• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Putri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Putri"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Meskipun kebutuhan zat besi bervariasi antar kelompok tergantung pada faktor-faktor seperti pertumbuhan (masa kanak-kanak, remaja, kehamilan) dan perbedaan dalam kehilangan zat besi normal (menstruasi dan melahirkan), terdapat proses yang diatur dalam tubuh untuk meningkatkan penyerapan zat besi sejalan dengan konsumsi zat besi dan menguranginya. penyerapan zat besi yang disimpan dalam tubuh sejalan dengan asupan makanan (Gleason & Scrimshaw, 2007). Kapasitas pengikatan zat besi meningkat ketika simpanan zat besi di sumsum tulang dan hati menurun. Kehilangan darah akibat schistosomiasis, infestasi cacing dan trauma dapat menyebabkan kekurangan zat besi dan anemia.

Sementara itu, daging dan pangan hewani sebagai sumber zat besi yang baik (zat besi heme) jarang dikonsumsi terutama oleh masyarakat pedesaan (Departemen Kesehatan, 1998). Namun karena kandungan zat besi pada kedelai dan produk olahannya cukup tinggi, maka hasil akhirnya adalah: Hal ini menggambarkan rendahnya asupan makanan sumber zat besi, khususnya makanan hewani (Bartley et al, 2005).

Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh.

Tabel 2.  Rata-rata BB dan TB wanita berdasarkan usia  Usia
Tabel 2. Rata-rata BB dan TB wanita berdasarkan usia Usia

Pengetahuan

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat mempunyai dampak jangka pendek (immediate effect), sehingga mengakibatkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi pengetahuan yang diperoleh dengan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di masa lalu. Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh materi yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan mampu menafsirkan materi dengan benar. Penerapan diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi atau kondisi nyata (aktual). Analisis adalah kemampuan menggunakan materi atau suatu objek dalam komponen-komponennya, namun tetap di dalamnya.

Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk merangkai formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan membenarkan atau menilai suatu materi atau objek.

Penilaian ini didasarkan pada kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang sudah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menyediakan seperangkat alat tes/kuesioner terhadap objek pengetahuan yang akan diukur, kemudian dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar pada setiap soal diberi nilai 1 dan bila salah diberikan nilai 1. . bernilai 0 (Notoatmodjo, 2003). Estimasi dilakukan dengan menggunakan standar deviasi kemudian dibandingkan dengan hasil sebelum dan sesudah intervensi.

Tingkat Konsumsi

Energi

Zat besi merupakan trace element yang penting bagi tubuh dan dibutuhkan dalam hemopoiesis atau pembentukan darah dalam sintesis hemoglobin. Zat besi dalam tubuh sebagian besar terdapat di dalam darah sebagai bagian dari protein yang disebut Hb pada sel darah merah dan mioglobin pada sel otot (Soekirman, 1999). Zat besi dalam bentuk simpanan atau cadangan berkisar antara 5 – 25 mg/kg berat badan dalam bentuk feritin dan hemosiderin.

Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh makanan sumber zat besi, dengan tingkat penyerapan zat besi pada protein nabati lebih rendah (1-6%) dibandingkan makanan hewani (7-22%). Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh kombinasi makanan yang dimakan saat makan (De Maeyer, 1993). Piring yang berisi satu atau lebih jenis makanan tersebut akan membantu mengoptimalkan penyerapan zat besi (Soekirman, 1999).

Protein hewani atau protein nabati tidak meningkatkan penyerapan, namun bahan makanan yang disebut faktor daging seperti daging, ikan, dan ayam, meskipun dalam jumlah kecil, akan meningkatkan zat besi non heme yang berasal dari biji-bijian dan tumbuhan. Oleh karena itu, jika konsumsi makanan sehari-hari tidak mengandung bahan makanan tersebut di atas, maka penyerapan zat besi dari makanan sangat rendah. Asupan zat besi yang dianjurkan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kebutuhan fisiologis individu dan ketersediaan zat besi dalam makanan yang dimakan.

Makanan dengan persediaan zat besi yang rendah tidak akan mampu memenuhi kebutuhan zat besi pada tingkat konsumsi yang sesuai. Asupan zat besi yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah 49 mg per hari, jumlah ini sebaiknya ditingkatkan terutama bagi ibu hamil yang asupan zat besinya rendah (De Maeyer, 1993). Pada masa kehamilan, kebutuhan pada trimester kedua dan ketiga tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan zat besi, meskipun persediaannya banyak.

Sebagian dari peningkatan ini dapat ditutupi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adaptif persentase zat besi yang diserap. Namun, jika simpanan zat besi rendah atau tidak ada dan sangat sedikit zat besi yang diserap dari makanan, suplementasi zat besi menjadi penting (De Maeyer, 1993).

Tabel 5. Nilai Protein Berbagai Bahan Makanan  Bahan Makanan  Nilai
Tabel 5. Nilai Protein Berbagai Bahan Makanan Bahan Makanan Nilai

Cara Mengukur Tingkat Konsumsi

Apabila konsumsi vitamin C melebihi 100 mg per hari, maka akan diekskresikan kembali sebagai asam askorbat melalui urin atau sebagai karbon dioksida bila dipanaskan (Almatsier, 2010). 44 Asupan zat gizi lebih optimal dan menjamin variabilitas asupan harian individu yang lebih besar (Sanjut, 1997). Hal ini dapat memberikan gambaran sebenarnya tentang apa yang sebenarnya dikonsumsi individu sehingga asupan nutrisi harian dapat dihitung.

Oleh karena itu, responden harus memiliki daya ingat yang baik sehingga cara ini tidak cocok untuk anak di bawah 7 tahun, orang tua di atas 70 tahun, dan orang yang mengalami hilang ingatan atau pelupa. Sindrom lereng datar, yaitu kecenderungan responden yang kurus melaporkan bahwa mereka mengonsumsi lebih banyak, sedangkan responden yang gemuk cenderung mengonsumsi lebih sedikit. 4. Untuk mendapatkan gambaran konsumsi pangan sehari-hari, sebaiknya penarikan tidak dilakukan pada saat panen raya, pada hari pasar, akhir pekan, hari raya dan lain-lain.

Cara ini disebut juga catatan makanan atau catatan pola makan, yang digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Dalam metode ini, responden diminta untuk mencatat segala sesuatu yang dimakan dan diminumnya setiap kali sebelum makan dalam takaran rumah tangga (URT) atau ditimbang dalam satuan berat (gram) dalam kurun waktu tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara penyiapan dan pengolahannya. . makanan Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari.

Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam jangka waktu yang lama (bisa 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Metode frekuensi makanan adalah memperoleh data frekuensi konsumsi sejumlah makanan atau makanan jadi selama kurun waktu tertentu seperti hari, minggu, bulan, atau tahun. Perlu dilakukan percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan dimasukkan dalam daftar kuesioner.

Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 1. Pengertian PPAGB

Hal ini merupakan dampak lanjutan dari tingginya prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 25% dan pada wanita usia subur sebesar 17%. Keadaan ini disebabkan asupan zat gizi zat besi dari makanan hanya memenuhi sekitar 40% dari kecukupan (Puslitbang Pangan Bogor, 2007). Pemberian TTD sebelumnya adalah 1 (satu) tablet per minggu dan pada saat haid diberikan 1 (satu) tablet setiap hari selama 10 (sepuluh) hari, namun rapat ahli menyarankan agar TTD diubah agar lebih efektif. dan lebih mudah untuk diterapkan.

Maksud dan tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi remaja putri sehingga dapat memutus mata rantai stunting, mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh sebagai landasan mempersiapkan generasi yang sehat, berkualitas dan produktif. Pemberian TTD dengan formulasi mengandung 60 mg unsur besi (seperti ferrous sulfate, ferrous fumarate, atau ferrous gluconate) dan 0,400 mg asam folat kepada remaja putri usia 12 hingga 18 tahun di lembaga pendidikan (sekolah dasar dan menengah). atau setara) dan perempuan usia subur (WUS) berusia 15 hingga 19 tahun di fasilitas tempat kerja. Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor.

Pemberian TTD kepada pelajar muda melalui UKS/M pada lembaga pendidikan (SMP dan SMA sederajat) dengan menentukan hari setiap minggunya meminum TTD secara bersama-sama sesuai kesepakatan di masing-masing daerah. Pemberian TTD kepada WUS di tempat kerja dengan menggunakan TTD yang disediakan oleh instansi tempat kerja atau secara mandiri. Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota memantau ketersediaan TTD di instalasi farmasi dan tempat kerja di wilayahnya.

Puskesmas menyalurkan TTD ke sekolah-sekolah melalui kegiatan UKS/M dan melaksanakan pemeriksaan Hb secara bertahap sebagai bagian dari kegiatan skrining kesehatan terhadap anak sekolah dan pekerja perempuan di lembaga ketenagakerjaan di wilayahnya.

Kartu Sehat Rematri

Hal ini didukung oleh penelitian Pratiwi (2016) yang menyatakan bahwa protein mempunyai peranan penting sebagai alat transfer zat besi dalam tubuh hingga pembentukan sel darah merah di sumsum tulang. Asupan protein yang tidak mencukupi mengakibatkan terhambatnya transfer zat besi ke sumsum tulang, sehingga produksi sel darah merah pun terganggu. Sesuai pesan yang tertera di kartu yaitu Arti, Penyebab, Tanda dan Akibat Anemia, tambah loh.

Karena semakin seringnya paparan informasi/pesan akan mempengaruhi kepatuhan dalam mengkonsumsi suplemen zat besi. Efek lain dari kartu pemantauan asupan tablet Fe adalah sebagai media yang dapat dijadikan sebagai pengingat agar responden tidak lupa meminum tablet Fe sesuai anjuran dan hal ini diperkuat dengan pesan yang tertera pada kartu “Minumlah penambah darah”. .Tablet secara teratur". Pentingnya pemberian zat besi pada seseorang yang mengalami anemia defisiensi besi dan tidak mengalami malabsorpsi, maka dalam waktu 7-10 hari kadar hemoglobin dapat meningkat sebesar 1,4 mg/KgBB/hari (Haryanto, 2006).

Konsumsi tablet Fe dapat dibarengi dengan makanan atau minuman yang mengandung vitamin C atau jus jeruk yang lebih cepat menyerap zat besi, atau bersamaan dengan konsumsi daging, ikan, ayam yang dapat merangsang asam lambung. Kopi atau buah-buahan yang mengandung alkohol, seperti durian, tapioka, nanas, mangga, dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya berkurang. Dua faktor utama yang mempengaruhi kepatuhan minum tablet suplemen darah, yaitu faktor tenaga kesehatan dan faktor diri sendiri seperti kesadaran mengonsumsi tablet Fe.

Kepatuhan mengonsumsi suplementasi zat besi atau pemberian tablet Fe sangat mempengaruhi perubahan kadar hemoglobin. Bila kadar hemoglobin normal maka status anemia juga akan normal, sehingga anemia defisiensi besi dapat dicegah dan diatasi (Yuniarti, 2015). Hal inilah yang mendorong pelajar untuk mengonsumsi tablet suplemen darah dan dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Pada penelitian ini responden yang mengalami peningkatan kadar hemoglobin rutin mengkonsumsi tablet suplemen darah yang diberikan sebanyak 4x dalam 3 bulan sehingga dapat membantu meningkatkan kadar HB menjadi .

Gambar

Tabel 2.  Rata-rata BB dan TB wanita berdasarkan usia  Usia
Tabel 5. Nilai Protein Berbagai Bahan Makanan  Bahan Makanan  Nilai
Tabel 6. Sumber Zat Besi berdasarkan Jenis Zat Besi

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi makanan kurang beraneka ragam terdapat zat penghambat penyerapan zat besi seperti the, minum tablet besi dengan tablet kalsium sehingga zat besi tidak bias terserap

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber zat gizi yang terdapat pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan

Atas dasar hal tersebut diatas, maka kebutuhan zat besi pada trimester II dan III akan jauh lebih besar dari jumlah zat besi yang didapat dari makanan, walaupun makanan

Pangan yang mengandung zat besi tinggi akan sangat membantu terpenuhinya zat besi sehingga bila pangan tersebut dikonsumsi bersamaan dengan pangan yang dapat

Pangan yang mengandung zat besi tinggi akan sangat membantu terpenuhinya zat besi sehingga bila pangan tersebut dikonsumsi bersamaan dengan pangan yang dapat

Anemia Defisiensi Besi Zat besi Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena kekukarangan zat besi sehingga pembentukkan sel–sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu

Zat besi Persediaan zat besi dalam makanan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, makanan dengan persediaan zat besi rendah terdiri dari bahan makanan yang tidak bervariasi yaitu

Pola menu ini sangat jarang atau sedikit sekali mengandung daging, ikan dan sumber vitamin C terdapat lebih banyak bahan makanan yang mengandung zat penghambat absorbsi besi, seperti