KPP Pratama Ciamis dahulu bernama KPPBB Ciamis yang dibentuk berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak dengan nomor SE13/PJ./2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Menteri Keuangan No. 473/KMK.01/2004 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PML.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Selain modernisasi perpajakan, KPP Pratama Ciamis dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-112/PJ./2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penyelenggaraan Organisasi, Tata Kerja dan Tata Kerja. pelayanan pajak Pratama. Kantor dan kantor pelayanan perpajakan, nasihat dan konsultasi di lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Banten, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I dan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat mulai berfungsi Minggu II. . KPP Pratama Ciamis merupakan penggabungan KPPBB Ciamis dan bagian dari KPP Tasikmalaya yang menerapkan konsep pelayanan terpadu yang melayani semua jenis pajak.
Pada tahun 2008, KPP Pratama Ciamis masih menempati bekas gedung Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Tasikmalaya yang terletak di Jl. Pejabat fungsional terdiri atas pejabat pemeriksa fungsional dan asesor fungsional yang bertanggung jawab langsung kepada kepala KPP Pratama. Dalam organisasi KPP Pratama terdapat jabatan Account Representative (Staf Pendukung Pelayanan) yang berada di bawah pengawasan dan bimbingan.
KP2KP (Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Pajak) Banjar KPP Pratama Ciamis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dibantu oleh KP2KP Banjar karena wilayah kerja KPP Pratama Ciamis mempunyai cakupan yang luas. KP2KP Banjar terletak di Jalan Kaum No. 1 Banjar, mempunyai fungsi pelayanan perpajakan primer yang dapat memenuhi kebutuhan Wajib Pajak. Pelaksanaan self-assessment wajib pajak diharapkan tidak lagi mengalami banyak kendala dengan didirikannya KP2KP di sentra sosial ekonomi yang jauh dari lokasi KPP Pratama.
KPP Pratama Ciamis menempati lahan seluas 3.056 meter persegi dan diresmikan pada Selasa 24 Februari 2009.
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Variabel Independen/Bebas (Variabel X)
Menurut Sugiyono (2017:39), ada dua variabel yang dapat dibedakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: . 1) Perilaku Wajib Pajak (X1). Menurut Kartini dkk (2016), karakteristik perilaku wajib pajak tercermin dari aspek budaya, sosial, dan ekonomi yang tercermin dari tingkat kesadaran membayar pajak. 2) Pengarsipan elektronik (X2).
Variabel Dependen/Terikat (Variabel Y)
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah skor indikator variabel tunggal yang diperoleh dengan mengisi kuesioner yang dibagikan kepada responden. Hasil kuesioner akan berupa angka, tabel, analisis statistik, serta deskripsi dan kesimpulan hasil penelitian. Tujuan utama pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan survei dan memperoleh data dengan reliabilitas dan validitas yang semaksimal mungkin.
Populasi dan Sampel A. Populasi
Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Rancangan Analisis Data dan Hipotesis 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Menurut Sugiyon, dua orang bertemu untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna pada suatu topik tertentu. Jika thitung ˃ ttabel, berarti data tersebut signifikan (valid) dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya, thitung ˂ ttabel berarti data tersebut tidak relevan (tidak valid) dan tidak akan dimasukkan dalam pengujian hipotesis penelitian.
Uji Reliabilitas
Analisis Data
- Analisis Deskriptif
 - Analisis Verifikatif
 - Uji Normalitas
 - Uji Heteroskedastisitas
 - Uji Multikolinearitas
 - Uji Autokorelasi
 
Dalam analisis data yang dikumpulkan, penelitian ini menggunakan pengolahan dan perhitungan analisis dengan menggunakan program SPSS Versi 20 dan metode yang digunakan adalah metode analisis. Menurut Sugiyono (2013:7) mengemukakan bahwa analisis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel bebas, baik satu variabel atau lebih (variabel bebas) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Menurut Sugiyono (2013:8), penelitian dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.
Analisis ini digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan menggunakan uji t (parsial) yang menggunakan metode verifikatif yaitu analisis kuantitatif dan uji statistik. Menurut Sugiyono, penggunaan statistik parametrik mengharuskan data setiap variabel yang dianalisis harus berdistribusi normal, oleh karena itu akan dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah residunya berdistribusi normal atau tidak, karena model regresi yang baik mempunyai residu yang berdistribusi normal.
Menurut Sugiyon, heteroskedastisitas adalah mengetahui ada tidaknya ketimpangan varians dari residu pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi syarat adalah model yang variansi residu dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya tetap sama atau disebut homoskedastisitas. Menurut Ghozali, tujuan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi.
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kondisi serial antar variabel pengganggu dalam persamaan regresi. Aturan yang digunakan untuk menentukan apakah model mempunyai korelasi serial antar error term adalah nilai. Menurut Sugiyono, analisis regresi berganda digunakan peneliti jika peneliti bertujuan untuk memprediksi keadaan (naik turunnya) variabel terikat (kriteria), jika dua atau lebih variabel bebas dimanipulasi sebagai prediktor (menaikkan dan menurunkan nilainya).
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menunjukkan besarnya hubungan antara perilaku wajib pajak dengan pengajuan pajak elektronik di KPP Pratama Ciamis. Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi keadaan (naik dan turun) variabel dependen (Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Ciamis), bila dua atau lebih variabel independen (Perilaku Wajib Pajak dan E-Filing) dijadikan indikator. Menurut Sugiyono (2015:66), paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti, yang juga mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang ingin dijawab oleh penelitian; teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis serta teknik statistik yang akan digunakan.
Koefisien korelasi parsial antara X1 dan Y, jika X2 dianggap konstan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Koefisien korelasi parsial antara X2 dan Y, jika X1 dianggap konstan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Rancangan Uji Hipotesis
Penentuan tingkat signifikansi ditentukan dengan derajat kebebasan (dk) 5% = n-k-1, untuk menentukan t-tabel sebagai zona penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dianggap cukup mewakili hubungan antar variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian. Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen (Perilaku Wajib Pajak dan Pengajuan Elektronik) terhadap variabel dependen.
Ditentukan dengan 5% derajat kebebasan (dk) penyebut = n – k – 1, untuk menentukan ftabel sebagai daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Uji f digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara perilaku wajib pajak dan E-filing terhadap penerimaan pajak. Oleh karena itu Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara Perilaku Wajib Pajak dan E-filing terhadap Penerimaan Pajak.
Oleh karena itu Ho ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara perilaku wajib pajak dan pengarsipan elektronik terhadap penerimaan pajak. Rumus uji f yang digunakan adalah sebagai berikut: r = Koefisien korelasi berganda k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah anggota sampel d) Kriteria pengujian. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi fhitung dengan pernyataan apabila signifikansi > 5% maka Ha ditolak dan membandingkan nilai f hitung dengan ftabel.. gt; Ftabel maka Ha diterima dan sebaliknya.
Ftabel < Ftabel dengan ɑ = 5% maka Ha ditolak yang berarti tidak signifikan Fhitung > Ftabel dengan ɑ = 5% maka Ha diterima yang berarti signifikan e) Menarik kesimpulan.