• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konteks Penelitian

Reputasi kini menjadi topik pembicaraan hangat, dipikirkan dan diolah para penggiat komunikasi serta korporasi, bukan hanya perihal mewujudkannya, melainkan juga memelihara dan mengembangkannya. Sebagian besar berangkat dari sebuah anggapan bahwa reputasi merupakan alasan utama sebuah perusahaan atau organisasi pada umumnya untuk mampu bertahan dan maju berkembang, serta menangkal segala bentuk gangguan atau krisis yang setiap saat akan dihadapi perusahaan seperti halnya persaingan.

Hal tersebut tidak terlepas dari perusahaan perbankan di Indonesia.

Perhimpunan Bank–Bank Nasional (Perbanas) menyebut bahwa jumlah bank di Indonesia terlalu banyak sehingga menimbulkan persaingan yang tidak seimbang di industri perbankan nasional.

Saat ini negara Indonesia tercatat berada diperingkat pertama sebagai negara dengan jumlah bank terbanyak di Asia Tenggara. Menurut data statistik yang dipublikasikan oleh OJK (Otoritas Jasa keuangan), bahwa jumlah bank umum di Indonesia saat in tercatat sebanyak 115 bank per November 2018, jumlah tersebut relatif stagnan dalam dua tahun terakhir.

Negara Indonesia perlu mengurangi jumlah bank dan memperbanyak jaringan, baik fisik maupun digital. Pihak OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menjelaskan bahwa untuk kedepannya jumlah bank harus berkurang, dan jaringan

(2)

harus diperbanyak, dengan memperbanyak jaringan teknologi digital tidak harus fisik (membangun kantor).

Bank bjb adalah bank BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten yang berkantor pusat di Bandung. Bank ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1961 dengan bentuk perseroan terbatas, kemudian dalam perkembangannya berubah status menjadi Badan Usaha Milik Daerah. Bank bjb saat ini memiliki 64 kantor Cabang.

Bank bjb Cabang Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sekarang telah menjadi kantor cabang penuh yang ditetapkan sejak 18 Februari 2013, setelah sembilan tahun menjadi Kantor Cabang Pembantu. Saat ini per 31 Desember 2018 bank bjb Cabang Singaparna memiliki karyawan sebanyak 55 orang, dengan lima divisi kerja diantaranya divisi operasional, KIC, konsumer, komersial dan mikro dan membawahi enam Kantor Cabang Pembantu dan 5 Kantor Kas.

Dalam menyelesaikan skripsi, peneliti juga telah melakukan pra penelitian di bank bjb Cabang Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, selama empat bulan.

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak bank bjb Cabang Singaparna yaitu kepada para manajer dan karyawan.

Dari pra penelitian yang dilakukan peneliti mendapatkan jawaban kenapa peneliti memilih bank bjb Cabang Singaparna, diketahui bank bjb merupakan salah satu bank BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten yang pada tahun 2010 bertransformasi menjadi bank Nasional. Bank bjb Cabang Singaparna harus mampu bersaing dengan perusahaan perbankan lainnya, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya

(3)

dan reputasinya ditengah persaingan, bank bjb memerlukan kerja sama dengan seluruh pihak terutama pihak internal bank bjb dalam menjaga reputasi bank bjb.

Salah satu misinya, bank bjb berkomitmen untuk menjadi bank kebanggaan daerah dengan cara membantu membangun perekonomian daerah melalui sektor ekonomi, melalui misinya tersebut bank bjb harus dapat mempertahankan reputasinya dengan menciptakan loyalitas nasabah, oleh karena itu dalam rangka meraih loyalitas tersebut, bank bjb harus senantiasa selaras dengan visi dan misinya melalui implementasi budaya perusahaan.

Dengan melihat persaingan perbankan saat ini, perusahaan perbankan harus mempunyai nilai tambah yang dapat dijadikan sebagai salah satu keunggulan dalam menghadapi persaingan yang begitu kompetitif. Salah satu cara yang efektif untuk dilakukan adalah memiliki budaya perusahaan yang unggul.

Dengan begitu, perusahaan akan memiliki modal untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Bukan hanya berfokus pada masalah produksi dan teknologi, tetapi juga sistem pengelolaan organisasi untuk melakukan produksi.

Dalam membangun dan memelihara reputasi, budaya menjadi sangat penting karena budaya merupakan fondasi dalam pengelolaan perusahaan dan pendorong perusahaan mencapai kinerja secara optimal budaya sehingga harus selaras dengan visi, misi dan strategi perusahaan serta mampu menjawab tantangan-tantangan baru saat ini dan dimasa yang akan datang.

Budaya perusahaan tidak hanya menjadi salah satu variabel yang berhubungan dengan penentuan peningkatan kinerja perusahaan, tetapi memiliki fungsi di dalam suatu organisasi antara lain memiliki suatu peran dalam batas-

(4)

batas tertentu yaitu menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.

Dalam meneruskan pencapaian visi perusahaan dan mengantisipasi tantangan global maupun lokal, maka diperlukan SDM yang handal yang memiliki daya tahan dan daya saing yang berkualitas.

Pengembangan insan bjb adalah salah satu aspek penting dalam membangun fondasi yang lebih kuat. Kegiatan pengembangan organisasi perseroan diarahkan untuk mendukung strategi dan pengembangan bisnis jangka panjang sehingga bank bjb memiliki daya tahan dan daya saing yang lebih tinggi.

Budaya perusahaan merupakan fondasi penting bagi bank bjb dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi bank bjb menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia, bank bjb telah melakukan beberapa perubahan, salah satunya transformasi budaya perusahaan.

Budaya perusahaan tersebut mencerminkan semangat bank bjb dalam menghadapi persaingan perbankan yang semakin ketat dan dinamis. Nilai-nilai budaya perusahaan (corporate values) yang telah dirumuskan yaitu GO SPIRIT yang merupakan perwujudan dari Service Excellence, Profesionalism, Integrity, Respect, Innovation, Trust.

GO SPIRIT dijabarkan dalam 12 perilaku utama yaitu (1) Fokus pada nasabah, (2) Proaktif dan cepat tanggap dalam memberikan layanan bernilai tambah, (3) Bekerja efektif, efisien, dan bertanggung jawab, (4) Meningkatkan kompetensi untuk menghasilkan kinerja Terbaik, (5) Jujur, disiplin, dan konsisten, (6) Memahami dan melaksanakan ketentuan yang berlaku, (7) Menghormati dan menghargai serta terbuka terhadap perbedaan, (8) Memberi dan menerima

(5)

pendapat yang positif dan konstruktif, (9) Kreatif dan inovatif untuk memberikan solusi terbaik, (10) Melakukan perbaikan berkelanjutan, (11) Berperilaku postif dan dapat dipercaya (12) Membangun sinergi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Arti kata GO pada GO SPIRIT adalah suatu ajakan secara bersama-sama, bekerjasama, saling membantu, bahu-membahu dalam mencapai suatu visi, misi dan tujuan perusahaan.

Arti kata SPIRIT pada GO SPIRIT adalah semangat, jiwa, antusias memberikan arti nilai–nilai perusahaan harus mendorong pegawai untuk memiliki semangat, menjiwai dan antusias dalam memaknai, mengamalkan dan mengimplementasikan nilai nilai budaya perusahaan bank bjb setiap aktivitas.

Arti GO SPIRIT secara keseluruhan adalah nilai yang menjadi budaya pegawai bank bjb untuk bersama-sama, bekerjasama, saling membantu, bahu- membahu dalam mencapai visi misi dan tujuan perusahaan dengan penuh semangat serta antusias dalam memaknai, mengamalkan dan mengimplementasikan nilai-nilai budaya perusahaan serta perilaku GO SPIRIT.

Adanya budaya organisasi tersebut, karyawan bank bjb dapat aktif berpartisipasi dalam implementasi budaya yang dilaksanakan, karena penguatan budaya merupakan tanggung jawab seluruh insan bank bjb tanpa terkecuali dan GO SPIRIT pun menjadi salah satu identitas bank bjb.

GO SPIRIT sebagai budaya organisasi bank bjb sangat penting untuk karyawan agar dapat mengetahui apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya dan mengapa harus melakukan hal tersebut sehingga karyawan lebih yakin dalam bertindak, meningkatkan kinerja karyawan dan pendukung kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang seperti reputasi perusahaan.

(6)

Fondasi budaya yang kuat merupakan langkah yang dilakukan bank bjb sebagai strategi perusahaan untuk mengontrol performa bisnis melalui implementasi nilai-nilai perusahaan. Dalam menerapkan nilai-nilai corporate culture yang ada pada bank bjb Cabang Singaparna, karyawan tentunya dituntut untuk menanamkan dan menumbuh kembangkan nilai-nilai corporate culture agar menjadi bagian diri mereka sendiri, sehingga karyawan mempunyai rasa memiliki terhadap identitas perusahaan.

Dalam konteks dunia usaha, budaya perusahaan dinilai penting dalam membentuk dan memelihara reputasi. Reputasi dibutuhkan perusahaan agar mampu bertahan dan unggul menghadapi situasi ketatnya persaingan serta lingkungan bisnis yang penuh dinamika dan selalu bergejolak. Selain itu, perusahaan memang harus menawarkan sesuatu yang berbeda dan istimewa pada produk, layanan, atau segala sepak-terjang operasional yang dilakukannya untuk memuaskan para pelanggan atau segenap stakeholders-nya.

Budaya organisasi telah hadir sebagai bagian dari sinergi yang menghasilkan perkembangan dan kemajuan organisasi, sehingga dapat pula dijadikan alat strategis dalam menghadapi perubahan dan diharapkan sebagai salah satu pilar competitive advantage bagi organisasi, yang kemudian akan mengantarkan organisasi memiliki sumber daya manusia yang mumpuni.

Kehadiran budaya perusahaan atau organisasi yang fleksibel menjadi semakin relevan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Strategi dalam mengantisipasi perubahan yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan juga perlu mempertimbangkan aspek budaya yang telah ada selama ini, para manajer terutama yang berada pada level puncak mesti sadar betapa pentingnya

(7)

memahami budaya perusahaan karena pengaruhnya yang begitu besar terhadap perilaku karyawan, dan para manjer sering kali perannya dijadikan sebagai role model oleh para karyawan dalam penegakkan nilai-nilai organisasi.

Apabila setiap karyawan dalam perusahaan mampu menyelaraskan budaya dengan strategi organisasi, maka tujuan perusahaan akan lebih efektif untuk dicapai. Karyawan memiliki peran yang cukup penting untuk mencapai tujuan dan keberlangsungan perusahaan. Oleh sebab itu karyawan merupakan ujung tombak bagi perusahaan, jika perilaku dan kinerja karyawanya bagus maka tingkat keberhasilan sebuah perusahaan itu juga akan bagus dan jika perilaku dan kinerja karyawanya tidak bagus maka akan terjadi sebaliknya.

Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik, dilatih, diberi informasi, dilindungi dan dikembangkan sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam suatu organisasi, masalah budaya organisasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan lingkungan internal organisasi, karena keragaman budaya yang ada dalam organisasi sama banyaknya dengan jumlah individu yang ada pada organisasi tersebut.

Adanya banyak individu atau sumber daya manusia yang ada didalam sebuah organisasi maka akan tercipta perbedaan-perbedaan sifat, watak dan kepribadian disetiap individu. Oleh sebab itu, budaya organisasi disini sangat penting untuk memberikan suatu solusi dijadikan sebagai keyakinan, norma, dan

(8)

aturan yang ada di organisasi agar setiap individu menganut dan memahami nilai- nilai yang ada didalamnya.

Budaya perusahaan bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja secara historis. Budaya perusahaan secara sengaja dibangun dan direkayasa oleh para pemimpin. Oleh karena itu, para pemimpin perlu membangun budaya organisasi yang kuat dan kohesif sehingga dapat menjalankan usahanya menurut sejumlah prinsip dan nilai yang jelas, nilai-nilai tersebut pemimpin komunikasikan kepada anggota organisasi dengan menjelaskan cara nilai dan prinsip itu berkaitan dengan lingkungan bisnis dan memiliki nilai–nilai yang dimiliki bersama oleh para karyawan dari tingkat yang paling atas sampai bawah.

Budaya perusahaan sering kali tercermin dalam perilaku keseharian anggotanya, berarti pula merupakan praktik sehari-hari di tempat kerja. Budaya perusahaan akan memberikan suasana psikologis bagi semua karyawan, bagaimana mereka bekerja, bagaimana berhubungan dengan atasan ataupun rekan kerja, bagaimana menyelesaikan masalah, dan banyak lagi yang merupakan wujud budaya yang khas bagi setiap perusahaaan. Seperti halnya GO SPIRIT sering dilafalkan dalam kegiatan morning briefing dalam upaya internalisasi nilai perusahaan oleh seluruh karyawan bank bjb sebagai pedoman.

Dalam era globalisasi saat ini, ditandai dengan adanya perubahan- perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian didalamnya. Terbatasnya sumber daya yang ada, organisasi dituntut untuk bisa mengoptimalkan sehingga tujuan dari organisasi tersebut bisa tercapai. Oleh karena itu dalam era sekarang ini dimana teknologi yang sudah maju, maka sumber daya manusia harus dituntut untuk

(9)

semangat dan kompeten dalam menjalakan karakteristik dan fungsinya masing- masing, sehingga maju tidaknya suatu negara tergantung dari kemampuan sumber daya manusianya.

Setiap individu didalam organisasi itu dapat berpikir, bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota organisasi akan menimbulkan semangat kerja, sehingga mendorong individu untuk berkomitmen bekerja dalam jangka panjang. Tercapainya tujuan organisasi tidak lepas dari upaya yang diberikan para individu yang ada pada organisasi tersebut. Dengan kata lain, kinerja individu berhubungan sejalan dengan kinerja organisasi.

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak lepas dari lingkungannya.

Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak.

Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha untuk dapat menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan dan sebagainya.

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai rasa membutuhkan terhadap banyak orang. Rasa emosional inilah yang mempengaruhi tindakan, perilaku, dan komunikasinya di berbagai lingkungan, termasuk lingkungan kerja. Sebagai seorang karyawan dalam sebuah organisasi yaitu perusahaan, akan memilih

(10)

tindakan berdasarkan kepercayaan, nilai, dan proses yang ia anut dan pernah alami.

Budaya berhubungan dengan bagaimana organisasi membangun komitmen, mewujudkan visi, memenangkan hati pelanggan, memenangkan persaingan dan membangun kekuatan perusahaan, budaya menentukan kemajuan setiap organisasi, tidak peduli apapun jenis organisasi termasuk didalamnya perusahaan perbankan.

Budaya organisasi mengacu pada hubungan yang unik dari norma-norma, nilai–nilai, kepercayaan dan cara berperilaku yang menjadi ciri bagaimana kelompok dan invidu dalam menyelesaikan sesuatu. Budaya organisasi mengandung nilai–nilai yang harus dipahami, dijiwai dan dipraktikan bersama oleh semua individu atau kelompok yang terlibat didalamnya.

Penggunaan istilah budaya organisasi mengacu pada budaya yang berlaku dalam perusahaan, karena pada umumnya perusahaan itu dalam bentuk organisasi, yaitu kerja sama beberapa orang yang membentuk kelompok atau satuan kerja sama tersendiri. Budaya organisasi didefinisikan sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi kedalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organsisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak dan berperilaku.

Dalam mengimplementasikan budaya organisasi, konsep komitmen organisasi berkaitan dengan tingkat keterlibatan orang dengan organisasi dimana mereka bekerja dan tertarik untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut.

(11)

Komitmen pada dasarnya adalah merupakan kesediaan seseorang untuk mengikat diri dan menunjukkan loyalitas pada organisasi karena merasakan dirinya terlibat dalam kegiatan organisasi. Oleh karena itu komitmen karyawan merupakan hal yang penting bagi organisasi, terutama untuk menjaga kelangsungan dan pencapaian tujuan serta dalam implementasi budaya organisasi.

Budaya organisasi memiliki peranan bagi aktivitas bank bjb Cabang Singapana, serta memiliki fungsi bagi karyawan dan manajernya. Oleh karena itu diperlukan strategi dalam mengimplementasikan budaya organisasi, dalam praktiknya harus disebarluaskan pada seluruh anggota organisasi untuk mendapatkan kesepakatan dan komitmen atas nilai-nilai yang harus diberlakukan untuk mendasari semua aktivitas dalam organisasi. Komitmen di tunjukan sebagai konsistensi dari karyawan bank bjb sebagai bagian dari perusahaan bank bjb.

Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakan orang–orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar setiap orang didalam suatu organisasi mempelajari budaya yang berlaku didalam organisasinya.

Apalagi bila ia sebagai karyawan baru supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat bekerja, ia berusaha mempelajari apa yang dilarang dan apa yang diwajibkan, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan didalam organisasi tempat bekerja itu. Jadi budaya organisasi mensosialisasikan dan menginternalisasi pada para anggota organisasi.

Dalam keberhasilan implementasi budaya organisasi, komunikasi merupakan salah satu hal yang terpenting. Pada sebuah organisasi komunikasi

(12)

merupakan aktivitas yang harus dibina sehingga anggota organisasi merasakan adanya ikatan yang harmonis, saling mendukung dan saling membutuhkan.

Komunikasi organisasi adalah proses komunikasi yang terjadi di suatu organisasi dan bertujuan untuk menjaga keharmonisan kerjasama diantara berbagai pihak kepentingan. Komunikasi organisasi pada hakikatnya merupakan komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam lingkungan organisasi.

Pelaksanaan komunikasi internal menjadi komponen penting karena dengan komunikasi tersebut dapat dikenali adanya harapan manajemen maupun karyawan. publik internal mencakup seluruh warga organisasi, mulai dari jajaran direksi sampai dengan seluruh karyawan, mulai dari unsur pimpinan sampai dengan anggota biasa.

Komunikasi dilakukan pada semua jajaran internal melalui cara atau teknik tertentu yang memungkinkan mereka dapat menyatakan dan menampilkan diri sesuai hasrat perusahaan untuk dipandang oleh publiknya. Untuk memperkuat pesan perusahaan melalui visi dan misi atau slogan perusahaan maupun penerapan budaya perusahaan, harus disertai dengan tindakan nyata. Komunikasi internal akan menjadikan organisasi solid atau lebih menyatu dan kokoh dalam mengatasi berbagai masalah yang mengancam reputasi korporat.

Komunikasi eksternal adalah proses komunikasi sebuah organisasi dengan pihak-pihak di luar organisasi (publik eksternal). Sebagaimana kita ketahui bahwa keberadaan suatu organisasi pasti memerlukan bantuin, partisipasi, dukungan, dan kerja sama dengan organisasi lain.

Untuk mengoptimalkan pencapaian visi misi dan tujuan, organisasi di perlukan adanya menjalin hubungan harmonis dengan pihak-pihak terkait diluar

(13)

organisasi, misalnya pelanggan (customer), pemegang saham, masyarakat sekitar, pemerintah, pers dan sebagainya.

Disini peneliti membahas komunikasi eksternal yang berhubungan dengan pelanggan (customer) dalam mengimplementasikan budaya perusahaan. Dalam suatu perusahaan, loyalitas pelanggan adalah aset yang sangat penting untuk di bentuk, di pertahankan, dan ditingkatkan. Dengan adanya pelanggan yang loyal, perusahaan tersebut akan dapat survive dari persaingan.

Budaya dalam organisasi selalu dinamis menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan. Dalam menghadapi tuntutan lingkungan pelaku budaya organisasi menghadapi berbagai tantangan. Tantangan budaya disini adalah tantangan yang bakal atau akan dihadapi oleh pelaku budaya atau suatu lingkungan budaya (subbudaya, subkultur) tatkala berkomunikasi atau berinteraksi dengan pelaku budaya atau lingkungan budaya (subbudaya) lain. Dengan mengetahui tantangan budaya, dapat dipelajari bagaimana menghadapi dan mengantisipasinya, agar tantangan itu berubah menjadi peluang dan kekuatan.

Untuk menunjang penelitian mengenai implementasi budaya organisasi, peneliti menggunakan teori yang relevan untuk penelitian sebagai bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisa, memotret, dan mengkontruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Peneliti juga menggunakan teori identitas (identity theory), teori ini menurut Fomburn dalam buku manajemen reputasi, teori ini menjelaskan bahwa konsep identitas disini berkaitan dengan konsep identitas organisasi memiliki kesamaan, atau setidaknya memiliki kaitan erat, dengan budaya organisasi. Jika Identitas adalah “bagaimana kita melakukan banyak hal disini” dapat dikatakan

(14)

bahwa budaya adalah konsekuensi dari identitas organisasi. Namun, budaya pun berimplikasi pada penguatan identitas perusahaan.

Identitas organisasi merupakan ungkapan jati diri, tekad, dan cita cita yang diekspresikan dengan sikap serta perilaku. Dipengaruhi sepenuhnya oleh keyakinan yang dilandasi sekaligus dibenarkan pula oleh asumsi nilai-nilai (kepribadian) dan budaya. Ini mengandung arti bahwa identitas dibangun atau ditegakkan atas budaya dan nilai-nilai kepribadian seseorang atau sebuah organisasi .

Teori identity atau identitas menjelaskan fitur organisasi (institusi atau perusahaan) yang utama, khas, dan bertahan (central, distinctive, and enduring) yaitu (1) fitur tersebut dikenal atau diakui kedua belah pihak, eksternal mapun internal, (2) identitas ditanamkan secara konsisten sehingga memudahkan identifikasi stakeholders, membangun kepercayaan dan menghasilkan komitmen (3) perilaku konsisten institusi atau perusahaan dalam hal menanamkan atau menjalankan identitas pada dasarnya adalah esensi membangun reputasi.

Mengenai penelitian implementasi corporate culture dalam menjaga reputasi bank bjb, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, karena dalam melakukan penelitian, peneliti melihat dan melakukan penelitian dengan kondisi yang sebenarnya dilapangan, peneliti tidak melakukan perlakuan perlakuan yang dapat mempengaruhi keilmiahan obyek yang diteliti, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekan pada angka.

Penelitian ini lebih menekankan pada proses dari pada outcome seperti interaksi antar manusia dalam suatu komunitas, proses pelaksanaan kerja, perkembangan suatu gejala atau peradaban serta lebih menekakan pada makna

(15)

(data dibalik yang teramati), sehingga lebih menekankan untuk memahami makna secara mendalam dari suatu gejala.

Oleh karena itu dengan menggunakan metode penelitian kualitatif akan dapat ditemukan apa yang menyebabkan suatu peristiwa terjadi dan dapat dipahami secara lengkap tahapan-tahapan dari terbentuknya peristiwa tersebut.

Selain menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai dasar metode penelitian, dalam penelitian tentang implementasi corporate culture dalam menjaga reputasi bank bjb, ini juga memerlukan pendekatan khusus untuk mengetahui inti permasalahan secara lebih mendalam sehingga diperlukan pendekatan studi kasus sebagai cara untuk mengurai masalah sekaligus menggali informasi yang diperlukan.

Studi kasus dinilai sebagai metode yang tepat karena lewat studi ini bisa dilihat langsung permasalahan yang terjadi lewat keterlibatan interaktif peneliti dengan subjek dan objek penelitian. Studi kasus yang merupakan jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam mengenai program, kejadian, proses, aktifitas terhadap satu atau lebih orang.

Mengenai budaya organisasi, peneliti menganggap bahwa didalam sebuah organisasi harus mempunyai budaya organisasi yang kuat, karena akan berdampak besar terhadap perkembangan suatu organisasi dalam mencapai sebuah tujuan yang diinginkan seperti reputasi perusahaan yang diwujudkan dari implementasi corporate culture oleh pihak internal perusahaaan.

Reputasi ibarat sebuah bangunan yang berdiri diatas fondasi identitas (identity) yang mewakili keseluruhan karakter seseorang atau sebuah organisasi.

Identitas dikemas dalam bentuk simbol-simbol visual yang dapat dengan mudah

(16)

dipahami ketika dikomunikasikan kepada khalayak. Didalamnya memuat keseluruhan jati diri organisasi yang antara lain berisi nama, ciri khas, kepribadian, sifat dan segala karakter serta perilaku yang sesuai visi, tujuan dan nilai organisasi.

Budaya organisasi yang dijalankan dengan baik oleh pihak internal senantiasa akan berimbas dengan baik pula pada reputasi perusahaan. Perilaku positif sumber daya manusia, baik sebagai atasan maupun bawahan, akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja individu maupun organisasinya, sehingga dapat membentuk budaya organisasi yang baik pula. Sebaliknya perilaku negatif sumber daya manusia, dalam organisasi akan menumbuhkan suasana kerja yang tidak kondusif sehingga membentuk budaya organisasi yang buruk pula.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik mengkaji lebih dalam sebuah penelitian yang berjudul :

IMPLEMENTASI “CORPORATE CULTURE” DALAM MENJAGA REPUTASI BANK BJB

1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian pada konteks penelitian diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Bentuk Komitmen Organisasi dalam Implementasi

“GO SPIRIT” sebagai Corporate Culture ?

2. Bagaimana Aktivitas bank bjb Cabang Singaparna dalam Implementasi “GO SPIRIT ” sebagai Corporate Culture ?

(17)

3. Bagaimana Aktivitas Komunikasi Organisasi dalam Implementasi GO SPIRIT ” sebagai Corporate Culture ?

4. Bagaimana Tantangan yang Dihadapi dalam Implementasi

GO SPIRIT ” sebagai Corporate Culture ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. untuk mengetahui bentuk komitmen organisasi dalam implementasi

GO SPIRIT ” sebagai corporate culture

2. Untuk mengetahui aktivitas bank bjb Cabang Singaparna dalam implementasi “GO SPIRIT ” sebagai corporate culture

3. Untuk mengetahui aktivitas komunikasi organisasi dalam implementasi “GO SPIRIT ” sebagai corporate culture

4. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam implementasi

GO SPIRIT ” sebagai corporate culture

1.4. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian diatas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum dan khususnya

(18)

dalam budaya organisasi yang meliputi komitmen, komunikasi organisasi, aktivitas organisasi dan tantangan yang dihadapi.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Adapun hasil penelitian ini secara praktis, diharapkan bisa memberikan suatu masukan atau referensi tambahan yang dapat diaplikasikan dan menjadi pertimbangan dan kegunaan secara praktis pada penelitian ini sebagai berikut

a. Untuk Peneliti

Peneliti berharap penelitian ini untuk melatih diri peneliti dalam menganalisis suatu permasalahan yang terjadi dalam ilmu komunikasi khususnya dengan lingkungan organisasi, dan peneliti berharap penelitian ini berguna secara praktis bagi peneliti sebagai aplikasi ilmu yang selama studi telah diterima secara teori, khususnya tentang budaya organisasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks komunikasi. Selain itu pula dapat menjadi acuan dan dapat memperdalam pengetahuan dan teori mengenai informasi yang berhubungan dengan studi ilmu komunikasi.

b. Untuk Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi Universitas BSI Bandung secara umum, dan khususnya untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi. Sebagai acuan dan referensi

(19)

perbandingan penelitian pada kajian yang sama, yaitu budaya organisasi .

c. Untuk Organisasi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi organisasi dalam memahami budaya organisasi untuk menjaga reputasi bank bjb.

1.5. Pembatasan Masalah

Pembatas masalah penelitian diperlukan agar masalah yang diteliti tidak menyimpang dan diharapkan bisa terarah, maka peneliti perlu membatasi penelitian sebagai berikut :

1. GO SPIRIT sebagai corporate culture bank bjb.

2. Penelitian ini bertempat di bank bjb Cabang Singaparna yang beralamat di JL. Raya Timur No 76 Singaparna, Tasikmalaya.

Referensi

Dokumen terkait

Lepas dari khilaf dan segala kekurangan, penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Kelompok Tani Maju Bersama dalam