• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 bab ii kajian pustaka, kerangka pikir dan hipotesis penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "6 bab ii kajian pustaka, kerangka pikir dan hipotesis penelitian"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar siswa berada pada kategori baik yaitu pada interval 64-70. Dengan kata lain, tingginya gaya belajar siswa juga dibarengi dengan tingginya hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VI MI Miftakhul Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan Semarang. Hipotesis penelitian ini terjawab yaitu “ada hubungan positif antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV MI Miftakhul Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan Semarang”.

Hasil Belajar

Sama seperti orang yang membutuhkan musik untuk menemani belajar, orang lain juga tidak dapat berkonsentrasi kecuali mereka berada di ruangan yang sunyi. Ada siswa yang membutuhkan lingkungan kerja yang tertata dan rapi, namun ada pula yang lebih memilih untuk meletakkan segala sesuatunya agar terlihat. Menurut David Kolb, setiap orang mempunyai dan mengembangkan gaya belajarnya masing-masing, yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau kebiasaan dan berkembang seiring berjalannya waktu dan pengalaman.”

Gaya belajar ini dipengaruhi oleh bidang yang kita geluti, sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan kita dalam meraih prestasi. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu: 1) Faktor dalam diri siswa, termasuk kemampuan yang dimilikinya. motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor sosial ekonomi, fisik dan psikis.

Kognitif

Misalnya saja hasil belajar yang perlu dikuasai siswa adalah siswa dapat menghitung jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2005. Untuk memperoleh atau mencapai keterampilan menghitung jumlah penduduk, siswa harus terlebih dahulu memahami rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah penduduk, kemudian siswa menerapkan rumus tersebut dalam menghitung jumlah penduduk Indonesia tahun 2005. Hasil analisis pembelajaran adalah kemampuan menyelesaikan dan mendeskripsikan suatu kesatuan atau keseluruhan kesatuan menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai makna.

Hasil belajar analisis ditunjukkan dengan kemampuan mendeskripsikan atau mendeskripsikan atau merinci suatu materi atau situasi menjadi bagian, unsur, atau komponen yang lebih kecil sehingga terlihat jelas hubungan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain. Hasil belajar sintetik adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan menggabungkan beberapa jenis informasi yang terpisah menjadi suatu bentuk komunikasi yang baru dan lebih jelas dari sebelumnya. Hasil belajar evaluatif adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan mengambil keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pertimbangan atau kriteria yang digunakan.

Dari sudut pandang siswa, ada dua sumber kriteria yang dapat digunakan: kriteria yang dikembangkan oleh siswa sendiri dan kriteria yang diberikan oleh guru. Bloom membagikan hasil belajar evaluasi berdasarkan pertimbangan berdasarkan bukti internal dan berdasarkan kriteria eksternal.

Afektif

Seorang siswa dikatakan mempunyai sikap responsif apabila siswa tersebut telah menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan, persyaratan atau perintah serta berperan aktif dalam berbagai kegiatan. Contoh rumusan tujuan yang memerlukan kemampuan respon siswa antara lain melaksanakan kerja kelompok, menyumbangkan pendapat dalam diskusi kelompok, membantu teman yang mengalami kesulitan. Seorang siswa dikatakan mempunyai sikap hormat apabila siswa tersebut memperlihatkan perilaku menerima suatu nilai, mengapresiasi suatu benda atau kegiatan, menyetujui suatu kesepakatan, mengapresiasi suatu karya seni, mengemukakan pendapat atau gagasan, bersikap positif atau negatif terhadap sesuatu. sesuatu, mengenali sesuatu.

Contoh rumusan tujuan yang menunjukkan sikap menghargai adalah menyelesaikan tugas tepat waktu, menolak diajak bekerjasama dalam hal yang tidak baik, dan tidak menertawakan pendapat teman. Siswa dianggap menguasai sikap pada tahap pengaturan diri apabila siswa telah menunjukkan keterampilannya. Contoh pernyataan tujuan yang termasuk dalam kategori ini antara lain menyadari kelebihan dan kekurangan diri, bertanggung jawab atas aktivitas, menyelaraskan hak dan kewajiban.

Siswa dianggap menguasai kemampuan tersebut apabila siswa telah menunjukkan rasa percaya diri, disiplin pribadi dan mampu mengendalikan perilakunya sehingga tercermin dalam gaya hidupnya. Contoh pernyataan tujuan yang termasuk dalam kategori ini antara lain siswa disiplin dalam menggunakan waktu luang, mengemukakan pendapat dengan sopan, membiasakan hidup sehat.

Psikomotorik

Kembali pada gerakan memukul bola, siswa dianggap menguasai keterampilan ini apabila menunjukkan posisi tubuh yang benar dalam memukul bola. Kemampuan melakukan gerakan terbimbing mengacu pada kemampuan individu dalam melakukan gerakan sesuai prosedur atau sesuai petunjuk instruktur atau pelatih. Seorang pembelajar dianggap menguasai suatu keterampilan pada tahap ini apabila gerakan yang dimodelkan telah ditiru atau dicoba hingga gerakan yang benar dikuasai.

Sekiranya pada tahap kesediaan pelajar memukul bola hanya dengan pendirian yang betul, maka pada tahap pergerakan terarah pelajar boleh meniru pergerakan jurulatih dalam memukul bola dengan betul. Kemahiran motor pada tahap ini merujuk kepada kebolehan individu melakukan tindakan yang kelihatan seperti automatik. Berkenaan dengan kebolehan memukul bola, murid tersebut dianggap telah menguasai kemahiran ini apabila murid telah menunjukkan kebolehan memukul bola dengan lancar, mudah dan konsisten.

Siswa dianggap menguasai kemampuan pada tingkat ini apabila siswa melakukan tindakan tanpa ragu-ragu dan otomatis. Otomatisitas di sini mengacu pada kemampuan individu untuk bertindak sesuai dengan situasi atau masalah.

Faktor internal

Untuk menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus memperhatikan materi yang dipelajarinya, jika materi tersebut tidak diminati siswa maka timbul rasa bosan dan tidak lagi menikmati belajar. Misalnya, orang yang bisa mengetik dengan baik akan bisa mengetik dengan lancar lebih cepat dibandingkan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang tersebut. Kematangan merupakan suatu tingkatan atau tahapan dalam pertumbuhan seseorang dimana organ-organ tubuhnya siap untuk melakukan keterampilan baru.

Misalnya kaki anak siap berjalan, tangan dan jari siap menulis, otak siap berpikir abstrak, dan sebagainya. Kedewasaan bukan berarti anak dapat terus menerus melakukan aktivitas, untuk itu diperlukan latihan dan pelajaran. Kemauan ini berasal dari dalam diri seseorang dan juga berkaitan dengan kedewasaan, karena kedewasaan berarti kesiapan dalam melakukan keterampilan.

Kelelahan fisik terjadi karena adanya kekacauan pada pembakaran zat-zat di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang mengalir dengan lancar di bagian tertentu. Sedangkan kelelahan spiritual dapat dilihat sebagai kelesuan dan kebosanan, sehingga hilang minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu.

Faktor eksternal

Kelelahan ini dirasakan di kepala disertai pusing sehingga sulit berkonsentrasi, seolah otak sudah tidak kuat lagi untuk bekerja. Permukiman siswa yang kumuh, tingginya pengangguran dan anak-anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Setidaknya, siswa kesulitan ketika membutuhkan teman belajar, diskusi, atau sumber belajar yang belum mereka miliki. Ketegangan keluarga, karakteristik orang tua, demografi keluarga (lokasi rumah), dan manajemen keluarga semuanya dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

Hubungan yang harmonis antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak atau adik akan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik. Lingkungan sekitar yang alami, seperti udara segar, tidak panas atau dingin, cahaya yang tidak terlalu terang/kuat, atau tidak terlalu redup/gelap, suasana sejuk dan tenang. Pertama, perangkat keras (hardware) seperti gedung sekolah, alat pembelajaran, sarana pembelajaran, lapangan olah raga dan lain sebagainya. seperti kurikulum sekolah, peraturan sekolah, buku panduan, kurikulum dan lain sebagainya. e) Faktor mata pelajaran (apa yang diajarkan kepada siswa).

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu pula dengan metode mengajar guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Agar guru dapat memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode pengajaran yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi siswa.

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Sejalan dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi bahasa dan sastra Indonesia menurut Kementerian Pendidikan Nasional adalah: Sejalan dengan pemikiran di atas, maka tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia menurut Mulyasa adalah untuk siswa. untuk memiliki keterampilan berikut. Dan dari segi psikologis, fungsi bahasa Indonesia adalah untuk mempercepat proses sosialisasi diri dan sebagai alat penjelasan diri.

Menurut kurikulum pada tingkat satuan pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional disebutkan bahwa ruang lingkup bahasa Indonesia mencakup komponen keterampilan berbahasa dan sastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) mendengarkan 2) berbicara 3) membaca 4) menulis. Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di sekolah dasar. Kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dalam bahasa Indonesia pada kelas 1 sampai dengan kelas 6 sekolah dasar.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (dalam Rabuni, dkk), pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik lisan maupun tulisan, serta standar kompetensi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia Diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya.

Pengertian Menulis a. Pengertian menulis

Apapun metode yang dipilih dalam menyusun bahan ajar wacana, harus memenuhi syarat kriteria pemilihan wacana. Artinya untuk menarik kesimpulan yang benar harus dilakukan penalaran yang cermat berdasarkan pemikiran yang logis. Artinya, kita melakukan kegiatan menulis dalam tahapan yang berbeda-beda, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.”

Yang dimaksud dengan bahan tertulis adalah segala informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Materi pengalaman dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu melalui observasi langsung atau melalui membaca. Pada tahap ini, kami mempertimbangkan setiap topik dalam kerangka yang telah disiapkan.

Artinya kita harus bisa memilih kata dan istilah yang tepat agar pembaca memahami gagasannya dengan benar. Pada tahap ini dikaji secara menyeluruh logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, catatan kaki dan daftar pustaka, dan sebagainya.

Kerangka Pikir

Dalam kegiatan belajar, siswa menggunakan gaya belajarnya agar mudah menerima pelajaran yang diberikan guru. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, alangkah baiknya siswa mengoptimalkan gaya belajarnya dan guru memperhatikan gaya belajar siswa agar siswa mudah menerima informasi yang disampaikan dari guru. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirGaya Belajar Visual
Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirGaya Belajar Visual

Hipotesis Penelitian

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirGaya Belajar Visual

Referensi

Dokumen terkait

Abstract- The aim of this paper is to study of dependence of EL brightness on the applied voltage and dependence of threshold voltage on temperature of ZnS: Mn thin film EL devices The