• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PENELITIAN - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II METODE PENELITIAN - Repository UNISBA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

29

BAB II

METODE PENELITIAN

Penelitian mengenai pengaruh proses pengeringan terhadap kandungan asam lemak dalam minyak ikan teri galer (Stolephorus indicus Van Hasselt) dilakukan di Laboratorium Farmasi UNISBA, dimulai dari bulan Februari sampai bulan Mei. Adapun tahapan penelitian ini meliputi penyiapan bahan, pengolahan bahan, uji makroskopik, parameter standar simplisia, ekstraksi, parameter standar mutu minyak awal, pemurnian, parameter standar mutu minyak akhir, transesterifikasi, pemantauan FAME dengan KLT dan analisis komposisi minyak dengan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (KG-SM) (Gambar II.1).

Penyiapan bahan meliputi pengumpulan bahan dan determinasi. Bahan yang digunakan yaitu seluruh bagian tubuh ikan teri galer. Ikan teri galer (Stolephorus indicus Van Hasselt) yang digunakan diperoleh dari Pasar Induk Caringin Bandung, Jawa Barat. Determinasi dilakukan di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung.

Pengolahan bahan hewan dibagi menjadi dua bagian yaitu dengan pengeringan dan tanpa pengeringan. Pengolahan bahan dengan pengeringan meliputi sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering hingga diperoleh simplisia. Pengolahan bahan tanpa pengeringan meliputi sortasi basah, pencucian, perajangan.

repository.unisba.ac.id

(2)

30

Simplisia yang telah didapat kemudian dilakukan pemeriksaan makroskopik dan diuji parameter non spesifik yang meliputi kadar air, kadar abu dan susut pengeringan.

Simplisia diekstraksi menggunakan metode ekstraksi cara panas yaitu dengan metode soxhlet. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksan. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan vaccum rotary evaporator.

Ekstrak yang diperoleh kemudian digunakan untuk uji parameter standar mutu minyak awal meliputi organoleptis, bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan penyabunan dan bobot jenis.

Ekstrak atau minyak yang tidak memenuhi parameter standar mutu minyak harus dilakukan pemurnian. Pemurnian bertujuan untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan (pengotor) pada ekstrak minyak ikan teri.

Minyak ikan teri dimurnikan dengan netralisasi menggunakan NaOH yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah asam lemak bebas yang terkandung didalam minyak. Sabun atau emulsi yang terbentuk dipisahkan dari minyak dengan cara sentrifuga, hingga diperoleh minyak jernih yang tidak mengandung asam lemak bebas. Minyak hasil netralisasi kemudian diuji parameter standar mutu minyak akhir.

Minyak hasil netralisasi selanjutnya ditransesterifikasi yang bertujuan untuk mengubah triasilgliserol menjadi suatu ester (FAME) sehingga dapat dianalisis dengan Kromatografi Gas.

repository.unisba.ac.id

(3)

31

FAME yang terbentuk kemudian dipantau dengan KLT menggunakan fase gerak n-heksan : etil asetat : asam asetat (90 : 10 : 1). FAME selanjutnya dianalisis dengan Kromatografi Gas menggunakan fase gerak gas Helium, fase diam Difenil Dimetil Polisiloksan, kolom Rtx-5 panjang 30 m x 0,25 mm x 0,10 µm, detektor FID, dengan pengaturan suhu injektor 280oC, suhu detektor 290oC, dan sistem pemanasan oven awal 60oC, dinaikkan dengan kecepatan 8oC /menit hingga 290oC (ditahan 2 menit). Jadi total waktu analisis Kromatografi Gas untuk setiap sampel adalah 30,75 menit.

repository.unisba.ac.id

(4)

32

Gambar II.1 Diagram alir metode penelitian

Transesterifikasi Ekstraksi

Netralisasi Minyak Ikan Teri

Minyak hasil netralisasi

FAME

(Fatty Acid Methyl Ester) Pengeringan

Ikan Teri Determinasi

Tanpa Pengeringan Sortasi basah

Pencucian Perajangan Pengeringan Sortasi Kering

Sortasi basah Pencucian Perajangan

Simplisia Pengolahan

Bahan

Uji Parameter Mutu Minyak Awal Organoleptis Bilangan Asam Bilangan Peroksida Bilangan Penyabunan Bobot Jenis

Uji Parameter Mutu Minyak Akhir Bilangan Asam

Analisis dengan KG-SM

Uji Parameter Standar Simplisia Kadar Abu Kadar Air

Susut Pengeringan Makroskopik

Pemantauan KLT Makroskopik

repository.unisba.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Fatty acid methyl ester sebagai bahan bakar alternative motor diesel (biodiesel) merupakan hasil dari transesterifikasi trigliserida yang terkandung pada berbagai

Keywords Biodiesel · Jatropha curcas · Subcritical methanol · Subcritical acetic acid · Sunflower oil · (trans) Esterification Abbreviations FAME Fatty acid methyl ester(s) FFA

Namun, yang sering digunakan untuk pembuatan metal ester adalah transesterifikasi yang merupakan reaksi antara trigliserida (lemak atau minyak) dengan methanol untuk

19 Gambar II.1Skema pengujian aktivitas antihiperkolesterolemia diet tinggi lemak Determinasi Ekstraksi buah salak dengan etanol 70% Penetapan karakteristik awal simplisia dan

24 Gambar II.1Bagan alir penelitian Penyiapan dan pengumpulan bahan dari bekicot Achatina fulica Orientasi formulasi basis masker gelpeel-off Evaluasi basis masker gelpeel-off

18 Pengumpulan dan determinasi bahan Ekstraksi simplisia dengan etanol 70 % Uji aktivitas antihiperkolesterolemia diet tinggi lemak Penapisan fitokimia dan penetapan karakteristik

Tabel V.7 Hasil penetapan angka peroksida Sampel Angka Peroksida mekiv O2/kg Ikan Teri Kering 56,08 Ikan Teri Basah 12,61 Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa angka peroksida

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kondisi proses transesterifikasi menggunakan metode sonikasi terhadap rendemen dan mutu etil ester minyak ikan yang dihasilkan..