bagian perut kiri atas sejak 3 hari yang lalu, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5 berlangsung 5-10 menit hilang timbul, wajah pasien tampak menahan rasa sakit, mual muntah 5 kali sehari, kurang nafsu makan. Klien pernah mejalankan post op apendixtomy pada tahun 2019 dan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan atau pun makanan. Hasil pemeriksaan sementara didapatkan tanda-tanda vital pernapasan : 20 kali per menit, tekanan darah : 120/90mmHg, suhu : 37,1 c, nadi : 93 kali per menit, pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis dengan Glasglow Coma Scale, eyes 4, motorik 5, verbal 6 (E/M/V) hasilnya 15. Hasil pengukuran kekuata otot didapatkan ekstermitas bawah bagian sinitra dan dekstra bernilai 5, ekstermitas bawah bagian sinitra dan dekstra bernilai 5.
Pola persepsi, pasien mengatakan bahwa Kesehatan itu sangat penting dan ketika pasien atau anggota keluarganya ada yang sakit segera dilarikan ke pelayanan Kesehatan terdekat.
Pola nutrisi dan metabolik, pasien mengatakan sebelum sakit makan 3 kali sehari dengan frekuensi nasi, lauk, sayur dan makanan kesukannya makanan yang pedas. Minum 6 sampai 8 gelas sehari. Selama sakit makan dari rumah sakit dan hanya menghabiskan 1/3 porsi karna tidak nafsu makan dan mual muntah setiap habis makan. Minum pasien hanya 2-3 gelas hari.
Pola eliminasi, pasien mengatakan bab 1 kali sehari tidak ada lendir maupun darah dengan frekuensi warna kuing kecoklatan. Bak 2-3 kali sehari warna kuning jernih dan bau khas. Selama sakit bab 1 kali sehari tidak ada lender maupun darah dengan frekuensi warna kuning kecoklatan, bak 2-3 kali sehari warna kuning jernih dan bau khas.
Pola aktivitas, pasien mengatakan sebelum sakit menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai irt. Pada waktu senggang pasien biasanya menonton tv, bermain hp atau kumpul dengan keluarganya. Selama sakit pasien hanya berbaring, bermain hp saja dirumah sakit.
Pola kognitif, pasien mengatakan sebelum sakit dapat berbicara dengan jelas, orientasi jelas dan dapat menjawab pertanyaan dengan verbal sempurna. Selama sakit pasien dapat berbicara dengan jelas, orientasi sadar tampak lemah dan dapat menjawab pertanyaan dengan verbal sempurna.
Pola istirahat dan tidur, pasien mengatakan sebelum sakit tidur sehari kurang lebih 8 jam dengan kriteria pada malam hari dan siang hari
kurang lebih 2 jam. Selama sakit pada siang hari tidur kurang lebih 2 jam sedangkan pada malam hari kurang lebih hanya 4 jam karna rasa nyeri yang muncul.
Pola konsep diri gambaran diri : pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, ideal diri : pasien mengatakan berharap agar cepat sembuh dan bisa berkumpul dengan aggota keluarganya, harga diri : hubungan pasien dengan perawat dan orang disekitarnya baik, peran diri : pasien dirumah sebagai irt, identitas diri : pasien dirumah sebagai irt dan melakukan kewajiban dirumah.
Pola peran dan hubungan, pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga, masyarakat, orang sekitar dan perawat baik.
Pola seksual, pasien berjenis kelamin perempuan, sudah mempunyai anak 1 perempuan dan masih smp.
Pola mekanisme koping, jika pasien mempunyai masalah biasanya dibantu suami dengan cara berunding.
Pola nilai kepercayaan, pasien mengatakan beragama islam dan menjalankan kewajiban perintah allah swt.
Pemeriksaan rambut berwarna hitam dan beruban dibeberapa ba gian kepala dengan tekstur lurus, turgor kulit kurang dari 3 detik, CRT kuku kurang dari 2 detik. Pemerksaan bagian kepala hingga leher, mata tidak menggunakan alat bantu penglihatan, konjungtiva tidak anemis, sim etris kanan dan kiri, telinga tidak ada gangguan pendengaran, bersih dan
simetris kanan dan kiri, mulut bersih tidak ada sariawan dan mukosa bibi r kering, leher tidak ada benjolan dan pembesaran kelenjar tiroid.
Pemeriksaan Toraks dan Paru-paru, jantung inspeksi ictus cardik tidak teraba, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi redup, auskultasi s1 da n s2 reguler. Paru-paru inspeksi perkembangan dada simetris, palpasi tida k ada nyeri tekan, perkusi resoran, auskultasi tidak ada suara tambahan.
Abdomen inspeksi tidak ada bekas luka, auskultasi peristaltik usus 15x/m enit, perkusi timpani, palpasi ada nyeri tekan dibagian perut kiri atas kuadran 3.
Pemeriksaan pada Genetalia tidak terpasang kateter. Pemeriksaa n Anus tidak ada benjolan dan tidak nampak pembesaran kelenjar hemor oid. Pemeriksaan Ektremitas Ny. R yaitu dengan kekuatan otot normal 5 pada bagian atas bawah kanan dan kiri.
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien 1 Ny. K Set Darah Lengkap pada tanggal 31 Mei 2023 Hemoglobin 14.3 q/dL, Leukosit 9.65 10ˆ3/ul, Hemotokrit 42.0 §, Trombosit 393 10ˆ3/ul, Eritrosit 4.82 10ˆ6/ul, MCV 87.3 fL, MCH 29.7 pq, MCHC 34.1 g/d.
4.1.2 Analisa Data
Analisis Data Etiologi Masalah
Pasien 1
Data Subjektif :
Pasien mengatakan nyeri dibagian perut kiri atas
O: pasien mengatakan nyeri P: nyeri saat bergerak Q: seperti ditusuk tusuk R: perut kiri atas
S: 5
T: hilang timbul
U: nyeri sejak 1 hari yang lalu V: pasien berharap cepat sembuh
Data Objektif :
- pasientampak meringis kesakitan
- pasien tampak memegangi perutnya
Agen Cidera Biologis Nyeri Akut
Pasien 2
Data Subjektif :
Pasien mengatakan nyeri
Agen Cidera Biologis Nyeri Akut
dibagian perut kiri atas O: pasien mengatakan nyeri P: nyeri saat bergerak Q: seperti ditusuk tusuk R: perut kiri atas
S: 5
T: hilang timbul
U: nyeri sejak 3 hari yang lalu V: pasien berharap cepat sembuh
Data Objektif :
- pasientampak meringis kesakitan
- pasien tampak memegangi perutnya
Tabel 1 Analisa Data
4.1.3 Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian masalah diatas, masalah keperawatan yang ditenukan pada Ny. R dan Ny. K adalah :
1). Nyeri akut yang disebabkan oleh makanan seblak pedas yang dikonsumsi pasien dengan data yang didapat yaitu klien mengeluh nyeri
perut dibagian kiri atas sejak beberapa hari yang lalu nyeri seperti ditusuk, nyeri tidak menyebar, berlangsung selama 5-10 menit hilang timbul skala nyeri 5.
4.1.4 Intervensi Keperawatan 4.1.4.1 Pasien 1
Dari data yang didapatkan pada saat pengkajian diperoleh diagnosa nyeri. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapk an tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : kesulitan tidur menurun, keluhan nyeri teratasi, pasien tidak meringis kesakitan. Peneliti merencanakan tindakan keperawatan mengidentifikasi skala nyeri, memberikan terapi gel lidah buaya, kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, kolaborasi pemberian terapi obat.
4.1.4.2 Pasien 2
Dari data yang didapatkan pada saat pengkajian diperoleh diagnosa nyeri. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapk an tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : kesulitan tidur menurun, keluhan nyeri teratasi, pasien tidak meringis kesakitan. Peneliti merencanakan tindakan keperawatan mengidentifikasi skala nyeri, memberikan terapi gel lidah buaya, kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, kolaborasi pemberian terapi obat.
4.1.5 Implementasi Keperawatan 4.1.5.1 Pasien 1
Implementasi yang dilakukan hari pertama pada hari senin tanggal 29 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data subjektif penyebab saat bergerak, qualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, pada bagian perut kiri atas, skala nyeri 5, waktu nyeri hilang timbul, nyeri sejak 1 hari yang lalu dan pasien berharap cepat sembuh dan data objektif pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak memegangi perutnya.
Implementasi berikutnya memberikan terapi gel lidah buaya didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia, pasien mengatakan nyeri perut kiri atas dan data objektif skala wajah 5. Implementasi berikutnya kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri didapatkan data subjektif pasien mengatakan mengetahui lokasi dan kapan nyeri itu muncul, data objektif pasien tampak mengetahui penyakitnya dan implementasi kolaborasi pemberian terapi obat didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia jika diberi obat dan data objektif pasien kooperatif
Implementasi yang dilakukan hari kedua pada hari selasa tanggal 30 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data subjektif penyebab saat bergerak, qualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, pada bagian perut kiri atas, skala nyeri 3, waktu nyeri hilang timbul, nyeri sejak 1 hari
yang lalu dan pasien berharap cepat sembuh dan data objektif pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak memegangi perutnya.
Implementasi berikutnya memberikan terapi gel lidah buaya didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia, pasien mengatakan nyeri berkurang ketika diberikan terapi gel lidah buaya dan data objektif skala wajah 3. Implementasi berikutnya kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri didapatkan data subjektif pasien mengatakan mengetahui lokasi dan kapan nyeri itu muncul, data objektif pasien tampak mengetahui penyakitnya dan implementasi kolaborasi pemberian terapi obat didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia jika diberi obat dan data objektif pasien kooperatif.
Implementasi yang dilakukan hari ketiga pada hari rabu tanggal 30 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data subjektif penyebab saat bergerak, qualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, pada bagian perut kiri atas, skala nyeri 3, waktu nyeri hilang timbul, nyeri sejak 1 hari yang lalu dan pasien berharap cepat sembuh dan data objektif pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak memegangi perutnya.
Implementasi berikutnya memberikan terapi gel lidah buaya didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia, pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 3 menjadi 0 ketika diberikan terapi gel lidah buaya dan data objektif skala wajah 0. Implementasi berikutnya kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri didapatkan data subjektif pasien mengatakan
mengetahui lokasi dan kapan nyeri itu muncul, data objektif pasien tampak mengetahui penyakitnya dan implementasi kolaborasi pemberian terapi obat didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia jika diberi obat dan data objektif pasien kooperatif.
4.1.5.2 Pasien 2
Implementasi yang dilakukan hari pertama pada hari selasa tanggal 30 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data subjektif penyebab saat bergerak, qualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, pada bagian perut kiri atas, skala nyeri 5, waktu nyeri hilang timbul, nyeri sejak 3 hari yang lalu dan pasien berharap cepat sembuh dan data objektif pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak memegangi perutnya.
Implementasi berikutnya memberikan terapi gel lidah buaya didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia, pasien mengatakan nyeri perut kiri atas dan data objektif skala wajah 5. Implementasi berikutnya kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri didapatkan data subjektif pasien mengatakan mengetahui lokasi dan kapan nyeri itu muncul, data objektif pasien tampak mengetahui penyakitnya dan implementasi kolaborasi pemberian terapi obat didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia jika diberi obat dan data objektif pasien kooperatif
Implementasi yang dilakukan hari kedua pada hari rabu tanggal 31 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologis yaitu mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data subjektif penyebab saat bergerak, qualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, pada bagian perut kiri atas, skala nyeri 3, waktu nyeri hilang timbul, nyeri sejak 3 hari yang lalu dan pasien berharap cepat sembuh dan data objektif pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak memegangi perutnya.
Implementasi berikutnya memberikan terapi gel lidah buaya didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia, pasien mengatakan nyeri berkurang ketika diberikan terapi gel lidah buaya dan data objektif skala wajah 3. Implementasi berikutnya kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri didapatkan data subjektif pasien mengatakan mengetahui lokasi dan kapan nyeri itu muncul, data objektif pasien tampak mengetahui penyakitnya dan implementasi kolaborasi pemberian terapi obat didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia jika diberi obat dan data objektif pasien kooperatif.
Implementasi yang dilakukan hari ketiga pada hari kamis tanggal 01 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu mengidentifikasi skala nyeri didapatkan data subjektif penyebab saat bergerak, qualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, pada bagian perut kiri atas, skala nyeri 3, waktu nyeri hilang timbul, nyeri sejak 3 hari yang lalu dan pasien berharap cepat sembuh dan data objektif pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak memegangi perutnya.
Implementasi berikutnya memberikan terapi gel lidah buaya didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia, pasien mengatakan nyeri
berkurang dari skala 3 menjadi 0 ketika diberikan terapi gel lidah buaya dan data objektif skala wajah 0. Implementasi berikutnya kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri didapatkan data subjektif pasien mengatakan mengetahui lokasi dan kapan nyeri itu muncul, data objektif pasien tampak mengetahui penyakitnya dan implementasi kolaborasi pemberian terapi obat didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia jika diberi obat dan data objektif pasien kooperatif.
4.1.6 Evaluasi Keperawatan 4.1.6.1 Pasien 1
Evaluasi yang dilakukan di hari pertama pada hari senin tanggal 29 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis dengan implementasi terapi gel lidah buaya diperoleh SO AP, yaitu :
Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kiri atas berkurang dengan skala 5 menjadi 4
Objektif : pasien tampak lemah, pasien tampak meringis kesakitan, skala wajah 4
Assassment : Masalah belum teratasi
Planning : Lanjutkan intervensi mengidentifikai skala nyeri, memberikan terapi gel lidah buaya, kaji pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri dan kolaborasi terapi pemberian obat.
Evaluasi yang dilakukan di hari kedua pada hari selasa tanggal 30 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis dengan implementasi terapi gel lidah buaya diperoleh SO AP, yaitu :
Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kiri atas dengan skala 4 menjadi 3
Objektif : pasien tampak lemah, pasien tampak meringis kesakitan, skala wajah 3
Assassment : Masalah teratasi sebagian
Planning : Lanjutkan intervensi mengidentifikai skala nyeri, memberikan terapi gel lidah buaya, kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri dan kolaborasi terapi pemberian obat.
Evaluasi yang dilakukan di hari ketiga pada hari rabu tanggal 30 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis dengan implementasi terapi gel lidah buaya diperoleh SOAP, yai tu :
Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kiri atas sudah hilang dengan skala 3 menjadi 0
Objektif : pasien terlihat senang Assassment : Masalah teratasi
Planning : Hentikan intervensi 4.1.6.2 Pasien 2
Evaluasi yang dilakukan di hari pertama pada hari selasa tanggal 30 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis dengan implementasi terapi gel lidah buaya diperoleh SO AP, yaitu :
Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kiri atas berkurang dengan skala 5 menjadi 4
Objektif : pasien tampak lemah, pasien tampak meringis kesakitan, skala wajah 4
Assassment : Masalah belum teratasi
Planning : Lanjutkan intervensi mengidentifikai skala nyeri, memberikan terapi gel lidah buaya, kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri dan kolaborasi terapi pemberian obat.
Evaluasi yang dilakukan di hari kedua pada hari rabu tanggal 31 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis dengan implementasi terapi gel lidah buaya diperoleh SOAP, yai tu :
Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kiri atas berkurang dengan skala 4 menjadi 3
Objektif : pasien tampak lemah, pasien tampak meringis kesakitan, skala wajah 4
Assassment : Masalah teratasi sebagian
Planning : Lanjutkan intervensi mengidentifikai skala nyeri, memberikan terapi gel lidah buaya, kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri dan kolaborasi terapi pemberian obat.
Evaluasi yang dilakukan di hari ketiga pada hari kamis tanggal 01 Mei 2023 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis dengan implementasi terapi gel lidah buaya diperoleh SO AP, yaitu :
Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kiri atas sudah hilang dengan skala 3 menjadi 0
Objektif : pasien terlihat senang Assassment : Masalah teratasi Planning : Hentikan intervensi 4.2 PEMBAHASAN
Pada sub bab ini berisikan perbandingan antara teori terapi gel lidah buaya terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien gastritis dan kejadian di lapanga n sesuai data yang telah diperoleh penulis yang akan dijelaskan sebagai beriku t.
4.2.1 Teori tentang pemberian terapi gel lidah buaya untuk menurunankan nyeri pasien pada pasien gastritis
Terapi gel lidah buaya merupakan salah satu terapi non farmakologi yang digunakan untuk menurunkan rasa nyeri dengan teknik mengoleskan gel lidah buaya dibagian terasa nyeri. Terapi gel lidah buaya ini tidak hanya digunakan untuk mengatasi nyeri, tetapi dapat pula untuk luka bakar. Lidah buaya memiliki kandungan zat bermanfaat lebih dari 200 senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan farmakologi atau non farmakologi (Yulianto, 2013).
Manfaat terapi gel lidah buaya Setyawati et al,. (2018) mengatakan bahwa pemberian gel lidah buaya selama 5-10 menit dapat menurunkan nyeri, mengurangi edema, metabolisme sel, dan transmisi nyeri ke jaringan syaraf akan menurun.
4.2.2 Implementasi tentang pemberian terapi gel lidah buaya untuk menurunkan nyeri pada pasien gastritis
Implementasi hari pertama pada pasien Ny. R dan Ny. K sama yaitu dengan melakukan terapi gel lidah buaya dengan melaksanakan langkah langkah terapi gel lidah buaya seperti persiapan alat dan bahan, alat yang diperlukan kom besar berisi air, perlak, hanscoon, kasa dan bahan yang dibutuhkan adalah gel lidah buaya dan air putih (Shinta, 2017). Lalu perlahan lahan mengoleskan gel lidah buaya pada perut yang terasa nyeri dan membiarkan selama 5-10 menit agar gel lidah buaya tersebut bekerja.
4.2.3 Hasil pemberian terapi gel lidah buaya untuk menurunankan nyeri p ada pasien gastritis
Hasil evaluasi keperawatan pada pemberian terapi gel lidah buaya hari pertama pasien N.y R dan N.y K menunjukan hasil yang cukup baik atau ada perkembangan sesuai harapan pasien mengatakan nyeri masih namun berkurang dari skala 5 menjadi 4. Pasien sebelum diberikan terapi terlihat lemah dan terlihat meringis kesakitan. Setelah diberikan terapi pasien terlihat lebih tenang dan tampak nyaman.
Hasil evaluasi keperawatan pada pemberian terapi gel lidah buaya hari kedua pasien N.y R dan N.y K menunjukan hasil yang cukup baik atau ada perkembangan sesuai harapan, pasien mengatakan nyeri masih namun berkurang dari skala 4 menjadi 3. Pasien sebelum diberikan terapi terlihat tampak lemah dan terlihat meringis kesakitan. Setelah diberikan terapi pasien terlihat lebih tenang dan tampak nyaman.
Hasil evaluasi keperawatan pada pemberian terapi gel lidah buaya hari ketiga pasien N.y R dan N.y K menunjukan hasil yang baik atau ada perkembangan sesuai harapan, pasien mengatakan nyeri masih namun hilang dari skala 3 menjadi 0. Pasien sebelum diberikan terapi terlihat tampak sedikit lemah dan terlihat sedikit kesakitan. Setelah diberikan terapi pasien terlihat senang karna nyeri sudah hilang
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis merupakan suatu asuhan yang kompleks, tidak hanya satu tindakan berupa pemberian gel lidah buaya teapi juga disertai tindakan keperawatan yang lain yang dapat mendukung teratasinya masalah keperawatan pada pasien yaitu gangguan aman nyaman berhubungan dengan penurunan tingkat nyeri seperti mengidentifikasi skala nyeri, memberikan terapi gel lidah buaya, kaji pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri dan pemberian terapi obat analgesik.
Pemberian terapi gel lidah buaya pada pasien gastritis dengan gangguan aman nyaman digunakan untuk menurunkan tingkat nyeri, menjadikan hati tentra m, berkurangnya rasa cemas, menurunkan tekanan darah, mengurangi rasa nyeri, meningkatkan keyakinan dan menjadikan mental lebih baik. Pemberian terapi gel lidah buaya dilakukan diwaktu tertentu dan status nyeri pasien dievaluasi pada per iode tertentu.
Peran keluarga yang dapat membantu teratasinya rasa nyeri pada pasien gastritis sangat banyak seperti contohnya yaitu menganjurkan keluarga agar memb antu memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup dan menganjurkan pasien untuk menjaga pola makannya.
5.2 SARAN
Pasien gastritis yang mengalami nyeri saat istirahat ataupun berger ak diharapkan agar dapat mengoleskan gel lidah buaya untuk mengurangi
tingkat nyeri karena hal tersebut dapat membantu mencegah nyeri menjalar dimana hal tersebut merupakan awal kelumpuhan gerak, dapat dilakukan de ngan terapi-terapi yang bervariasi seperti teknik relaksasi nafas dalam, terapi relaksasi benson dan lain sebagainya untuk mengurangi nyeri dan apa bila sudah diberi terapi-terapi mengurangi nyeri diharapkan untuk melakuka n secara bertahap dan rutin agar tingkat nyeri dapat pulih secara efektif.
Perawat di RSUD Kardinah Kota Tegal diharapkan memperhatikan pasien dengan gangguan rasa aman nyaman dengan rutin melakukan penguk uran nyeri agar dapat mengevaluasi perkembangan status nyeri pasien denga n baik dan optimal.
Rumah Sakit RSUD Kardinah Kota Tegal, RS diharapkan mempun yai Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pasien dengan gangguan aman nyaman seperti SOP menurunkan nyeri pasien post agar pelaksanaann ya dapat lebih detail, jelas dan terarah dengan baik.
Bagi peneliti yang akan datang diharapkan dapat meningkatkan pen getahuan dan memperoleh pengalaman serta pengetahuan agar dapat diprakt ekan pada masa mendatang dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasi en gastritis dengan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.