• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guyton (2014) menyebutkan bahwa mata merupakan suatu organ refraksi yang memiliki fungsi untuk membiaskan cahaya agar dapat masuk ke retina sehingga dapat diproses oleh otak sehingga menghasilkan sebuah gambar.

Struktur mata yang berkontribusi dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous dan vitreous humor. Cahaya yang masuk akan di biaskan ke retina, yang akan dilanjutkan ke otak berupa impuls melalui saraf optik agar dapat diproses oleh otak. Kelainan refraksi ini terjadi apabila fungsi refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan sempurna.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2014 lebih kurang dari 42% gangguan penglihatan disebabkan oleh kelainan refraksi.

Mata dengan gangguan akan menunjukkan penglihatan yang kabur. Mata yang dikatakan normal dengan visus 6/6, sedangkan kelainan refraksi visusnya kurang sama dengan 6/9. Survei Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan kelainan refraksi merupakan masalah serius dengan prevalensi 22,1%. Sebanyak 10% dari 66 juta anak usia sekolah (7-21tahun) menderita kelainan refraksi, sedangkan angka pemakaian kacamata koreksi masih rendah yaitu 12,5 % dari kebutuhan. 4 Data di Provinsi Riau berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan sebanyak 0,7 % mengalami severe

(2)

low vision dengan 3,6% sudah menggunakan alat bantu penglihatan. Hal tersebut menjadi fokus permasalahan dunia sehingga dibutuhkan peran aktif dalam mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan. World Health Organization (WHO) dan oftalmologis dunia secara terpadu mencanangkan program Vision 2020, the right to sight. Kegiatan yang direkomendasikan oleh WHO melalui Vision 2020 adalah ketersediaan data mengenai keadaan gangguan penglihatan melalui penelitian yang diselenggarakan berkesinambungan sampai di tingkat distrik. Sehingga kelainan refraksi dapat dikoreksi lebih dini dan dapat menurunkan jumlah kebutaan pada tahun 2020.

Hasil penelitian oleh Dianita Veulina Ginting,dkk pada tahun 2015 didapatkan total kunjungan pasien kelainan refraksi periode Januari-Desember 2015 berjumlah 1684 pasien. Berdasarkan data demografi dari seluruh pasien.

Pasien anak dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 41.9% dan perempuan 58.1%. Pasien paling banyak termasuk pada rentang usia 11-15 tahun, dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah sekolah dasar (SD). Dari 1.684 pada Penelitian ini melaporkan bahwa pasien yang mengalami astigmat miopia simplek 90 (12.8%) orang.

Hal ini tidak jauh beda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Ari Suryathi, dkk pada tahun 2019 di kabupaten Badung yang dilakukan pada siswa siswi SMP kelas l,ll,lll dari 222 siswa SMP yang menjadi responden adalah perempuan (53,1%) dengan usia terbanyak 11-12 tahun yang mengalami astigmat miopia simplek sebesar 1,8% (4 orang).

(3)

Optik merupakan salah satu tempat pelayanan yang berhubungan dengan kesehatan, mata merupakan indra manusia yang sangat penting keberdaannya.

Dengan adanya optic di daerah-daerah terpencil dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam rangka mewujudkan Indonesia yang cerdas, produktis, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin.

Ilyas (2006) menjelaskan bahwa pemeriksaan mata yang dilakukan di optik adalah pemeriksan refraksi. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan refraksi seperti miopi, hipermetropi, astigmatisma, dan presbiopi, serta untuk menentukan besarnya kekuatan lensa koreksi yang diperlukan. Teknik pemeriksaan kelainan refraksi ada 2 cara pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu secara subyektif dan obyektif.

Pemeriksaan subjektif memeriksa kelainan pembiasan mata pasien dengan memperlihatkan kartu lihat jauh dan memasang lensa yang sesuai dengan hasil pemeriksaan bersama pasien. Pemeriksaan Objektif melakukan pemeriksaan kelaianan pembiasan mata pasien dengan alat tertentu tanpa perlunya kerjasama dengan pasien. Pemeriksaan objektif dipakai alat streak retinoskopi dan refrationometer apa yang disebut pemeriksaan dengan menggunakan komputer.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANGKA KEJADIAN ASTIGMAT MIOPIA SIMPLEKS DI OPTIK ZAHRA TAHUN 2021.

(4)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini ingin mengetahui ini, yaitu: Berapa angka kejadian Astigmat Miopia Simpleks di Optik Zahra Tahun 2021.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian Astigmat Miopia Simpleks di Optik Zahra tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian Astigmat Miopia Simpleks di Optik Zahra priode Tahun 2021 berdasarkan derajat status refraksi.

b. Untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian Astigmat Miopia Simpleks di Optik Zahra Tahun 2021 berdasarkan usia.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi mahasiswa studi DIII Optometri dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang gangguan kelainan Refraksi.

(5)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis, penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai angka kejadian miopia simplek.

b. Bagi Masyarakat, penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk masyarakat pada umumnya mengenai bidang ilmu kelainan refraksi terutama mengenai Astigmat Miopia Simpleks.

c. Bagi Rekan Sejawat Optometri, penuyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini diharapkan bermanfaat untuk rekan-rekan sejawat optometri, mengenai Astigmat Miopia Simpleks.

d. Bagi Institusi STIkes Dharma Husada Bandung, penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah perbendaharaan bahan bacaan, ilmu, dan sumber informasi serat referensi.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Masalah

Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi terkait kelainan refraksi Astigmat Miopia Simpleks.

2. Lingkup Metode

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif.

(6)

3. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini merupakan bidang ilmu Refraksi klinik dan Optisi.

4. Lingkup Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Optikal Zahra yang berada di Jl. Arjasari RT/RW 02/08 Desa. Arjasari kec, Arjasari Kab, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

me©bvg I wµqvc`¸wji †Kv‡bv iƒcvšÍi Ki‡Z bv cvi‡j - AMªMwZ cÖ‡qvRb... welqe¯‘i mwVKZv _vK‡jI avivevwnKZvi Afve

UPT Ibrahim Adjie menempatkan diri pada urutan kelima masyarakat yang mengalami hipertensi dengan total 1.304 atau 40,90% dari 3.188 orang yang dilakukan pengecekan tekanan darah Dinas