• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI Perencanaan Karier

N/A
N/A
Jessica Agustine

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI Perencanaan Karier"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Perencanaan Karier

2.1.1. Pengertian Perencanaan Karier

Hale dalam Manrihu (Hasanah, 2019) menjelaskan “perencanaan karier di pandang sebagai proses menghubungkan hasil dari evaluasi diri dengan informasi yang tersedia sekarang tentang dunia kerja”.

Kemudian Suherman (2013) menyatakan bahwa bimbingan karir terdiri dari kegiatan dan program yang membantu orang dalam mengasimilasi dan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan tujuan mereka yang berkaitan dengan pengetahuan diri, pengetahuan tentang tempat kerja dan variabel yang mempengaruhinya, kesadaran akan waktu luang, dan pengetahuan tentang banyak variabel yang harus diperhitungkan ketika merencanakan karir. Pelajari dan praktikkan proses pengambilan keputusan karir, serta pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menemukan pemenuhan pribadi dalam pekerjaan dan waktu luang seseorang. Merujuk pada pendapat di atas perancanaan karier merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menyiapkan apa yang diperlukan dalam penetapan karier diantaranya adalah pemahaman mengenai dirinya sendiri, pemahaman mengenai pekerjaan, serta menggunakan penalaran antara pribadi dengan dunia kerja. Tujuan perencanaan karier yakni untuk

(2)

meminimalkan (reduce) kemungkinan kesalahan dalam menentukan alternatif-alternatif pilihan karier yang ada.

2.1.2. Faktor Pengaruh Perencanaan Karier

Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2005) faktor pengaruh perencanaan karier adalah:

a. Informasi tentang Anda, termasuk informasi tentang kemampuan intelektual Anda, bakat akademik unik, minat umum dan khusus, hasil belajar dalam berbagai mata pelajaran inti, dan sifat kepribadian yang relevan dengan program studi akademik, program pelatihan pra-jabatan, dan bidang posisi, seperti sebagai keberanian untuk berbicara dan bertindak kooperatif, ketergantungan dan kesopanan, kebijaksanaan, dan potensi kepemimpinan kerapian dan ketekunan.

b. Meskipun situasi keluarga yang merupakan lingkungan hidup yang paling berarti bagi orang-orang yang tinggal bersama keluarga secara teratur, juga termasuk dalam ruang lingkup informasi data sosial, tetapi juga berdampak signifikan pada bagaimana orang membangun dirinya sendiri. gambar. Kedudukan anak dalam keluarga, cara pandang keluarga terhadap peran anak laki-laki dan perempuan, harapan keluarga terhadap masa depan anak, tingkat sosial ekonomi kehidupan keluarga, gaya hidup dan suasana keluarga, serta tingkat pendidikan orang tua merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini. situasi keluarga dekat. sumber konflik orang tua, status pernikahan anak, dan saudara serta kerabat lainnya yang tinggal serumah.

c. Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karir khususnya informasi pendidikan educational information dan informasi jabatan vocational information yang bersama-sama dikenal dengan informasi karir career information. Pemberian informasi ini bertujuan agar siswa mempunai pemahaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada didalam masyarakat, mengenai informasi-informasi jenis pendidikan kelanjutan studi dan mengenal prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat di masa depan.

Merujuk paparan di atas, dapat diketahui bahwa perencanaan karier dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni kemampuan yang

(3)

dimiliki, nilai-nilai dan jenis kepribadian, pengaruh dari keluarga besar dan keluarga inti, dan lingkungan hidup yang relevan dalam perencanaan karirnya.

2.1.3. Aspek Perencanaan Karier

Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2005) mengemukakan berberapa aspek perencanaan karier diantaranya:

a. Pemahaman diri berupa kemampuan pengelolaan bakat dan minat dengan mempertimbangkan kelebihan serta kekurangan.

b. Pengetahuan mengenai pemenuhan syarat menuju kesuksesan dan kesempatan untuk maju pada bidang pekerjaan.

c. Berpikir rasional untuk menemukan relevan antara karakteristik pribadi terhadap kemungkinan keberhasilan dalam suatu pekerjaan dengan melihat kualifikasi dan kesempatan kerja

Pendapat tersebut di atas menunjukan beberapa aspek yang dapat menunjukan baiknya perencanaan karier meliputi aspek pemahaman diri, pengerahuan umum mengenai kesuksesan dan pikiran yang rasional.

2.1.4. Tantangan Perencanaan Karir oleh Konselor Sekolah

Sulit bagi konselor sekolah untuk membantu anak dalam mengembangkan rencana karir karena mereka harus mempertimbangkan berbagai faktor yang ada pada setiap siswa. Berikut ini beberapa tantangan konselor sekolah dalam membantu perencanaan karir siswa (Winkel & Sri Hastuti, 2005) :.

a. Harus dihindari ramalan yang bersifat dogmatik tentang kemungkinan konseli akan berhasil atau gagal dalam megambil suatu jalur. Setelah siswa mendapat penjelasan tentang makna

(4)

data yang tersedia tentang diri sendiri dan tentang lingkungan kehidupannya, dia tetap bebas memilih.

b. Harus menghindari bahaya yang terkandung dalam memberikan saran tentang pilihan yang dibuat, karena sebaiknya mungkin tidak dimengerti oleh siswa dan hanya mengikuti saran saja c. Harus dihindari memberikan kesan hanya terdapat satu karir

yang cocok bagi konseli dan akan memuaskan baginya. Maka dapat dianggap bijaksana jika seorang siwa membuat beberapa alternatif dalam urutan prioritas; pilihan pertama, kedua dan seterusnya.

d. Harus dijaga apabila siswa membuat pilihan hanya atas dasar keinginan saja. Alternatif yang tersedia selain ditinjau dari sudut pandang yang diinginkan,juga harus ditinjau dari sudut pandang apakah dimungkinkan, dan dapat membawa hasil yang diharapkan seandainya dipilih.

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa taraf perkembangan siswa mendapat penjelasan tentang makna data yang tersedia tentang lingkungan kehidupanya bahwa konselor harus bertanggung jawab memfasilitasi anak-anak untuk merencanakan karir nanti

2.2 Bimbingan Karier

2.2.1. Pengertian Bimbingan Karier

Abu Bakar dan Siti Rahmaniar (2011) menjelaskan Konseling karir umumnya dipahami sebagai pemberian dukungan kepada orang- orang untuk merangsang (mendorong) dan memungkinkan pertumbuhan karir mereka sepanjang hidup mereka. Dukungan ini meliputi perencanaan karir, pengambilan keputusan, dan modifikasi pekerjaan. Di lingkungan sekolah, bimbingan karir dipandang sebagai proses perbaikan berkelanjutan yang ditujukan untuk membantu siswa dalam mempersiapkan karir melalui intervensi kurikuler yang berkaitan dengan perencanaan karir, pengambilan keputusan, pengembangan keterampilan pemecahan masalah, informasi karir, dan pemahaman diri.

(5)

, serta memahami sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan dan membentuk kebiasaan pola hidup sehat. Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2005) “bimbingan karier merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri seseorang dalam menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari apangan pekerjaan yang telah dimasuki”.

Menurut Hartono (2016), “Bimbingan karier (career guidance) merupakan salah satu bentuk khusus bimbingan yang semula lazim disebut bimbingan jabatan (vocational guidance). Disamping bimbingan karier, pada setting pendidikan disekolah terdapat bentuk bimbingan yang lain, yaitu bimbingan pribadi (personal guidance), bimbingan belajar (learning guidance), dan bimbingan sosial (social guidance).”

Secara garis bersar bimbingan karier merupakan proses memberikan bantuan melalui pendekatan dengan tujuan agar siswa dapat memahami potensi diri, mengenal dunia kerja, kemudian berupaya merencanakan masa depan sesuai cita-cita, serta melakukan pengambilan keputusan yang sesuai dengan potensi yang ada pada diri siswa dan keputusannya diharapkan relevan dengan syarat dan tuntutan karier yang dipilih.

(6)

2.2.2. Tujuan Bimbingan Karier

Walgito (2010) mengemukakaan tujuan dalam bimbingan karier meliputi:

1. Agar siswa mampu menyadari dan menilai potensi dalam dirinya, kaitannya engan kemampuan (skill), bakat dan minat serta karakteristik dan cita-cita

2. Agar siswa mampu memahami potensi diri dan lingkungan sekitar

3. Agar siswa mengetahui alternatif dan ragam pekerjaan yang tentunya releva dengan potensi diri, mengetahui ragam jenjang pendidikan dan pelatihan pada bidang tertentu, serta memahami relevansi usaha diri dengan cita-cita.

4. Agar siswa mampu menemukan solusi kita berhadapan dengan hambatan-hambatan dan masalah yang ditemukan.

5. Agar siswa mampu merencanakan cita-cita atau karier yang sesuai serasi dengan nilai dalam pribadinya

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan karir bertujuan untuk menemukan solusi dari permasalahan karirnya, memiliki jalan elternatif dalam memilih karir, hingga mampu merencanakan kariernya yang sesuai dengan ideologi dalam dirinya.

2.2.3. Prinsip Bimbingan Karier

Menurut Depdiknas dalam (Hasanah, 2018). Prinsip bimbingan karier adalah:

a. Prinsip-prinsip kaitanya dengan sasaran layanan:

1. Layanan bimbingan karier melayani semua siswa/konseli tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, dan status sosial ekonomi

2. Layanan bimbingan karier berurusan dengan sikap dan tingkah laku siswa/konseli yang berbentuk dari aspek kepribadian yang kompleks dan unik, oleh karena itu layanan bimbingan karier perlu menjangka keunikan dan kompleksitas pribadi siswa/konseli

3. Untuk lebih meningkatkan layanan bimbingan karier sesuai dengan kebutuhan siswa/konseli, perlu dikenali

(7)

dan dipahami keunikan setiap siswa dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan permasalahan kariernya

4. Setiap aspek pola kepribadiannya yang kompleks seseorang siswa/konseli, mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang. Oleh karena itu, layanan bimbingan karier harus mempertimbangkan berbagai aspek kepribadian itu dan

5. Meskipun individu yang satu dan lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal, perbedaan siswa/konseli harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka upaya memberikan bimbingan karier kepada mereka.

b. Prinsip-prinsip kaitannya dengan persamasalahan yang dialamai siswa/konseli:

1. Bimbingan karier berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik siswa/konseli dalam kaitannya dengan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan pekerjaan terhadap kondisi mental fisik siswa/konseli; dan

2. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah siswa/konseli yang kesemuanya menjadi perhatian utama layanan bimbingan karier.

c. Prinsip-prinsip kaitanya dengan program layanan:

1. Bimbingan karier merupakan bagian integral dari bidang layanan bimbingan dan konseling; oleh karena itu program bimbingan karier harus selaras dan dipadukan dengan program bimbingan dan konseling di sekolah 2. Program bimbingan karier harus fleksibel, disesuaikan

dengan kebutuhan siswa/konseli, masyarakat, dan kondisi sekolah

3. Program bimbingan karier di sekolah disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi; dan

4. Pelaksanaan bimbingan karier perlu dievaluasi (assessment) secara teratur dan terarah.

d. Prinsip-prinsip kaitannya dengan tujuan dan pelaksanaan layanan:

1. Bimbingan karier yang harus diarahkanuntuk membantu siswa/konseli yang akhirnya mampu membimbing dirinya sendiri (self-help) dalam menghadapi permasalahan karier;

2. Dalam proses bimbingan karier, keputusan yang diambil dan akan dilakukan siswa/konseli hendaknya atas keinginan siswa/konseli sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari konselor atau pihak lain;

(8)

3. Permasalahan karier siswa/konseli harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi

4. Kerjasama antara konselor, guru-guru lain, dan orang tua sangat menentukan hasil bimbingan karier; dan

5. Pengembangan program bimbingan karier dilakukan melaui pemanfaatan hasil evaluasi (assessment) terhadap siswa/konseli yang mendapatkan bimbingan karier.

Mengacu paparan diatas, bimbingan karier memliki beberapa prinsip yakni prinsip yang berorientasi kepada permasalahan siswa, prinsip yang berorientasi kepada program layanan dan prinsip yang berorientasi kepada tujuan dan pelaksanaan layanan.

2.2.4. Aspek Bimbingan Karier

Latar belakang pendidikan terkait erat dengan beberapa pekerjaan. Oleh karena itu, perlu diadakan konseling karir di sekolah.

Namun kemajuan bimbingan karir di madrasah dan sekolah tentunya disesuaikan dengan derajat lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Artinya layanan bimbingan karier di SD/MI tentu tidak sama dengan SMP/MTS, begitu juga di SMA/MAN. Tohirin (2013) memaparkan beberapa aspek bimbingan karier di sekolah adalah:

1. Pemahaman terhadap dunia kerja.

2. Perencanaan dan pemilihan karier atau jabatan (profesi) 3. Penyediaan berbagai program studi yang berorientasi

karier

4. Cita-cita masa depan

5. Minat terhadap karier tertentu

6. Nilai-nilai kehidupan yang berkenaan dengan karier 7. Kemampuan dalam bidang karier tertentu

8. Bakat khusus terhadap karier tertentu 9. Harapan keluarga

10. Masa depan karier yang akan diperoleh

11. Penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam karier atau jabatan (profesi) tertentu 12. Pasar kerja

(9)

13. Kemungkinan perkembangan karier dan lainnya

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa aspek-aspek bimbingan karier di atas yaitu kemampuan merencanakan dan memilih karir atau jabatan (profesi), tersedianya berbagai program studi yang berorientasi pada karir, cita-cita masa depan, minat terhadap karir tertentu, nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan karir, kemampuan dalam bidang karir tertentu, bakat yang spesifik pada bidang tertentu karir, harapan keluarga, karir masa depan yang akan dicapai, penyesuaian terhadap tuntutan yang terkandung dalam karir atau posisi tertentu (profesi), pasar kerja, kemungkinan kemajuan, dan kemungkinan kegagalan adalah semua faktor.

2.3 Kerangka Berfikir

Bimbingan karier dalam sekolah adalah kegiatan memberikan bantuan berupa informasi kepada siswa dengan tujuan untuk mempermudah siswa merencanakan karier yang akan siswa pilih di msasa depan. Fenomena yang sering terjadi adalah siswa belum bisa merencanakan karier sedini mungkin untuk menjadi bekal dalam meniti karier kedepan. Kurangnya perencanaan karier bagi siswa akan berakibat sulit dalam menemukan karier yang sesuai dengan potensi dirinya

Pemberian layanan bimbingan karier sangat diperlukan agar siswa yang mempunyai perencanaan karier baik dan benar akan merangsang keingintahuan siswa mengenai karier yang siswa inginkan. Dewasa ini siswa dapat memanfaatkan ketersediaan media cetak maupun online dalam menemukan informasi kaitannya dengan syarat dan kondisis karier yang diinginkan. Dalam jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) siswa masih banyak yang belum mendapatkan layanan informasi karir sehingga

(10)

mereka belum mengetahui minat, bakat, potensi yang mereka miliki dan berdampak kepada perencanaan karir mereka setelah menyelesaikan jenjang SMP. Sebagai contoh siswa akan dihadapkan pada suatu pilihan pendidikan lanjutan yang linier dengan potensi dirinya. Siswa yang cenderung berminat untuk langsung bekerja diharapkan memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pilihan sekolah lanjutannya.

Kemudian bagi siswa yang cenderung berminat untuk melanjutkan jenjang perguruan tinggi dan pada jurusan-jurusan tertentu pada perguruan tinggi diharapkan siswa memilih Sekolah Menengah Atas (SMA/sederajat).

Penerapan layanan bimbingan karier pada jenjang SMP di harapkan dapat membuat siswa mampu merencanakan jenjang karier menjadi lebih baik yang tentunya linier dengan cita-citanya.

Gambar 1.1 Arah Pengaruh Bimbingan Karir terhadap Perencanaan Karir

2.4 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wilantara, P (2018) dengan judul

“Pengaruh Bimbingan Karier Dengan Media Mind Mapping Terhadap Perencanaan Jenjang Karier Peserta Didik SMP N 13 Bandar Lampung”

memperoleh hasil thitung 12,763 pada derajat kebebasan (df) lalu di bandingkan melalui ttabel 0,05= 1,670 maka thitung> ttabel 12,763> 1,670 nilai sign(2-tailed) ≤ 0,005 (0,000 65,26). Dari hasil perhitungan tersebut

(11)

menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan layanan bimbingan karier terhadap perencanaan karier

Penelitian yang dilakukan oleh Damara, Handi (2020) yang berjudul

“Pengaruh Bimbingan Karier Terhadap Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas XI SMA Muhammadiyah Kota Tegal” diperoleh hasil nilai Sig.(2- tailed) yaitu 0,000. Dimana 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, serta perbandingan antara Thitung dengan Ttabel diperoleh nilai thitung 10,175

> ttabel 1.675. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh layanan bimbingan karier terhadap perencanaan karier peserta didik SMA Muhammadiyah Kota Tegal.

Penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2019) yang berjudul

“Pengaruh Bimbingan Karier terhadap Pemilihan Sekolah Lanjutan di SMP Negeri 17 Banda Aceh” memperoleh thitung lebih besar dari ttabel (8.467 >

1.653) dengan nilai signifikan sebesar 0,00<0.050, artinya terdapat pengaruh bimbingan karier tehadap pemilihan sekolah lanjutan di SMP N 17 Banda Aceh. Variabel X menunjukan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.513, hasil tersebut menunjukan bahwa variabel bimbingan karier memberikan sumbangan pengaruh sebesar 51.3% terhadap variabel pemilihan sekolah.

Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, ketiganya relevan dengan topik yang sedang diteliti yakni mengenai layanan bimbingan karier dan perencanaan karier. Hasil dari penelitian di atas sama-sama menunjukan pengaruh yang signifikan bimbingan karier terhadap perencanaan karier.

(12)

Selain itu subyek penelitian yang digunakan pada penelitian terdahulu memiliki beberapa variasi yakni jenjang SMP dan SMA.

2.5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ada pengaruh yang signifikan layanan bimbingan karier terhadap perencanaan karier siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Sungai Lilin

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemampuan perencanaan karier melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3

Pada BAB II telah dijelaskan tentang pengaruh peta pikiran dalam layanan bimbingan karier untuk meningkatkan kemampuam perencanaan karier yaitu dengan adanya layanan bimbingan

(1) Pemahaman diri siswa sebelum diberikan layanan bimbingan karier masuk dalam kategori sedang dan setelah diberikan layanan bimbingan karier meningkat menjadi baik; (2)

Secara rinci indikator masalah pemilihan karier siswa mencakup hal-hal mengenai kurang optimalnya pemberian layanan bimbingan karier pada siswa yang berdampak pada

Peneliti menggunakan mind mapping dalam layanan informasi sebagai pilihan cara untuk mengatasi permasalahan siswa tentang perencanaan karier di SMAN

3) Prinsi-prinsip yang berkenaan dengan program layanan, yang mencakup: (1) bimbingan karier merupakan bagian integral dari pelayanan bimbingan

Pelaksanaan layanan informasi bimbingan karier sangat membantu siswa dalam mendapatkan pedoman mengenai karier dengan tujuan untuk memperoleh penyesuaian diri,

Bentuk layanan bimbingan karier di SMK Nuurul Muttaqiin Cisurupan dimulai dengan beberapa tahapan layanan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peserta didik yang