• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang digunakan untuk keperluan transfusi darah (Daradjatun, 2008). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Biasanya hal ini sering dilakukan di kalangan remaja sampai kalangan dewasa, perlunya keinginan pendonor dimulai dari usia remaja akhir agar terwujud suatu kebiasaan, dan jiwa sosial karena darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti. Donor darah sukarela merupakan seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan tanpa mengetahui untuk siapa (Elfazia, 2009).

Ketersediaan, keamanan dan kemudahan akses terhadap darah dan produk darah harus dapat dijamin. Kemampuan untuk mencukupi kebutuhannya darah dan produk darah serta jaminan keamanannya merupakan salah satu tujuan pelayanan kesehatan nasional yang penting (Kemenkes RI, 2015). Setiap tahunnya, PMI menargetkan 4,5 juta kantong darah sesuai dengan kebutuhan darah nasional, disesuaikan dengan standar Lembaga Kesehatan Internasional (World Health Organization) yaitu 2% darijumlah penduduk (PMI, 2013).

Berkaitan dengan itu, perlu kesadaran dari semua lapisan masyarakat untuk berperan secara langsung, serta secara aktif melakukan kegitaan donor

(2)

darah rutin selama kurang lebih 3 bulan sekali, hal ini tentunya baik untuk kesehatan pendonor selain untuk memenuhi kebutuhan darah di PMI. Bagi pendonor sukarela tidak perlu khawatir karena berkurangnya volume darah dalam tubuh akan dapat terpenuhi kembali melalui proses hematopoiesis (Sacher, Mcpherson, 2004).

Menumbuhkan minat masyarakat untuk donor darah menjadi tugas yang cukup berat karena minat butuh lebih dari sekedar membuat orang tahu akan organisasi PMI. Pengertian minat menurut Widyastuti (dalam Benny Ellya dan Yuskar, 2006) menyatakan minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini menumbuhkan minat donor darah memang tidak mudah karena tidak sedikit masyarakat yang apatis atau tidak memerdulikan lingkungan sekitar. Oleh karena itu PMI memerlukan strategi tersendiri untuk meningkatkan minat donor darah di masyarakat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Atmaya (2013), remaja dianggap sebagai bagian yang sangat penting dari seluruh populasi donor darah.

Retensi mereka sebagai donor akan membentuk reservoir darah yang cukup besar. Donor remaja merupakan kelompok potensial untuk dapat memenuhi kebutuhan darah. Kelompok ini diharapkan mau menjadi donor sukarela yang rutin menyumbangkan darahnya.

(3)

Kelompok usia remaja di Kabupaten Badung mempunyai kesadaran yang kurang untuk melakukan donor darah. Berdasarkan data dari Unit Transfusi Darah Kabupaten Badung tahun 2019 tercatat jumlah pendonor di Kabupaten Badung sebanyak 5509 orang yang berasal dari pendonor dengan kelompok usia 17-24 tahun sebanyak 1495 orang dan kelompok usia 25 -60 tahun sebanyak 4014 orang. Sementara jumlah permintaan darah mencapai 8410 kantong darah. Data pendonor tersebut menggambarkan ketersediaan dan kebutuhan darah di Kabupaten Badung masih belum seimbang. Hal ini dapat disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat Badung terutama pada remaja dalam mendonorkan darah (UTD Kabupaten Badung, 2019).

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang donor darah disebabkan oleh rendahnya pengetahuan sehingga menyebabkan kurangnya minat donor darah di kalangan masyarakat terutama pada remaja. Dimana sebagian besar remaja belum mengetahui manfaat donor darah dan masih banyaknya anggapan bahwa donor darah tidak penting (Rohan et al., 2019).

Berdasarkan uraian latar belakan di atas bahwa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Minat Donor Darah pada Remaja di Karang Taruna Desa Sangeh, Abiansemal, Badung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah “Bagaimanakah Gambaran Minat Donor Darah pada Remaja di Karang Taruna Desa Sangeh, Abiansemal, Badung?”

(4)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran minat donor darah pada Remaja di Karang Taruna Desa Sangeh, Abiansemal, Badung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia pada remaja di Karang Taruna Desa Sangeh, Abiansemal, Badung

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang donor darah pada remaja di Karang Taruna Desa Sangeh, Abiansemal, Badung

c. Untuk mengetahui seberapa besar minat donor darah pada remaja di Karang Taruna Desa Sangeh, Abiansemal, Badung

D. Manfaat Penelitian 1. Maanfaat Teoritis

sebagai sumber informasi bagi mahasiswa D-III Teknologi Bank Darah Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang tentang gambaran minat donor darah pada remaja di Karang Taruna Desa Sangeh, Abiansemal, Badung 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini bermanfaat di bidang pelayanan darah khususnya untuk rekruitmen donor darah.

b. Bagi remaja di Karang Taruna Desa Sangeh, Abiansemal, Badung.

Dapat meningkatkan pengetahuan pada remaja tentang donor darah dan meningkatkan minat donor

(5)

c. Bagi peneliti selanjutya

Dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Karang Taruna dalam pembinaan generasi muda dan untuk mengetahui faktor–faktor yang menghambat Karang Taruna

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian adalah melalui peran karang taruna dalam membina kepribadian yang

5 Taruna Puronisme memiliki ketentuan pemuda Dusun Puron bisa menjadi anggota dan pengurus Karang Taruna mulai dari kelas 1 SMA (Sekolah Menengah Atas). Anggota Karang

Dengan demikian, penelitian yang berjudul Analisis hukum Islam Terhadap Praktik Arisan Karang Taruna Bunga Remaja di Dusun Gianti Desa Munggugianti Kecamatan Benjeng

di atas terlihat bahwa proporsi dosen biasa fungsional di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram sebagian besar menduduki jabatan fungsional Lektor

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Donor darah adalah proses pemberian darah secara sukarela untuk maksud dan tujuan transfusi darah bagi orang lain yang membutuhkan.. Donor

Gambaran Kepatuhan Dalam Melaksanakan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Kendalkerep Kota Malang.. Malang: Politeknik Kesehatan Kemenkes

Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pendonor setelah melakukan donor darah pandemi covid berdasarkan faktor usia, jenis kelamin dan frekuensi donor darah 1.4 Manfaat 1.4.1