BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Terdahulu
Sebelum di lakukannya penelitian mengenai “Penggunaan Media Sosial Instagram sebagai Komunikasi Pemasaran Online (Studi Kasus tentang penggunaan media sosial Instagram jersey @MPES_MBS sebagai komunikasi pemasaran online)”, pertama-tama peneliti terlebih dulu untuk melakukan dari tinjauan pustaka.Karena tinjuan pustaka akandi gunakan sebagai mencari tinjauan penelitian yang sama sebelumnya dan berkaitan dengan penelitian yang akan di lakukan oleh penliti. Berikut ini lah beberapa penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan si peneliti karena menjadi acuan untuk penelitian yang telah di ambil:
1. Skripsi mahasiswi Novi Hadiantiningsih Universitas Pasundan (UNPAS Bandung)
Penelitian Dengan judul “Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi Onlineshop”. yang di lakukan oleh Novi Hadiantiningsih mahasiswi Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung pada tahun 2017. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang di butuhkan oleh pemilik onlineshop @Barbiezhaa di daerah Cianjur Jawa Barat dengan memilih untuk memanfaatkan instagram sebagai media promosinya dan juga untuk mengetahui apa saja yang di butuhkan oleh pengguna media sosial instagram untuk memenuhi kebutuhan nya dalam belanja melalui online.
Hasil dari penelitian ini adalah bagaimana pemilik onlineshop @Barbiezhaa lebih memilih untuk memanfaatkan media sosial instagram sebagai media promosinya dengan di dasari oleh faktor-faktor seperti kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal, kebutuhan interagsi sosial, dan juga kebutuhan pelepasan ketegangan.
Penelitian yang di lakukan oleh Novi Hadiantiningsih ini berbeda dengan penelitian yang akan di lakukan. Adanya sebuah penelitian yang sebelumnya telah di lakukan oleh Novi Hadiantiningsih menjadi contoh bagi penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti.
2. Skripsi mahasiswi Anastasia Linda Ningsih Universitas Atmajaya Yogyakarta
Penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Pemasaran Online Produk Lokal pada Sosial Media dalam Membentuk Co-Creation (Analisis Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Online Produk Makanan Maicih melalui Twitter) ,”yang dilakukan oleh Anastasia Linda ningsih mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atmajaya Yogyakarta, tahun 2012. Penelitian tersebut berfokus pada strategi komunikasi pemasaran online yang di pergunakan Maicih untuk membuat sebuah bentuk co-creation yang berupa strategi pesan dan strategi media.
Konsep dari keluarga ini telah di dukung dengan penggunaan Twitter untuk menjadikan salah satu saluran komunikasi yang bersifat komunikasi dua arah karena dapat membuat co-creation yang sudah di buat bisa terbentuk. Apabila konsumen memberi saran sebagai inovasi produk Maicih maka hasil dari co-
creation akan berkelanjutan. Dalam hal ini membutuhkan kolaborasi yaitu pengalaman, karena apabila konsumen sudah mengkonsumsi Maicih maka komentar dan foto akan di berikan melalui Twitternya dan akan terlibat dengan kegiatan yang sudah dilakukan oleh Maicih tentang keperduliannya akan budaya di lingkungannya.
Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti karena fokus penelitiannya yang tidak sama. Dalam penelitian ini hanya berfokus pada strategi komunikasi pemasaran online yang telah di lakukan oleh Maicih melalui Twitter dalam membentuk co-creation, sedangkan disini peneliti hanya fokus pada penggunaan media sosial Instagram sebagai Komunikasi Pemasaran Online.
3. Skripsi mahasiswa Akhmad Rifqi Septiawan Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Pemasaran Buku Dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Media Sosial Instagram (Studi Deskriptif Pada Founder @Tausiyahku_),” yang dilakukan oleh Akhmad Rifqi Septiawan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2015.Penelitian yang telah di lakukan oleh saudara Rifqi berbeda dengan penelitian yang akan di lakukan karena tujuannya yang berbeda.
Apabila penilitian saudara Rifqi hanya untuk ingin mencari tahu bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang di lakukan oleh akun media sosial Instagram
@Tausiyahku dalam meningkatkan konsumennya maka penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang akan di lakukan. Karena penelitian yang akan di lakukan ingin mengetahui bagaimana kegiatan promosi pada akun @MPES_MBS melalui
media sosial Instagram. Sementara persamaan antara penelitian yang di lakukan oleh saudara Rifqi dengan peneliti adalah sama-sama melakukan penelitian tentang penggunaan media sosial Instagram sebagai komunikasi pemasaran.
4. Skripsi mahasiswi Ayu Putri Universitas Pembangunan Nasional (VETERAN)
Penelitian dengan judul “Aplikasi Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online Shop” yang dilakukan oleh Eryta Ayu Putrimahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, tahun 2013.Penelitian yang di lakukan oleh saudari Ayu ini berbeda dengan penelitian yang akan di lakukan, karena tujuan penelitiannya tidak sama. Apabila penelitian dari saudari Ayu ini hanya ingin mencari tahu bagaimana aplikasi Instagram di gunakan sebagai media komunikasi pemasaran online shop, maka penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang akan di lakukan. Penelitian yang akan di lakukan disini adalah untuk mengetahui bagaimana kegiatan promosi
@MPES_MBS melalui media sosial instagram. Sementara persamaan antara penelitian yang di lakukan oleh saudari Ayu dengan peneliti adalah sama-sama melakukan penelitian tentang Instagram dan komunikasi pemasaran.
5. Skripsi mahasiswa Kelly Agatha tahun 2015
Penelitian dengan judul “Peranan Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Bisnis Online (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Bisnis Online Floshablee)” yang di lakukan oleh Kelly Agatha S, tahun 2015. Dengan hasil penelitian sebagai berikut:
1) Komunikasi pemasaran yang di lakukan oleh Floshablee sebagai berbisnis online ini lebih menggunakan media sosial Instagram, karena disini Instagram sangat berperan besar dalam proses berkomunikasi. Namun tidak hanya media atau saluran, tetapi bisa di bilang salah satu “motor” yang mengemudi dalam setiap proses-proses komunikasi pemasaran bisnis online Flashbolee.
2) Dalam hal berkomunikasi, bauran komunikasi pemasaran sering di pakai sebagai berbisnis online oleh Floshablee karena lebih efektif dan efesien. Bisa di maksudkan bahwa penggunaanya yang mudah, jangkauannya yang sangat luas, dan juga biayanya yang tidak mahal.Namun dalam hal ini kegiatan untuk berjualan personal tidak bisa di lakukan melalui media sosial Instagram karena hal ini membutuhkan seperti proses bertatapan muka dan penyampaian informasi dengan lisan.
3) Seiring terus menerus mempergunakan media sosial Instagram dalam proses media komunikasi pemasaran produk Floshablee, floshablee sendiri tidak menemukan hambatan yang dimana berawal dari sebuah aplikasi media sosial Instagram. Namun disini yang selalu menjadi hambatan pada permasalahan nya adalah koneksi internet dan koneksi Wifi yang terkadang selalu bermasalah.
Penelitian yang di lakukan oleh saudari Agatha ini berbeda dengan penelitian yang akan di lakukan, karena tujuan penelitiannya tidak sama. Apabila penelitian dari saudari Agatha ini hanya ingin mencari tahu bagaimana aplikasi Instagram berperan dalam melakukan bauran komunikasi pemasaran, serta ingin mengetahui hambatan apa saja yang di temukan oleh pemilik bisnis online Floshablee dalam melakukan Instagram sebagai media komunikasi pemasarannya, maka penelitian
tersebut berbeda dengan penelitian yang akan di lakukan. Penelitian yang akan di lakukan disini adalah untuk mengetahui bagaimana kegiatan promosi
@MPES_MBS melalui media sosial instagram. Sementara persamaan antara penelitian yang di lakukan oleh saudari Agatha dengan peneliti adalah sama-sama melakukan penelitian tentang Instagram dan komunikasi pemasaran.
6. Skripsi mahasiswa Reinaldi Nugraha Universitas Bina Sarana Informatika (BSI Bandung)
Penelian dengan judul “Penggunaan Media Sosial Instagram sebagai Komunikasi Pemasaran Online (Studi Deskriftif Kualitatif pada Akun Instagram
@MPES_MBS)”yang di lakukan oleh Reinaldi Nugraha mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Bandung pada tahun 2019. Penelitian yang akan di lakukan ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana cara menggunakan media sosial instagram sebagai komunikasi pemasaran online pada akun @MPES_MBS untuk meningkatan penjualan. Dalam hal ini metode yang akan di pergunakan oleh peneliti adalah studi kasus, data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi serta studi pustaka. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dengan adanya instagram sebagai media komunikasi pemasaran online dapat meningkatkan penjualan barang-barang yang di produksi oleh @MPES_MBS.
Tabel 2.1 Kajian Terdahulu
Judul
Pemanfaatan Media Sosial
Instagram Sebagai Media
Promosi Onlineshop
Strategi Komunikasi
Pemasaran Online Produk
Lokal pada Sosial Media
dalam Membentuk Co-
Creation
Strategi Komunikasi
Pemasaran Buku Dalam Meningkatkan
Penjualan Melalui Media
Sosial Instagram
Aplikasi Instagram Sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Online Shop
Peranan Instagram Sebagai Media
Komunikasi Pemasaran Bisnis Online
Penggunaan media sosial instagram
sebagai komunikasi
pemasaran online
Peneliti
Novi Hadiantiningsih
Anastasia Lindaningsih
Akhmad Rifqi Septiawan
Eryta Ayu Putri
Kelly Agatha S.
Reinaldi Nugraha
Institusi
Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung
Universitas Atmajaya Yogyakarta
Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Universitas Pembangunan
Nasional
“Veteran”
Jawa Timur
Universitas Sumatera
Utara
Universitas BSI Bandung
Tahun
2017 2012 2015 2013 2015 2019
Tujuan
Untuk mengetahui seperti apa faktor
kebutuhan dari pemilik onlineshop dan bagaimana memanfaatkan
instagram sebagai media
promosi
Untuk mengetahui
strategi komunikasi pemasaran online
yang dilakukan Maicih melalui Twitter dalam membentuk co-
creation
Untuk mengetahui
strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan melalui media
sosial Instagram
dalam meningkatkan
konsumen
Untuk mengetahui
bagaimana aplikasi Instagram di
gunakan sebagai media
komunikasi pemasaran online shop
Untuk mengetahui
bagaimana Instagram
berperan dalam proses
komunikasi pemasaran pada bisnis
online
Untuk mengetahui
bagamiana Proses Komunikasi
Pemasaran online melalui
media sosial instagram
Metode
Deskriftif Kualitatif
Deskriftif Kualitatif
Deskriftif Kualitatif
Deskriftif Kualitatif
Deskriftif Kualitatif
Studi Kasus
Persamaan
Sama-sama membahas
mengenai Pemanfaatan
media sosial sebagai media promosi untuk
Sama-sama membahas
mengenai Komunikasi Pemasaran Online
melalui media sosial antara
Penelitian sama membahas
tentang penggunaan media sosial instagram
sama-sama melakukan penelitian
tentang Instagram dan
Komunikasi Pemasaran
sama-sama melakukan penelitian
tentang Instagram dan
Komunikasi Pemasaran
Sama-sama membahas
mengenai media social
sebagai
komunikasi
mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk
belanja melalui media sosial
instagram dengan menggunakan metode deskriftif
kualitatif
penjual dengan pembeli dengan
menggunakan metode deskriftif
kualitatif
sebagai komunikasi pemasaran.
Dengan metode deskriftif kualitatif
sebagai media komunikasi
pemasaran dengan metode deskriftif kualitatif
sebagai media komunikasi
pemasaran dengan metode
deskriftif kualitatif
pemasaran online
Perbedaan
Peneliti lebih fokus terhadap
komunikasi melalui media sosial instagram
dan tidak mendasari penggunaan media sosial dari
berbagai faktor kebutuhan
Peneliti lebih fokus pada komunikasi pemasaran online
dengan menggunakan
media sosial Instagram dan tidak terhadap
strategi komunikasi
pemasaran
Peneliti lebih fokus cara mengetahui
bagaimana strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan pada
akun media sosial instagram
dalam
Peneliti lebih fokus cara mengetahui
bagaimana Instagram di
gunakan sebagai media
komunikasi pemasaran
online
Peneliti lebih berfokus bagaimana
Instagram berperan dalam proses
komunikasi pemasaran pada bisnis
online
Penelitian tersebut berfokus
kepada permasalahan
mengenai jaringan yang
digunakan untuk media
sosial
meningkatkan konsumen
Hasil
Dengan memanfaatkan
media sosial instagram sebagai promosi nya pemilik akun online shop lebih
memilih instagram karena
di dasari oleh beberapa faktor kebutuhan yaitu,
kebutuhan kognitif, kebutuhan
afektif, kebutuhan
integrasi personal, kebutuhan
integrasi
Hasil dari co- creation, konsumen memberikan
saran untuk inovasi produk
Maicih selanjutnya.
Kolaborasi berdasarkan pengalaman, konsumen yang
telah mengkonsumsi produk Maicih
akan memberikan komentar dan
berfoto di Twitter Maicih
atau terlibat
Mengetahui Strategi Komunikasi
Pemasaran Buku Dalam Meningkatkan
Penjualan Melalui Media
Sosial Instagram Pada Founder
@Tausiyahku_
Instagram memegang peranan besar dalam proses komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh
bisnis online Floshablee.
Tidak hanya sebagai media/
dan saluran, namun juga merupakan
“motor penggerak dalam setiap
proses komunikasi
pemasaran
Media sosial Instagram sebagai media
promosi yang dianggap efektif oleh para informan, Instagram juga bisa terbilang sebagai media
komunikasi antara pelaku bisnis dengan
para konsumennya,
dan instagram dapat memberikan
dampak terhadap
Dengan penggunaan media sosial instagram dan mengugunakan
komunikasi pemasaran
dapat meningkatkan penjualan yang di lakukan oleh
akun
@MPES_MBS
personal, kebutuhan integrasi sosial,
dan kebutuhan pelepasan ketegangan
dalam kegiatan yang diadakan
oleh Maicih tentang kepedulian akan
budaya dan lingkungan
bisnis online Floshablee
peningkatan penjualan pada
bisnis mereka.
12
2.2 Kajian literatur
2.2.1 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah suatu usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen mengenai produk di pasar. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, baik konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran.
Saladin dalam (Margaretha, 2012:4) mengatakan bahwa komunikasi pemasaran adalah aktivitas yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. (Sutisna.2002:9) mengatakan bahwa komunikasi pemasaran menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar harus secara berhati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien.
Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk maupun jasa yang beredar di pasar. Konsep yang secara umum yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut bauran promosi dan bauran
13
pemasaran. Kotler dalam (Aditya 2017:4) mengatakan bahwa dalam pegembangan program komunikasi dan promosi total yang efektif komunikasi pemasaran harus memenuhi beberapa ketentuan diantara lain adalah sebagai berikut:
1. Mengenali khalayak sasaran, komunikator pemasaran harus memulai komunikasinya dengan mengenali secara jelas khalayak sasarannya.
Khalayak tersebut dapat berupa pembelian potensial dari pihak perusahaan, pengguna saar ini, pengambil keputusan atau pembeli pengaruh. Khalayak sasaran tersebut akan sangat memengaruhi keputusan komunikator tentang apa yang hendak dikatakan, bahaimana mengutarakannya, kapan menyatakannya, dimana mengatakan dan kepada siapa hal tersebut diutarakan.
2. Menentukan tujuan komunikasi, apabila pasar sasaran dan karakteristiknya dikenali, komunikator pmasaran harus emutuskan tanggapan khalayak yang dikehendakinya. Tanggapa akhir adalah pembelian dan kepuasan perlu mengetahui bahaimana menggerakan khalayak sasaran ke arah kondisi kesiapan membeli yang lebih tinggi.
3. Merancang pesan, setelah menentukan tanggapan khalayak yang dikehendaki, komunikator beralih kepada pengembangan pesan yang efektif. Idealnya pesan tersebut seharusnya mendapat perhatian (attention), menghasilkan minat (interest), memunculkan keinginan (desire) dan mendatangkan tindakan (action).
4. Memilih saluran komunikasi, komunikator harus memilih saluran komunikasi yang tepat untuk dapat menyampaikan pesan lebih efisien.
14
5. Menentukan anggaran promosi total, satu dari keputusan pemasaran yang paling sulit dihadapi adalah menentukan seberapa banyak yang harus dikeluarkan untuk promosi.
6. Menentukan bauran promosi, perusahaan menghadapi tugas mendistribusikan anggaran promosi total epada lima alat promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, hubngan masyarakat dan tenaga penjualan.
7. Mengorganisasikan dan mengelola, komuniksi pemasaran yang terintegritas jangkauan komunikasi yang luas dari alat atau pesa komunikasi yang tersedia untuk mencapai target audience maka komunikasi harus dikelola dan iintegritaskan untuk mendpatkan konsistensi, pemilihan waktu yang tepat dan efektif biaya.
2.2.2 Kegiatan Promosi 2.2.2.1 Promosi
Promosi adalah sebagian dari salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemasar sebagai penyampaian sebuah pesan tentang produk maupun barang atau jasa, danperusahaan merek produk kepada konsumen, karena dalam hal ini dapat lebih membantu pemasar untuk meningkatkan penjualannya. Hermwan dalam (Frisilia, 2016:16) mengatakan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barng dan jasa.
Tujuan promosi adalah untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang akan menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian.
15
Dalam pengertian di atas dapat di artikan bahwa kegiatan promosi bisa di bilang adalah salah satu alat untuk mempengaruhi dalam kegiatan pembelian yang sesuai dengan keinginan yang di butuhkan. Hal ini bisa tercapai apabila dengan melakukan alat promosi.
2.2.2.2.Bauran Promosi ( Promotion Mix )
Promosi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menginformasikan, membujuk, serta mengingatkan pasar terhadap organisasi itu sendiri atau produk dari organisasi. Perusahaan berusaha mempengaruhi perasaan, kepercayaan, atau perilakunya. Pemberian informasi ini selain ditujukan kepada calon konsumen.
Menurut Kotler dalam (Yulianto, 2014:9) mengatakan bahwa unsur yang ada dalam bauran promosi atau dikenal dengan istilah Promotional mix termasuk disini adalah (Personal selling, Direct Marketing, Advertising, Sales Promotion, dan Public Relations).
1. Penjualan Personal (Personal Selling) merupakan persentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.
2. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) merupakan hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng – penggunaan surat langsung, telepon, televise respons langsung, e-mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu.
16
3. Periklanan (Advertising) merupakan komunikasi nonindividu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media untuk mempromosikan ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu.
4. Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan satu kegiatan promosi dalam jangka pendek untuk melakukan rangsangan atau dorongan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.
5. Hubungan Masyarakat (Public Relation) merupakan cara membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan.
2.2.2.3 Tujuan Promosi
Setiap perusahaan yang melakukan sesuatu kegiatan tentu mempunyai tujuan. Demikian juga, perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan tujuan utamanya untuk mencari laba. Menurut Kotler dalam (Frisila, 2016:21) Pada umumnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan harus mendasarkan kepada tujuan sebagai berikut:
1. Mendorong pengecer menjadi baang baru dan menyediakan lebih banyak persediaan, membeli lebih awal, atau mengiklankan produk perusahaan dan memberikan ruang gerak yang lebih banyak.
2. Untuk tenaga penjual, tujuan promosi yaitu untuk mendapatkan lebih banyak dukungan tenaga penjualan bagi produk lama atau baru atau mendorong wiraniaga mendapatkan pelanggan baru.
17
2.2.2.4 Fungsi Promosi
Promosi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menginformasikan, membujuk, serta mengingatkan pasar terhadap organisasi itu sendiri atau produk dari organisasi. Adapun fungsi dari promosi itu sendiri yaitu:
1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa.
2. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang dimaksudkan dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi.
3. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa ingin memilikinya. Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh suatu keputusan untuk membeli.
2.2.3 Segmentasi Komunikasi Pemasaran 2.2.3.1 Segmentasi
Segmentasi merupakan proses pemikiran pasar yang heterogen melalui potensial customer yang telah memiliki persamaan kebutuhannya dan persamaan karakternya yang telah memiliki respon yang sama untuk memperbelanjakan
18
uangnya. Kotler dalam (Frisila, 2016:27) mengatakan bahwa segmentasi pasar merupakan usahan pemisahan pasar pada kelompok pembeli menurut jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri.
Segmentasi merupakan salah satu proses kelompok pasar yang berkerja kedalam segmen dengan cara yang berbeda-beda. Segmen pasar (market segmen) merupakan kelompok pembeli yang mempunyai karakteristik yang sama dan juga memberi respon yang sama kepada aktivitas pemasaran tertentu. Menurut Philip Kotler, yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat di identifikasikan dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokal geografis, perilaku pembelian dan kebiasaan pembelian yang serupa.
2.2.3.2 Dasar Segmentasi
Pada garis besarnya kita mengenal 4 mengelompokkan pasar dalam (Frisila, 2016:21) yaitu :
a. Geographic Segmentation, pengelompokkan didasarkan atas daerah dimana para penjual membeda-bedakan secara teliti, kira-kira daerah mana yang bisa memberikan keuntungan yang berbeda-beda. Pengecer kecil dapat pula membedakan langganan dari daerahnya sendiri dengan daerah lainnya.Produsen nasional menggolongkan langganan menurut daerah penjualan.
b. Demographic Segmentation, segmentasi ini dimaksudkan untuk membedakan berbagai macam kelompok dasar keadaan suatu masyarakat yang berubah (demographic variabel) seperti misalnya, pengelompokkan dalam bidang
19
umur, jenis kelamin, dan besarnya famili, pendapatan, jabatan kepala keluarga, pendidikan, siklus penghidupan keluarganya (family life cyrcle), pengelompokkan dalam bidang agama, sosial, suku.
c. Psychographic Segmentation, dengan psychographic segmentation ini kita mencoba membedakan berbagai macam kebutuhan pembeli atau timbul sebagai hasil dari kenyataan bahwa kebutuhan pembeli lebih berbeda sepanjang life style atau personality life dari pada demographic lifes. Kelompok psychographic ini adalah :
1) Swingers : adalah mereka yang selalu mencari barang yang mutakhir (up to date) dan gerak cepat. Cara hidup mereka adalah mementingkan kesenangan.
2) Seekers : kelompok ini adalah kelompok yang selalu membeli barang- barang yang dapat mencerminkan kedudukan mereka yang tinggal dimasyarakat.
3) Plain Joes : adalah kelompok yang selalu mencari barang-barang yang biasa, yang tidak mencolok mata, akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan.3
Untuk mengidentifikasi segmen utama dalam suatu pasar dibutuhkan suatu prosedur yang terdiri atas tiga tahap, seperti berikut:
a. Tahap Survai, pada tahap ini periset harus melakukan wawancara untuk mencari penjelasan dan membentuk kelompok fokus untuk mendapatkan pemahaman atas motivasi, sikap, dan perilaku konsumen.Selanjutnya periset menyiapkan kuesioner dalam rangka untuk mengumpulkan data mengenai atribut yang dibutuhkan.
b. Tahap Analisis, periset menerapkan analisis factor terhadap data untuk membuang variabel-variabel yang berkorelasi tinggi, kemudian periset menerapkan
20
analisis kelompok untuk menghasilkan jumlah segmen yang berbeda-beda secara maksimum.
c. Tahap Pembentukan, masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan sikap, perilaku, demografis, psikografis, dan pola media. Masing-masing segmen dapat diberi nama berdasarkan sifat-sifat dominan yang ada pada kelompok tersebut.
2.2.4 Model Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran memegang peranan sangat penting bagi pemasar.
Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar harus secara hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien.
Model komunikasi pemasaran yang biasa dikembangkan pada umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga disebut sumber (source). Pertama kali pesan komunikasi datang dari sumber. Dalam pemasaran sumber berarti pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen. Pihak yang mengirim pesan tentu saja pemasar. Proses selanjutnya yaitu pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspons secara positif oleh penerima dalam hal ini konsumen. Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi apa yang akan digunakan. Model
21
komunikasi pemasaran yang biasa dikembangkan pada umumnya tidak jauh dengan proses komunikasi dalam ilmu komunikasi. Berikut adalah model komunikasi menurut Machfoedz dalam (Annisa, 2014:21) yang merupakan model yang disesuaikan dengan konteks pemasaran:
Gambar 2.2 Model Komunikasi Pemasaran Sumber: Mahmud Machfoedz dalam (Annisa, 2014:21)
- Sumber informasi, sumber informasi ialah pemasar baik perusahaan ataupun organisasi
- Kode/Program, proses pembentukan pesan atau ide kedalam bentuk dapat dipahami dan diharapkan dapat mempengaruhi penerima.
Sumber Informasi (pemasar)
Kode/Program (Iklan,demonstrasi, pemberitaan,penawaran)
Media
(cetak,radio,televisi,online,dll)
Penguraian kode/ penafsiran
Penerima/ konsumen
Gangguan Umpan
balik
22
Tahapan ini mencerminkan strategi kreatif atau saran dari penjual, janji yang dibuat oleh perusahaan tentang produk atau perusahaannya sendiri.
- Pesan, adalah pelaksanaan strategi kreatif. Pesan dapat diungkapkan dengan berbagai cara, meliputi kata kata baik secara lisan ataupun tertulis, diagram, gambar dan dramatisasi dalam berbagai bentuk.
- Media, merpakan saluran yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan.
- Penguraian kode, penafsiran pesan oleh penerima. Pesan yang sama dapat ditafsirkan berbeda oleh penerima yang beragam, yang mempunyai pengalaman, pengetahuan, dan lingkungan masing masing.
- Penerima, pihak yang menerima pesan, perusahaan atau konsumen yang ingin mempengaruhi dengan cara tertentu
- Umpan balik, respon penerima terhadap pesan yang diharapkan oleh pemasar akan dapat mengubah sikap atau prilaku atau permintaan informasi yang lebih rinci.
Dalam seluruh komunikasi pemasaran, gangguan dapat membaur dengan desain, penyampaian, atau penerimaan pesan. Gangguan adalah sesuatu yang bersifat fisik dan psikologis, yang berbaur dalam cara yang dilakukan untuk melaksanakan kreasi, penyampaian, penerimaaan, dan penafsiran pesan pemasaran.
Tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi, dimana iklan adalah suatu komunikasi massa yang dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi perusahaan.
23
2.3 Kajian Teoritis
2.3.1 Teori Participatory Media Culture
Menurut Henry Jenkins dalam (Cahya, 2016:2) mengatakan bahwa participatory culture yaitu sebahai budaya dimana fans dan konsumen secara aktif ikut berpartisipasi dalam penciptaan dan pensirkulasian kembali suatu konten baru.
Henry Jenkins juga menguraikan cara-cara dimana budaya media baru menawarkan khalayak umum untuk secara bersama-sama mengambil peran sebagai konsumen media dan produsen media sekaligus. Jenkins berpendapat bahwa dalam Participatory Media Culture, orang orang mampu secara kreatif menanggapi isi media dengan menciptakan komoditas budaya mereka sendiri sebagai upaya mereka untuk menguraikan dan menemukan makna didalam produk media dan pesan yang ada. Dalam Participatory Media Culture, masyarakat dapat lebih mudah merespon dan memberikan kontribusi dan pesan kepada media.
Peneliti menggunakan teori participatory media culture karena dirasa tepat daam penelitian ini. Di era digital yang modern dan semakin maju, penggunaan sosial media sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat. Tidak terkecuali para wirausahawan yang juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk dijadikan suatu media dalam penjualan sebuah produk. Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh MPES_MBS membuat para konsumen yang merupakan sesama pengguna sosial media menjadi lebih aktif. Konsumen bisa aktif memberikan tanggapan melalui fitur yang ada di sosial media instagram seperti fitur komentar maupun DM.
24
2.4 Kerangka Pemikiran
Dari keterangan di atas, untuk mempermudah dalam memahami konsep mengenai variable-variable yang di teliti, maka penulis menggunakan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Studi Kasus
Komunikasi pemasaran
Kegiatan promosi Menentukan segmentasi
Model komunikasi pemasaran
Penggunaan media sosial sebagai komunikasi pemasaran online
Teori Participatory Media Culture
Konstruktivis
25