• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV "

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA di MI NU Khoiriyyah Bae Kudus didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP). Alokasi waktu kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA di MI NU Khoiriyyah Bae Kudus adalah 2 x 60 menit per minggu.

Deskripsi Data Penelitian Faktor Pendukung Maupun Penghambat pada Pengimplementasian Model Pembelajaran

Seperti yang diamati oleh peneliti di MI NU Khoiriyyah Bae Kudus, dalam pembelajaran IPA guru banyak menggunakan model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran berbasis proyek, dimana model ini menggunakan proyek sebagai titik tolak kegiatan belajar mengajar. . Kemudian guru membentuk kelompok, kemudian siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktik, kemudian guru mempraktikkan langkah-langkah pengerjaan proyek, kemudian siswa mengikutinya. Faktor pendukung model pembelajaran berbasis proyek ini adalah guru mata pelajaran yang profesional dibidangnya, siswa yang antusias dan bermotivasi tinggi, serta fasilitas pendidikan yang sangat memadai, sedangkan faktor penghambatnya adalah tidak banyak siswa yang mampu berpikir kritis dan mengemukakan pendapat dan pendapat. kurangnya dukungan orang tua, belajar di rumah." 109.

Faktor pendukungnya adalah guru yang mumpuni di bidangnya, semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran ilmiah, motivasi siswa yang baik, dan fasilitas pengajaran yang memadai sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya kemampuan guru mempresentasikan proyek, belum banyak siswa yang mampu berpikir kritis, dan waktu yang tidak mencukupi untuk pembelajaran berbasis proyek ini.”110. Hasil positif yang kami peroleh dari pembelajaran berbasis proyek adalah aktivitas, pentingnya kerja sama tim, dan perolehan pengetahuan baru. Sedangkan hasil negatif yang kami dapatkan dari model pembelajaran berbasis proyek adalah teman yang IQ-nya kurang, hanya bisa melihat, tidak mengomentari apapun, mengandalkan teman pintarnya, yang lain hanya berbicara.”111.

Melihat faktor pendukung dan penghambat model pembelajaran project learning pada mata pelajaran IPA di MI NU Khoiriyyah Bae Kudus dapat mendorong guru dan siswa.

Analisis Data Penelitian

Analisis Data Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam Memupuk Minat Belajar Siswa pada Mata

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru membutuhkan model pembelajaran dan penggunaannya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran. Dalam hal ini model pembelajaran yang digunakan guru adalah model pembelajaran Project Based Learning. Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan fenomena kehidupan nyata sebagai langkah untuk mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa ke dalam kegiatan dunia nyata.

Dalam pembelajaran berbasis proyek, penyelesaian proyek didefinisikan sebagai proses atau upaya untuk menyelesaikan tugas atau situasi nyata. Seperti yang diamati oleh peneliti MI NU Khoiriyyah Bae Kudus, pada saat pembelajaran IPA guru menggunakan pelajaran yang berbeda salah satunya adalah pembelajaran berbasis proyek, dimana guru membagi pembelajaran menjadi beberapa kelompok, kemudian siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk untuk mempraktekkan, kemudian guru terlebih dahulu mempraktekkan langkah-langkah pengerjaan proyek, kemudian siswa. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat diterapkan dengan membagi kelompok-kelompok kecil di dalam kelas, yaitu disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada, jika ada 25 siswa maka dapat dibagi menjadi lima kelompok.

Secara umum model pembelajaran diartikan sebagai perencanaan atau perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran di tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, meliputi tujuan pengajaran, tahapan kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Dalam mata pelajaran IPA diperlukan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan agar siswa dapat dengan cepat memahami apa yang disampaikan oleh guru mata pelajaran.

Oleh karena itu penulis mencoba agar penerapan model pembelajaran berbasis proyek lebih efektif, karena pada prinsipnya semua model pembelajaran efektif, tinggal bagaimana guru mengoptimalkan model pembelajaran tersebut. Peran guru disini sangat penting untuk menjalin hubungan komunikasi dengan siswa melalui model pembelajaran berbasis proyek. Menurut guru mata pelajaran, hasil penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) lebih baik dan pengembangan minat belajar siswa jauh lebih baik dan efektif.

Dalam proses pembelajaran berbasis proyek, siswa belajar bahwa bekerja dalam tim dan kolaborasi penting untuk menggambarkan proses kognitif yang berguna untuk menjelajahi lingkungan, memahami masalah, menangkap dan menganalisis data kunci, dan berkolaborasi dalam solusi. Guru dapat menggunakan teknik pembelajaran kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok ini pada langkah-langkah berbeda dalam siklus pembelajaran berbasis proyek untuk menyatukan ide, berbagi hasil pembelajaran, dan mempresentasikan ide. Menerapkan pembelajaran berbasis proyek Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong integrasi dan keterlibatan siswa dalam penyelesaian proyek.

Analisis Data Faktor Pendukung Maupun Penghambat Pada Pengimplementasian Model Pembelajaran Project Based

Seorang guru memiliki peran untuk membimbing siswa dan menciptakan kondisi belajar yang menarik. Untuk mencapai hal ini, guru membatasi metode konvensional sebanyak mungkin dan mencoba mengeksplorasi metode lain yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Ketika guru tidak siap dan tidak memiliki pemahaman yang baik tentang materi pelajaran, sehingga metode pengajaran tidak jelas, yang menyebabkan siswa enggan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di MI NU Khoiriyyah Bae Kudus, terdapat banyak faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA di MI. NU Khoiriyyah Bae Kudus. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan peneliti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru IPA MI NU Khoiriyyah Bae Kudus dapat dikategorikan sangat baik dalam pengelolaan kelas sehingga penggunaan model pembelajaran project learning semakin meningkat. Siswa merupakan faktor pendukung dalam penggunaan model pembelajaran proyek dalam mengembangkan minat belajar siswa, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di MI NU Khoiriyyah Bae Kudus, siswa begitu antusias dan penuh perhatian dalam belajar.

Peristiwa tersebut tidak luput dari peran guru yang mampu membuat pembelajaran menjadi menarik dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengajar siswa, dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi sebagai sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan sumber belajar lainnya. Oleh karena itu, pembelajaran memperhatikan bagaimana cara mengajar siswa dan bukan apa yang dipelajari siswa.119 c.

Penyediaan bahan ajar untuk siswa seperti buku pelajaran, LKS IPA dan buku-buku terkait lainnya sangat memudahkan guru ketika harus menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat menyimak dan mengamati proses pembelajaran dengan baik. Ketika bahan ajar dibuat oleh guru, kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik sehingga dapat membekas dalam diri siswa. Prasarana meliputi faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, di MI NU Khoiriyyah Bae Kudus terdapat fasilitas belajar yang dapat dikatakan terpenuhi misalnya kondisi kelas yang kondusif, tersedianya media pendukung kegiatan pembelajaran berupa LCD, dan terdapat media berupa kerangka hewan dan manusia sehingga siswa dapat merasa nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran.

Siswa juga dapat menjadi kendala dalam kegiatan belajar mengajar, karena setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Melalui pengamatan peneliti, terlihat jika masih ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan dan mengabaikan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, agar kegiatan belajar mengajar dapat memberikan hasil yang maksimal, guru harus mengetahui karakter siswa 122 c.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperkaya penelitian yang penah dilakukan sebelumnya tentang keterkaitan antara variabel-variabel kepemimpinan transformasional,