• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Repository UHN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I - Repository UHN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

3 Ruth Marina Damayanti Siregar, “Legalitas Keterangan Saksi Telekonferensi Sebagai Alat Bukti Dalam Perkara Pidana,” Jurnal Fikih, no. Persidangan pidana secara online dapat dikatakan sebagai pedang bermata dua, karena dapat membawa manfaat dalam hal pencegahan penularan virus dan sebagai terobosan hukum acara pidana. 5 Suriani dan Ismail, “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penyelenggaraan Persidangan Pidana di Pengadilan”, Seminar Nasional Multidisiplin ke-4 Universitas Asahan, 28 Oktober 2020, hal.

Apa saja kendala yang dihadapi lembaga peradilan dalam pelaksanaan persidangan perkara pidana secara online (Penyidikan Pengadilan Negeri Tarutung). Untuk mengetahui secara jelas efektivitas persidangan online dalam perkara pidana (Penyidikan Pengadilan Negeri Tarutung). Untuk mempelajari dan memahami kendala-kendala yang dihadapi lembaga peradilan dalam melakukan persidangan perkara pidana secara online (Studi pada Pengadilan Negeri Tarutung).

Untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat luas, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak, mengenai efektifitas persidangan online perkara pidana di Pengadilan Negeri Tarutung. Sesuai Peraturan Mahkamah Agung pasal 1 ayat (12) tentang penyelenggaraan dan peradilan perkara pidana di pengadilan secara elektronik14. 14 Peraturan Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Secara Elektronik dan Pemutusan Perkara Pidana di Pengadilan.

Memenuhi ketentuan pelaksanaan ujian secara daring, karena tidak dimungkinkan dilaksanakan ujian secara luring;

Mekanisme dan Pelaksanaan Persidangan Secara Daring

Berdasarkan skema di atas, maka dapat dirangkum mekanisme dan pelaksanaan peradilan pidana secara online sebagaimana diatur dalam Keputusan Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2020 tentang Penatalaksanaan dan Pengadilan Perkara Pidana Secara Elektronik di Pengadilan18. 18Al-adl, “Eksistensi Persidangan Online Ditengah Pandemi Covid-19 Dalam Perkara Pidana di Indonesia, Jurnal Hukum”, Vol.13, No. 2 Juli 2021, hal. Sebelum sidang dimulai, panitera/wakil panitera memeriksa kesiapan peserta sidang dan melaporkannya kepada hakim/panel hakim.19.

19 Pasal 7, ayat 1, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Administrasi Elektronik dan Pengolahan Perkara Pidana di Pengadilan. 20 Pasal 7, ayat 2, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penatausahaan dan Pemrosesan Perkara Pidana di Pengadilan Secara Elektronik... yang dikirimkan ke alamat pos elektronik pengadilan yang menangani perkara tersebut sebelum dibacakan dan diverifikasi antara yang dibaca dan apa yang diunduh. Keterangan Jaksa mengenai keberatan/pengecualian terdakwa disampaikan kepada Majelis Hakim/Hakim menurut cara di atas. c.Dalam keadaan tertentu, sidang penyampaian putusan/keputusan pendahuluan dapat diselenggarakan secara elektronik.

Pemeriksaan terhadap saksi dan/atau ahli dilakukan di ruang sidang meskipun persidangan dilakukan secara elektronik. 21. Namun dalam keadaan tertentu, Hakim/Majelis Hakim dapat menetapkan pemeriksaan saksi dan/atau ahli sebagai berikut: 22. 21 Pasal 11 Ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Administrasi Elektronik dan Pengadilan Perkara Pidana di Bidang Hukum pengadilan.

22 Pasal 11 Ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Administrasi Elektronik dan Pengadilan Perkara Pidana di Pengadilan. Apabila terdakwa tidak ditahan, maka ketua/ketua pengadilan tempat mendengarkan keterangan terdakwa menyediakan fasilitas sidang secara elektronik dan mengangkat 1 orang Hakim dan 1 orang Wakil Panitera/Panitera Panitera tanpa menggunakan fitur pengadilan untuk mengawasi jalannya penyidikan Terdakwa. 23 Pasal 13 Ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Administrasi Elektronik dan Pengadilan Perkara Pidana di Pengadilan.

Apabila alat bukti berupa dokumen cetak, maka Hakim/Majelis Hakim mencocokkan pindaian dokumen dalam berkas perkara dengan dokumen asli yang diserahkan secara elektronik oleh Jaksa.25 c. 24 Pasal 14 Ayat (1) dan Ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Administrasi Elektronik dan Perkara Pidana di Pengadilan. 25 Pasal 14 Ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Administrasi Elektronik dan Pengadilan Perkara Pidana di Pengadilan.

26 Pasal 15 Ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penatausahaan dan Perkara Pidana di Pengadilan Secara Elektronik Bergabung dengan Pasal 3 Ayat (2) dan Ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Administrasi dan Persidangan Pengadilan elektronik Kasus Pidana. Namun dalam keadaan tertentu, berdasarkan penetapan Hakim/Majelis Hakim, sidang putusan dapat dilaksanakan secara elektronik.

Tinjauan Umum Mengenai Perkara Pidana 1. Pengertian Perkara Pidana

Unsur-unsur Pidana

Sebelumnya kita telah membahas berbagai rumusan tindak pidana yang disusun oleh para ahli hukum, unsur-unsur yang terkandung dalam suatu tindak pidana tergantung pada bagaimana bunyi rumusan tersebut. Dari rumusan R. Tresna di atas maka tindak pidana terdiri atas unsur-unsur : a.) Perbuatan/rangkaian perbuatan manusia. Dari unsur ketiga dapat dipahami bahwa setiap pelanggaran yang dilarang selalu diikuti dengan hukuman (punishment).

Walaupun ada kesan bahwa setiap perbuatan yang melawan hukum selalu disertai dengan perbuatan yang dapat dipidana, namun tidak ada petunjuk dalam unsur-unsur tentang syarat-syarat (subyektif) yang melekat pada orang yang akan dipidana. satu.). Terlihat tidak ada perbedaan unsur dari ketiga penganut dualisme tersebut, yaitu bahwa tindak pidana adalah perbuatan manusia yang dilarang, terkandung dalam undang-undang dan diancam dengan pidana bagi yang melakukannya. Sedangkan Schravendijk dalam batasan yang diuraikannya memuat secara rinci unsur-unsur sebagai berikut.

Walaupun rumusan-rumusan di atas terlihat berbeda, namun pada hakikatnya terdapat persamaan, yaitu tidak memisahkan unsur-unsur yang menyangkut perbuatan dengan unsur-unsur yang berhubungan dengan orangnya. Nampaknya ada unsur yang selalu disebutkan dalam setiap rumusannya, yaitu mengenai perbuatan/perbuatan meskipun ada pengecualian seperti Pasal 351 KUHP (penyiksaan). Selain itu juga memuat banyak unsur lain, baik mengenai tujuan tindak pidana maupun tindakan khusus untuk rumusan tertentu.

Dari rumusan tindak pidana tertentu dalam KUHP terlihat ada 11 unsur dalam tindak pidana yaitu.

Tinjauan Umum Mengenai Lembaga Peradilan

Pengadilan Umum merupakan lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi masyarakat pencari keadilan pada umumnya. Dalam mencapai keadilan hakikat dan keberadaan Peradilan Umum itu sendiri harus mampu mewujudkan kepastian hukum sebagai suatu nilai yang sesungguhnya terkandung dalam peraturan hukum yang bersangkutan itu sendiri. Namun selain kepastian hukum, tetap diperlukan persamaan atau persamaan hukum, yang pada dasarnya tertuang dalam peraturan hukum terkait dan dalam hal ini juga harus diwujudkan oleh Pengadilan Umum guna mencapai keadilan.

Asas Keadilan Umum Pada dasarnya terdapat keterkaitan antara tujuan, sifat dan asas hukum acara pidana. Ridwan Halim, “Dasar-dasar Keadilan Umum di Indonesia dalam Tanya Jawab”, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1987), hal. Sebagaimana diatur dalam pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu, setiap orang wajib menjunjung tinggi harkat dan martabat lembaga peradilan, agar siapa pun yang berada di ruang sidang selama persidangan berlaku hormat dan sopan serta berperilaku tidak menimbulkan kegaduhan atau menghalangi sidang, sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang. penjelasan pasal 218 KUHAP.36. 36 Syaiful Bakhri, “Sistem peradilan pidana Indonesia dalam perspektif reformasi peradilan, teori dan praktek”, (Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa, 2014), hal. Dalam prakteknya, batasan asas ini ditentukan, sebagaimana ditentukan dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1992, tanggal 21 Oktober 1992.40.

Pangaribuan, “Hukum Acara Pidana Merupakan Kompilasi Ketentuan KUHAP yang Dilengkapi dengan Hukum Internasional Terkait,” (Jakarta: Djangkat, 2000), hal. 38 Sinta Dewi HTP, “Keabsahan Hukum Kesaksian Saksi Melalui Telekonferensi Sebagai Alat Bukti Dalam Perkara Pidana”, (Surakarta: Tesis Magister Hukum Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah, 2012), hal. 40 Lilik Mulyadi, “Putusan Hakim dalam Acara Pidana, Teori, Praktek, Teknik Penyusunan dan Permasalahannya”, (Bandung: Bunga Rampai, 2007), hal.

Namun apabila tersangka hanya satu orang dan tidak hadir di persidangan setelah dua kali dipanggil secara sah, maka harus diadili secara paksa.41. 41 Tolib Effendi, 2014, “Dasar-dasar Hukum Acara Pidana, Pembangunan dan Reformasi di Indonesia”, (Malang: Setara Press), hal. Artinya ada pemeriksaan langsung terhadap tersangka, dan tidak tertulis antara hakim dan tersangka, sebagaimana diatur dalam Pasal 154 KUHAP.

Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah bagian dari metodologi yang bertujuan untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Ruang lingkup Penelitian dilakukan secara aktif, tekun, logis dan sistematis yang digunakan untuk memecahkan rumusan masalah yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperjelas rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini agar tidak mengambang, terfokus dan sistematis.

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang persidangan perkara pidana secara online (studi di Pengadilan Negeri Tarutung) dan kendala apa saja yang dihadapi pengadilan dalam melakukan persidangan perkara pidana secara online (studi di Pengadilan Negeri Tarutung).

Metode Pendekatan Masalah

Pendekatan perundang-undangan digunakan untuk mengkaji aturan-aturan yang berkaitan dengan peraturan sesuai dengan Pasal 1 Angka 12 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penatausahaan dan Pengajuan Perkara Pidana di Pengadilan Secara Elektronik (Perma Nomor 4 Tahun 2020). Pendekatan ini digunakan karena munculnya pandangan, pemahaman dan konsep hukum terkait penerapannya dalam persidangan online, yang merupakan serangkaian proses pertimbangan, penilaian dan pengambilan keputusan terhadap perkara terdakwa oleh pengadilan, yang dilakukan dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, alat audio visual dan alat elektronik lainnya sebagaimana dalam Pasal 1 angka 12 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penatausahaan dan Pemutusan Perkara Pidana di Pengadilan secara elektronik (Perma Nomor 4 Tahun 2020) .

Sumber Bahan Hukum

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Penyusunan Peraturan Perundang-undangan; Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penatausahaan dan Pengolahan Perkara Pidana di Pengadilan Secara Elektronik. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang berupa pendapat hukum atau ajaran para ulama, literatur hukum, risalah, risalah, risalah, surat kabar dan jurnal hukum, yang berfungsi sebagai pelengkap bahan hukum primer.

Bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder antara lain kamus dan ensiklopedia serta pendapat dari sumber lain terkait sidang online di Pengadilan Negeri Tarutung.

Metode Penelitian

Penelitian kepustakaan (library study) adalah penelitian yang melibatkan pengumpulan informasi dan data dengan menggunakan berbagai jenis bahan yang ada di perpustakaan, seperti dokumen atau file. Penulis melakukan wawancara dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dari pihak terdakwa yaitu Pengadilan Tarutung yang dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara dengan kedua belah pihak yaitu penyidik ​​yang mengajukan pertanyaan dan penyidik ​​atau jaksa yang menjawab pertanyaan tersebut. untuk bertanya.

Analisis Bahan Hukum

Referensi

Dokumen terkait

14 Selain itu, pendekatan konseptual (conceptual approaching) digunakan dalam mengkaji berbagai konsep yang berkaitan dengan maslah yang dibahas, dalam hal ini konsep

Pendekatan ketiga yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan konseptual, pendekatan konseptual merupakan pendekatam yang beranjak dari pandangan-pandangan dan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundangan-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach) dan

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, dengan menggunakan pendekatan undang-undang (statute aprroach), pendekatan konseptual (conceptual approach) dan

penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian

17 Penulis menggunakan pendekatan konseptual untuk menjelaskan pengertian, konsep maupun asas hukum yang relevan dengan permasalahan terkait Corona Virus Disease

Dengan menelaah dan mengkaji pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin hukum tersebut, peneliti berharap akan menemukan ide-ide baru yang dapat memunculkan pengertian-pengertian hukum,

Mempelajari pandangan dan doktrin didalam ilmu hukum, peneliti akan menemukan beberapa ide yang menciptakan berbagai pengertian hukum, macam konsep hukum, dan berbagai asas hukum yang