Dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bunga bank sangat berbeda dengan riba, menurut Moh. Bunga bank Hatta bukan tentang paksaan atau pemerasan, melainkan bunga bank memberikan nasehat dan motivasi kepada peminjamnya. Dimana kaitan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan yaitu sama-sama akan membahas persepsi mengenai suku bunga bank.
Namun penelitian diatas ingin mengetahui tentang persepsi riba dan bunga bank menurut Moh. Hatta, pada saat penelitian yang saya lakukan saya ingin mengetahui bagaimana pegawai bank syariah di Kota Parepare memandang bunga bank dan bagi hasil. Tesis yang ditulis oleh Muhammad Subekhi, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014 berjudul “Bunga Bank Menurut Pandangan Abdullah Saeed”3. 2 Whyu Ikhwan, “Weker dan Bunga dalam Sudut Pandang Moh. Hatta” (Skripsi Sarjana; Syariah dan Hukum: Yogyakarta, 2010).
Hasil tinjauan tersebut tidak menarik minat bank sebagai ikan kerana ikan yang dimaksudkan oleh Abdullah Saeed adalah transaksi peminjaman dan sebagainya yang mengandungi unsur penganiayaan dan kezaliman. Namun penelitian di atas ingin mengetahui kepentingan perbankan dari sudut pandang Abdullah Saeed, sedangkan dalam penelitian yang saya lakukan, saya ingin mengetahui apakah persepsi pekerja bank Syariah di kota Parepare. Maka mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan, Dan bagaimana langit ditinggikan?, Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditetapkan?, Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? 12.
Dan gunung-gunung itu ada sebagaimana adanya,” dengan bentuk yang begitu indah sehingga bumi dapat diam dan kokoh tanpa tergoncang.
Teori Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah di Indonesia disebut bank syariah, yaitu lembaga keuangan yang berfungsi memfasilitasi mekanisme perekonomian di sektor riil melalui kegiatan usaha (investasi, jual beli atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lain yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah secara makro atau mikro.18. Bank Syariah adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bank syariah dan unit usaha syariah, meliputi kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam menjalankan kegiatan usaha.19 Dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Umat Syariah. Bank Pembiayaan (BPRS). Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa pembayaran. Salah satu fungsi bank syariah adalah sebagai manajer investasi, artinya bank syariah adalah pengelola pemilik dana yang dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan bagi hasil yang diterima sebenarnya tergantung pada keahlian, kehati-hatian dan profesionalisme. dari bank syariah. bank syariah. Jika suatu investasi bank syariah mengalami pembayaran yang tidak lancar bahkan macet, maka dapat mengakibatkan pendapatan yang kecil dan pendapatan pemilik dana juga akan kecil.
Bank syariah menjalankan fungsi sebagai penyedia jasa keuangan, misalnya memberikan jasa kliring, transfer, penagihan, pembayaran gaji, jasa menerima imbalan berdasarkan sewa, dan lain-lain. Konsep perbankan syariah mengharuskan bank syariah untuk memberikan pelayanan sosial baik melalui dana Kardi (pinjaman kebajikan) maupun dana zakat dan infak sesuai dengan prinsip Islam. 21Dhika Rahma Dewi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia” (Skripsi; Fakultas Ekonomi: Semarang, 2010), hal.
Yang dimaksud dengan penambahan dalam rangka riba adalah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang tidak dibolehkan syariat, baik penambahan itu sedikit atau besar sebagaimana ditentukan dalam Al-Quran. Syaikh Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang dimaksud dengan riba adalah penambahan yang diminta oleh pemilik harta kepada orang yang meminjamkan harta (uang), akibat tertundanya janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan. tempat. waktu. 27. Sistem bunga ala bank mengharuskan orang yang menitipkannya dalam jangka waktu tertentu menerima dari bank sejumlah uang yang dititipkan ditambah bunga dalam jumlah yang telah ditentukan pada hari uang itu disetorkan.
Teori Habitat Pasar Pilihan menyatakan bahwa jika permintaan pasar terhadap suatu kelompok dana tinggi dalam jangka waktu satu bulan, maka tingkat bunga satu bulan akan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat bunga tiga bulan. Ekonom klasik berpendapat bahwa tingkat suku bunga ditentukan oleh permintaan tabungan dan penawaran tabungan. Sedangkan Keynes berpendapat bahwa tingkat suku bunga bergantung pada jumlah uang yang beredar dan preferensi likuiditas atau permintaan uang.
Ternyata tingkat suku bunga sangat bervariasi dari orang ke orang. dalam hal penanaman modal atau pinjaman modal) dan antara satu bank dengan bank lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat suku bunga: perbedaan risiko, jangka waktu pinjaman, persyaratan pembiayaan, persaingan, kebijakan pemerintah, biaya pengelolaan pinjaman, sasaran keuntungan yang diinginkan, kualitas pinjaman, reputasi perusahaan, produk kompetitif, hubungan baik. , dan jaminan pihak ketiga.36.
Teori Bagi Hasil
Konsep bagi hasil ini sangat berbeda dengan konsep bunga yang digunakan pada sistem perekonomian konvensional. Pengelola mengelola dana tersebut dalam suatu sistem yang dikenal dengan istilah pool of fund system, kemudian pengelola menginvestasikan dana tersebut pada proyek atau usaha yang layak dan menguntungkan serta memenuhi seluruh aspek syariah. Kedua belah pihak mengadakan suatu perjanjian (kontrak) yang memuat ruang lingkup kerjasama, jumlah nominal dana, hubungan dan jangka waktu berlakunya perjanjian tersebut.40.
Dilihat dari segi manfaat (al-ashlah), dalam pembahasan sebaiknya menggunakan sistem Accual Basis, namun dalam pembagian hasil usaha sebaiknya ditentukan berdasarkan penerimaan yang sebenarnya (Cash Basis). Pada dasarnya LKS dapat menggunakan prinsip bagi hasil (Net Income Sharing) atau bagi hasil (Profit Sharing) untuk membagi hasil usaha kepada mitranya (nasabah). Dilihat dari segi manfaat (al-ashlah), distribusi hasil usaha saat ini seharusnya menggunakan prinsip bagi hasil (Net Income Sharing).
Bentuk akad kerjasama bagi hasil dalam perbankan syariah secara umum dapat dilaksanakan dalam empat akad yaitu Musyarakah, Mudharabah, Muzara'ah dan Musaqah. Namun dalam menerapkan prinsip yang digunakan dalam sistem bagi hasil, bank syariah umumnya menggunakan akad koperasi dalam akad Musyarakah dan Mudharabah. Menurut Antony Musyarkah, perjanjian kemitraan antara dua pihak atau lebih merupakan sesuatu yang istimewa, dimana masing-masing pihak menyumbangkan dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan dibagi bersama sesuai kesepakatan.
Manan mengatakan: Musyarakah adalah hubungan kemitraan antara bank dan konsumen untuk jangka waktu terbatas dalam suatu proyek, baik bank maupun konsumen menanamkan modal dalam proporsi yang berbeda-beda dan menyepakati keuntungan yang telah ditentukan. Lebih lanjut Manan mengatakan, sistem ini juga didasarkan pada prinsip mengurangi kemungkinan penyertaan yang mengarah pada kemitraan akhir konsumen, dengan memberikan hak kepada bank kepada mitra usaha untuk membeli saham bank tersebut sekaligus atau untuk dibayar kembali. secara angsuran dari sebagian pendapatan operasional bersihnya. Musyarakah mencampurkan suatu jenis harta dengan jenis harta lainnya sehingga tidak dapat dibedakan antara keduanya. Dalam arti lain, musyarakah adalah perjanjian kemitraan antara dua pihak untuk menyumbangkan uang (atau amal/keahlian), dengan pemahaman bahwa keuntungan dan risiko akan dibagi bersama sesuai dengan perjanjian.42.
Mudharabah juga mencakup perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dan pengusaha dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu usaha/proyek dan pengusaha sepakat untuk melaksanakan proyek tersebut dengan pembagian keuntungan sesuai perjanjian pengelola. . Selain itu, mudharabah juga berarti suatu pernyataan yang mengandung arti bahwa seseorang memberikan modal dagangnya kepada orang lain sehingga modal tersebut diperjualbelikan dengan suatu akad. Keuntungannya dibagi antara kedua belah pihak menurut kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemiliknya. . ibukota 43 5. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad.
Tinjauan Konseptual
Imbalan yang diterima bank syariah dan dibayarkan kepada nasabah tergantung pada akad dan kesepakatan antara nasabah dan bank. Dalam bisnis ini disepakati adanya pembagian keuntungan yang akan diperoleh antara dua pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah, dalam hal ini bagi hasil dengan akad musyarakah, merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan dalam aturan syariah mengenai pembagian hasil usaha harus ada akad (akad) yang telah ditentukan terlebih dahulu. awal.48.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian operasional adalah pada tingkat persepsi dan pemahaman pegawai bank mengenai bunga dan bagi hasil bank karena diyakini pengetahuan yang dimiliki dapat mendorong pegawai bank untuk menerapkan sistem ekonomi syariah sesuai dengan ketentuan. hukum ekonomi Islam yang berlaku.
Kerangka Pikir
Penglihatan (Sensasi) 2. Perhatian (Atensi)