BAB II. DASAR-DASAR PELAYANAN PUBLIK
A. PENGERTIAN & DASAR HUKUM : 1
. PELAYANAN :KBBI : PELAYANAN HAL, CARA, ATAU HASIL PEKERJAAN MELAYANI.
2. PUBLIK [PUBLIC] BERARTI UMUM, MASYARAKAT/ORANG BANYAK, NEGARA.
3. PELAYANAN PUBLIK (UU NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK)
“KEGIATAN ATAU RANGKAIAN KEGIATAN DALAM RANGKA PEMENUHAN KEBUTUHAN PELAYANAN SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BAGI SETIAP WARGA NEGARA DAN PENDUDUK ATAS BARANG, JASA, DAN/ATAU PELAYANAN ADMINISTRATIF YANG DISEDIAKAN OLEH PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK.”
RAGAAN PELAYANAN PUBLIK :
Hasil Pekerjaan
Melayani
Umum, Orang Banyak, Masy.
Sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan
3 [Tiga] Fungsi HAN
Rechtmatigheid
Doelmatigheid
Doeltreffendheid
Dasar Hukum :
1. UUD NKRI 1945;
2. UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. PP No. 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. PP No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Publik;
6. Peraturan Menpan dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik Di Lingkungan Unit Penyelenggara Pelayanan Publik;
7. Peraturan Menpan dan Reformasi Birokrasi No. 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan;
8. Peraturan Menpan No. 24 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Secara Nasional.
PERKEMBANGAN PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK
1. Old Public Administration, OPA Menempatkan pengguna sbg Klien (Client)
2. New Public Management, NPM Menempatkan pengguna sbg Pelanggan (Custumer)
3. New Public Service, NPS Menempatkan pengguna sbg Pusat Pelayanan (Citizen Focus)
Aspect/Facet
Old PublicAdministration New Public
Administration New Public Service
Dasar Teoritis Teori Politik Teori Ekonomi Teori Demokrasi Konsep Kepen-
tingan Publik
didefinisikan
secara politis dan yang ter-cantum dalam aturan
mewakili agregasi da-ri kepentingan indivi-du
hasil dari dialog ten-tang berbagai nilai
Pertanggungja wa-ban
Birokrasi Publik
Klien (Client) dan
pemilih Pelanggan
(Customer) Warga Negara (Citi-zens)
Peran
Pemerintah
Pengayuh (Rowing) Mengarahkan
(Steering) Negosiasi &
Elaborasi
kepentingan warga
Akuntabilitas Hierarki
administrative Customer –
kehendak pasar, keinginan
pelanggan
Multi aspek : hukum, nilai
komunitas, norma politik, standar profe-sional,
kepentingan warga Sumber : Denhardt & Denhardt, New Public Service: Serving, Not Steering, 2007, hlm. 28-29.
KONSEP IDEAL PELAYANAN PUBLIK
Dibangun atas dasar Komitmen Stakeholders untuk mencipta-kan pelayanan publik yang berkualitas
Dilaksanakan secara
Profesional (Akuntabilitas dan Responsibilitas)
Berkualitas : Stakeholders menjalankan peran yang sama, baik dlm merumuskan kriteria pelayanan, cara pemberian pelayanan, mengatur keterlibatan masing”, mengatur mekanisme
pengaduan, pengawasan dan evaluasi.
Profesional (Akuntabilitas &
Responsibilitas)
:1. Efektif : pencapaian tujuan dan sasaran lebih diutamakan;
2. Efisien : - persyaratan layanan dibatasi pd hal-hal yg berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran;
- ketepatan waktu dalam pemberian layanan;
- Responsif, cepat menanggapi apa yang menjadi masalah;
- Adaptif, cepat menyesuaian dengan aspirasi &
keinginan warga masyarakat yang dilayani.
3. Sederhana : - Pelayanan dijalankan dgn mudah, cepat, mudah dipahami;
- Transparan : Prosedur, persyaratan, unit kerja, rician biaya dan tatacara pembayaran, jadwal/waktu.
- Keterbukaan : proses pelayanan wajib
diinformasikan secara terbuka, baik diminta / tidak diminta.
BENTUK ORGANISASI PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK
1. Organisasi Publik : a) Primer – Hanya Pemerintah yang menjalankan (Perizinan,
Imigrasi, Kependudukan, dll).
b) Sekunder - diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi
masyarakat tidak harus
mempergunakannya karena adanya beberapa
penyelenggara pelayanan.
2. Organisasi Privat : diselenggarakan oleh swasta,
misalnya rumah sakit swasta,lembaga pendidikan, perusahaan
pengangkutan, asuransi, dll.
Karakteristik Penyelenggaraan Pelayanan Publik
a) Adaptabilitas layanan : derajat layanan sesuai dengan tuntutan perubah-an yang dibutuhkan citizens.
b) Posisi tawar Citizens : Semakin tinggi posisi tawar citizens ,
maka akan semakin tinggi peluangnya untuk meminta pelayan-an yang lebih baik.
c) Type pasar : Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan Citizens
d) Locus control : Karakteristik ini menjelaskan siapa yang
memegang kontrol atas transaksi, apakah Citizens ataukah penyeleng-gara pelayanan.
e) Sifat pelayanan : siapa yang dominan (penyelenggara atau citizens) ?