21 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan suatu proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Berikut ini merupakan sistematika model metodologi pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Mulai
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah &
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Data cacat produk
Data jumlah produk
Data proses produksi
Selesai Analisis
Kesimpulan dan Saran Fault Tree Analysis (FTA)
Mengidentifikasi top level event
Membuat diagram pohon kesalahan (fault tree)
Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
Mengdentifikasi failure mode, dan failure efect
Mengidentifikasi tingkat keseriusan akibat yang terjadi (severity)
Mengidentifikasi tingkat frekuensi terjadinya kegagalan (occurance)
Mengidentifikasi tingkat kemungkinan deteksi oleh proses kontrol (detection)
Menghitung nilai Risk Priority Number (RPN) Studi Pendahuluan
Studi Lapangan Studi Literatur
Pengolahan Data
Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian
::repository.unisba.ac.id::
22 3.2 Uraian Flowchart
Adapun penjelasan dari flowchart metodolgi penelitian diatas adalah sebagai berikut:
3.2.1 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan adalah studi yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang penelitian yang akan dilakukan. Dalam tahap ini terdiri dari dua bagian yaitu:
Studi Lapangan
Tahap ini dilakukan pengamatan terhadap semua aktifitas yang ada dalam perusahaan,untuk mengetahui gambaran dari kondisi perusahaan, mulai dari proses produksi (baju bayi), serta meneliti masalah - masalah yang terjadi di lapangan/perusahaan.
Studi pustaka
Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk mendapatkan landasan teori yang merupakan dasar untuk memecahkan persoalan yang sedang diteliti, sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan benar. Studi literatur ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan konsep serta metode yang berhubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teori tentang Pengendalian Kualitas, metode-metode tersebut dipilih karena sesuai dengan permasalahan yang terjadi di CV.
Shoppia Collection yaitu menegenai terjadinya cacat produk, dan sangat cocok diterapkan pada CV. Shoppia Collection yang dilihat dari segi karakteristik perusahaan, dimana industri ini merupakan industri kelas menenengah (home industry).
3.2.2 Identifikasi Masalah
Dalam tahap ini melakukan identifikasi untuk mencari permasalahan apa saja yang terjadi di dalam perusahaan. Permasalahan yang terjadi yaitu banyaknya jumlah produk cacat pada setiap kali proses produksi. Diamana dampak dari cacat produk tersebut yaitu terjadinya jam tambahan untuk pekerja (lembur) untuk memperbaiki barang cacat tersebut sehingga perusahaan harus menambah biaya lebih sebagai insentif lembur.
::repository.unisba.ac.id::
23
3.2.3 Perumusan Masalah dan Menentukan Tujuan Penelitian
Pada tahap perumusan masalah dilakukan perumusan mengenai hal yang menjadi masalah terkait penelitian yang dilakukan. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, kemudian ditetapkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian sehingga tujuan ini menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan. Tujuan pengamatan ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi di perusahaan, yang diantaranya adalah mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kecacatan dan memberikan usulan perbaikan dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
3.2.4 Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan sebagai data yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.
Metode pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi langsung ke lapanagan dan wawancara kepada pemimpin perusahaan dan karyawan yang bersangkutan.
Data- data yang dikumpulan meliputi data jumlah kecacatan produk pakaian bayi, data jenis kecacatan, data jumlah produksi, serta data proses produksi.
3.2.5 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan data yang telah dikumpulkan atau didapatkan dari perusahaan. Sebagai proses menterjemahkan data-data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode fault tree analysis (FTA) dan failure mode and effect analysis (FMEA) yang terdiri dari beberapa tahapan.
Pada tahapan awal yaitu identifikasi kecacatan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dilakukan dengan pendekatan yang bersifat top down dengan tahapan yaitu:
Mengidentifiaksi top level event
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau mengasumsikan kegagalan dari kejadian puncak (top event). Pada tahap ini dibutukan pemahaman dan pengetahuan tentang jenis-jenis kerusakan untuk mengidentifikasi akar permasalahan serta efek yang ditimbulkan.
::repository.unisba.ac.id::
24
Membuat diagram pohon kesalahan (fault tree)
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui secara terperinci dan detail mengenai sebab-sebab suatu top event hingga level basic event dimana penyebab komponen level kecacatan tidak dapat diuraikan lagi. Basic event ini merupakan output dari Metode Fault Tree Analysis (FTA) yang kemudian dijadikan input ke dalam tabel FMEA yang berupa penyebab kegagalan produk untuk tahapan mengidentifikasi failure effect.
Tahapan untuk Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yaitu:
Mengidentifikasi Failure Mode dan Failure Effect
Tahap itu bertujuan untuk mengetahui kegagalan untuk setiap tahapan proses yang sudah didapatkan dari hasil Fault Tree Analysis yaitu basic event.
Menentukan Tingkat Keseriusan (Severity)
Tahap ini bertujuan untuk menganalisa kecacatan dan tingkat keseriusan efek munculnya suatu kegagalan. Tingkat keseriusan efek digambarkan dalam skala, dimana semakin tinggi skala menunjukan efek semakin serius.
Menentukan Tingkat Kemungkinan Terjadinya Kegagalan (Occurence)
Occurence merupakan ranking yang menunjukan kemungkinan bahwa penyebab tersebut akan terjadi dan menghasilkan bentuk kegagalan selama masa penggunaan produk. Penentuan skala occurrence dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan persentase setiap penyebab kecacatan.
Menentukan Tingkat Kemungkinan Deteksi oleh Proses Kontrol
Tahap ini bertujuan untuk mendeteksi modus kegagalan yang menyebabkan cacat. Penentuan skala detection ditentukan berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan dan operator departemen quality control.
Menghitung Nilai Risk Priority Number (RPN)
Tahap ini bertujuan untuk mencari prioritas penyelesaian masalah yang ditentukan berdasarkan nilai RPN
::repository.unisba.ac.id::