BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Signaling
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi1. Jogiyanto dalam Anna Elvina2 menyatakan asumsi dari sygnaling theory adalah para manajer perusahaan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak luar (investor). Hal ini akan mengakibatkan suatu asimetri informasi antara pihak- pihak yang berkepentingan. Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana
1 Akhmad Sigit Adiwibowo. 2018. Pengaruh Manajemen Laba, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Return Saham dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang. Vol. 6. No. 2. E-ISSN : 2599-1922. Hlm. 207.
2 Anna Elvina Santoso, Chabachib dan Pangestuti. Analisis Pengaruh ROA, DER, CR, Firm Size, dan Sales Growth Terhadap Nilai Perusahaan dengan Dividend Payout Ratio Sebagai Variabel Mediator (Studi Pada Perusahaan Non Financial yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2014). Jurnal Publikasi Universitas Diponegoro.
informasi privat yang hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi laporan keuangan pada perusahaan.
B. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan yang menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut yang nantinya akan dipergunakan kembali sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan3.
Istilah pasar biasanya digunakan dengan istilah bursa, exchange dan market. Sementara untuk istilah modal sendiri digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pasar modal menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 ayat (12) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan yang dimaksud dengan efek
3 Irham Fahmi. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi Pertama (Jakarta:
Mitra Wacana Media 2014) Hlm 305.
pada pasal 1 ayat (5) adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek4.
Pasar modal dalam arti sempit merupakan tempat para penjual dan pembeli bertemu unutk melakukan transaksi. Artinya pembeli dan penjual bertemu langsung untuk melakukan tranksaksi dalam suatu lokasi tertentu.
Lokasi atau tempat pertemuan itu disebut pasar. Namun, dalam arti luas pengertian pasar merupakan tempat melakukan transaksi antara pembeli dan penjual dimana pembeli dan penjual tidak harus bertemu dalam suatu tempat atau bertemu langsung, akan tetapi dapat dilakukan melalui sarana informasi yang ada seperti sarana elektronik5.
Dengan demikian, secara umum dapat dipahami bahwa pasar modal merupakan suatu tempat dimana pembeli dan penjualnya melakukan aktivitas transaksi maupun investasi dengan mengharapkan sebuah keuntungan.
2. Sektor- sektor dalam Pasar Modal
Di pasar modal terdapat perusahaan tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor dalam Bursa Efek Indonesia yaitu pada sektor utama berisi sektor pertanian dan sektor
4 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:Prenada media Group, 2015), Hlm109-110
5 Ibid Hlm 100-111.
pertambangan. Pada sektor manufaktur berisi sektor industri dasar kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi. Pada sektor jasa berisi sektor property real estate serta kontruksi bangunan, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor keuangan dan sektor perdagangan jasa serta investasi6.
C. Pasar Modal Syariah
1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Sedangkan yang dimaksud dengan efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan peundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan perusahaan maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip- prinsip syariah7.
Pasar modal syariah sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksinya dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti riba, perjudian dan spekulasi. Pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional. Hal ini dikarenakan
6 Febriyanto. Analisis nilai kurs rupiah dan nilai indonesia crude price (icp) serta pengaruhnya terhadap indeks harga saham gabungan (ihsg) ditengah pemberlakuan mea 2015.
(Jurnal Magister Manajemen 2015) Issn : 2548-3919 Vol 1 No. 2
7Andri Soemitra. Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Edisi pertama (Jakarta:
Kencana 2014) Hlm 78.
sejumlah instrumen syariah sudah digulirkan di pasar modal Indonesia seperti bentuk saham dan obligasi dengan criteria tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah8.
Dengan demikian, secara umum pasar modal syariah merupakan tempat transaksi investasi syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang tidak mengandung unsur perjudian maupun riba.
2. Fungsi Pasar Modal Syariah
Adapun fungsi Pasar Modal Syariah sebagai berikut:
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas.
c. Memungkinkan pengusaha meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar konvensional.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi ini ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham9.
8Mardani. Aspek hukum lembaga keuangan syariah di Indonesia. (Jakarta :Kencana 2015) Hlm 134.
9 Ibid. Hlm 142.
3. Prinsip-prinsip Pasar Modal Syariah
Terdapat beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam berinvestasi keuangan yang ditawarkan menurut punjwido, sebagaimana dikutip oleh prof Dr. Abdul ghafur anshari sebagai berikut :
a. Transaksi dilakukan atas harta yang bermanfaat dan menghindari setiap transaksi yang lazim setiap transaksi dilakukan dengan bagi hasil.
b. Uang sebagai alat penukaran, bukan komoditas pedagang dimana fungsinya sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu barang atau harta.
c. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsure penipuan disalah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
d. Resiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan resiko yang besar atau melebihi kemampuan penanggung resiko.
e. Dalam islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia menanggung resiko.
f. Manajemen yang tidak mengandung unsure spekulasi dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga kelestarian hidup10.
10 Ibid. Hlm 135-136.
D. Jakarta Islamic Indeks (JII)
1. Pengertian Jakarta Islamic Indeks (JII)
Perkembangan produk syariah di pasar modal Indonesia diawali dengan penerbitan Jakarta Islamic Indeks (JII) pada 3 juli 2000. Jakarta Islamic index (JII) bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemegang modal telah disediakan saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip – prinsip syariah11.
2. Prosedur Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan index yang hanya berisi dengan 30 saham perusahaan yang memenuhi kriteria investasi berdasarkan syariah islam dengan prosedur sebagai berikut :
a. Saham dipilih harus sudah tercatat paling tidak 3 bulan terakhir, kecuali saham yang termasuk dalam 10 kapitalisasi pasar.
b. Mempunyai rasio utang terhadap aktiva tidak lebih besar dari 90%
dilaporkan keuangan tahunan atau tengah tahun.
c. Dari yang termasuk kriteria 1 dan 2, dipilih 60 saham dengan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.
11Andri Soemita. Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Cetakan ke 1 (Jakarta : Kencana 2014) Hlm 239-240.
d. Kemudian dipilih 30 saham dengan urutan tingkat likuiditas rata- rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir12.
E. Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan atau antar pos yang ada di antara laporan keuangan.
Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dilihat dari perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
12 Irham Fahmi. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi Pertama (Jakarta: Mitra Wacana Media 2014) Hlm 311.
Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung pada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya13.
Dengan demikian, dengan adanya rasio keuangan perusahaan dapat mengetahui kondisi dan kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2. Bentuk – bentuk rasio keuangan
Bentuk-bentuk rasio keuangan berdasarkan sumbernya, maka rasio- rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu :
a. Rasio-rasio Neraca, yaitu rasio-rasio yang bersumber dari akun-akun neraca.
b. Rasio-rasio laporan Laba rugi, yaitu rasio-rasio yang bersumber dari income statement.
c. Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio-rasio yang berasal baik bersumber dari income statement/laporan laba rugi14.
F. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Setiap perusahaan pasti ingin mendapatkan laba/keuntungan yang maksimal. Profitabilitas ialah suatu indikator rasio yang bertujuan untuk
13 Kasmir. Analisis laporan keuangan. Cetakan ketujuh, Edisi kesatu (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2014).
14 Wiratna Sujarweni. Analisis Laporan Keuangan Teori, Aplikasi dan Hasil Penelitian.
Cetakan ke 1 (Yogyakarta :Pustaka Baru Press 2017) Hlm 60.
mengetahui tingkat laba yang diperoleh pada perusahaan tersebut.
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitasnya maka mengambarkan kemampuan tingginya dalam memperoleh keuntungan perusahaan15.
Menurut Hery, Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya16.
Dengan demikian, bahwa profitabilitas ialah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan yang dapat mengukur efesiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Profitabilitas sering digunakan investor dalam keputusan berinvestasi. Dengan menggunakan profitabilitas investor dapat mengukur kinerja suatu perusahaan. Kinerja yang baik akan ditunjukan pada keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan laba perusahaan serta dapat menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.
15 Irham Fahmi. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi Pertama (Jakarta: Mitra Wacana Media 2014) Hlm 81.
16 Hery, Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan (Yogyakarta: CAPS 2015) Hlm 227.
Adapun Ayat Alqur’an yang berkaitan dengan laba/keuntungan yaitu:
ْاىُقَّتا َو . َنىُحِلْفُت ْمُكَّلَعَل َ ّللّا ْاىُقَّتا َو ًةَفَعاَضُّم ًافاَعْضَأ اَب ِّسلا ْاىُلُكْأَت َلا ْاىُنَمآ َنيِرَّلا اَهُّيَأ ا َي ْتَّدِعُأ يِتَّلا َزاَّنلا
َني ِسِفاَكْلِل
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Qs. Ali Imron [3]: 130)17.
Berdasarkan Ayat Alqur’an diatas diketahui bahwa perolehlah keuntungan yang halal yang tidak terdapat unsur dari riba.
2. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan dalam mengukur profitabilitas adalah sebagai berikut :
a. Return On Asset (ROA)
17Al-Qur’an Surat Ali Imron Ayat 130 : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.
130
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu indikator keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan.
Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukkan bahwa semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan.
Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan18.
Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dan kinerja dalam suatu perusahaan.
Rumus untuk mencari Return On Asset (ROA) dapat digunakan sebagai berikut :
Return On Asset = Earning After Interest and Tax X 100%
Total Assets
b. Return On Invesment (ROI)
Return On Invesment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
18 Kasmir. Analisis laporan keuangan. Cetakan ketujuh, Edisi kesatu (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2014) Hlm 203.
Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya19.
Return On Invesment (ROI) merupakan rasio untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan20.
Dengan demikian, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaannya termasuk investasi.
Rumus untuk mencari Return On Invesment (ROI) dapat digunakan sebagai berikut :
Return On Invesment (ROI) = EAT X 100%
Total Assets
c. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
19 Ibid. Hlm 204.
20 Irham Fahmi. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi Pertama (Jakarta: Mitra Wacana Media 2014) Hlm 137.
efesiensi penggunaan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini makin baik.
Return On Equity (ROE) adalah rasio penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal dari pemegang saham untuk mendapatkan laba bersih21.
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang langsung menghitung pengembalian terhadap ekuitas yang ditanamkan oleh investor. ROE yang meningkat tentu meningkatkan permintaan terhadap saham dari perusahaan terkait, sehingga nilai dari perusahaan pun ikut terdongkrak22.
Dengan demikian, semakin tinggi Return On Equity (ROE) berate semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.
Rumus untuk mencari Return On Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut :
Return On Equity (ROE) = EAT X 100%
21 Kasmir. Analisis laporan keuangan. Cetakan ketujuh, Edisi kesatu (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2014) Hlm 206.
22 Hamidy, Rahman Rusdi, Dkk. 2015.Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia. E-jurnal Ekonomi dan Bisnis. ISSN : 2337-3067 Vol 4 No10 Hlm 665-685.
Modal Sendiri
d. Earning Per Share (Laba Per Lembar Saham)
Earning Per Share (Laba Per Lembar Saham) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil dalam memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat berarti tingkat pengembalian yang tinggi23.
Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki24.
Dengan demikian, Earning Per Share (Laba Per Lembar Saham) adalah rasio keuangan yang sering digunakan investor saham untuk digunakan menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham.
G. Likuiditas
1. Pengertian Likuiditas
23 Kasmir. Analisis laporan keuangan. Cetakan ketujuh, Edisi kesatu (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2014) Hlm 208.
24Irham Fahmi. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi Pertama (Jakarta:
Mitra Wacana Media 2014) Hlm 138.
Menurut Kasmir, Rasio Likuiditas juga sering disebut dengan nama rasio modal kerja ialah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Dengan kata lain, rasio likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi hutang/kewajiban pada saat ditagih atau sudah jatuh tempo25.
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo26.
Berdasarkan pengertian tersebut menyatakan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo atau saat ditagih. Baik kewajiban diluar perusahaan maupun kewajiban didalam perusahaan tersebut. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya maka perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya maka perusahaan tersebut dalam keadaan ilikuid. Perusahaan yang keadaan nya likuid dapat tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaannya.
25 Kasmir. Analisis laporan keuangan. Cetakan ketujuh, Edisi kesatu (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2014) Hlm 145.
26 Hery, Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan (Yogyakarta: CAPS 2015) Hlm 175.
Adapun Ayat Alqur’an yang berkaitan dengan utang/kewajiban yaitu:
ٌمي ِسَك ٌسْجَأ ُهَل َو ُهَل ُهَفِعاَضُيَف اًنَسَح اًض ْسَق َ َّللّا ُض ِسْقُي يِرَّلا اَذ ْنَم
Artinya :
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak (Qs. Al Hadid : 11)27. Berdasarkan Ayat Alqur’an diatas maka Qardh atau utang boleh dilakukan, berdasarkan tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya.
2. Jenis-jenis rasio Likuiditas
Terdapat beberapa jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan dalam mengukur likuiditas adalah sebagai berikut :
a. Current Ratio (CR)
Rasio lancar atau (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
27 Al-Qur’an Surat Al Hadid ayat 11 : Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.
11
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan28.
Rasio lancar (Current Ratio) merupakan indikator rasio yang sering digunakan oleh pihak luar terutama yang punya kepentingan terhadap perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan agar dapat meningkatkan rasa percaya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan29. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang akan segera jatuh tempo. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.
Aktiva lancar (Current Assets) merupakan asset perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat (maksimal satu tahun). Adapun komponen aktiva lancar meliputi dari kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan, biaya yang dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan dan aktiva lancar lainnya30.
28 Kasmir. Analisis laporan keuangan. Cetakan ketujuh, Edisi kesatu (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2014) 145
29 Ibid Hlm 145.
30 Ibid. Hlm 134.
Hutang lancar (Current Liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya hutang ini harus segera dilunasi paling lama satu tahun. Adapun komponen hutang lancar meliputi dari hutang dagang, hutang wesel, hutang bank satu tahun, hutang pajak, hutang gaji, hutang deviden, biaya diterima dimuka, hutang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta hutang jangka pendek lainnya31.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut kurang modal untuk membayar hutangnya. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini bisa jadi dikarenakan kas tidak digunakan sebaik mungkin.
Rumus untuk mencari Current Ratio (CR) dapat digunakan sebagai berikut:
Current Ratio (CR) = Aktiva lancar (Current Asset) Hutang lancar (Current Liabilities)
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban
31 Ibid .Hlm 134.
atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory)32.
Mengungkapkan bahwa quick ratio atau rasio cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian. Pada dasarnya quick ratio mirip dengan current ratio. Perbedaannya, quick ratio dihitung dengan mengurangi nilai persediaan dari aktiva lancar.
Persediaan tidak dihitung pada quick ratio karena persediaan memiliki tingat likuiditas yang dianggap akan membuat masalah.
Persediaan merupakan bagian dari aktiva lancar yang paling tidak likuid, dan sering berkurang nilainya saat perusahaan dinyatakan berhenti beroprasi. Selain mempunyai waktu yang lebih lama untuk berubah menjadi kas, persediaan juga memiliki kepastian yang lebih rendah dalam merealisir nilainya. Hal ini tidak sesuai dengan dimensi likuiditas, yaitu dimensi waktu dan dimensi kepastian. 33.
Dengan demikian, Quick ratio dianggap lebih baik untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Quick ratio memiliki ketelitian yang lebih baik dari pada
32 Ibid Hlm 135.
33 Irham Fahmi. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi Pertama (Jakarta: Mitra Wacana Media 2014) Hlm 74.
current ratio, karena angka yang digunakan sebagai pembanding adalah komponen yang diyakini sangat lancar sehingga untuk mengubah menjadi kas akan berjalan dengan baik.
Rumus yang digunakan untuk mencari Quick Ratio sebagai berikut :
Rasio Cepat (%) = Kas+Sekuritas jangka pendek+Piutang (Quick Ratio) Liabilitas Jangka Pendek
c. Rasio kas (Cash Ratio)
Rasio kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang bersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti tabungan di Bank dan rekening giro (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesunguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya34.
Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya
34 Kasmir. Analisis laporan keuangan. Cetakan ketujuh, Edisi kesatu (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2014) .
yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara kas yang ada35.
Dengan demikian, rasio ini dapat digunakan untuk perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya melalui kas ataupun setara kas.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas sebagai berikut :
Rasio Kas (%) = Kas dan Setara Kas (Cash Ratio) Liabilitas Jangka Pendek
H. Ukuran Perusahaan
1. Pengertian Ukuran Perusahaan
Menurut Hery, Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan kedalam beberapa kelompok, diantaranya ada perusahaan besar, sedang dan kecil36. Jadi Skala perusahaan merupakan ukuran perusahaan yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total asset dan total penjualan. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin baik kinerja perusahaannya disbanding dengan yang sedang maupun kecil.
Adapun Ayat Alqur’an yang berkaitan dengan penggunaan harta yaitu:
35 Hery, Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan (Yogyakarta: CAPS 2015) Hlm 183.
36Hery, Kajian Riset Akuntansi, Cetakan kesatu (Jakarta : Grasindo 2017)
اَهيِف ْمُهوُقُزْراَو اًماَيِق ْمُكَل ُهَّللا َلَعَج يِتَّلا ُمُكَلاَوْمَأ َءاَهَفُّسلا اوُتْؤُت اَلَو ُهوُسْكاَو او ُلوُقَو ْم اًلْوَق ْمُهَل اًفوُرْعَم
Artinya :
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik (Qs An Nisa : 5)37.
Berdasarkan ayat Al qur’an diatas maka dijelaskan harta sering kali menyilaukan mata dan menggiurkan hati, maka berulang-ulang Al quran memperingatkan agar manusia tidak tergiur oleh kemergelapan uang dan diperbudak olehnya sehingga menjadikan seseorang lupa akan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah di bumi.
2. Jenis-jenis Ukuran Perusahaan
37 Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 5 : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
5
Terdapat beberapa jenis rasio Ukuran Perusahaan yang dapat digunakan dalam mengukur Ukuran Perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Logaritma Natural Total Asset
Penelitian ukuran perusahaan perusahaan dapat menggunakan tolak ukur asset. Karena total asset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam logaritma natural sehingga ukuran perusahaan juga dapat dihitung dengan38 :
Rumus : Firm Size = Ln Total Asset Firm Size = Ukuran Perusahaan
Ln TA = Logaritma Natural dari Total Aset b. Logaritma Natural Total Penjualan
Menurut UU No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil point b, menjelaskan “perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) digolongkan kelompok usaha kecil”.
Ketentuan tersebut menjelaskan bahwa perusahaan dengan hasil penjualan di atas satu milyar rupiah dapat digolongkan ke dalam
38Ibid.
industri menengah dan besar39. Dengan demikian, Total penjualan dapat menjadi tolak ukur besar kecil nya perusahaan.
Ukuran perusahaan dapat digunakan rumus dengan nilai logaritma natural total penjualan sebagai berikut:
Rumus : Firm Size = Ln Total Revenues Firm Size = Ukuran Perusahaan
Ln TR = Logaritma Natural dari Total Penjualan c. Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan merupakan salah satu komponen ukuran perusahaan. Jumlah karyawan yang besar merupakan salah satu kategori ukuran perusahaan yang besar. Perusahaan akan memberikan upaya dalm memperbaiki kondisi karyawan, mengembangkan hak-hak karyawan, meningkatkan keamanan kerja, dan memberikan kompensasi yang layak40. Dengan demikian perusahaan yang besar memiliki pengaruh yang besar juga bagi para karyawannya.
Ukuran perusahaan dapat digunakan rumus dengan nilai logaritma natural total employees sebagai berikut:
Rumus : Firm Size = Ln Total Employess
39 Lidya Nafitri Ayu Herawati. Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks lq45. Skripsi. Surabaya: STIE Perbanas 2017.
40 Ibid.
Firm Size = Ukuran Perusahaan
Ln TR = Logaritma Natural dari Total karyawan
I. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Ketepatan waktu menjelaskan bahwa bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi ataupun keputusan. Peraturan waktu penerbitan laporan keuangan auditan diatur oleh OJK sesuai dengan peraturan nomor KEP-36/PM/2003. Badan tersebut mewajibkan seluruh perusahaan go public menyerahkan laporan tahunan yang disertai laporan auditor independen dan mengumumkan kepada publik selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan atau dalam jangka waktu 90 hari.
Perusahaan dikategorikan tepat waktu jika laporan keuangan disampaikan selambat-lambatnya tanggal 31 Maret, sedangkan perusahaan yang terlambat adalah perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan setelah tanggal 31 Maret. Dengan demikian ketepatan waktu merupakan batasan penting pada publikasi laporan keuangan.Akumulasi, peringkasan dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secara cepat dan tepat waktu sampai kepada
pemakai laporan keuangan41. Ketepatan waktu menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan selama waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya akan mempengaruhi prediksi dan keputusan bagi pemakai laporan keuangan tersebut.
Ketepatan waktu penyampaian laporan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Audit Report Lag = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan
J.
Penelitian TerdahuluBeberapa penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain dengan menggunakan variabel-variabel keuangan yang berkaitan dengan penyampaian laporan keuangan perusahaan sebagai berikut :
Akbar dan Kiswara (2014) melakukan penelitian tentang “Pengaruh keahlian keuangan komite audit, piagam komite audit, ukuran komite audit, dan pertemuan komite audit, serta variabel kontrol ROA, leverage, ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan jenis industri terhadap ketepatan waktu.”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keahlian keuangan komite audit, ukuran perusahaan, dan sektor industri berpengaruh terhadap ketepatan waktu.
Sementara variabel pertemuan komite audit, ukuran komite audit, piagam komite
41 Dwi Martani et al. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. (Jakarta: Salemba Empat 2014)
audit, profitabilitas, leverage, serta ukuran Kantor Akuntan Publik tidak mempunyai pengaruh secara signifikan42.
Mahendra dan Putra (2014) melakukan penelitian tentang “Pengaruh komisaris independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, serta ukuran perusahaan terhadap ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan.”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu adalah komisaris independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan likuiditas. Sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan43.
Lathiefatunnisa Nur Islam, Fuad (2015) melakukan penelitian tentang
“Faktor – faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan:profitabilitas sebagai variabel moderating (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2013)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Dari lima variabel yang diteliti, yaitu solvabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan pihak eksternal serta profitabilitas dalam memoderasi variabel independen terhadap dependen, hanya profitabilitas dalam memoderasi kepemilikan
42 Firdaus Nikmatullah Akbar dan Kiswara. 2014. Efektivitas komite audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Diponogoro Journal Of Accounting. Issn:2337-3806 Vol. 3 no 2 Hlm.1.
43 Yogi Mahendra dan Wijana Asmara Putra. 2014. Pengaruh komisaris independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap ketepatwaktuan.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana ISSN: 2302-8556 Hlm 180-199.
pihak eksternal yang berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan44.
Riswan dan Tri Lestari Saputri (2015) melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Studi pada perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI )”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara profitabilitas, ukuran perusahaan, debt to equity terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI periode 2010 -201245.
I Gede Ari Pramana Putra dan I Wayan Ramantha (2015) melakukan penelitian tentang “pengaruh profitabilitas, umur perusahaan, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit pada ketepatan waktu perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2013 dalam menyampaikan laporan keuangannya”. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa profitabilitas, umur perusahaan, serta komisaris independen, berpengaruh positif pada ketepatan waktu pelaporan keuangan
44 Lathiefatunnisa Nur Islam, Fuad . 2015. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan:profitabilitas sebagai variabel moderating (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei tahun 2012 – 2013). Jurnal Issn: 2337-3806 Vol. 4 No.4 Hlm 1-10.
45 Riswan dan Tri Lestari Putri. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Studi pada perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI ). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Issn: 2087-2054 Vol. 6 No. 1 Hlm 111-127.
tahunan, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan46.
Seni dan Mertha (2015) melakukan penelitian tentang “pengaruh manajemen laba, kualitas auditor, likuiditas dan leverage pada ketepatan waktu pelaporan keuangan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba, kualitas auditor, dan likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu, sedangkan variabel leverage tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan47.
Nurmiati (2016) melakukan penelitian tentang “Faktor -faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage dan likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan48.
Indrayenti, dan Cendrawati le (2016) melakukan penelitian tentang
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian
46I Gede Ari Pramana Putra dan I Wayan Ramantha. 2015. Pengaruh profitabilitas, umur perusahaan, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit pada ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan tahunan. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 ISSN : 2302-8578 Hlm 199-213.
47Ni Nyoman Anggar Seni dan I Made Mertha. 2015. Pengaruh manajemen laba, kualitas auditor, dan kesulitan keuangan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana ISSN: 2302-8556 Vol 10.3 Hlm 852-866.
48Nurmiati. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Jurnal ekonomi dan manajemen. Issn: 2528-1127 Vol. 13 No.2 Hlm 166-182.
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi empiris pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas ,likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan49.
Jovi Aryadi Joened dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi (2016) melakukan penelitian tentang “pengaruh ukuran dewan komisaris, komisaris independen, opini auditor, profitabilitas, dan reputasi auditor dengan tipe industri sebagai variabel kontrol pada timeliness of financial reporting”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 17 ukuran dewan komisaris, komisaris independen, opini auditor, profitabilitas, dan reputasi auditor berpengaruh pada timeliness of financial reporting50.
R Ait Novita dan Nadia Putri Astri (2016) melakukan penelitian tentang
“Pengaruh leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan
49Indrayenti, dan Cendrawati le. 2016. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi empiris pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Issn : 2087-2054 Vol.7 No.1 Hlm 121-135.
50 Jovi Aryadi Joened dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi. 2016. Pengaruh profitabilitas, opini audit, dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana ISSN:
2303-1018 Vol. 14.1 Hlm 423-450.
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan, sedangkan Leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan51.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul
Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Akbar dan Kiswara (2014)
Pengaruh keahlian keuangan komite audit, piagam komite audit, ukuran komite audit, dan pertemuan komite audit, serta variabel kontrol ROA, leverage, ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keahlian keuangan komite audit, ukuran perusahaan, dan sektor industri berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Sementara variabel pertemuan komite audit, ukuran komite audit, piagam komite audit, profitabilitas, leverage, serta
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Analisis Asosiatif
51 R Ait Novita dan Nadia Putri Astri. 2016. Pengaruh leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi Issn : 2460-0303 Vol.2 No.1 Hlm 417- 430.
jenis industri terhadap ketepatan waktu.
ukuran Kantor Akuntan Publik tidak mempunyai pengaruh secara signifikan
2. Mahendra dan Putra (2014)
Pengaruh komisaris independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, serta ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktuan publikasi laporan keuangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu adalah komisaris
independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan likuiditas.
Sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Event Study
3. Lathie fatunnisa Nur Islam, Fuad (2015)
Faktor – faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
Profitabilitas dan kepemilikan pihak eksternal yang berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Event Study
perusahaan profitabilitas sebagai variabel moderating (studi empiris pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2013)
perusahaan sedangkan
Solvabilitas, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
4. Riswan dan Tri Lestari Saputri (2015)
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Studi pada perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI )
Profitabilitas, ukuran perusahaan, debt to equity tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI periode 2010 -2012
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Event Study
5. I Gede Ari Pramana
Pengaruh profitabilitas, umur
Profitabilitas, umur perusahaan, serta komisaris
Menggunakan teknik
Purposive
Perbedaan Event Study
Putra dan I Wayan Ramantha (2015)
perusahaan, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit pada ketepatan waktu perusahaan- perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2013 dalam pelaporan keuangannya
independen,
berpengaruh positif pada ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan, sedangkan
kepemilikan
institusional tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan.
Sampling dan Analisis regresi linier berganda
6. Seni dan Mertha (2015)
Pengaruh manajemen laba, kualitas auditor, likuiditas dan leverage pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Manajemen laba, kualitas auditor, dan likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu, sedangkan variabel leverage tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Event Study
7. Nurmiati (2016)
Faktor -faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
Leverage dan likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan
Ukuran perusahaan, Struktur
kepemilikan, Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Event Study
8. Indrayenti ,dan Cendra wati le (2016)
Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Profitabilitas, likuiditas, Ukuran perusahaan, Umur perusahaan, dan Opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Event Study
(Studi empiris pada
perusahaan sektor industri dasar dan kimia)
9. Jovi Aryadi Joened dan I Gusti Ayu Eka Damayanti (2016)
Pengaruh ukuran dewan komisaris, komisaris independen, opini auditor, profitabilitas, dan reputasi auditor dengan tipe industri sebagai
variabel kontrol pada timeliness of financial reporting
Ukuran dewan komisaris,
komisaris
independen, opini auditor,
profitabilitas, dan reputasi auditor berpengaruh pada timeliness of financial reporting.
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Event Study
10. R Ait Novita dan Nadia Putri Astri (2016)
Pengaruh leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan
kompleksitas operasi perusahaan
Leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu
Menggunakan teknik
Purposive Sampling dan Analisis regresi linier berganda
Perbedaan Event Study
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan
penyampaian laporan keuangan perusahaan
sedangkan
Leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2019.
K. Pengembangan Hipotesis
1. Profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung
menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini didukung oleh penelitian Mahendra dan Putra52 yang menyatakan bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dengan demikian hubungan antara profitabilitas dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan positif.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
2. Likuiditas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu.Apabila perbandingan aset lancar dengan hutang lancar semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.Hal ini merupakan berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan
52Yogi Mahendra dan Wijana Asmara Putra. 2014. Pengaruh komisaris independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap ketepatwaktuan.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana ISSN: 2302-8556 Hlm 180-199.
keuangannya. Hal ini didukung dengan penelitian Nurmiati53 yang menyatakan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif terdahap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dengan demikian hubungan antara likuiditas dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah positif.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2= Likuiditas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
3. Ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini
53Nurmiati. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Jurnal ekonomi dan manajemen. Issn: 2528-1127 Vol. 13 No.2 Hlm 166-182.
memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik. Hal ini didukung dengan penelitian Akbar dan Kiswara
54 yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dengan demikian hubungan antara ukuran perusahaan dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah positif. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
K. Kerangka Konseptual
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi dalam penelitian ini adalah pofitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan.
Dalam kerangka Kerangka yang menggambarkan hubungan antara profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah sebagai berikut:
54Firdaus Nikmatullah Akbar dan Kiswara. 2014. Efektivitas komite audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Diponogoro Journal Of Accounting. Issn:2337-3806 Vol. 3 no 2 Hlm.1.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H1 H2 H3
Sumber : Dikembangkan dalam penelitian, 2019.
L. Hipotesis
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, maka penelitian ini mengambil hipotesis sebagai berikut :
H1 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H2= Likuiditas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Profitabilitas (X1) Likuiditas (X2) Ukuran Perusahaan (X3)
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
(Y)