• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit hingga ke konsumen (beban) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Mengenai pendistribusian tenaga listrik, prosesnya melalui beberapa tahapan yaitu dari pembangkit listrik yang menghasilkan listrik, disalurkan ke jaringan transmisi (SUTET) langsung ke stasiun induk trafo. Dari gardu induk, listrik disalurkan ke jaringan distribusi primer (SUTM), dan melalui RTP langsung ke jaringan distribusi sekunder (SUTR), listrik disalurkan ke konsumen.

Dengan demikian, sistem distribusi tenaga listrik berfungsi untuk penyaluran tenaga listrik kepada pengguna melalui jaringan tegangan rendah (SUTR), dan saluran transmisi untuk penyaluran tenaga listrik tegangan ekstra tinggi ke pusat-pusat beban daya tinggi (melalui jaringan distribusi). Gambar 2.1 di bawah ini menunjukkan bahwa listrik dihasilkan dan dikirim ke konsumen melalui pusat pembangkitan, gardu induk, saluran transmisi, gardu induk, saluran distribusi dan selanjutnya ke beban (konsumen listrik). (Suswanto, 2009). Sistem transmisi berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari unit pembangkit di berbagai lokasi dalam jarak jauh ke sistem distribusi, dan sistem distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik ke pelanggan, seperti terlihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.

Pemilihan jenis konfigurasi sistem distribusi tegangan menengah bergantung pada beberapa faktor, antara lain luas, kapasitas beban, dan tujuan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan tenaga listrik kepada pelanggan, sering dilakukan perubahan konfigurasi jaringan di lapangan dengan harapan dapat memperlancar tugas pengoperasian sistem dengan tetap menjaga kelangsungan pasokan ke pelanggan. Sistem distribusi pola radial seperti Gambar 2.3 merupakan sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis.

Pada pusat-pusat tenaga listrik dibutuhkan motor yang merupakan beban mandiri dengan daya yang besar sehingga memerlukan pasokan tenaga listrik tegangan menengah, untuk itu juga pada pusat-pusat tenaga listrik yang berkapasitas besar.

Gambar 2.1.  Sistem Distribusi Tenaga Listrik  (Suswanto, 2009)
Gambar 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik (Suswanto, 2009)

Keadaan Transformator Berbeban

𝐸1 = ggl induksi pada sisi primer (volt) 𝐸2 = ggl induksi pada sisi sekunder (volt) 𝑁1 = jumlah lilitan pada sisi primer. Arus beban 𝐼2 ini akan menimbulkan gaya magnet (ggm) 𝑁2 𝐼2 yang melawan fluks timbal balik (Ф) yang sudah ada akibat fluks magnet 𝐼𝑀.

Rangkaian Ekivalen Transformator

Transformator Tiga Fasa

Penghematan ini akan lebih terasa jika sekarang kita mengubah polaritas trafo sehingga arah F𝐵 ke atas.

Hubungan Transformator Tiga Fasa 1. Hubungan Bintang (Y)

Jika transformator satu fasa digunakan pada bagian ini, arusnya akan menjadi 1. Hal yang sama berlaku untuk medan nmqr. Ditambah dengan sistem pendingin yang canggih, trafo tiga fasa menjadi lebih irit. a) Transformator tiga fasa bersambung bintang (b) Vektor transformator tiga fasa bersambung bintang. Sambungan trafo tiga fasa dengan kumparan sambung delta masing-masing berbeda 120º , 𝑉𝐵𝐶 , 𝑉𝐶𝐴 . a) Trafo sambung delta tiga fasa (b) Vektor trafo sambung delta tiga fasa.

Gambar 2.13.  (a) Transformator Tiga Fasa Hubung Bintang   (b) Vektor Transformator Tiga Fasa Hubung Bintang
Gambar 2.13. (a) Transformator Tiga Fasa Hubung Bintang (b) Vektor Transformator Tiga Fasa Hubung Bintang

Pengertian Daya

  • Daya Aktif (P)
  • Daya Reaktif (Q)
  • Segitiga Daya
  • Faktor Daya

Untuk tiga fasa: P = √3 ∙ V∙ I∙ Cos φ (2.46) Daya ini umumnya digunakan oleh konsumen dan diubah menjadi kerja. Daya semu adalah daya yang dihasilkan dengan mengalikan tegangan dan arus dalam suatu jaringan. Segitiga daya adalah segitiga yang menggambarkan hubungan matematis antara berbagai jenis daya yaitu daya semu, daya aktif, dan daya reaktif berdasarkan prinsip trigonometri.

Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara daya aktif (Watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan pada suatu rangkaian AC atau selisih sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam cos φ.

Gambar 2.15.  Arah Aliran Arus Listrik  (Belly, 2010)
Gambar 2.15. Arah Aliran Arus Listrik (Belly, 2010)

Jatuh Tegangan

Studi aliran daya merupakan studi yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai aliran daya, tegangan dan dapat dilanjutkan untuk mempelajari hubung singkat dan rugi-rugi pada sistem pada kondisi operasi tunak. Analisis aliran daya berkaitan dengan kondisi operasi seluruh sistem tenaga termasuk generator, jaringan transmisi dan beban yang mungkin mewakili suatu luas. Selain perencanaan operasi, perhitungan aliran daya digunakan untuk menilai keselamatan dan mengoptimalkan keandalan sistem tenaga.

Dari keempat faktor diatas, sangat penting untuk menentukan tegangan dan aliran daya pada suatu sistem tenaga listrik untuk kondisi dan beban tertentu. Dalam analisis sistem tenaga listrik, diasumsikan bahwa sistem dalam keadaan seimbang (keadaan operasi normal) dan perubahan jaringan bersifat konstan, serta tap transformator tetap. Karena bus umumnya didefinisikan dalam bentuk daya aktif dan daya reaktif, permasalahan aliran daya merupakan persamaan aljabar nonlinier yang umum antara setiap bus.

Oleh karena itu dikatakan aliran daya karena merupakan analisis kemana dan ke mana daya mengalir pada beban.

Gambar 2.19.  Tegangan Jatuh Tiga Fasa
Gambar 2.19. Tegangan Jatuh Tiga Fasa

Matriks Admitansi Bus

Jika arus bus diketahui, dan juga dari persamaan (2.61), tegangan bus kn dapat diperoleh dengan cara.

Gambar 2.20.  Diagram Admitansi Suatu Sistem Ketenagalistrikan   (Saadat, 2002)
Gambar 2.20. Diagram Admitansi Suatu Sistem Ketenagalistrikan (Saadat, 2002)

Metode Pemecahan Aliran Daya

Jika kita mempertimbangkan bus jaringan sistem tenaga, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.21, saluran transmisi diwakili oleh rangkaian pengganti π dengan impedansi dikonversi ke akses MVA yang khas.

Gambar 2.21.  Tipe Bus Pada Sistem Tenaga Listrik Sederhana  (Saadat, 2002)
Gambar 2.21. Tipe Bus Pada Sistem Tenaga Listrik Sederhana (Saadat, 2002)

Metode Gauss Seidel

Sistem tenaga listrik biasanya dirancang dengan acuan bus ini yaitu sudut beban = 0°. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah daya aktif dan daya reaktif. Setiap bus generator mempunyai daya dalam satuan megawatt (MW) dan level tegangan yang dapat diatur oleh arus eksitasi generator, sehingga bus ini sering disebut dengan PV bus. Pada bus ini diketahui daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), sehingga sering disebut dengan bus PQ.

Dari variabel yang diketahui, dapat ditentukan data tambahan seperti arus yang mengalir pada beban kinerja transmisi.

Tabel 2.1. Variable yang Diketahui dan Tidak Diketahui (Saadat, 2002)
Tabel 2.1. Variable yang Diketahui dan Tidak Diketahui (Saadat, 2002)

Rugi Daya Dalam Saluran

Rugi-rugi daya pada saluran bus i ke bus j merupakan penjumlahan aljabar dari hasil arus yang ditentukan pada rumus (2.79) dan (2.80), yaitu :.

Klasifikasi Saluran Transmisi

𝑉𝑆 = tegangan pada ujung pemancar atau generator 𝐼𝑆 = arus pada ujung pemancar atau generator 𝑉𝑅 = tegangan pada ujung penerima atau beban 𝐼𝑅 = arus pada ujung penerima atau beban Z = R + j X = impedansi saluran. Pada saluran tengah, kapasitansi dapat terkonsentrasi pada satu titik (nominal T) atau pada dua titik nominal PI. Karena semua suku yang berbeda dalam representasi PI dan T mengandung ∆𝑥, kita akan mendapatkan hasil yang sama jika kita memulai dengan representasi PI.

Gambar 2.23.  Diagram Pengganti Saluran Pendek
Gambar 2.23. Diagram Pengganti Saluran Pendek

Pengenalan ETAP Power Station 12.6.0

Data dalam program ini dimasukkan sesuai dengan data yang ada di lapangan untuk berbagai jenis analisis atau desain. Pembangkit Listrik ETAP dapat menggambarkan diagram garis tunggal secara grafis dan melakukan beberapa analisis/investigasi, yaitu Aliran Beban (aliran daya), Sirkuit Pendek (korsleting), start motor, harmonik, stabilitas transien, koordinasi perangkat proteksi dan penurunan daya kabel. Data kelistrikan dan mekanik yang detail/lengkap dari peralatan dapat menyederhanakan dan meningkatkan hasil simulasi/analisis.

Studi kasus, memuat parameter-parameter terkait metode studi yang akan dilakukan dan format hasil analisis.

Analisis Aliran Daya (Load Flow Analysis)

Gambar

Gambar 2.1.  Sistem Distribusi Tenaga Listrik  (Suswanto, 2009)
Gambar 2.3.  Konfigurasi Jaringan Radial  (Ardiansyah, 2010)
Gambar 2.4.  Konfigurasi Loop  (Ardiansyah, 2010)
Gambar 2.5.  Konfigurasi Spindle  (Ardiansyah, 2010)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bila kita memandang suatu system yang mengalir yang dapat diterapkan pada suatu daerah aliran sungai, maka akan nampak struktur sistem dari daerah ini adalah Daerah Aliran

Pada sistem cross-flow , aliran umpan mengalir melalui suatu membran, dengan hanya sebagian saja yang melewati pori membran untuk memproduksi permeat, sedangkan

Terjadinya gangguan beban lebih suatu sistem tenaga listrik antara lain adalah akibat adanya pembangkit yang dapat mensuplai daya yang sangat besar keluar

Pembangkit listrik tenaga surya adalah suatu pembangkit yang dapat menghasilkan tenaga listrik yang berasal dari sinar matahari yang diubah melalui Photovoltaic..

5 JENIS – JENIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) Pembangkit Listrik Tenaga Surya dapat berupa sistem pembangkit yang terhubung dengan jaringan atau dikenal

Pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBG) merupakan suatu pembangkit energi listrik menggunakan biogas sebagai bahan bakar utama yang dihasilkan dari proses fermentasi

Transformator distribusi adalah suatu peralatan listrik utama yang berperan penting untuk penyaluran daya listrik dalam suatu sistem distribusi, yang berfungsi untuk

dimana daya reaktif yang mengalir sama dengan setengah dari rating kapasitor(var-nya). Dengan metode aliran daya reaktif ini, kapasitor menyuplai setengah